Kembalinya Putri Hina

Semua tamu undangan keluar dari aula utama ikut menyaksikan keributan di luar. Tuan putri pertama berjalan perlahan mendekati wanita yang sudah bersimpuh di lantai. Tatapannya sangat dingin menusuk ulu hati wanita itu. "Seratus kematian tidak akan bisa melegakan hatiku karena kegagalan pernikahan ini."

Dai Lu istri kedua Tuan muda kedua Jiang Cheng bersujud. "Tuan putri, aku bersumpah. Semua yang aku katakan benar adanya. Aku telah menikah masuk kekeluarga Jiang sebagai istri kedua. Memiliki putri yang telah di bunuh tanpa ampun oleh mereka. Tuan putri, anda harus melihat wajah asli keluarga Jiang. Jangan mudah di bohongi wajah tanpa bersalah itu."

Tuan putri pertama menatap wajah Nyonya Jiang. Ada isyarat kuat menekan raut wajahnya.

Melihat itu Nyonya Jiang hanya bisa menghela nafas dalam. Dia menatap kearah suaminya, namun pria yang telah ia temani puluhan tahun justru memberikan anggukan. Sebagai persetujuan perintah Tuan putri pertama. "Benar. Aku yang telah memisahkan putraku dengan wanita ini. Siapa yang akan menyangka jika dia telah hamil sebelum menikah di keluarga Jiang. Sebagai seorang ibu dan Nyonya utama Jiang. Tentu saja aku harus mengatur rencana agar putraku yang polos ini terlepas dari jeratan jalang licik itu." Nyonya Jiang berlutut di hadapan Tuan putri pertama. "Kesalahan ini sudah seharusnya aku yang bertanggung jawab. Tidak ada hubungannya dengan putraku Jiang Cheng."

"Seret wanita murahan itu keluar. Cambuk seratus kali sebelum di jual ketempat budak buangan," ujar Tuan putri pertama Zhen Yu Yan tegas. Selama masih ada yang bersedia menanggung kesalahan. Dia tidak akan memperdulikan seberapa bersalahnya keluarga Jiang. Karena yang ia inginkan hanya Tuan muda kedua Jiang Cheng. "Bawa juga Ibu mertua dalam tahanan kediaman menunggu hukuman."

"Baik." Dua pengawal menyeret Dai Lu yang masih tidak terima jika pembunuh putrinya masih hidup leluasa.

"Sekalipun aku mati. Jiwa ku akan tetap datang meminta keadilan. Aku bersumpah kalian tidak akan bisa hidup tenang." Teriakan histeris wanita itu membuat sumpah serapah.

"Seret dia pergi." Bentakan Tuan putri pertama Zhen Yu Yan membuat pengawal membungkam mulut Dai Lu. Baru setelah wanita gila itu tenang tubuhnya di seret keluar secara paksa. Dengan menekan amarah juga kekesalannya. Wanita berbalutkan gaun pernikahan itu tetap bersikap tenang. "Lanjutkan pernikahannya." Meraih lengan calon suaminya menariknya masuk kembali kedalam aula utama.

Semua orang tidak bersuara berbisik pelan saja harus di pikirkan berulang kali. Para tamu undangan tidak dapat menolak keinginan Tuan putri pertama. Mereka ikut masuk melangsungkan kembali pernikahan yang terhenti.

Di antara kerumunan orang-orang, Bai Qi menatap tajam kearah setiap kejadian yang hanya seperti tamparan kecil untuk keluarga Jiang. Dengan bantuan Tuan putri pertama Zhen Yu Yan, keluarga Jiang akan sulit di jatuhkan.

Pesta berlangsung selama satu jam setelahnya tidak ada lagi pesta perayaan. Semua tamu undangan di minta untuk pergi agar masalah keluarga Jiang bisa segera teratasi.

Di dalam kereta yang melaju Bai Qi menekan kekesalannya. Dia menyibak penutup jendela dan berkata, "Sebarkan semua kejadian yang terjadi di keluarga Jiang hari ini. Kesempatan terbaik sudah hilang. Namun rumor yang beredar di masyarakat akan lebih mematikan. Jika bisa berikan tambahan untuk setiap cerita. Aku ingin dalam satu hari kejadian di kediaman Jiang tersebar di seluruh Ibu Kota."

Pengawal Song yang sudah duduk di dalam kereta mengangguk mengerti.

"Jika Dai Lu masih bisa di selamatkan. Bawa dia pergi dari Ibu Kota. Dia juga merupakan korban dari kekejam keluarga Jiang." Bai Qi mengambil lipatan uang kertas yang ada di dalam lengan sakunya. Lalu memberikannya kepada pengawal Song. "Berikan ini. Dia akan membutuhkannya."

"Baik." Pengawal Song keluar dari kereta dan melompat turun meskipun kereta masih berjalan. Dia menghilangkan di antara kerumunan orang-orang yang tengah berlalu-lalang.

Setelah hari itu kabar jika Tuan muda kedua Jiang telah menikah lagi sebelum istri pertamanya meninggal. Menyebar luas tanpa bisa di kendalikan. Nyonya Jiang juga telah mengakui jika dirinya yang sudah mengusir istri kedua putranya dari kediaman. Meskipun wanita paruh baya itu tidak mengakui jika dialah pembunuh cucunya sendiri. Namun nama baiknya telah sepenuhnya hancur.

Kabar masih simpang siur namun telah menetapkan reputasi keluarga Jiang menjadi sangat buruk di mata masyarakat. Dalam hal ini Bai Qi telah berhasil menekan kekuasaan dari keluarga Jiang. Bahkan mampu membuat Tuan putri pertama Zhen Yu Yan tidak bisa tidur dengan tenang.

Satu minggu telah berlalu tapi tetap tidak ada yang mampu menghentikan rumor yang semakin ganas. Nyonya Jiang yang awalnya hanya sebagai tawanan rumah. Kini telah di tetapkan sebagai tersangka tunggal dan di berikan hukuman kurungan selama dua tahun.

Di halaman tempat tinggal, Gadis muda yang tengah duduk santai di bawah pohon aprikot meremas kuat buku di tangannya. Bai Qi masih tidak menyangka hukuman Nyonya Jiang sangat ringan. "Lian, cari tahu pelayan wanita Rong yang selalu ada di samping Nyonya Jiang. Temukan dia."

"Baik." Pelayan Lian segera pergi mencaritahu seorang pelayan wanita dari kediaman Jiang yang telah menghilang setelah kematian Nyonya muda Bai Xue.

Wajah cantik itu menengadah menatap cahaya matahari pagi yang sangat nyaman menyentuh kulitnya. Dia menarik nafas dalam lalu menghembuskannya. "Untuk seseorang tanpa kekuasaan. Mencari keadilan seperti sebuah impian yang mustahil di lakukan." Bangkit dari tempat duduknya. Dia berdiri merasakan udara pagi menerpa tubuhnya.

Waktu silih berganti dan gadis muda dengan dendam di hatinya masih memiliki pendirian yang sama. Selama satu bulan Bai Qi ada di Ibu Kota dirinya hampir tidak pernah keluar dari kediaman. Hanya saat pernikahan Nona pertama Bai Jiao, Bai Qi keluar dari kediaman ikut menyiapkan pernikahan kakak sepupunya.

Di kediaman keluarga pertama Bai, keadaan sudah sangat ramai. Bahkan keluarga rumah tangga ketiga yang merupakan putra tiri dari Nyonya besar Bai. Juga ikut tinggal bersama Tuan pertama Bai Zheng. Kehidupan di kediaman cukup besar itu terasa sesak penuh tekanan dari semua belah pihak.

Di salah satu kursi yang ada di ruangan keluarga Bai Qi ikut menata undangan pernikahan bersama Nyonya pertama Liu Zhe.

"Bibi, apa masih ada yang harus di tulis lagi?" Bai Qi meletakkan kuas pada tempatnya. Dia meniup pelan tinta yang masih belum kering di kertas undangan pernikahan.

Nyonya pertama Liu Zhe tersenyum hangat, "Tidak. Semua sudah tertulis dengan baik. Jika kamu tidak ada di sini. Mungkin Bibi akan kesulitan menyiapkan surat undangan ini. Tulisan tanganmu sangat indah. Jika kamu bersedia. Bibi akan mendaftar kamu di salah satu akademi ternama di Ibu Kota khusus untuk gadis muda. Sayang jika tulisan seindah ini tidak bisa di asah lagi."

"Bibi, tanpa persetujuan dari Ayah dan Ibu. Akan sulit bagiku memutuskan semuanya sendiri," saut Bai Qi sembari meletakkan kertas undangan di tangannya.

"Semua yang Bibi lakukan demi kebaikan Qi er. Adik ipar pasti tidak akan menyalahkan. Jika kamu juga bersedia. Setelah pernikahan kakak pertamamu Bai Jiao. Bibi akan mendaftarkan kamu di akademi tempat kakak ketiga dan kelima mu menimba ilmu." Nyonya pertama Liu Zhe sudah tidak memiliki kesabaran untuk memberikan ikatan kuat di antara kedua keluarga yang telah mengalami keretakan.

Bai Qi hanya tersenyum memberikan tanggapan. Dan Nyonya pertama Liu Zhe menganggapnya sebagai jawaban.