NovelToon NovelToon
My Second Life

My Second Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: vami

tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH

Alex menghentikan motornya di halte dan Gladis turun di sana. Halte tersebut tidak jauh dari rumah keluarga Zarca, jika jalan kaki ke sana akan memakan waktu sekitar 10 menit.

"Thanks kak" ucap Gladis sambil tersenyum, Alex melepas helm full face nya. Lalu menatap ke arah sang pacar.

"Kenapa minta turun di sini lagi? " tanya Alex. kemarin Gladis juga minta turun di sini, dia juga tidak menanyakan nya. Mungkin rumah Gladis di sekitar sini, pikir Alex waktu itu dan lagi kemarin dia buru-buru pulang jadi lupa nanya tempat tinggal Gladis di mana.

"Kalau kakak anterin aku sampe rumah, aku takut orang tuaku marah. Kakak kan tau, aku baru bergabung dengan mereka. Masih mending kalau mereka cuman marahin aku tapi kalau sampe mereka marahin kakak gimana? " jelas Gladis, memang itu yang dia takutkan. Dia baru beberapa hari tinggal dengan keluarga nya, jadi dia belum terlalu mengenal keluarga nya itu, apa yang di suka dan tidak di suka mereka.

Alex menghela napasnya lalu tangannya mengelus kepala Gladis lembut.

"Aku ngerti, tapi apa kamu akan sembunyiin hubungan kita dari mereka? " tanya Alex, kalau iya dia tidak akan keberatan karena dia ingin selalu bersama gadisnya itu.

"Aku gak berencana buat sembunyiin kak, karna cepat atau lambat juga pasti ketauan kan. Tapi aku juga gak beritau mereka dalam waktu dekat ini".

Alex mengangguk mengerti, " kalaupun kamu ingin pacaran diam-diam juga gak papa asal kamu baik-baik aja" ucapnya lembut. Gladis tersenyum mendengarnya.

"Aku pulang dulu" pamit Alex sambil kembali memakai helm.

"Hati-hati kak, kalau udah sampe rumah beritau ya".

"Hm" Alex mulai menghidupkan motornya dan berlalu pergi dari sana. Setelah Alex sudah tak terlihat baru Gladis melangkah pergi.

*******

Hari-hari terus berlalu tanpa terasa, Gladis tersenyum senang hari ini. Bagaimana tidak, pesan yang di tunggu-tunggu dari tuan Thomas akhirnya datang dan membawa kabar bahagia untuknya. Sebenarnya dia sudah yakin bakal lulus karena dia sudah belajar dengan keras di panti sebelum ikut tes, belum lagi dikehidupan pertamanya yang harus bisa menguasai semua materi agar dia bisa mengerjakan tugas dan soal ujian untuk Sara Fandra.

Gladis pergi ke meja makan dengan senyum yang tak luntur. Membuat kedua kakaknya heran begitu juga dengan orang tuanya.

"Kenapa sayang, kamu keliatan bahagia banget" tanya mami sambil menghidangkan menu sarapan pagi yang di bantu oleh beberapa pelayan.

"Iya dong harus bahagia, soalnya aku lulus beasiswa! " ucapnya senang, kebahagiaan itu menular ke keluarga nya.

"Selamat sayang, ternyata putri papi ini sangat pintar" ucap papi senang sambil memeluk Gladis dan mencium pucuk kepala nya. Hangat, begitulah yang di rasakan Gladis ketika mendapat perhatian seperti ini dari keluarga nya. Dia yang tidak pernah merasakan kasih sayang sebelumnya, membuat dia rasanya sekarang ingin menangis.

"Kamu mau hadiah apa dari papi? " tanya papi setelah melepas pelukan nya.

"Aku gak mau apa-apa pi" jawab Gladis, dia memang tidak butuh apa-apa. Semua kebutuhannya sekarang terpenuhi tidak ada kekurangan sedikit pun.

"Gak bisa, papi akan tetap memberimu hadiah. Kamu tunggu aja hadiah dari papi" ucap papi sambil mengelus kepala Gladis sayang. Entah apa hadiah dari papinya.

"Gak hanya dari papi hadiahnya, tentu saja dari mami juga ada" ucap mami sambil memeluk Gladis yang berdiri di samping suaminya, " selamat ya sayang, kamu udah berusaha keras"ucapnya tulus.

"Ingat ini dek, papi sama mami emang ingin anak-anak kami pintar tapi kami gak maksa kamu dan kedua kakak mu harus mendapat peringkat dan menguasai semua akademik dan non-akademik. Kami gak ingin kesehatan kalian terganggu karna maksa diri terus belajar tanpa istirahat" nasehat papi panjang lebar ketika mami sudah melepas pelukannya. Mami mengangguk membenarkan perkataan papi.

"Tapi bukan berarti gak belajar dan asik bermain" peringat mami lembut sambil mengelus kepala putrinya. Gladis mengangguk mengerti.

"Aku paham mi, pi ".

"Ternyata cantik gue pintar" puji Ravin.

"Dia gak kayak kamu bodoh" sarkas papi.

"Ck! Aku gak bodoh pi, cuman malas dikit" bela Ravin.

"Dikit dari mana? kamu aja gak naik kelas tahun ini " kata mami ikut menistakan Ravin. Wajah pemuda itu sudah masam sekarang.

"Adek gak boleh dekat-dekat Ravin, mengerti? Atau kamu akan terjangkit penyakit malas" Kevin ikut bersuara. Gladis hanya bisa terkikik geli melihat kedua orang tuanya dan Kevin sama-sama menistakan Ravin. Belum lagi melihat wajah cemberut kakaknya itu membuat dia akhirnya tertawa.

*******

1
Fitri kurnia ningsih
mna lg Thor sambungannya
tutiana
sukaaa ❤️❤️❤️
sa
kerennn bangettt,,,lanjuttt!!!
Jiraiya
Gak bisa berenti baca.
Zhunia Angel
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Eren Yeager
Aku ngerasa masuk ke dalam cerita, coba cepetan lanjutin thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!