Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18 Ajakan
Aliza menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Aku juga tidak sengaja mengikuti kamu, aku juga tidak bermaksud untuk mengetahui apapun dan semua hanya kebetulan saja," batin Aliza dengan menghela nafas.
Dhafian kembali memasuki kamar dan terlihat membuka jasnya dengan kasar. Aliza juga sudah memasuki kamar tersebut yang memang mereka berdua tinggal satu kamar. Dhafian mungkin merasa sangat hina jika istrinya mengetahui bahwa ibunya masih hidup dan mengalami gangguan jiwa.
Dhafian tidak ingin dianggap lemah oleh siapapun. Apalagi Aliza pasti mendengar semua yang dia katakan dan betapa menyedihkannya dirinya.
"Tuan! Ada yang ingin saya katakan kepada tuan," ucap Aliza yang tampak begitu sangat hati-hati mengeluarkan suaranya.
"Katakan," sahut Dhafian.
"Tuan, sepertinya salah paham atas kematian ayah tuan. Saya yakin Paman tidak terlibat dalam hal itu," ucap Aliza.
"Aku yang tahu apa yang terjadi, dia adalah keluargamu dan wajar saja kau mengatakan hal itu," ucap Dhafian.
"Tapi saya....." Aliza tidak melanjutkan kalimatnya, ketika Dhafian mengangkat tangannya.
"Aku sudah mengatakan kepada kamu jangan pernah mencampuri apa-apa. Aliza kau harus menyadari jika kau berada di dalam rumahnya dan menjadi istriku karena sebuah siasat dan aku memanfaatkanmu. Jangan pernah berpikir dengan keberadaanmu di sini maka orang-orang itu tidak akan bertanggung jawab atas perbuatannya!" tegas Dhafian dengan penuh penekanan yang hanya membuat Aliza terdiam.
Tok-tok-tok-tok.
Suara pintu kamar mereka diketuk yang membuat Dhafian langsung membuka pintu kamar itu.
"Ini yang tuan minta!" Arga memberikan paper bag yang besar untuk Dhafian yang membuat Dhafian menganggukkan kepala dan setelah mengambil paper bag tersebut yang langsung kembali menutup pintu kamar.
Dhafian menghampiri Aliza yang kembali berdiri dari hadapan wanita itu.
"Cepat bersiap!" ucapnya memberikan paperbag tersebut.
"Untuk apa ini? Kita mau kemana?" tanya Aliza
"Jangan banyak tanya, lakukan!" tegas Bian.
Aliza menurut yang langsung mengambil paper bag tersebut dengan memasuki kamar mandi.
Aliza yang masih berada di kamar yang diperintahkan untuk bersiap-siap. Dhafian sudah berada di ruang tamu yang terlihat begitu tampan menggunakan setelan jas hitam yang sekarang sedang melihat ponsel.
Suara heels yang terdengar menuruni anak tangga membuat Dhafian langsung menoleh. Aliza yang turun begitu cantik dan anggun menggunakan gamis berwarna merah hati yang senada dengan pashmina dan juga hijabnya.
Gadis itu benar-benar sangat cantik, walau tubuhnya terbungkus tetapi kecantikannya benar-benar terpancar yang membuat Dhafian tidak berkedip sama sekali.
"Memang tuan ingin mengajak saya ke mana?" tanya Aliza tanpa disadari Dhafian yang ternyata sudah berdiri di depannya.
Dhafian sedikit kaget mendengar suara itu dan kemudian langsung mengalihkan pandangan yang sedikit jelas salah tingkah.
"Jangan biasakan terus bertanya. Ayo!" Dhafian yang terlihat pura-pura cool yang kemudian melangkah terlebih dahulu yang diikuti oleh Aliza.
Aliza dibukakan pintu mobil oleh Dhafian yang keduanya duduk di bangku belakang yang disetiri oleh Arga. Gaun syar'i yang diberikan Dhafian kepada istrinya ternyata sangat cocok di tubuh Aliza.
Dhafian sepertinya sangat menghargai pakaian sang istri yang tidak memberikan pakaian macam-macam dan sesuai dengan pakaian yang biasa dikenakan Aliza dengan menutup auratnya setiap hari yang hanya diperbolehkan dilihat oleh suaminya saja.
Bukan hanya Aliza bersama suaminya yang berada di dalam mobil dan ternyata Arum bersama kedua orang tuanya juga berada di dalam mobil dengan Arum yang duduk di bangku belakang.
"Arum, Mama melihat sejak tadi kamu tidak semangat menghadiri acara peresmian pesta peresmian Perusahaan Om Daniel dengan rekannya," ucap Mayang yang pasti sebagai seorang ibu sejak tadi memperhatikan putrinya.
"Arum, tidak semangat ingin bepergian ke manapun. Mama dan Papa saja yang memaksa Arum untuk ikut," jawab Arum.
"Apa salahnya menemani orang tua dan ini juga tidak memakan waktu yang banyak," sahut Lucky yang sama sekali diabaikan oleh Arum.
Akhirnya mereka sampai juga dan sama-sama keluar dari mobil dan ternyata tujuan Dhafian bersama istrinya juga adalah tempat yang sama dan bahkan bersamaan keluar dari mobil yang membuat Arum, Mayang dan Lucky kaget, begitu juga dengan Aliza dan sementara Dhafian terlihat begitu santai.
"Bibi, Paman ada di sini juga," sahut Aliza.
"Benar Aliza. Kamu juga ingin menghadiri acara ini?" tanya Mayang.
Aliza melihat ke arah suaminya yang memang sejak tadi dia tidak diberitahu ingin ke mana dan bisa dilihat dari mobil yang terparkir di depan gedung tersebut sepertinya itu adalah sebuah acara bergengsi.
"Jika kami berdua sudah berada di sini yang artinya memang akan menghadiri acara besar ini," jawab Dhafian.
"Bagaimana mungkin kau bisa berada di acara ini?" tanya Lucky.
"Memang sangat tidak mungkin jika mantan calon besan Anda mengundang saya, tetapi jangan lupa jika acara ini bukan hanya miliknya saja," jawab Dhafian dengan tersenyum miring kepada Lucky.
"Sayang, ayo kita langsung masuk saja, pemilik acara sedang menunggu kita sejak tadi," ucap Dhafian membuat tangan istrinya berada di lengan dengan mereka berdua bergandengan yang langsung memasuki tempat tersebut.
Arum terlihat begitu kesal dengan tangan terkepal, bagaimana tidak Aliza yang mengatakan dijebak dalam pernikahan itu dan ternyata mereka terlihat romantis.
"Apa lagi yang akan dilakukan anak itu," ucap Lucky.
"Sudahlah. Pa sebaiknya kita masuk saja dan ingat ini adalah acara orang lain bukan acara kita. Papa harus bisa mengendalikan diri dan Mama lihat, Aliza juga tampak baik-baik saja," ucap Mayang memberi saran kepada suaminya dan akhirnya mereka memasuki gedung tersebut.
Di dalam gedung itu tampak ramai sekali dengan orang-orang yang menghadiri acara tersebut, pakaian yang sangat cantik mereka gunakan dan pasti yang tertutup hanya Aliza saja.
Kedatangan Aliza di dalam gedung tersebut juga mencuri perhatian, bukan karena pakaian yang berbeda dari orang lain tetapi kecantikan yang terpancar walau tubuhnya tertutup dan membuat mereka bertanya-tanya dengan pria yang bergandengan dengannya.
Ardito yang berbicara dengan kedua orang tuanya dan juga ada sepasang suami istri juga ikut mencuri perhatian itu yang membuat Ardito kaget dengan kehadiran Aliza dan suaminya yang begitu sangat romantis.
Ardito semakin kepanasan saat pasangan suami istri itu menghampiri mereka.
"Tuan Marsel!" Dhafian yang langsung berjabat tangan dengan orang yang diajak keluarga Ardito berbicara.
"Tuan Dhafian, saya sejak tadi menunggu Anda dan saya pikir Anda tidak akan datang," ucap pria itu.
"Saya tidak mungkin tidak datang untuk acara peresmian bisnis Anda," ucap Dhafian.
"Kalau begitu perkenalkan ini tuan Daniel dan keluarganya yang kebetulan tuan Daniel ini adalah rekan saya mendirikan Perusahaan ini," ucap Marcel yang membuat Dhafian hanya tersenyum saja penuh arti dan sepertinya Daniel juga mengenal Dhafian.
"Siapa wanita cantik yang anda bawa ini?" tanya Karina istri dari Marcel.
"Perkenalan, ini adalah istri saya," jawab Dhafian yang ternyata memperkenalkan tanpa menyembunyikan yang membuat Ardito semakin kepanasan yang tidak menyangka jika Dhafian akan mempublikasikan Aliza sebagai istrinya.
"Wau cantik sekali, tuan Dhafian benar-benar sangat beruntung mendapatkan istri secantik ini," puji Karian yang membuat Dhafian tersenyum dengan menganggukkan kepala.
Sementara Aliza hanya diam saja berkenalan secara sopan tanpa bersentuhan dengan satu orang pun yang ada di sana.
Bersambung.....