NovelToon NovelToon
Mencintai Anak Bos Mafia

Mencintai Anak Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Romansa Fantasi / Fantasi / Mafia / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:55
Nilai: 5
Nama Author: intan maggie

Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.

Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

sampai di UKS, ara segera di tangani, namun tak kunjung sadar, ray memperhatikan itu dengan sangat khawatir dan penuh harap ara akan sadar secepatnya.

"maaf, seperti ia harus dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut" ucap penjaga UKS sambil menengok ke ara ray.

"ray ara kenapa?" tanya willie yang baru saja tiba bersama pak angga.

Tanpa menjawab pertanyaan dari willie, ray mengeluarkan hp dari kantongnya dan menelpon kak yan.

Sedangkan pak angga langsung bertanya pada penjaga UKS tentang keadaan ara.

"antar gua ke rumah sakit sekarang, jemput di sekolah" ucap ray di telpon, kemudian langsung mematikan nya.

"dia harus ditangani dengan cepat, jika dibiarkan terlalu lama, takut terjadi hal tidak diinginkan" sela penjaga UKS, ray panik dengan sedikit memalingkan wajah.

"cariin taxi, gua mau ambil jaket dulu di kelas" ucap ray setelah menepuk bahu willie.

ray langsung berlari ke kelas, sedangkan willie berlari ke gerbang sekolah, menyusul pak angga di belakangnya untuk menyampaikan ke sekuriti agar membiarkan willie keluar gerbang sekolah. Setelah itu, Pak angga angga kembali ke UKS untuk membawa ara.

Sementara itu ray terus menyusuri lorong menuju kelasnya. dari luar, kelas terdengar sangat ramai, namun seketika sunyi ketika ray masuk dengan terburu-buru untuk mengambil jaketnya, bahkan tasnya pun tetap ditinggal, banyak yang menanyakan keadaan ara, ray mengabaikan itu semua, ray langsung berlari menuju gerbang sekolah sambil menggunakan jaketnya itu, juga menggunakan tudungnya.

Sesampainya di luar gerbang, sudah ada sebuah taxi, ara hendak dimasukan ke dalam taxi, ray duduk lebih dahulu di kursi belakang, baru ara, kemudian pak angga duduk di depan. kepala ara diatas paha ray.

"gua nyusul seusai sekolah ray" ucap willie sebelum taxi melaju dengan cepatnya.

"raaa.. Bangun dong ra, muka lo pucat banget ra" ucap ray sambil menepuk-nepuk pipi ara pelan. Pak angga memasang wajah khawatir, ia sudah menanyakan kejadiannya pada willie, dimana ray dan willie tidak tahu apa-apa. Mereka menemui Ara sudah pingsan tergeletak di dalam toilet.

"ra gua gak mau lo kenapa-kenapa, lo denger gua kan clara?" ray khawatir mencoba ajak bicara ara.

ray kemudian memeriksakan detak jantungnya.

"pak detak jantungnya melemah" ucap ray lemas ke pak angga.

"pak, ngebut pak ngebut!" seru ray lagi kepada pak supir.

"pak mohon dipercepat ya" seru pak angga juga ke supir dengan penuh rasa khawatir.

Ray memencet kedua pipi ara, kemudian memberinya napas buatan.

"ray apa yang kamu lakukan?" tanya pak angga, tanpa menjawab itu, ray tetap melakukannya, ia sudah tidak peduli lagi, prioritasnya saat ini adalah ara terselamatkan.

setelah beberapa kali memberi napas buatan, ray menekan-nekan dada clara.

Kemudian memberi napas buatan lagi, menekan-nekan dadanya lagi, terus begitu berulang ulang.

pak angga sudah tidak komentar apapun lagi terhadap ray, pak angga juga mengerti apa yang dilakukan ray demi keselamatan ara. Ia hanya terus meminta supir untuk melaju dengan cepat.

Hingga akhirnya mereka sampai di rumah sakit, ara langsung dilarikan ke IGD.

Setelah itu, Pak angga duduk dengan tenang di bangku yang disediakan depan pintu IGD dengan perasaan penuh khawatir sambil berdoa bahwa ara akan baik-baik saja, sementara ray bulak balik yang hanya di sana-sana saja, tepat di depan pintu IGD, ia menunggu kabar dokter.

Hingga 2 jam lamanya, akhirnya dokter keluar dari pintu IDG dan memberi kabar bahwa ara baik-baik saja, ia sudah sadar dan akan dipindahkan ke ruang perawatan, namun belum boleh langsung ditemui. Ia mengalami sedikit kebingungan, mual dan pusing, jadi memerlukan waktu istirahat dahulu.

Dokter juga berkata ara sudah pingsan cukup lama, untung saja ia cepat dilarikan ke rumah sakit, dan menjaga jantungnya tetap berdetak lebih kencang, karena jika sudah tidak berdetak, mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Setelah mendengar kabar itu, ray dan pak angga menjadi lebih tenang, pak angga kembali ke tempat duduknya tadi sambil mengucapkan syukur, ray juga menjadi lebih tenang dengan duduk bergabung di samping pak angga berjarak satu kursi kosong.

ray duduk bersandar pada sandaran kursi dan kepalanya di dinding yang juga dibelakang kursi tempat ia duduk. hingga ia menatap ke dinding rumah sakit, kemudian memejamkan matanya sebentar untuk menenangkan diri.

"berani juga kamu melakukan itu didepan guru mu" ucap pak angga memecah keheningan. Ray membuka matanya, tanpa pindah posisi.

"mau gimana lagi pak, tapi ara juga mengambil ciuman pertama saya" balas ray.

"masih bisa-bisanya kamu bicara begitu, tapi terima kasih" balas pak angga

"kenapa bapak terima kasih?" tanya ray.

"mungkin ara terselamatkan juga karena itu" balas pak angga.

"saya mohon pak, jangan beri tahu siapapun tentang ini, termasuk ara" balas ray. Mereka terus mengobrol tanpa salah satu dari mereka menggerakkan tubuhnya.

"baiklah, saya janji" balas pak angga.

"terima kasih bapak yang terbaik, btw saya sekarang yang lemas pak" balas lagi ray.

Pak angga yang tadinya menatap dinding, sekarang melihat ke arah ray.

"lebih baik kamu istirahat dulu, makan dan minum sesuatu mungkin, wajah kamu cukup pucat" ucap pak angga setelah memerhatikan ray.

Kemudian ray mengambil posisi duduk tegap pada umumnya kemudian melihat ke arah pak angga.

"saya minta tolong jagain ara sebentar ya pak, jangan tinggalin dia" ucap ray.

"iya, percayakan pada bapak, sepertinya teman-teman mu juga sebentar lagi kesini, sudah mau jam pulang sekolah" balas pak angga.

"kalau begitu saya keluar dulu sebentar pak, bapak gak boleh pulang sebelum saya kembali, saya sebentar doang kok pak" balas ray lagi.

"iya" balas pak angga singkat sambil senyum ke ray.

"bapak mau apa? Biar saya belikan sekalian" tanya ray.

"gak usah, kamu aja" balas pak angga.

"oke" balas ray kemudian berdiri dan berjalan keluar rumah sakit untuk mencari makan dan minum.

Ia benar-benar lelah dan kehabisan tenaga, bukan karna menggotong ara atau memberinya napas buatan lalu memompanya, tapi karena rasa khawatir dan ketakutan menggerogoti pikiran dan hatinya. Bahkan, Lelah mental karena hati dan pikiran yang berlebihan bisa mengalahkan lelahnya fisik.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!