NovelToon NovelToon
Erick-Melina Dosen Dan Mahasiswinya

Erick-Melina Dosen Dan Mahasiswinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Dosen / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Greta Ela

Melina Lamthana tak pernah merencanakan untuk jatuh cinta ditahun pertamanya kuliah. Ia hanya seorang mahasiswi biasa yang mencoba banyak hal baru dikampus. Mulai mengenali lingkungan kampus yang baru, beradaptasi kepada teman baru dan dosen. Gadis ini berasal dari SMA Chaya jurusan IPA dan Ia memilih jurusan biologi murnni sebagai program studi perkuliahannya dikarenakan juga dirinya menyatu dengan alam.

Sosok Melina selalu diperhatikan oleh Erick seorang dosen biologi muda yang dikenal dingin, cerdas, dan nyaris tak tersentuh gosip. Mahasiswi berbondong-bondong ingin mendapatkan hati sang dosen termasuk dosen perempuan muda. Namun, dihati Erick hanya terpikat oleh mahasiswa baru itu. Apakah mereka akan bersama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Greta Ela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Sore hari ketika jadwal pulang kuliah. Saat Erick baru saja keluar dari gedung fakultas menuju parkiran, langkahnya terhenti di dekat gerbang samping.

Dari balik pilar, ia melihat Bunga dan Devano sedang berbincang serius sambil berjalan menuju minimarket yang berada tepat di seberang kampus.

"Bunga, kita harus beli buah-buahan yang segar untuk Melina, kan? Jeruk atau apel mungkin bagus untuk daya tahannya. Aku akan ikut ke apartemenmu untuk mengantarnya," ujar Devano dengan nada suara yang penuh kekhawatiran yang tulus.

Bunga mengangguk.

"Iya, Dev. Melina kalau sudah sakit memang susah makan. Untung kamu ingatkan soal buah."

Erick yang mendengar percakapan itu dari kejauhan merasa dadanya sesak. Ia meremas kunci mobil di dalam saku jasnya.

Kekasihnya sedang sakit, namun pria lain yang secara terang-terangan menunjukkan perhatian sebesar itu.

Ia masuk ke dalam mobil, membanting pintu dengan cukup keras, lalu terdiam di balik kemudi. Ia merenung, menatap kosong ke arah jalanan. Inilah konsekuensi yang harus ia tahankan karena mencintai mahasiswinya sendiri. Cinta yang terhalang status, sementara orang seperti Devano bebas menunjukkan perhatiannya pada Melina.

Di minimarket, Devano dengan teliti memilih apel merah terbaik. Ia juga mengambil madu, vitamin, dan beberapa makanan sehat lainnya. Setelah membayar, mereka berjalan menuju depan kompleks apartemen Melina.

"Bunga, ini titip buat Melina ya. Sampaikan salamku, semoga dia cepat sembuh. Bilang padanya, itu buah apel dariku, tolong dimakan ya," ucap Devano sambil menyerahkan kantong plastik besar berisi buah-buahan.

Ia sadar diri bahwa sebagai laki-laki, ia tidak bisa masuk sembarangan ke unit apartemen mahasiswi, apalagi sudah sore.

Devano kemudian pulang dan segera mengirimkan pesan DM ke Instagram Melina.

@Devano12: "Mel, itu tadi aku titip buah apel sama Bunga. Jangan lupa dimakan ya supaya cepat sehat."

Melina melihat notifikasi itu muncul di layar ponselnya, namun ia tidak langsung membalasnya. Ia membiarkan ponsel itu tergeletak begitu saja.

Hatinya masih terasa sakit karena Erick mematikan telepon secara tiba-tiba tadi siang. Ia merasa diabaikan, merasa bahwa Erick lebih mementingkan formalitas kampus daripada perasaannya yang sedang hancur karena demam.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Bunga masuk dengan wajah ceria.

"Mel, lihat nih! Devano titip banyak banget buat kamu. Ada apel, ada madu juga. Dia khawatir banget tadi di kampus," ujar Bunga sambil meletakkan kantong itu di meja belajar Melina.

Melina yang sedang bersandar di bantal dengan wajah pucat tiba-tiba merasa emosinya meluap. Tekanan dari Erick, rasa sakit tubuhnya, dan rasa bersalah karena menyembunyikan rahasia besar membuat mentalnya tidak stabil.

"Kenapa sih kamu harus bawa-bawa dia ke sini?" sentak Melina dengan nada tinggi.

"Aku nggak butuh buah itu, Bunga! Aku cuma mau istirahat, jangan ganggu aku!"

Bunga tersentak. Matanya sedikit berair tidak percaya.

"Mel... aku dan Devano cuma mau bantu. Kenapa kamu jadi kasar begini?"

Melina memalingkan wajahnya, memejamkan mata rapat-rapat. Bunga yang merasa sakit hati akhirnya terdiam, ia meletakkan obat penurun demam di atas meja lalu keluar dari kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Keheningan yang menyakitkan hingga sore hari.

Menjelang malam, efek obat penurun panas mulai bekerja. Keringat dingin keluar dari tubuh Melina, dan pikirannya mulai sedikit jernih. Ia merasa sangat berdosa pada Bunga. Sahabatnya itu telah mengurusnya sejak pagi, dan ia malah membalasnya dengan bentakan.

Dengan berani, Melina keluar dari kamar dan menemukan Bunga sedang duduk didapur menyiapkan makan malam.

"Bunga..." panggil Melina lirih.

"Maafkan aku ya. Tadi aku terbawa emosi karena pusing banget. Aku nggak bermaksud kasar sama kamu."

Bunga menoleh, melihat wajah Melina yang tampak menyesal, hatinya langsung luluh. Ia memeluk Melina.

"Nggak apa-apa, Mel. Aku tahu kamu lagi sakit. Udah, jangan dipikirin lagi. Makan ya buahnya? Devano tulus lho kasih itu."

Melina mengangguk lemah. Demi menghargai Bunga, ia akhirnya membalas pesan Devano dengan singkat.

@Melinaa_: "Iya."

Hanya satu kata, namun cukup bagi Melina untuk menggugurkan kewajibannya sebagai teman yang sopan. Sepanjang malam itu, Bunga merawat Melina dengan penuh perhatian, menyuapinya bubur hangat dan memastikan Melina tidur dengan nyaman.

Sekitar pukul sepuluh malam, suasana apartemen sudah sunyi. Bunga sudah tertidur pulas di ranjangnya. Melina terbangun, suhu tubuhnya sudah mulai normal meski badannya masih terasa lemas. Ia teringat ponselnya. Saat ia menyalakan layar, ada panggilan masuk dari Erick.

Melina turun dari kasur, membawa ponselnya keluar kamar dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Ia duduk di balkon kecil apartemennya, menghirup udara malam yang dingin. Ia menekan tombol panggil kembali.

"Halo..." suara Melina berbisik.

"Bagaimana keadaanmu? Sudah mendingan?" suara Erick terdengar perhatian.

"Sudah sedikit turun demamnya," jawab Melina datar.

"Tadi... apa benar Devano memberimu buah?" tanya Erick tiba-tiba. Suaranya terdengar berat, menahan rasa tidak suka.

Melina menghela napas.

"Iya. Dia titip lewat Bunga. Aku hanya makan satu tadi."

Hening sejenak di seberang telepon. Melina bisa mendengar napas berat Erick.

"Hanya satu? Seharusnya kamu tidak perlu memakannya sama sekali, Melina. Saya ingin saya yang ada di sana, saya yang membelikanmu buah, saya yang menyuapimu obat. Saya benci melihat bahwa anak itu berani lebih maju dariku hanya karena dia teman sekelasmu."

"Erick, tolong jangan mulai lagi," keluh Melina.

"Aku sedang sakit, aku tidak punya energi untuk berdebat soal cemburumu."

"Maaf..." suara Erick melunak.

"Aku hanya merindukanmu. Sangat merindukanmu. Bersabarlah, setelah UAS ini, aku akan membawamu pergi jauh dari mereka untuk beberapa hari."

Mereka berbicara selama hampir satu jam melalui telepon. Erick menceritakan betapa sulitnya fokus di ruang dosen tadi, sementara Melina menceritakan betapa ia merasa bersalah pada Bunga.

Di tengah percakapan itu, rasa sakit hati Melina karena telepon yang diputus tiba-tiba tadi siang perlahan menghilang, digantikan oleh rasa ketergantungan yang semakin dalam pada sang dosen.

Tepat pukul sebelas malam, Melina mengakhiri telepon.

"Erick, udah dulu ya. Aku mau istirahat."

"Besok kamu sudah masuk kelas atau belum?" tanya Erick

"Aku tidak tahu Erick. Demamku naik turun. Mungkin aku akan masuk ketika UAS dua hari lagi." jawabnya

Erick merasa tersiksa karena tidak bisa melihat wajah sang kekasih dikampus.

"Baiklah. Selamat malam. Aku mencintaimu." ujar Erick diakhir telepon dan mematikan sambungan sebelum sempat Melina menjawab

"Hhhh Erick, sampai kapan kita akan seperti ini." gumamnya pelan.

Ia masuk kembali ke kamarnya dengan hati-hati. Ia melirik ke arah ranjang Bunga yang selimutnya sedikit terbuka, memastikan sahabatnya itu tetap tertidur.

Berhasil. Melina kembali ke tempat tidurnya, menyelimuti dirinya, dan akhirnya bisa tertidur dengan senyum kecil di bibirnya.

1
Han Sejin
🤣🤣 temanya sama kaya punyaku 🤭 semangat ya, di tunggu update terbarunya.
Milkysoft_AiQ Chhi
🤔🤔🤔
Atelier
cepet sembuh ya Mel
Atelier
ini ujian🤭 pak...
Atelier
iya kadang emang begitu kok Mel
Tina
Jangan macam² ya erick, gw sentil ginjal lo nanti 🙄
Tina
paham rasanya jadi melina, energi terkuras karena frekuensi mereka tak sama 😌
Tina
ckckck erick, bisaan milih gaun kyak gitu.. apa maksudmu??🙄
Greta Ela🦋🌺: Author juga ga tau kak🤭
total 1 replies
Tina
so sweet banget kamu pak 😄
Tina
aku penggemar cowok gepeng, dan ini asli guanteng 😊
Atelier
jangan Erick!
Alexander BoniSamudra
jadi penasaran perbandingan harga makanan kantin SMA sama kantin Kampus 🤔
Greta Ela🦋🌺: Namanya juga anak kuliahan🤭
total 3 replies
Alexander BoniSamudra
Dosen : diluar perkiraan BMKG 😑
Alexander BoniSamudra
jadi keingat pas ujian praktek SMA😭😭😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
keknya pak Erick bentar lagi khilap deh😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
saingan baru ahay 😂😂
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
kasian aaaaa seneng kali ya🤣🤣🤣
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
eh beneran pak Erick lebih ganteng dari devano😭
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤: balik lagi dukung pak Erick ah🤣
total 2 replies
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
panas gak tuuhh😂
Mike_Shrye ❀∂я⒋ⷨ͢⚤
iyess satu kelompok 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!