Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
3 hari kemudian begitu keluar kelas dan berjalan menuju parkiran Zea melihat Daddy nya .
" Daddy " kata Zea langsung berlari tidak sanggup lagi membendung kerinduan melihat Daddy nya .
Ada rasa bahagia di hati Zea melihat Daddynya yang kini menatapnya dengan tatapan penuh kasih sayang seperti biasa tidak seperti terakhir kali .
" Daddy aku sangat merindukan Daddy " Zea berlari lebih cepat saat Daddy nya merentangkan tangan.
" Tidak Nona Zea " ucap bodyguard menghalangi Zea yang akan masuk kedalam pelukan Daddy nya.
" Zea " lirih Daddy .
" Lepaskan, aku ingin memeluk Daddy ku " kata Zea meronta-ronta ketika bodyguard benar-benar menghalangi nya .
Seketika begitu banyak bodyguard datang dan mengelilingi tempat itu hingga Daddy Zea terkejut melihat begitu ketatnya penjagaan yang diberikan Axel untuk Zea .
" Nona Zea jangan melawan , tuan Axel tidak memperbolehkan nona mendekati nya " kata salah satu bodyguard berdiri dihadapan Zea .
" Dia adalah Daddy ku, lepaskan aku ingin memeluk nya " teriak Zea .
" Zea " ucap Daddy menggeleng memberikan isyarat bahwa Zea jangan melawan mereka karena itu percuma jumlah mereka sangat banyak .
" Yasudah jika tidak boleh memeluk biarkan aku bicara dengan Daddy" kata Zea yang melihat dari raut wajah Daddy sepertinya dia ingin menyampaikan beberapa hal .
Melihat tatapan hangat dan penuh kasih sayang Daddy nya yang telah kembali Zea yakin kalau Daddy telah mengetahui beberapa fakta sehingga Daddy tidak menyalahkan Zea lagi.
" Tidak, tuan Axel tidak memberikan Nona izin untuk bertemu ataupun bicara dengan beberapa orang termasuk Daddy Nona sendiri " tegas kepala bodyguard itu.
" Hiks ,tapi aku ingin memeluk Daddy ku " tangis Zea yang sangat merindukan Daddy nya
" Nona Zea jangan melawan perintah, Nona bisa menempatkan Daddy Nona dalam bahaya jika melawan perintah tuan Axel " peringatan bodyguard itu.
Zea menangis tersedu-sedu dan karena tidak punya pilihan akhirnya dia masuk kedalam mobil tidak ingin membahayakan keselamatan Daddy nya .
" Hiks " Zea benar-benar tidak berhenti menangis karena sangat merindukan Daddy nya namun keadaan membuat Zea tidak berdaya bahkan tidak punya hak untuk sekedar berbicara dengan Daddy nya .
" Antar aku keperusahaan tuan Axel " kata Zea mengusap air matanya.
" Cepat " kata Zea .
Begitu sampai di perusahaan Zea berjalan cepat menuju ruangan Axel dan masuk tanpa mengetuk pintu lagi .
...........
Axel yang tengah menjelaskan beberapa hal pada stafnya langsung menoleh ketika pintu ruangan nya dibuka tanpa permisi .
" Kalian semua keluarlah " kata Axel berdiri dari duduknya menghampiri Zea yang terlihat kemarahan, kecewa dan amarah dalam dirinya begitu kuat .
" Tuan " Zea tiba-tiba berlutut dikaki Axel dan menangis .
" Zea apa yang kamu lakukan" kata Axel merasa tidak nyaman meminta Zea agar tidak berlutut di kakinya .
" Zea berdirilah apa yang kamu lakukan" tegas Axel membantu Zea berdiri namun Zea malah memeluk erat sebelah kaki Axel dan duduk menangis di lantai .
" Zea kenapa? katakan padaku jangan begini " ucap Axel yang tidak mengerti apa yang Zea inginkan namun Axel benar-benar tidak menginginkan Zea berlutut dikakinya seperti ini.
" Tuan mau ketemu Daddy " tangis Zea benar-benar memohon dan menangis memeluk kaki Axel .
" Zea, aku bilang berdiri " Axel yang awalnya membantu kini memaksa Zea agar berdiri dan tidak melakukan hal itu lagi .
Axel memegang tangan Zea dan mengajak nya duduk disofa " katakan" ucap Axel yang duduk bersebelahan dengan Zea mengusap air mata di pipi Zea .
" Tuan aku ingin bertemu Daddy ku , aku mohon " tangis Zea mengatupkan kedua tangannya memohon pada Axel .
" Zea apa yang sebenarnya terjadi , ceritakan agar aku mengerti" ucap Axel yang sungguh kaget ketika Zea tiba-tiba berlutut di kakinya .
" Tapi di kampus ," Zea menceritakan semua pada Axel saat dia melihat Daddy nya berada diparkiran dan merentangkan tangan nya untuk memeluk namun jangankan berpelukan bicara saja tidak boleh .
" Tuan Daddy tidak seperti dulu yang ingin membunuhku , aku , aku melihat tatapan sayang dimata Daddy untukku seperti dulu " kata Zea yang sangat menyadari hal itu .
Zea juga tau kenapa Axel memberikan perintah larangan untuk Zea bertemu dengan Daddy nya karena itu berbahaya mengingat dulu Daddy ingin menyiksa bahkan membunuh Zea .
" Sepertinya Daddy sudah tau kebenaran, soal Jordan dan beberapa hal lain " kata Zea dengan lega .
" Tuan aku mohon , izinkan aku bertemu dan bicara dengan Daddy Ku sekali ini saja " kata Zea kembali berlutut memegang tangan Axel yang duduk di sofa .
" Tuan , aku sangat merindukan Daddy ku " tangis Zea .
" Tuan ini permintaan terakhirku karena setelah ini aku ," Axel langsung menutup mulut Zea dengan telunjuk nya .
" Duduk " Axel yang duduk disofa itu membantu Zea agar tidak berlutut lagi padanya bahkan mendudukkan Zea disalah satu pahanya .
" Zea berhentilah menangis dan memohon padaku " ucap Axel mengusap air mata di pipi Zea .
" Tuan aku ingin bertemu Daddy " kata Zea .
" Iya, kamu akan bertemu dengan Daddy mu tapi berhenti menangis " kata Axel yang sejujurnya tidak sanggup melihat Zea menangis .
Axel menelfon asisten nya .
Tok
Tok
" Permisi , tuan memanggil kami?" Rich dan Bime masuk kedalam ruangan Axel sambil menunduk karena sekarang posisinya Zea duduk dipangkuan Axel .
" Aku minta kalian untuk mengirimkan sebuah surat atau melakukan komunikasi langsung dengan Daddy Zea hari ini juga Zea ingin bertemu dengan nya " perintah Axel .
" Baik tuan akan kami laksanakan dan memberikan kabar secepatnya " ucap mereka segera keluar .
" Sudah jangan menangis lagi ya " kata Axel mengusap air mata Zea sampai tidak bersisa .
" Terimakasih tuan " kata Zea menatap Axel dengan tatapan dalam, ternyata Axel masih punya hati .
" Zea sudah aku katakan jangan menangis" ucap Axel kembali mengusap air mata Zea yang jatuh .
" Boleh aku peluk tuan ?" tanya Zea sebagai ungkapan terima kasih.
Axel lebih dulu memeluk dan mengelus kepala Zea " sudah jangan bersedih lagi , aku tau kamu merindukan Daddy mu " ucap Axel mengelus-elus kepala Zea .
" Terimakasih tuan sudah mengerti aku pikir ,"
" Aku tau Zea rasanya merindukan orang tua saat kita ada masalah dan kondisi memaksa kita harus berjauhan dengan mereka " lirih Axel .
" Tuan setelah ini aku berjanji untuk membantu agar tuan bisa kembali berbaikan dengan kedua orang tua tuan , aku berjanji " kata Zea.
" Pergilah perbaiki penampilan kamu dulu karena sebentar lagi kamu akan bertemu dengan Daddy mu " ucap Axel tersenyum .
" Iya " kata Zea segera berdiri dan mencuci wajahnya di wastafel lalu membenahi penampilan nya .
..........
Axel yang masih duduk disofa itu diam-diam tersenyum simpul ketika dirinya merasa terpesona dengan keadaan saat untuk pertama kalinya Zea memeluknya dengan tulus .
" Rasa bahagianya melebihi kebahagiaan saat memenangkan perang " Axel memainkan pulpen yang dipegangnya.