NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 Dewi Menemui Lily

Hari demi hari berlalu, Lily, Rosa dan Toni menjadi semakin akrab. Terkadang mereka bertemu seminggu sekali karena jadwal kesibukan masing-masing. Tiga bulan berlalu Hans dan Dewi kini telah resmi menikah, Hans tinggal bersama Dewi di rumah Dewi, sedangkan Mawar dan ibunya tinggal bersama di rumah Hans. Kebahagiaan terpancar di wajah Dewi karena telah resmi menjadi istri Hans. Semenjak Dewi menikah dengan Hans, hubungan Dewi dan Mawar menjadi renggang. Mawar juga telah lulus dan meraih gelar sebagai dokter umum. Sesekali Hans mengunjungi ibunya di rumah bersama Dewi, namun Mawar tidak pernah merespon kedatangan Dewi. Hari itu adalah hari minggu, Dewi berniat mengunjungi Lily, namun Dewi tidak memberitahu Hans. Karena Dewi tahu Hans tidak akan mengijinkannya.

Dewi: "Aku keluar sebentar, ya, mas." ucapnya.

Hans: "Ke mana, Wi?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Dewi: "Aku ingin belanja." sahutnya berbohong.

Hans: "Apakah perlu aku temani?" tanyanya dengan penuh perhatian.

Dewi: "Tidak usah, mas. Aku hanya sebentar saja, kok." sahutnya.

Hans: "Baiklah, sayang. Hati-hati, ya." ucapnya sambil mencium kening istrinya. Dewi berjalan pelan keluar dari rumahnya, dia masuk ke dalam mobil dan melaju dengan mobilnya menuju ke rumah Lily. Saat itu Mawar dan ibunya juga kebetulan berada di rumah Lily. Walaupun Lily dan Hans telah berpisah, namun hubungan Mawar, Lily, dan tante Meti tetap harmonis. Mawar dan ibunya telah menganggap Lily sebagai keluarga mereka sendiri karena kebaikan hati Lily. Sore itu Mawar dan Lily serta tante Meti sedang bercanda ria di ruang depan di dalam rumah Lily. Tidak ada jarak di antara mereka.

Lily: "Selamat atas kelulusan kamu, ya, Mawar." ucapnya dengan tulus.

Mawar: "Terima kasih, kak." sahutnya.

Mawar: "Kenapa kamu tidak membuka praktek di rumah mas Hans?" tanyanya.

Mawar: "Aku masih kekurangan alat, kak." sahutnya.

Lily: "Aku akan membantumu." sahutnya sambil tersenyum tipis.

Mawar: "Maaf, kak. Tidak usah, ya." ucapnya dengan rasa tidak nyaman.

Lily: "Kenapa, Mawar?" tanyanya dengan heran.

Mawar: "Aku tidak mau merepotkan kakak lagi. Kakak harus bahagia." ucapnya sambil menggenggam tangan Lily dengan erat. Tante Meti yang duduk di samping Lily, tersenyum ke arah Lily.

Tante Meti: "Iya, Lily. Pikirkan kebahagiaanmu, nak." ucapnya dengan lembut. Lily hanya tersenyum tipis, dia terharu dengan ketulusan hati Mawar dan tante Meti. Pak Anto masuk ke dalam ruang tamu menyapa Mawar dan tante Meti.

Pak Anto: "Apa kabar, nyonya. Apa kabar, non." sapanya dengan sopan.

Mawar: "Kami baik, pak." sahutnya.

Pak Anto: "Di luar ada temannya non Mawar. Dia ingin bertemu dengan nyonya Lily, namanya Dewi." ucapnya sambil menatap ke arah Lily. Tante Meti dan Mawar saling pandang, mereka terheran-heran dengan kedatangan Dewi.

Lily : "Suruh saja masuk, pak." sahutnya dengan pelan.

Pak Anto: "Baik, nyonya." sahutnya. Pak Anto membalikkan badannya, lalu melangkah keluar menemui Dewi. Beberapa detik kemudian Dewi masuk ke dalam ruang tamu dan melihat ada Mawar dan mertuanya. Dewi tidak menyangka akan bertemu dengan Mawar dan mertuanya di rumah Lily.

Dewi: "Ada ibu dan Mawar juga, ya." ucapnya sambil menatap ke arah Mawar dan tante Meti. "Apa kabar, kak?" tanyanya sambil tersenyum ke arah Lily.

Lily: "Aku baik dan sehat." sahutnya dengan cuek. "Ada apa kamu ingin menemuiku?" tanyanya dengan ketus. Mawar dan ibunya hanya diam, mereka ingin tahu maksud kedatangan Dewi.

Dewi: "Aku ke sini untuk meminta maaf pada kak Lily. Aku sudah lama ingin ketemu denganmu, kak." ucapnya dengan pelan.

Mawar: "Permintaan maafmu sudah basi." sahutnya dengan sinis.

Dewi: "Mungkin kedatanganku tidak diharapkan. Aku hanya ingin meminta maaf secara langsung padamu, kak." ucapnya lagi. "Aku dan mas Hans sudah menikah resmi." ucapnya.

Mawar: "Kamu ingin pamer, ya." sahutnya. Mawar selalu emosi melihat Dewi. "Untuk apa, sih? Biar keren, ya?" tanyanya dengan sinis. Lily menghela nafas pendek, dia heran dengan kedatangan Dewi.

Lily: "Aku belajar melupakan masa lalu. Jangan kamu ungkit lagi, ya. Semoga pernikahanmu bahagia." sahutnya dengan lembut. "Jaga mas Hans. Semoga kamu tidak merasakan apa yang aku rasakan, Dewi." ucapnya dengan lembut namun tegas.

Dewi: "Aku hamil. Aku dan mas Hans akan memikiki seorang bayi." ucapnya sambil memegang perutnya yang masih kecil. Mawar, Lily dan tante Meti tersentak kaget. Terutama Mawar dan tante Meti, selama ini mereka jarang bertemu dengan Dewi. "Aku tidak mau kehamilanku bermasalah, kak. Aku hanya datang untuk meminta maaf." ucapnya lagi. Lily terdiam, seketika pikirannya kembali kacau dan teringat pada Hans kembali. Lily hanyut dalam pikirannya sendiri, Mawar dan tante Meti menatap wajah Lily yang sedikit pucat.

Mawar: "Sebaiknya kamu pulang, Wi." pintanya sambil menatap tajam ke arah Dewi. Tiba-tiba ponsel Dewi berdering, dan ternyata dari Hans.

Dewi: "Iya, sayang." sahutnya dengan mesra. "Aku akan pulang, sayang. Kamu tunggu aku, ya." sahutnya sambil mematikan ponselnya. Panggilan mesra Dewi kepada Hans, mengingatkan Lily kembali kepada Hans. Panggilan itu dulu miliknya dan sekarang telah menjadi milik Dewi.

Lily: "Selamat atas kehamilanmu, Dewi. Semoga kamu dan bayimu sehat." ucapnya dengan bibir yang gemetar.

Dewi: "Terima kasih, kak. Aku pulang dulu, ya." ucapnya sambil menatap wajah Lily yang kelihatan pucat. Dewi menoleh ke arah Mawar dan mertuanya. "Bu, Mawar. Aku pulang, ya." ucapnya. Dewi melangkah pelan keluar dari ruangan itu. Mawar dan ibunya hanya diam, pandangan mereka tertuju kepada Lily.

Tante Meti: "Ibu akan selalu berdoa untukmu, nak. Semoga kamu menemukan kebahagiaanmu." ucapnya dengan hati yang tulus.

Lily: "Terima kasih, bu. Aku tidak apa-apa, kok." sahutnya. Lily berusaha menutupi perasaannya yang tidak nyaman dengan perkataan Dewi.

Tante Meti: "Ibu dan Mawar pulang dulu, ya. Kamu juga harus mengunjungi ibu." ucapnya dengan lembut.

Lily: "Iya, bu. Kalian hati-hati, ya." sahutnya. Mawar dan ibunya beranjak dari duduknya, Lily memeluk mantan mertuanya dengan penuh kasih dan mengantar Mawar dan tante Meti sampai ke depan pintu rumahnya. Setelah tante Meti dan Mawar pulang, Lily masuk ke dalam kamarnya. Lily duduk di salah satu kursi panjang di dalam kamarnya, tubuhnya terasa lemas, dia di telinganya masih terngiang kata-kata mesra Dewi untuk Hans saat menelpon.

Lily: "Mereka sangat mesra." gumannya. "Ibu dan Mawar sangat perhatian dan baik terhadapku. Semuanya sia-sia, mas Hans telah pergi dariku untuk selamanya." lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca. Tidak mudah bagi Lily melupakan penghianatan Hans, sampai kapanpun rasa sakit itu masih membekas dalam hatinya.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!