Ibunya adalah pelayan di istana kekaisaran. Karena itu, Guang Shen tidak diperbolehkan berlatih beladiri. Sejak bayi, dantiannya disegel oleh kaisar Tian Tang.
Saat usianya genap 15 tahun, 4 roh dewa suci menghancurkan segel dantiannya. Empat roh dewa suci adalah roh spiritual langka. Kebangkitan itu membuat Kaisar murka. Ia dicambuk berkali-kali hingga mati. Lalu mayatnya dibuang ke lembah kematian.
Di lembah kematian, ia bertemu dengan ayahnya, seorang kaisar dewa. Sayangnya, nasib buruk terus membayanginya. Demi ibunya, ia terpaksa menjaga gerbang dewa selama 100 tahun.
Setelah 100 tahun, ia kembali dengan dendam yang membara. Dalam hati, ia bertekad untuk membalas rasa sakitnya kepada keturunan kaisar Huang. Satu per satu, keturunan dari orang-orang yang dulu menyakitinya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jusman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 Kebenaran Yang Mengejutkan
Guang Shen menatap langit dengan kening yang mengerut. Aura iblis yang bercampur dengan aura ashura dapat dirasakannya, meski sangat samar.
"Ada apa, Shen'er?" tanya Guang Xiu.
"Ibu, persiapkan pasukan terbaik untuk berjaga-jaga. Tidak lama lagi, iblis dan ashura akan bebas," jelasnya.
"Ashura? Ini pertama kali aku mendengar sebutan seperti itu." Shu Qing berkomentar.
"Pertama kali bukan berarti tidak ada. Saat ini, sebagian besar ashura terkurung di balik gerbang dewa. Karena aku menghilang 500 tahun, segel yang mengunci gerbang itu semakin melemah. Mungkin kurang dari 10 tahun, mereka akan terbebas," jelas Guang Shen.
Shu Qing menelan ludah dengan kasar. Gerbang dewa, siapapun tahu tentang gerbang itu. Di alam langit, gerbang itu merupakan legenda yang sangat terkenal. Bahkan, banyak yang mengklaim jika benua giok dulunya adalah daratan yang jauh lebih luas.
"Alam langit, alam kristal, dan alam gerbang. Sekarang aku tahu mengapa alam ini memiliki banyak nama." Shu Qing menyimpulkan.
"Dalam satu alam, ada ribuan bahkan jutaan dimensi yang berpenghuni. Hanya saja, masing-masing dimensi memiliki aturan tersendiri." Guang Xiu menimpali.
Saat sedang mengobrol, seekor elang merah menjatuhkan sebuah gulungan. Gulungan itu terbuka di udara dan memperlihatkan nyala api yang membentuk kalimat. Setelah beberapa saat, api tersebut membakar gulungan itu hingga tak tersisa.
"Oh, jadi, sekarang klan Bei sudah bisa mengancam?" Xuan Yue kesal.
"Klan Bei tahunya pemimpin istana peri menghilang dan kamu terkena racun. Jadi, mereka leluasa mengancam dan menindas orang-orang dari wilayah Guang," jelas Shu Qing.
"Mereka hendak mengadakan turnamen di istana peri, kan? Kenapa tidak kita turuti saja?" tanya Guang Shen.
Xuan Yue hanya menghela napas panjang. Istana peri sanggup mengadakan turnamen besar, tapi masalahnya terletak pada murid-murid istana. Selama 100 tahun terakhir, kekuatan istana peri menurun drastis.
"Istana peri sudah tidak seperti dulu lagi. Selama 100 tahun terakhir, hanya segelintir murid yang berhasil menerobos ranah kaisar. Bahkan, saat ini belum ada satu murid pun yang menerobos ranah itu," jelas Xuan Yue.
"Sepertinya ada yang harus kuselesaikan!"
Guang Shen meninggalkan tempat itu. Tanpa sepengatahuan ibu dan adiknya, ia pergi ke sebuah bangunan yang nyaris tak terawat. Bangunan itu dilihatnya sambil tersenyum.
"Pantas saja saat aku kembali, ada yang berbeda dengan istana peri. Ternyata ada sekelompok baj*ngan yang menyalahgunakan posisi mereka," ucapnya.
Sejak awal, ia sudah mengetahui adanya perpecahan di istana peri. Sayangnya tak ada bukti yang bisa memperkuat dugaannya.
"Master formasi menjadi langka. Dalam waktu 500 tahun, master formasi menjadi langka. Bahkan, di istana peri pun sama. Benar-benar tidak masuk akal."
Guang Shen memasuki bangunan itu. Beberapa meter dari pintu masuk, terdapat pilar kristal dengan ukiran aneh. Sekali lihat, ia sudah tahu fungsi dari kedua pilar itu.
"Portal tersembunyi?"
Ia mendekati kedua pilar itu. Di dekat pilar, terdapat lencana yang tertimbun tanah. Saat melihat tulisan 'Bei' di permukaan lencana, wajahnya berubah datar.
"Dengan portal ini, dua atau tiga tempat dapat dihubungkan. Klan Bei benar-benar cerdik," puji Guang Shen.
Wuuuussss
Percikan energi muncul di kedua pilar itu. Melihat hal itu, Guang Shen langsung bersembunyi di kehampaan. Selang beberapa saat, portal terbentuk sempurna. Dari sana, seseorang keluar diikuti dengan ratusan prajurit bertopeng perak.
"Kalian sudah sampai?" tanya seseorang.
Guang Shen yang mendengar suara itu langsung menoleh ke sumber suara. Ia sangat terkejut saat melihat siapa yang menyambut pasukan bertopeng yang keluar dari portal. Bukan Tetua atau pun murid yang berkhianat, melainkan perempuan yang mirip dengan Shu Qing.
"Nona Shu, apakah ayahmu tidak curiga?" tanya pria yang keluar dari portal lebih dulu. Dari atribut yang dikenakannya, seharusnya dia seorang jenderal.
"Jenderal Gong, jangan khawatir. Ayahku itu tidak akan curiga padaku. Sampai kapan pun, istana peri ini akan kuhancurkan," jelasnya.
"Luka, air mata, dan kesedihan ibuku harus dibayar lunas. Salahkan ayahku yang tidak mau bertanggung jawab," jelas perempuan yang dipanggil nona Shu itu.
"Shu Jing Mei, bagaimanapun Shu Qing tetaplah ayahmu," jelas Jenderal Gong.
Shu Jing Mei tak menjawab. Ia tertawa seperti orang yang tak waras. Meski menyandang nama Shu, dendam dan kebenciannya tidak akan pernah hilang.
"Aku tidak peduli kau punya dendam dengan siapa, tapi istana peri ini milik ibuku!" ucap Guang Shen.
Shu Jing Mei kaget dan mengeluarkan kain dari ruang penyimpanannya. Sebelum kain itu dipakai, api tiba-tiba saja muncul dan membakarnya. Hal itu membuatnya semakin panik.
"Sejak kapan kau ada di sini?" tanya Shu Jing Mei.
"Kapak aku ada di sini sama sekali tidak penting. Walaupun kau anak perempuan Shu Qing, aku tidak akan segan-segan membunuhmu!" jelas Guang Shen.
"Kamu tidak tahu apa-apa! Shu Qing memang ayahku, tapi karena dia, ibuku menderita selama 20 tahun! Dulu, karena pengaruh racun, ia meniduri ibuku. Setelah racunnya hilang, ibuku ditinggalkan begitu saja!" jelasnya dengan marah.
"Dulu, ibuku seorang putri bangsawan yang cantik dan disegani, tapi karena lelaki tak bertanggungjawab itu, ibuku menderita. Setelah melahirkan, ia dikurung di penjara racun es selama 10 tahun!" lanjutnya.
Guang Shen hanya bisa menghela napas. Cerita Shu Jing Mei mengingatkannya pada ibunya sendiri, seorang pelayan yang sering ditindas. Walaupun ibunya tidak pernah di siksa, tapi dirinyalah yang disiksa selama bertahun-tahun.
"Apakah ceritamu itu benar?" tanyanya.
"Tentu saja, aku tidak menambah atau melebih-lebihkannya," jelasnya.
"Apakah Xuan Yue tahu mengenai hal ini?" Guang Shen kembali bertanya. Kali ini, gadis itu menggeleng.
"Baiklah, kamu ikut denganku! Aku sendiri yang akan memberi pelajaran kepada ayahmu itu!" lanjutnya.
"Oh, iya, suruh mereka kembali!" lanjutnya sembari menunjuk pasukan bertopeng yang ada di sana.
Tanpa banyak basa-basi, pasukan bertopeng itu disuruh kembali. Setelah semua pasukan masuk ke portal, pilar penyanggah portal langsung dihancurkan. Keputusannya membuat Guang Shen heran.
"Kenapa dihancurkan?" tanyanya.
"Karena yang kumau hanya keadilan untuk ibuku," jawab Shu Jing Mei.
"Apakah ibumu masih hidup?"
Shu Jing Mei menunduk. Gadis itu menyeka air matanya sambil menghela napas panjang. "Seharusnya masih hidup. Sebulan yang lalu, aku mendapat kabar kalau ibuku dipenjara di penjara dingin itu lagi."
Guang Shen tak bisa lagi menyembunyikan amarahnya. Wajahnya memerah, dan auranya bocor. Meski hanya sedikit, tapi auranya menyebabkan bangunan itu roboh.
"Shu Qing, kuharap kau menyiapkan jawaban yang tepat!" gumamnya.
"Bolehkah aku tahu dengan siapa aku berbicara?" tanya gadis itu.
"Namaku Guang Shen, kakak Xuan Yue. Boleh percaya, boleh juga tidak," jawabnya.
"Kita temui ayahmu dulu!" ujarnya.