NovelToon NovelToon
Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Kebangkitan Dewa Pedang Abadi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romantis / Epik Petualangan / Reinkarnasi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nugraha

Cerita ini adalah kelanjutan dari Reinkarnasi Dewa Pedang Abadi.

Perjalanan seorang dewa pedang untuk mengembalikan kekuatannya yang telah mengguncang dua benua.

Di tengah upaya itu, Cang Yan juga memikul satu tujuan besar: menghentikan era kekacauan yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu, sebuah era gelap yang pada awalnya diciptakan oleh perang besar yang menghancurkan keseimbangan dunia. Demi menebus kesalahan masa lalu dan mengubah nasib umat manusia, ia kembali melangkah ke medan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nugraha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Jejak Kenangan

Pria muda itu memandang Cang Yan dengan penuh perhatian. Melihat bagaimana pemuda di depannya tetap tenang dan tak terpengaruh oleh tekanan auranya, dia segera menyimpulkan bahwa orang ini bukanlah kultivator biasa.

Meskipun Cang Yan hanya menunjukkan kultivasi di puncak tahap Pembentukan Inti, kemampuan untuk menahan auranya menunjukkan bahwa dia memiliki sesuatu yang istimewa. Bisa jadi, pemuda ini memiliki artefak kuat yang mampu meredam aura Roh Pemula, atau mungkin fondasi kultivasinya memang luar biasa kokoh.

Sejak memasuki Kota Shengdu, Cang Yan sengaja menekan kultivasinya ke tahap puncak Pembentukan Inti. Dia berencana mengikuti turnamen antar sekte sebagai perwakilan dari Sekte Pedang Langit, dan menyembunyikan kekuatannya adalah bagian dari strateginya.

Akhirnya, pria muda itu menarik kembali auranya. Seketika, para penjaga paviliun dan Xue Er bisa bernapas lega.

"Siapa sebenarnya tamu ini Paman Lu?" tanya pria muda itu kepada penjaga paviliun.

"Mereka adalah pengunjung yang ingin membeli beberapa barang di sini Tuan Muda, tapi..." jawab penjaga paviliun itu tanpa melanjutkan kalimatnya.

Pria muda itu adalah Feng Lingshan, putra tunggal pemilik Paviliun Seribu Bilah. Dia juga merupakan salah satu murid dari Sekte Seribu Senjata, salah satu sekte peringkat ketiga dari sepuluh sekte terbesar di Benua Astral Abadi.

"Apa ada masalah dengan barang-barang di sini?" tanya Feng Lingshan dengan mata menyipit dan penuh rasa ingin tahu.

"Tidak ada yang kurang Tuan Muda," jawab penjaga paviliun, "hanya saja, barang-barang yang kami miliki tampaknya tidak cocok dengan mereka."

Feng Lingshan kemudian melirik ke arah Cang Yan dan tersenyum tipis. "Kalau boleh tahu, siapa nama Saudara dan saudari ini?"

"Namaku Li Wei, dan ini adikku, Shen Xue," jawab Cang Yan sambil menunjuk ke arah Xue Er, dia sengaja menyembunyikan nama aslinya.

"Oh, jadi Saudara Li dan Saudari Shen," kata Feng Lingshan dengan nada ramah. "Apa yang kalian cari di sini?"

"Aku membutuhkan pedang berkualitas tinggi," jawab Cang Yan singkat.

"Pedang berkualitas tinggi?" Feng Lingshan mengangkat alisnya, lalu menunjuk ke deretan pedang yang dipajang. "Apa tidak ada satu pun pedang ini yang menarik perhatian saudara Li?"

Cang Yan menggeleng kepalanya pelan. "Pedang-pedang ini semua berkualitas rendah."

Ruangan itu seketika mendadak hening. Semua orang yang berada disana mendengarkan nya dengan terkejut. Feng Lingshan mengerutkan keningnya, sementara penjaga paviliun tampak tidak percaya.

Selama ini, mereka yakin bahwa pedang-pedang di tempat ini memiliki kualitas yang unggul. Namun, di hadapan Cang Yan semua pedang itu dianggap tak lebih dari barang biasa.

Feng Lingshan menatap tajam ke arah Cang Yan, sementara Xue Er mulai merasakan ketidaknyamanan dengan suasana yang semakin menegang.

"Apa yang membuat Saudara Li bisa menyimpulkan bahwa pedang-pedang ini berkualitas rendah?" tanya Feng Ling Shan dengan nada tenang namun penuh tantangan.

Cang Yan menatap sekelilingnya lalu berkata, "Dari semua pedang di sini, hanya satu yang bisa dikategorikan sebagai pedang berkualitas menengah, itu pun nyaris setingkat dengan yang berkualitas rendah."

Tanpa berkata lebih lanjut, Cang Yan mengambil salah satu pedang dari rak dan mengalirkan energi spiritual ke dalamnya.

Dalam sekejap, retakan-retakan kecil mulai muncul di sepanjang bilah pedang tersebut, menandakan bahwa pedang itu tidak mampu menahan aliran energi yang dia berikan.

Xue Er dan penjaga paviliun terperangah melihat kejadian itu, mata mereka membelalak tak percaya. Namun, Feng Lingshan hanya mengamatinya dengan tenang, tanpa menunjukkan keterkejutan sedikit pun.

Dia memang sudah mengetahui bahwa pedang-pedang di paviliunnya untuk lantai bawah tidak memiliki kualitas terbaik. Yang benar-benar membuatnya terkesan adalah kemampuan pria di hadapannya ini, yang bisa menilai kualitas senjata hanya dengan sekali pandang.

"Pedang ini terbuat dari logam biasa, Bahkan, proses pembuatannya tidak menggunakan teknik khusus. Pedang seperti ini hanya cocok untuk kultivator tahap Pembentukan Fondasi yang baru belajar mengendalikan energi spiritual." Kata Cang Yan dengan suara tenang namun tegas.

Feng Lingshan tersenyum dengan tipis, mengangkat kipasnya dengan santai. "Ternyata Saudara Li sangat berwawasan dalam seni pembuatan senjata. Aku kagum dengan pengetahuanmu, Memang benar, pedang-pedang ini memiliki kualitas rendah dan tidak cocok untuk kultivator di tahap Pembentukan Inti ataupun diatasnya. Namun, pedang-pedang ini bisa ditempa kembali menjadi senjata tingkat menengah dengan teknik khusus."

Setelah itu, Feng Lingshan menoleh ke arah penjaga paviliun dan berkata, "Paman Lu, kau bisa melanjutkan pekerjaanmu yang lain. Biarkan aku yang mendampingi Saudara Li dan adiknya memilih senjata di sini."

"Baik Tuan Muda," jawab penjaga paviliun sebelum meninggalkan mereka.

Feng Lingshan kembali memandang Cang Yan dengan senyum ramah. "Kalau Saudara Li benar-benar mencari pedang berkualitas tinggi, ikutlah denganku."

Tanpa berkata banyak, Cang Yan dan Xue Er mengikuti Feng Lingshan dari belakang. Mereka menaiki tangga menuju lantai atas paviliun, tempat senjata-senjata berkualitas tinggi disimpan.

Sambil berjalan, Feng Lingshan berkata, "Sebenarnya, senjata-senjata berkualitas tinggi memang ada di lantai atas, tetapi area ini hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu yang memiliki token identitas. Itulah mengapa Paman Lu tidak bisa membawa kalian ke sini."

"Jadi, tempat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki token identitas?" tanya Cang Yan sedikit mengangguk memahaminya.

"Benar sekali Saudara Li," jawab Feng Lingshan.

"Namun, karena pengetahuanmu yang mendalam tentang senjata, aku akan membuat pengecualian dan memperbolehkanmu memilih senjata di sini."

Feng Lingshan kemudian mengeluarkan sebuah token identitas berukir, lalu menempelkannya pada formasi pelindung di depan pintu besar. Cahaya samar menyala dari formasi itu, dan perlahan pintu terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan luas dengan deretan senjata yang memancarkan aura kuat.

Xue Er menatap sekeliling dengan mata membelalak karena kagum. "Apa ini semua... senjata?" tanyanya terkejut.

Feng Lingshan hanya tersenyum santai sambil mengibaskan kipas di tangannya, menikmati keterkejutan mereka.

Cang Yan tidak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan melihat senjata-senjata di ruangan itu. Di masa lalunya, ketika masih berada di Benua Dewa Abadi, dia pernah memiliki senjata dengan kualitas yang jauh melampaui semua yang ada di sini, sebuah pedang legendaris yang tidak ada tandingannya.

Pedang itu selalu setia menemaninya sepanjang hidupnya, sebuah mahakarya bernama Jiang Long Dao. Pedang itu adalah salah satu ciptaan terbaik temannya, Dewa Senjata, dan ditempa langsung dari bahan tulang naga kuno Huang Long.

Kenangan tentang Dewa Senjata membuat hati Cang Yan diliputi rasa sedih. Semua pemahamannya tentang dunia persenjataan berasal dari pembelajarannya bersama sahabatnya itu.

Cang Yan merasa berhutang budi kepadanya. "Seandainya aku bisa kembali ke Benua Dewa Abadi," pikirnya, "orang pertama yang akan kucari adalah Dewa Senjata, Zhang Tianlei."

Di sampingnya, Xue Er memperhatikan Cang Yan yang tampak melamun. Dengan lembut dia memanggilnya, "Senior, apakah kamu baik-baik saja?"

Cang Yan seketika tersadar dari lamunannya dan mengangguk ringan.

"Oh, aku tidak apa-apa," jawabnya dengan senyum tipis, meskipun sorot matanya masih menyimpan kerinduan yang mendalam.

"Saudara Li, ayo ikuti aku," ujar Feng Lingshan, Tanpa menunggu lama dia mengajak Cang Yan dan Xue Er menuju sebuah ruangan khusus yang tersembunyi di dalam paviliun.

Begitu mereka melangkah masuk, aura yang kuat dan menekan langsung menyelimuti mereka. Energi dari senjata-senjata di ruangan itu terasa jauh lebih hidup dan murni dibandingkan dengan yang ada di lantai bawah.

Xue Er merasakan desiran energi spiritual di sekujur tubuhnya membuatnya tertegun, sementara Cang Yan tetap tenang seperti seseorang yang sudah terlalu akrab dengan kekuatan semacam ini.

1
Nanik S
bukankah Li Wei ada ditempat yang sama... kenapa tak ada yuh menyadari
Celestial Quill: harus di baca dulu bagian terakhir dari reinkarnasi dewa pedang abadi🤭
total 1 replies
Nanik S
Li Wei ternyata banyak gadis yang menunggu... gawat
Nanik S
lanjutkan Tor dan makin bagus
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Dominan Pedang
Nanik S
Laaaanhut
Nanik S
Teman makan teman
Nanik S
Good Joob
Nanik S
Beri saja Teknik dari langit
Nanik S
Siapa suruh mau membantu
Nanik S
Shiiiip
Nanik S
Cuuuuuus
Nanik S
Teruskan Tor
Nanik S
Mcnya kenapa begitu saja mau
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Ceritanya menarik sekali
Nanik S
Lanjut terus
Nanik S
Ceritanya Bagus Tor
Green Boy
Seru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!