Di sebuah desa yang masih asri dan sejuk juga tak terlalu banyak masyarakat yang tinggal hidup lah dengan damai jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota yang sibuk.
Kegiatan yang wajar seperti berkebun, memancing, ke sawah, juga anak-anak yang belajar di sekolah.
Di sekolah tempat menuntut ilmu banyak yang tak sadar jika terdapat sebuah misteri yang berujung teror sedang menanti masyarakat lugu yang tidak mengetahui apa penyebab nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risma Dwika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Hari sudah siang, saat nya Zaki menjemput neng dan teman-teman nya.
Zaki melajukan mobilnya pelan, karena memang jalanan nya belum rapih.
Saat melewati sawah dan tanah kosong yang kini menjadi miliknya, Zaki menepi sejenak.
Dia memperhatikan gubuk kosong itu.
Jendela nya memang terbuka, sehingga kita bisa nampak dalam nya dari jauh.
Namun, ada yang menarik perhatian nya Zaki.
Zaki melihat di dalam gubuk itu ada cahaya. Seperti cahaya lilin.
Karena di dalam gubuk itu gelap, sehingga jika ada penerangan seperti lilin atau lampu minyak pasti terlihat jelas.
"Apa ada orang yaa di sana? Itu kan properti orang, kok berani nya masuk tanpa izin yaa. Nanti pah pulang ini aku periksa".
Zaki melanjutkan perjalanan nya, sesaat kemudian sampailah dia di sekolah adik nya yang juga dulu sekolah dia juga.
Zaki enggan turun dari mobil.
Pandangan nya tertuju pada kelas yang dulu mereka pakai untuk belajar, namun kini di kunci. Bahkan di gembok.
Saat sedang memperhatikan jendela kelas, dia melihat sosok yang sangat ia kenal sedang melihat nya balik ke arah nya.
"Hah, kenapa neng bisa di sana?".
Zaki buru-buru membuka pintu mobil, namun ia terkejut ketika neng berlari bersama teman teman nya dari arah lain.
Saat itu juga sosok tersebut hilang dari pandangan.
"Kok bisa, apa aku salah lihat?".
Belum terjawab pertanyaan nya, neng dan teman-teman nya datang menghampiri.
"aduh aa jemput begini, so sweet banget yaa kan teman-teman?".
Teman-teman neng bingung dengan perubahan sikap nya yang aneh.
Pasalnya, neng ini tipe anak yang kalem dan tidak terlihat centil.
Nah kenapa kali ini seperti ABG genit yang lagi puber.
"Apa sih neng. Di jemput aa (Abang/kakak) mu nih, bukan di jemput pangeran mu". Ujar Syifa.
Neng pun merengut.
"Sebelum pulang, aa mau ngajak kalian jalan ke mall dulu boleh? Tadi aa sudah titip pesan ke ibu untuk sampaikan ke orang tua kalian kalau mau jalan-jalan ke kota sebentar".
"Gaass ayo a. Dah lama nggak ke kota". Ujar Syifa yang antusias sekali.
"Okee yuk naik semua".
Neng membuka pintu depan, dan yang lainnya duduk di kursi tengah.
Selama perjalanan, neng sesekali bergelayut manja ke lengan kakak nya itu.
Teman nya yang melihat benar-benar heran.
Mereka bertiga ikhsan, Dian dan Syifa saling sikut karena melihat tingkah neng yang sangat berbeda 180°.
"Neng, jangan gelayutan gitu atuh ih. Nanti aa mu nggak fokus nyetir nya". Ikhsan berusaha menegur neng.
"Iyaa iyaaa".
Neng benar-benar seperti ABG puber.
Namun, saat keluar pedesaan dan sudah masuk area kota neng kembali ke stelan awal dimana dia jadi anak perempuan yang kalem dan tak pecicilan.
Teman-teman merasa bingung, namun di abaikan nya karena tidak mau merusak suasana. Apalagi Zaki yang baru pulang merantau setelah tidak pulang bertahun-tahun. Mereka tidak mau merusak momen ini.
Saat sampai di parkiran mereka semua turun.
Zaki mau menggandeng neng, namun neng menolak nya.
"IHH apa sih aa. Malu lah gandengan segala, emang mau nyebrang? Neng udah besar loh". Ujar neng.
"Lah kan tadi....". belum selesai Syifa bicara, Dian sudah menutup mulut nya Syifa.
"Yaudah yuk jalan, nanti keburu sore nggak enak". Ujar ikhsan.
"Kenapa sih kalian?" tanya neng
"Nggak apa-apa neng. Cuma laper hehehe". ujar Dian.
"Kalau gitu, mau makan dulu atau main dulu?". Tanya Zaki. Dia membebaskan adik dan teman-teman adik nya memilih.
"Makan dulu kali yaa a. Soalnya sudah siang laper kita". Ucap neng pelan, tidak seperti tadi.
"Ah iyaa ayo kalau gitu, kita cari tempat makan yang kalian mau".
Mereka pun berjalan, lalu berkeliling melihat lihat.
"Mau makan dimana nih?". Tanya Zaki.
"Di sana aja gimana guys?" tanya neng pada teman teman nya.
Neng memilih tempat makan all you can eat perdagingan gitu, karena dia penasaran selama ini hanya lihat dari media sosial.
"Iyaa boleh, kita cobain. Kayak gimana sih rasanya, kok lihat di aplikasi tok tok kayaknya enak banget orang orang makan di sana". Ujar Dian.
"Ya sudah ayo masuk". Zaki pun membawa mereka berempat masuk ke resto itu.
Pegawai nya mengantar mereka ke meja yang kosong yang di pilih Zaki.
Mungkin karena hari kerja jadi mall agak sepi.
"Silahkan di pilih menu nya. Mau langsung pesan atau mau lihat-lihat dulu?". Tanya waiters nya.
"Tinggal dulu aja ya kak menu nya". ujar Zaki.
Mereka memilih makan dan minuman apa yang mau mereka pesan, namun saat sedang melihat menu Zaki tak sengaja melihat ke arah luar resto. Memang meja mereka berada di pinggir jendela terbuka, sehingga bisa melihat ke luar resto dan melihat orang lalu lalang.
Zaki melihat sepasang kekasih yang sangat ia kenal lewat resto ini.
Dia yang juga Zaki lihat saat di minimarket dekat tempat kerja nya kemarin.
'Dia masih awet banget yaa, seperti nya sedang hamil'. setelah itu Zaki menutupi wajah nya dengan buku menu yang ia pegang.
"Aa, kami sudah selesai pilih. Aa yang mana?" tanya neng
"Ah iyaa neng, aa samakan saja sama kalian".
Zaki pun memanggil waiters lalu memesan.
Sembari menunggu, mereka ngobrol ringan.
"Aa mau tanya. Itu kelas pojok di sekolah kalian masih di kunci?"
"Masih a, ada apa memang?" tanya neng.
"Nggak, nggak kenapa-kenapa. Tanya aja kok. Habis ini kita mau kemana? Mau nonton atau mau main ?". Zaki mengalihkan pembicaraan nya.
"Kalau nonton boleh a? kalian mau nggak nonton?" neng bertanya pada teman nya.
"Kemana aja ikut kita mah, namanya di ajak". Ujar ikhsan.
"Ya sudah habis makan kita lanjut nonton yaa. Emang tau mau nonton film apa?".
"Nanti lihat di sana aja a adanya film apa". Ujar Dian.
"Iyaa kami belum pernah nonton bioskop soalnya, hehehe". Ujar neng.
"Oalah gitu. Pengalaman pertama dong yaa ini. Oke deh, nah udah datang nih makanan nya. Kita makan dulu yaa".
Mereka pun makan dengan lahap, sampai tambah segala.
Sambil makan, mereka bertukar cerita Sabil ngobrol ringan.
Tidak lupa di abadikan momen ini oleh Syifa.
Karena dia yang selalu jepret sana sini jika ada momen bahagia.
Kalau tidak ada Syifa mungkin mereka tidak pernah punya foto bersama.
Syifa memang hobi sekali foto. Di dukung pula dengan ponsel nya yang bagus. Sehingga hasil jepretan nya bagus semua.
Syifa memang dari sebelum pindah sudah punya ponsel yang bagus, karena memang orang tua nya dulu mampu sekali untuk membelikan barang bagus dan mahal.