kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Sementara itu, Jian Yu berdiri tegap di tengah reruntuhan kota Tianjing, menatap sekeliling dengan tatapan serius. Angin malam berhembus pelan, membawa hawa dingin yang terasa aneh dan menusuk tulang. Ia mengerutkan alisnya, mencoba merasakan sesuatu yang janggal di udara.
“Aura aneh apa ini? Aku benar-benar tidak menyukainya... dan rasanya hampir mirip seperti...” gumamnya pelan sambil mempererat genggaman pada pedang Asura di tangannya.
Belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, terdengar suara tepuk tangan dari udara di atas mereka. Tep... tep... tep... Suara itu bergema di tengah kesunyian kota yang luluh lantak.
“Hahaha... hebat, hebat, sangat hebat! Aku akui, kalian memang luar biasa,” suara itu terdengar tajam dan dingin, diikuti tawa yang membuat bulu kuduk berdiri. “Tapi sayangnya, kalian semua sudah masuk dalam permainan milikku.”
Seketika seluruh pasukan yang masih bertarung—baik dari pihak manusia maupun para murid sekte—menghentikan gerakan mereka. Semua kepala menoleh ke arah sumber suara di langit.
Dari kegelapan, sosok berjubah hitam perlahan turun ke tanah. Jubahnya berkibar tertiup angin, dan di belakangnya, dua sosok lain ikut turun, berdiri di sisi kiri dan kanannya. Ketiganya memancarkan tekanan qi yang begitu kuat hingga udara di sekitar mereka terasa berat.
Jian Yu memusatkan pandangan ke arah sosok di tengah. “Siapa kalian... dan apa maksudmu dengan ‘permainan’ itu?” tanyanya dengan nada dingin, matanya menatap tajam.
Sosok berjubah hitam itu terkekeh pelan. “Oh, maaf atas ketidaksopanan ini,” ucapnya dengan nada mengejek. “Tapi mumpung sebentar lagi kalian semua termasuk kota indah ini
akan hancur di tanganku, tak ada salahnya memperkenalkan diri.”
Ia membuka sedikit tudung jubahnya, menampakkan sepasang mata merah gelap yang berkilat jahat. “Namaku Honzhao. Dan mulai malam ini, aku akan merombak tatanan kota Tianjing menjadi sesuatu yang... lebih sempurna. Aku akan menggabungkan organ manusia dan iblis, menciptakan ras baru yang melampaui keduanya.”
Suara gumaman dan teriakan kaget terdengar dari para pejuang di sekeliling. Beberapa bahkan mundur setapak karena tekanan energi spiritual yang tiba-tiba meningkat tajam.
Di antara mereka, Xiao Ying dan Mei Yan berdiri di atas reruntuhan bangunan, menatap Honzhao dengan tatapan tajam penuh kebencian.
Tiba-tiba, suara wanita lembut namun mengandung nada sadis terdengar dari balik jubah hitam di sisi kiri Honzhao. “Sayang, bolehkah aku bermain-main sedikit dengan dua gadis itu?” tanyanya dengan nada menggoda.
Honzhao menoleh sekilas dan tersenyum dingin. “Boleh, Sue Ming. Bermainlah sepuasmu.”
Begitu diizinkan, wanita itu tertawa pelan, lalu membuka tudung jubahnya. Wajah cantiknya terlihat jelas, tapi kulitnya pucat keunguan, dan di punggungnya muncul sayap tipis hitam keperakan seperti sayap kelelawar dan ekornya yng besar dan tangannya yng mengerikan. Aura iblis memancar kuat dari tubuhnya.
Sementara itu, Honzhao menatap ke arah sosok di sisi kanannya. “Chan Long, kau juga. Berbuatlah sesukamu. Habisi siapa pun yang menghalangi.”
Sosok tinggi besar bernama Chan Long itu mengangguk pelan. Begitu tudung jubahnya terbuka, tampak sisik hitam menjalar di sisi wajahnya dan matanya bersinar keperakan. Ia mencabut senjata besarnya yang berbentuk kapak ganda, lalu menancapkannya ke tanah, membuat getaran keras yang mengguncang seluruh area.
Zhao Feng yang berdiri di samping Jian Yu langsung menaikkan kewaspadaannya. Petir merah di sekeliling tubuhnya berkilat kecil-kecil, menandakan qi-nya sudah siap dilepaskan kapan saja. “Jian Yu... ini bukan aura biasa. Mereka... bukan manusia penuh,” ucapnya pelan.
Jian Yu tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Ia tahu itu. Aura iblis dari ketiga sosok tersebut begitu kuat, seolah menyatu dengan udara di sekitarnya.
Ia lalu mengambil sesuatu dari cincin penyimpanan di jarinya
sebuah pil penyembuhan tingkat tinggi berwarna kehijauan yang mengeluarkan aroma qi yang sangat pekat. Ia melemparnya ke arah Zhao Feng.
“Minum ini,” ucap Jian Yu tegas. “Kau butuh energi penuh untuk bertarung kali ini. Lawan mereka sesuka hatimu, tapi jangan mati di depan mataku.”
Zhao Feng tersenyum kecil dan menangkap pil itu. “Heh, tenang saja. Aku belum berniat mati sebelum kau traktir aku minum minum,” balasnya, lalu menelan pil tersebut. Dalam sekejap, luka-luka kecil di tubuhnya mulai menutup, dan qi di dalam tubuhnya melonjak tajam.
Sementara itu, Honzhao hanya berdiri santai, menatap mereka berdua seperti sedang menonton tontonan menarik. “Bagus. Mari kita lihat... seberapa lama kalian bisa bertahan melawan ‘pion-pion’ kecilku.”
@#$
Udara di sekitarnya bergetar hebat. Dari celah tanah, aura gelap pekat menjalar ke seluruh penjuru kota, membuat bangunan bergetar dan batu-batu kecil melayang di udara. Jian Yu mengepalkan pedangnya lebih erat, dan petir hitam mulai menjalar dari lengannya hingga ke seluruh tubuhnya, menimbulkan suara berdesis seperti sambaran petir di tengah badai.
“Hei, sepertinya kau melupakan seseorang,” ucap Jian Yu dengan nada tajam, menatap langsung ke arah Honzhao.
Honzhao melirik sekilas dengan senyum menghina. “Kau? Sepertinya kau tidak layak menjadi lawanku,” ucapnya meremehkan sambil melipat tangan di dada.
Belum sempat ia berkedip, kilatan petir hitam menyambar di depan matanya. Dalam sekejap, Jian Yu sudah berada tepat di hadapannya, dan suara ledakan kecil terdengar ketika kakinya menghantam dada Honzhao dengan keras. BOOM!
Tubuh Honzhao terpental ke belakang sejauh beberapa meter, menghantam puing batu, dan menimbulkan debu tebal. Udara bergetar akibat benturan qi yang sangat kuat.
Honzhao bangkit perlahan sambil memegang dadanya. Tatapannya berubah serius. “Tidak mungkin... kecepatannya luar biasa. Aku bahkan tidak sempat merasakan pergerakannya.” Ia memperhatikan Jian Yu dengan seksama, lalu matanya sedikit membesar. “Dan ranah kultivasinya... sudah di tingkat Raja Fana tingkat empat? Mustahil! Anak semuda ini... sudah berada di ranah itu? Kalau dibiarkan hidup, dia akan jadi masalah besar ke depannya.”