NovelToon NovelToon
Mendadak Papa

Mendadak Papa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Menikah Karena Anak
Popularitas:106.5k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Hail Abizar, laki-laki mapan berusia 31 tahun. Belum menikah dan belum punya pacar. Tapi tiba-tiba saja ada anak yang memanggilnya Papa?

"Papa... papa...!" rengek gadis itu sambil mendongak dengan senyum lebar.

Binar penuh rindu dan bahagia menyeruak dari sorot mata kecilnya. Pria itu menatap ke bawah, terpaku.

Siapa gadis ini? pikirnya panik.

Kenapa dia memanggilku, Papa? Aku bahkan belum menikah... kenapa ada anak kecil manggil aku papa?! apa jangan- jangan dia anak dari wanita itu ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku di sini

Kamar VIP rumah sakit itu dipenuhi kesunyian yang lembut. Lampu gantung kristal kecil di langit-langit menyinari ruangan dengan cahaya hangat keemasan, memantul lembut pada dinding krem dan gorden putih bersih yang tersibak sedikit oleh angin dari AC sentral. Di sisi kiri ranjang, ada sofa panjang abu-abu muda dan coffee table kecil dengan set teh untouched—seperti menyadari kalau kehadirannya tak lebih dari pelengkap.

Hail duduk di kursi kayu berlapis kulit cokelat tua di sisi ranjang, satu tangannya menggenggam tangan Evelyn yang terkulai lemah, sementara pandangannya tak lepas dari wajah gadis itu. Wajah yang kini pucat, , Hail baru menyadari jika pipi Evelyn jauh lebih tirus daripada terakhir mereka bertemu.Rambut Evelyn yang biasa bergerak lincah, saat terkena angin, kini diam, terurai panjang di bantal rumah sakit yang bersarung putih bersih. Tangan Hail terulur menyingkirkan anak rambut yang menghalangi pandangannya.

Meski matanya terpejam karena pengaruh obat, alis Evelyn tampak sedikit berkerut. Dan itu saja sudah cukup untuk membuat dada Hail terasa sesak. Entah apa yang sudah wanita itu lewati di tahun-tahun tanpa dia. Hail yakin kehidupan Evelyn sangat tidak mudah, apalagi dengan Cala bersamanya.

Ia mengelus punggung tangan Evelyn dengan ibu jarinya, perlahan. Seolah dengan sentuhan itu, ia ingin menyampaikan sesuatu yang belum sempat diucapkan—bahwa dia ada. Bahwa dia di sini. Bahwa dia akan tetap tinggal, dan permintaan maaf karena tidak menemani selama perjalanan penuh liku yang wanita lewati.

"Kenapa kau begitu kuat Eve, kau membuatku terlihat tidak berguna." Hail terkekeh kecil, sadar betapa kuatnya Evelyn menjalani pahitnya kehidupan tanpa mengeluh sedikitpun.

Belum pernah Hail mendengar sedikit pun keluhan Evelyn. Sejak mereka kuliah dulu, Evelyn seperti itu. Mandiri, diam-diam menyelesaikan semuanya, tanpa keluhan, tanpa protes. Seolah memang itu bagian yang harus ia selesaikan.

"Sesekali, gunakan aku. Bersandar di bahu ku. Malam itu saat kau tidak begitu sadar, kau mengatakan, jika kau menyukaiku sejak pertama pindah ke apatemen dan menjadi tetanggaku. Tapi apa kau tahu Eve, kau salah .... Aku yang jatuh lebih dulu padamu, saat kau tanpa sengaja nabrak dan numpahin kopi padaku di bandara," tutur Hail seolah Evelyn mendengarnya, padahal wanita itu terpejam sangat lelap.

Tangan pria itu mengusap pipi tirus Evelyn dengan lembut dan sayang. Baru saja Hail akan mulai cerita nostagianya, ponsel Evelyn yang tergeletak di atas nakas bergetar. Sebuah nama muncul di layar:

Tante Yunia.

Hail melihat layar yang menyala itu dengan kerutan dalam di keningnya. Sempat ragu, lalu ia memutuskan mengangkat.

"Hallo?" suara Hail terdengar rendah dan tenang.

"Evelyn!" Hail terjingkat kecil, menarik benda pipih itu sedikit menjauh dari telinganya.

"Dimana kamu! Mana uang tante?! Tante juga punya kebutuhan hidup, tahu!" bentakan dari seberang terdengar nyaring, menggema dalam ruangan yang tadinya hening.

Hail tak langsung menjawab. Matanya kembali menatap Evelyn yang tetap terlelap, napasnya naik turun perlahan, damai dalam tidur lelahnya. Hatinya mencelos mendengar ucapan yang mungkin dari salah satu anggota keluarga Evelyn. Tangan Hail mengepal kuat, matanya terpejam sesaat, mengatur nafas yang memburu seiring amarah yang mulai naik. Dia marah, marah pada keadaan yang Evelyn jalani tanpa dia, betapa wanita itu memeluk sakitnya sendirian. Bahkan sampai keluarganya pun seperti ini.

Ia menarik napas dalam, suaranya tegas namun tetap tenang,.

"Maaf, Evelyn sedang sakit. kondisinya belum stabil. Untuk urusan uang, saya akan urus. Tapi jangan hubungi dia lagi untuk sementara. Dia butuh istrahat. Saya akan menghubungi Anda lagi nanti." tegas Hail yang masih berusaha sopan.

"Siapa kamu?! Berikan ponselnya pada Evelyn, suruh dia bicara sendiri! Jangan cuma mau enaknya saja, giliran ngembaliin nggak mau," tukas Yunia di ujung telepon.

"Saya sudah bilang, saya yang akan mengurusnya."

"Halah, semua orang juga bisa bicara begitu. Berikan Teleponnya pada Evelyn, cepat! Pasti uang gadis itu habis buat buat makan anak haramnya, udah tau bangkrut, masih ngeyel mau pelihara anak," Yunia terdengar bergumam diujung kalimatnya, tapi masih sangat terdengar jelas di telinga Hail.

"Berapa?" suara Hail terdengar dingin, amarahnya hampir-hampir meledak saat mendengar kata anak haram yang jelas wanita itu tujukan untuk siapa.

"10 juta, dua kali angsuran hutang Evelyn," sahut Yunia dengan enteng.

"Semuanya, berapa semuanya?"

Diam. Yunia tertegun mendengar apa yang pria asing ini tanyakan.

"Kenapa diam? Bisu?" Hail bicara dengan tenang tapi terdengar sangat menyindir.

"Kurang ajar!" Hail tertawa, mendengus mendengar umpatan wanita di seberang sana.

"Sisa hutang Evelyn 125 juta ... Kenapa diam, kaget. Aku sudah tau kau cuma menggertak."

Hail memang diam, tapi dia tidak benar-benar diam. Ia mengambil ponsel miliknya dari saku dan membuka aplikasi M-banking.

"Kirim nomer rekening Anda sekarang."

Walau sempat terkejut, Yunia akhirnya mengirimkan nomer rekeningnya. Hanya buruh waktu 1 menit untuk uang Hail masuk ke rekening Yunia,

"Sudahkan, semua lunas. Jadi mulai saat ini jangan berani- berani menghubungi Evelyn lagi .... Satu lag, anak kami bukan seperti yang Anda katakan, sekali lagi saya mendengar kata kotor itu dari Anda. Maka saya pastikan, hari itu juga Anda akan merasakan dinginya hotel prodeo. Camkan itu."

Hail memutuskan sambungan telepon mereka dan langsung memblokir dan menghapus nomer si tante itu.

Baginya tak ada yang lebih penting dari ketenangan Evelyn.

Hening kembali menyelimuti kamar itu.

Hail meletakkan kembali ponsel Evelyn ke tempat semula, lalu berjalan mendekati brankar, merapikan selimut Evelyn, memperhatikan leher jenjang yang sedikit berkeringat, lalu mengambil tisu untuk menyekanya perlahan. Sentuhan itu sangat hati-hati, nyaris seperti menyentuh kaca rapuh yang tak boleh retak sedikit pun.

Dahinya hampir menyentuh rambut Evelyn saat ia berbisik, nyaris tak terdengar.

"Mulai hari ini… kamu nggak akan menghadapi semuanya sendirian lagi. Ada aku."

Di luar jendela kamar, angin malam bergerak perlahan. Kota seakan diam, memberi ruang bagi dua hati di kamar itu untuk saling menemukan arah—tanpa suara, tanpa janji besar. Hanya kesungguhan yang diam-diam mulai bertumbuh. Pria itu menikmati heningnya, dengan dari yang menyentuh dari sang terkasih, merasakan deru hangat nafas satu sama lain. Namun ketenangan itu terganggu oleh jeritan ponsel Hail. Dengan malas ia menjauhkan diri dari Evelyn lagi, untuk mengangkat telepon yang masuk. Tapi setelah melihat nama "PAPA INDRA." Hail memutuskan untuk mengangkatnya di luar kamar.

1
Novi Manggala Qirani
Pada kenapa sih anak² nya pak Indra ??
Emang penghasilan nya dari bekerja di perusahaan keluarga itu kurang ??
Kebangetan deh
Novi Manggala Qirani
Baru mau komen keluarga yang lain pada kemana, udah keduluan om hail 🤣🤣
Cakra niat nya bantuin pak Indra, tapi gimana dengan pemikiran anak² nya yang lain ?
Novi Manggala Qirani
Yaa sesuai hati nurani lah Cakra, gak usah di buat². Ntar malah dikira ngarepin warisan lagi sama anak² nya yang lain 😪
Novi Manggala Qirani
Ku rasa Hail udah tau deh, Kalo cala bukan anak kandung nya
Novi Manggala Qirani
Semoga ga ada resiko apapun nanti nya ke fungsi paru² nya Evelyn, Kasihan banget.. mana belum nikah beneran lagi, apalagi anak
jimin park
syukur alhamdulillah, semuanya terbongkar...sekalipun raga tuan regan tidak bisa kembali...setidaknya nama nya bisa bersih dari orang" serakah seperti mereka..g nyangka serapi itu ternyata mereka menyembunyikan fakta...uda tau kan aka kenapa eyangmu minta kamu yg duduki perusahaan
Rysa
cie rumah berbentuk raga..eve ya....
yuk bisa bersihkan nama ayahnya eve..
riri
si Ruby gila banget sampai anak sendiri di jadi in uang...
Rysa
ya kan bbapakny eve gak salah...justru si ishak yg serakah...ayolah cakra tterim tawaran eyang...bbia orang" serakah itu mati kutu gak dapaetin perusahaan
Rysa
ada apa dengan papa indra..kenapa sakit dadakan
Rysa
iya deh buruan nikah biar kamu bisa melindungi eve secara total
riri
eve bukannya minta tolong malah pergi diam"
Al-rayan Sandi Syahreza
satu demi satu terbuka
Al-rayan Sandi Syahreza
memang benar kan salah satu dari orang terdekat papa nya sendiri,dan itu jadi pukulan telak yg menghantam papa Indra
Al-rayan Sandi Syahreza
ko sakitnya tiba2 gitu kira2 ada sabotase nggak di balik semua ini
Zahra Nisa
hail jangan nyalah diri seniri kamu ga tau apa apa
Al-rayan Sandi Syahreza
sweet nya mereka bikin ngiri
Sahidah Sari
akhirnya hail bisa menyatakan semua nya pada Evelyn siapa dalang penggelapan dana perusahaan dan bukan ayah nya pelaku dr semua itu .moga aja hail bisa membersihkan nama baik pak Regan.
Anita♥️♥️
gilaaa keluarga Hendrawan yang terkenal terhormat,ternyata oh ternyata
Puput Assyfa
walaupun menyakitkan kebenaran akhirnya terungkap juga terbukti siapa yg bersalah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!