Istriku! Oon?

Selamat Membaca 👇

Eric Alaric Wiguna, Mini Chacha Pramesti, dan Kakek Pranoto mendarat di Geneva, Swiss. Mereka segera dibawa oleh tim Marco ke sebuah safe house yang sangat tersembunyi—sebuah vila mewah di tepi Danau Geneva, tempat yang ironisnya dipenuhi dengan keamanan finansial alih-alih peluru.

Eric langsung mengisolasi vila tersebut, menyebar perangkat jammer sinyal dan pengawasan canggih. Pranoto, meskipun lelah, segera mengatur pertemuan dengan bankir Conti yang sangat tua dan sangat loyal pada tradisi klan (bukan pada Matriark).

Mini duduk di ruang tamu yang dihiasi marmer, memandang Eric yang bekerja dengan penuh ketegangan. Mini merasa takut, bukan pada Matriark, melainkan pada tanggung jawab baru sebagai pewaris takhta Conti dan Valerius.

Eric mendekati Mini. "Mini, kita aman di sini. Di Swiss, Matriark tidak bisa mengirimkan tentara. Tapi dia mengirimkan seseorang yang lebih buruk: Hantu Calabria."

Eric menjelaskan: Hantu Calabria adalah legenda urban di klan Conti—seorang pembunuh bayaran tunggal yang tidak pernah gagal, yang bergerak tanpa jejak, dikendalikan langsung oleh Matriark untuk operasi pembersihan paling sensitif. Tugas Hantu itu adalah merebut hard drive itu dan membunuh pewaris yang mengancam Matriark.

"Dia tidak hanya akan menyerang kita, Mini. Dia akan menyerang Marco dan bankir yang membantu kita," Eric berbisik, memeluk Mini sejenak. "Aku harus bernegosiasi dengan bankir itu sekarang. Kau harus tinggal di sini bersama Pranoto. Jangan keluar, jangan buka pintu."

Eric dan Pranoto pergi ke lokasi pertemuan rahasia. Mini ditinggal sendirian di vila, hanya ditemani sistem keamanan digital.

Mini mencoba mengaktifkan cincin Seguro untuk merekam sekelilingnya. Cincin itu mulai bergetar. Mini merasakan sensasi dingin yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Itu bukan ketakutan; itu adalah ketiadaan emosi—ciri khas Hantu Calabria.

Mini segera mencari Pranoto dan Eric melalui feed kamera keamanan terenkripsi.

Sementara itu, Eric bertemu dengan Alfredo, bankir klan Conti yang berumur delapan puluh tahun, di dalam gudang bawah tanah bank.

"Eric," Alfredo berbicara dengan aksen Swiss yang kaku. "Kau telah menikah dengan Valerius. Matriark telah mencabut hak warismu. Tanpa rekaman ini, kau hanyalah pengkhianat. Dan Conti Group akan dibekukan."

Eric meletakkan hard drive itu di meja. "Rekaman ini membuktikan Matriark Alessandra menyalahgunakan Dana Kontrol Aset untuk konspirasi pembunuhan. Jika Rekaman ini jatuh ke tangan regulator Swiss, Matriark akan dipenjara dan semua aset Conti Group akan dilikuidasi. Kau tidak menginginkan itu, Alfredo."

"Jadi, apa tawaranmu?" tanya Alfredo, melihat hard drive itu dengan tatapan penuh nafsu.

"Aku akan memberimu hard drive ini. Tapi kau harus mengakui Mini sebagai Signora Capo yang sah, pewaris darah Conti dan Valerius. Kami akan membersihkan klan, dan kau akan mempertahankan kekayaan Conti," Eric menuntut.

Alfredo berpikir keras. Pranoto menyela. "Dia adalah cucu biologis dari istri Matriark, Alfredo. Mini adalah kunci damai antara Valerius dan Conti. Jika kau tidak menerima Mini, kau memilih perang total."

Kembali ke vila, Mini merasakan ketiadaan emosi semakin dekat. Mini tahu Hantu Calabria sudah masuk.

Mini merangkak ke ruang pengawasan. Di monitor, Mini melihat Hantu Calabria—seorang wanita bertopeng dengan pakaian serba hitam, bergerak dengan kecepatan dan keheningan yang luar biasa. Dia telah menonaktifkan kamera utama, tetapi Mini masih memiliki beberapa feed kamera tersembunyi.

Hantu itu tidak mencari uang atau senjata. Dia mencari Mini.

Mini tahu dia harus memancingnya. Mini mengeluarkan burner phone dan mengirim pesan ke Eric: "Ketiadaan emosi di Swiss. Aku adalah umpan. Selamatkan hard drive."

Mini berlari ke ruang kerja, menyalakan alarm sederhana di dalam hard drive palsu. Mini tahu Hantu akan mendengarnya.

Hantu Calabria masuk ke ruang kerja. Mini bersembunyi di balik tirai. Hantu itu segera mengambil hard drive palsu.

Saat Hantu Calabria hendak pergi, Mini melompat keluar. Mini tidak menyerang; ia melakukan apa yang terbaik ia lakukan: psikologi Valerius.

Mini menatap mata Hantu itu, berusaha menembus ketenangan emosionalnya. "Nenek Alessandra tidak peduli padamu! Dia hanya peduli pada uang dan tahta! Dia akan membiarkanmu mati jika kau gagal!" teriak Mini.

Hantu Calabria berhenti. Untuk sepersekian detik, sebuah emosi—kemarahan—terlintas di matanya. Mini berhasil menyentuh sisi emosionalnya.

Namun, Hantu itu terlalu terlatih. Dia segera mengayunkan belati tersembunyi. Mini nyaris menghindar, tergores di bahu. Hantu itu melompat keluar jendela, membawa hard drive palsu itu bersamanya.

Saat Hantu Calabria melarikan diri, Eric menerima sinyal Mini, dan juga panggilan dari Alfredo.

"Eric, Nyonya Wiguna telah menyelamatkan kita," kata Alfredo, suaranya tegang. "Pembunuh itu baru saja melarikan diri dengan hard drive palsu. Mini menunjukkan keberanian dan pengorbanan. Aku mengakui dia sebagai Signora Capo yang sah."

Alfredo melanjutkan, "Aku akan mengaktifkan prosedur pembekuan aset Matriark. Pertarungan hukum Conti Group dimulai sekarang. Tapi kau harus tahu, Eric, Matriark sudah memiliki rencana cadangan. Dia telah menjual aset klan terbesar di Asia: Wiguna Corp. Jakarta!"

Eric terkejut. Ayahnya, Luca, mendirikan Wiguna Corp. sebagai aset legal mereka. Jika Wiguna Corp. dijual, Eric akan kehilangan basis kekuatan finansialnya di Asia.

"Siapa pembelinya?" tanya Eric dingin.

"Pembelinya adalah Klan Mafia lain yang ingin memasuki Asia. Dan Luca Wiguna sendiri yang memfasilitasi penjualannya!"

Eric menatap Pranoto dengan mata gelap. "Ayahku mengkhianatiku lagi. Kita harus kembali ke tempat semuanya dimulai: Jakarta."

Eric dan Mini, kini didukung secara finansial dan hukum oleh Conti Group (melalui Alfredo), harus segera terbang ke Jakarta untuk menghentikan penjualan Wiguna Corp. dan menghadapi Luca Wiguna, Ayah Eric yang pengkhianat.

BERSAMBUNG.

Dukung terus kisah mereka dengan Like, Comment, Share, dan Vote agar kita bisa segera menuju episode berikutnya! Terima kasih atas partisipasi Anda!