NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alergi Udang

Sesuai rencana, ketika Anna sudah pulih membaik, Deril akan mengurus sesuatu dengan Bima dan anak buahnya. Ia sudah menitipkan istrinya dirumah mertuanya karena mamahnya sedang mengunjungi kerabat yang ada di Bandung.

Dan untuk satu minggu ini ia dan Anna akan tinggal sementara di rumah mertuanya. Setelahnya Deril akan membawa istrinya ke rumah baru mereka.

Disinilah Deril berada, di apartment Brian. Namun sang pemilik apartment ini sudah di sekap di kursi dengan tangan terikat. Begitu juga dengan Milly, yang katanya sahabat dari istrinya.

Pria tampan dengan wajah belasteran ini duduk di hadapan mereka dengan sikap yang tenang. Ia melihat satu persatu orang yang menyakiti Anna.

Bima melepas lakban yang menempel di mulut Brian. "Brengsek!! Lepaskan aku syalan! Kamu tidak pantas mendapatkan Anna! Dia milikku!" Teriak Brian.

Sedangkan Milly hanya diam dan tertunduk lesu. Rupanya yang menyebarkan berita kehamilan Anna adalah Milly. Berita itu sempat tersiar dua hari lalu, namun dengan cepat Deril dan anak buahnya membereskannya.

Ia tidak ingin istrinya di hujat oleh orang lain. "Milik mu? Bukan kah kau ingin melec*hkannya sebelum menikah?" Celetuk Deril dengan sorot mata yang tajam.

Mendadak mulut Brian gelagapan. Itu memang benar adanya, ketika di apartment ini ia memang ingin melakukannya. Namun Anna menendang alat v*tal miliknya.

"Aku tidak akan membiarkan orang seperti kalian menyakiti atau menyentuh istriku seujung kuku pun! Anna hanya milikku, ingat! Milik Deril Maheswara Sucipto..!!" Ucap Deril tak terbantahkan.

Ia berjalan ke meja kecil dan mengambil p*sau bedah. "Ma-mau apa kau hah!" Teriak Brian ketakutan.

"Kau tahukan aku seorang dokter? Aku sudah biasa membedah tubuh pasien!" Seringai Deril sambil tersenyum mengerikan menatap p*sau yang ia pegang. Ia memberikan benda itu pada Bima.

"Lakukan!"

"Baik boss!" Bima melakukan apa yang di perintahkan boss-nya ini.

Dokter tampan nan mengerikan ini hanya tersenyum kecil melihat Brian dan Milly yang menjerit kesakitan. "Boss, semua sudah siap." Ucap Doni anak buahnya.

"Hmm, lanjutkan! Aku pergi dulu. Bim, naikkan gaji mereka!" Tunjuk Deril pada anak buah yang lain.

"Siap boss."

Kaki Deril melangkah keluar dari apartment itu. Namun saat ia akan masuk ke dalam mobil, ada tangan yang menahannya. "Papih?"

Rupanya papih Alarich menyelediki apa yang di lakukan menantunya ini. Ia juga tidak marah, justru ia senang Deril sangat membela anaknya.

"Biar Ray yang bawa mobilmu, ikut mobil papih."

"Ii-iya pih." Jawab Deril gugup.

Di dalam mobil hanya ada Bastian, papih Alarich dan Deril. "Jadi, Brian dan Milly..?" Tanya om Bastian.

"Benar, sudah saya bereskan! Mereka tidak akan bisa berkutik lagi." Jawab Deril datar.

Tangan papih Alarich menepuk pelan pundak menantunya ini. Ia mengangguk pelan dan setuju atas tindakan Deril. Terlebih memang beberapa akhir ini ia menyelidiki tentang Brian. Rupanya pria yang pernah dekat Anna itu, adalah buronan p*lisi karena sudah mengedarkan barang haram.

Deril tidak mencari tahu sejauh itu. Keduanya kembali pulang ke rumah. Om Bastian memperlihatkan kejahatan Brian pada Deril.

-

-

-

Anna setengah berlari menemui suaminya yang baru datang bersama papihnya. "Jangan lari ingat kandungan mu sayang." Tegas Deril.

"Iya yank, maaf."

Papih juga memeluk anak bungsunya itu. "Pih, kok bisa bareng sama dia? Deril enggak dipukul kan, pih?" Tanya Anna.

"Enggak donk sayang. Memang papih tukang pukul apa." Celetuk papih Alarich dengan mendelik tajam.

Deril memegang erat tangan istrinya dan membawanya ke dalam. Di sana kakak kakaknya Anna tengah berkumpul. Bumil manja ini pergi ke dapur membawakan udang saos mentega untuk suaminya.

"Sa-sayang maaf tapi aku alergi seafood." Ucap Deril dengan hati-hati pada istrinya ini.

"Kamu enggak sayang aku yah? Aku yang buat loh ini, ya dibantu mamih sih. Tapi aku yang masak." Lirih Anna yang hampir menangis.

"Tap-tapi... Ya udah sini aku makan." Jawab Deril mengalah.

"An, dia alergi loh. Nanti kalau suami kamu kenapa kenapa gimana?" Celetuk Athala kakak pertama Anna ini.

Baik Alana maupun Zena juga Hulya, ikut mengingatkan pada Anna. Namun sepertinya ucapan mereka tidak di indahkan. Deril dengan terpaksa memakan makanan itu.

"Tuh kan Deril makan. Enak kan yank?" Tanya Anna.

Semua yang di sana menunggu Deril menjawab. Namun baru juga mencoba dua biji udang, dokter ini menggaruk garuk tangannya. Alana reflek mendekatinya dan melihatnya.

"Itu alergi kamu, Der." Celetuk Alana.

"Apaan sih kak? Ini aku buatnya bersih tadi sama mamih." Lirih Anna yang sedikit kesal.

Deril sama sekali belum bicara, tenggorokannya terasa panas dan lehernya tiba-tiba merah. Ia masih fokus menggaruk tangannya.

"Udah udah, cepat panggil dokter." Ucap papih Alarich, ia juga khawatir melihat menantunya ini garuk-garuk sedari tadi.

Air mata Anna mengalir begitu saja. Ia meminta maaf pada suaminya yang sudah memaksa makan udang buatannya. Ia hanya ingin membahagiakan suaminya saja.

"Enggak apa-apa sayang. Udah yah jangan nangis, nanti aku sembuh sendiri kok." Kata Deril sambil menenangkan istrinya. Ia berpamitan pada semuanya, untuk membawa Anna ke kamar.

"Si Anna makin hari ma_"

"Atharya, udah stop! Kasihan adik kamu! Kita tunggu dokter datang." Ucap mamih Aleesya.

-

-

-

Di dalam kamar Deril membuka semua pakaiannya, ia bercermin melihat tubuhnya yang sudah memerah. Anna terus terusan meminta maaf pada suaminya.

"Sayang hei... Udah yah aku enggak apa-apa. Sini jangan nangis aja nanti kamu sakit." Kata Deril, ia memeluk istrinya erat.

"Yank, aku minta maaf... Aku cuma pengen masakin kamu, ini masakan pertama aku." Lirih Anna.

"Iya sayang, udangnya enak tapi memang aku alergi seafood sayang. Mungkin nanti udangnya di ganti ayam atau daging juga boleh." Ucap Deril lembut.

Anna membalur tubuh suaminya memakai kayu putih. Tak lama orang tua Anna mengantarkan dokter Dina ke kamar pasangan ini.

Deril di periksa dan di berikan suntikan anti alergi. Ia juga di infus sebentar karena Deril merasakan panas di tubuhnya semakin meningkat.

"Nanti kalau sampai besok masih panas, ke rumah sakit ya pak. Ini saya kasih obat dulu untuk pertolongan pertama." Kata dokter Dina.

Setelah dokter Dina pamit pulang, Anna menangis lagi. "Sayang, suami kamu kuat kok. Udah yah ingat kamu lagi hamil." Ucap papih Alarich sambil memeluk anaknya ini.

Mamih Aleesya juga membuatkan minuman hangat untuk menantunya ini. Ia membantu Deril meminumnya. Anna masih menangis dipelukan papihnya.

Orang tua Anna keluar dari kamar, sedangkan Anna mendekati suaminya dan memeluknya. "Yank, kamu enggak akan ceraikan aku kan karena ini?"

"Astaga sayang! Yaa enggaklah! Jangan ngaco sayang. Besok juga sembuh kok. Dari kecil aku memang alergi seafood sama rambutan. Maaf yah baru kasih tahu sekarang." Ucap Deril sambil mencium lembut istrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!