NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 25 : Ye Chen, dan Ambisinya

Seperti yang sudah diketahui, Keluarga Ye merupakan tiga kekuatan utama yang berada di Provinsi Lingga. Menguasai seluruh wilayah Kota Yan yang dikontrol penuh dari pusat mereka yang berada di bagian distrik utara.

Ye Xinghan, atau yang dikenal serigala bermata merah, adalah penguasa sah yang mewarisi kursi kepemimpinan setelah ayahnya, Ye Wushou, mangkat.

Awal kepemimpinan Ye Xinghan menemui begitu banyak rintangan. Mulai dari luar seperti gangguan dua keluarga utama, hingga dari dalam di mana sang paman--Ye Chen--mencoba merebut kursi kekuasaan tertinggi karena merasa memiliki hak yang sama.

Namun, berkat kemampuan yang dimilikinya, serta dukungan penuh para tetua membuat Ye Xinghan berhasil mempertahankan posisinya dan membawa Keluarga Ye kembali berjaya.

"..."

Waktu berlalu, tanpa terasa sudah dua puluh lima tahun sejak kejadian tersebut. Ye Xinghan muda telah tumbuh menjadi pria tangguh. Menjadi pemimpin yang sangat disegani baik di dalam ataupun di luar.

Sementara Ye Chen, dia beruntung karena tidak diberikan hukuman mati oleh para tetua. Masih hidup sampai sekarang, bahkan mencapai tingkat langit lapisan kesembilan dalam usaha terakhirnya.

Ye Chen mulai memperhatikan sikapnya. Tidak berani bertindak gegabah karena tahu banyak mata yang mengawasinya.

Dua puluh lima tahun. Itu jelas bukan waktu yang singkat, tetapi dia mampu menahan diri dengan sangat baik.

Sekarang, orang mengenalnya sebagai salah satu jajaran tetua. Memiliki suara yang diperhitungkan, dan selalu dilibatkan dalam setiap jenis pertemuan.

Seperti halnya pertemuan rutin pagi ini. Di mana Ye Chen ikut hadir bersama delapan tetua lainnya, menyimak laporan yang berhubungan dengan keberlangsungan keluarga.

"Sebelum benar-benar mengakhiri pertemuan ini, Tetua Kesembilan, engkau bilang ada sesuatu yang penting yang ingin disampaikan. Silakan, ini waktumu untuk bicara."

Begitu suara ini terdengar semua mata yang ada di aula pertemuan spontan mengalihkan pandangan kepada Ye Chen. Pria tua itu mulai tertawa ringan sembari menarik tubuh meninggalkan kursi miliknya.

"Terima kasih untuk kesempatannya, Tetua Pertama." Ye Chen mengedarkan pandangan menatap satu persatu yang hadir di aula pertemuan. Kemudian, akhir tatapannya tertuju kepada Ye Xinghan yang duduk di kursi kepala keluarga. Tersenyum licik.

"Masalah penting yang kumaksud tak lain tak bukan adalah penunjukkan putra mahkota."

Deg!

Sesaat aula pertemuan menjadi hening. Delapan tetua tidak ada yang bicara, hanya saling melempar kontak mata dengan pemikiran-pemikiran yang sulit disampaikan.

Sedangkan Ye Xinghan tampak telah mengepalkan tangan di tempat duduknya. Memaksakan diri tersenyum meski siapapun akan mengetahui itu adalah topeng yang sengaja dikenakannya.

"Apa maksud Tetua Kesembilan? Bukankah terlalu awal membicarakan masalah ini? Tubuhku tidak ada masalah, bahkan sampai sepuluh atau dua puluh tahun ke depan juga tidak akan ada masalah."

Suasana menjadi lebih tegang. Namun Ye Chen terlihat telah memperkirakan jawaban seperti itu. Dia masih sangat tenang.

"Semoga Kepala Keluarga selalu sehat dan panjang umur. Tapi terlepas dari itu, bukankah sudah sewajarnya keluarga memikirkan masa depan? Tentu perlu menyaring calon pemimpin yang benar-benar pantas untuk menjadi kepala keluarga selanjutnya. Jangan sampai memilih pemimpin yang salah, bukankah begitu, Kepala Keluarga?"

Api tetaplah api. Meskipun telah padam, hanya perlu sedikit percikan untuk menyalakannya kembali.

Ambisi itu masih ada. Ye Chen tidak pernah benar-benar menyerah terhadap kursi kepala keluarga. Dirinya sendiri tidak bisa, tapi Ye Zhiyang memiliki kesempatan.

Tidak masalah mereka tidak memiliki hubungan darah secara langsung. Ye Zhiyang adalah anak dari keponakan istrinya, dan sejak kecil telah mengikutinya hingga selalu menuruti ucapannya. Jauh lebih baik daripada kursi kepala keluarga jatuh ke Ye Lin, anak Ye Xinghan dari wanita yang dicintainya.

"..."

"Setelah bertahun-tahun apa akhirnya paman 'baik' ku ini tidak menahan diri lagi? Ingin mendukung terang-terangan?"

Ye Xinghan berbicara sinis dalam hati. Sebagai seseorang yang memiliki pemikiran yang dalam tentu dia tahu maksud Ye Chen mengatakan semua itu. Tak lain tak bukan untuk menjadikan putra keduanya sebagai calon kepala keluarga.

Bukan hanya Ye Xinghan, para tetua juga menyadarinya. Namun tidak semua berpikir jika itu hal buruk untuk keluarga. Terlebih mereka harus benar-benar memilih pemimpin yang sesuai sebagai masa depan keluarga, dan Ye Zhiyang juga keturunan langsung dari kepala keluarga saat ini yang mana itu tidak menentang aturan.

"Kepala Keluarga, mungkin tidak ada salahnya membahas masalah ini lebih awal," ucap Ye Han, atau yang lebih dikenal sebagai Tetua Pertama.

Tujuh tetua lain satu persatu menganggukkan kepala, sementara Ye Chen tampak puas berdiri di tempatnya.

Blam!

Ye Xinghan memukul pegangan kursi dengan tenaga menyebabkan suara dentuman yang nyaring.

"..."

Tangannya terkepal, tetapi sungguh lidahnya kelu tak bisa berkata karena terlalu marah.

"Kami semua hanya mengkhawatirkan masa depan keluarga, mohon Kepala Keluarga dapat memahaminya," kata Ye Chen, diam-diam tersenyum.

Pada akhirnya, Ye Xinghan tidak bisa menolak gagasan tersebut dan berjanji akan mengumumkan calon kepala keluarga dalam kurun waktu satu tahun.

"Jadi bagaimana, apa Tetua Kesembilan merasa waktu ini terlalu lama?"

"Kepala Keluarga sangat bijak. Kami akan menunggu dengan sabar sampai hari itu tiba, dan berharap Kepala Keluarga akan memilih penerus berdasarkan kemampuannya."

Ye Chen menekankan beberapa kata terakhir yang jelas memberitahukan niatnya. Namun seolah tak peduli tentang hal itu dia merasa percaya diri jika hanya ada satu penerus yang pantas menjadi kepala keluarga. Dia adalah Ye Zhiyang.

1
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Dinata Tea
ayo thor, bagus cerita nya, cuma uo nya yg sedikit 🤭🔥🔥🔥
Dinata Tea
ayo thor sekali kali crazy up🔥🔥🔥
Andipujiwahono
mantap thor👍 ayo update lg 💪 seru thor
Andipujiwahono
ayo update lg kok cuma 1 💪👍🙏
Andipujiwahono
thor kok gk update lg
Dinata Tea
lanjutkan thorrrr🔥🔥🔥
DARIZ
lanjut
Nanik S
bikin babak belur saja
Nanik S
Layani saja tantangan Ye Zhiyang.. kalau perlu dibuat cacat.. biar ibunya tau rasa
Nanik S
Mantap
Nanik S
Beneran.. keren veritanya hidup
Nanik S
Tooooop
Nanik S
Cerita ini benar benar bagus
Nanik S
Karena Ye Lin yang sekarang bukan ye Lin yg dulu
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Otak Ye Lin memang Jenius
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!