NovelToon NovelToon
Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Transmigrasi / Gadis nakal
Popularitas:19.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.

Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.

Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana Di Aula

Kereta terus melaju di jalan menuju istana, diiringi derap kaki kuda dan suara roda yang berdecit lembut.

Semuanya berjalan tenang… sampai roda kereta tanpa sengaja menghantam batu kecil di jalan.

“DUK!”

Kereta berguncang hebat.

Kepala Jiao Lizhi yang sedang bersandar langsung menghantam kayu keras di sisi kereta.

“Ah!” serunya, sambil memegangi kepalanya yang mulai berdenyut.

Tuan Jiao terlonjak. “A Zhi! Kau tak apa?!”

Jiao Lizhi menatap ayahnya dengan wajah datar, lalu tersenyum kaku. “Tak apa... tak apa... anak perempuanmu yang cantik ini masih hidup.”

Sementara itu, dalam hati kecilnya, Jiao Lizhi sudah menggeram keras. “Batu bodoh! Jalan bodoh! Kereta bodoh! Bahkan dunia ini pun bodoh! Siapa yang menciptakan harus kerja pagi di istana?!”

Itu Kaisar, Jiao Lizhi, sudah zaman dulu begitu.

Tuan Jiao yang tidak tahu isi kepala putrinya sangat banyak yang di pikirkan, hanya bisa menatap langit melalui jendela kereta dan berdoa dalam hati. “Kaisar, semoga kau punya kesabaran sebesar gunung untuk menghadapi anakku nanti.”

Kereta berhenti dengan suara pelan di depan gerbang istana. Suara derap kuda berhenti, dan seorang pengawal kerajaan segera membuka pintu kereta untuk keluarga Jiao.

Di dalam, Jiao Lizhi masih tampak setengah hidup. Ia memegangi pipinya dan menguap lebar, begitu lebarnya hingga sang ayah di depannya bisa melihat giginya semua.

Tuan Jiao Wenqing, yang baru saja hendak turun dari kereta, langsung mendelik tajam. “A Zhi, kau pikir kau sedang di rumah?! Dimana kesopananmu sebagai seorang wanita bangsawan?”

Seketika, mulut Jiao Lizhi menutup cepat seperti tirai bambu yang ditarik paksa.

Ia tersenyum kaku sambil memijat pipinya sendiri. “Hehe… ayah, aku hanya melatih rahang agar tidak kaku sebelum bekerja. Katanya, wajah yang lentur membuat orang tampak lebih berwibawa di istana.”

“Wibawa dari mana? Dari menguap seperti kucing lapar?” gumam sang ayah sambil menepuk dahinya sendiri.

Tuan Jiao turun lebih dulu dengan langkah penuh wibawa, “Cepatlah turun, A Zhi!”

Dari dalam, Jiao Lizhi menjawab dengan suara malas, “Tunggu sebentar, aku sedang memanggil kembali semangat kerjaku yang tersesat sejak subuh tadi.”

Tuan Jiao menahan diri untuk tidak melemparkan topinya ke wajah sang anak.

Dengan nada dingin ia berkata, “A Zhi, apakah kau masih perlu ayah membantu menggendong mu ke aula?”

Mendengar itu, Jiao Lizhi buru-buru keluar. “Tidak perlu, ayah! Aku takut pinggang tuamu akan koyak lagi.”

“Itu salahmu!” balas Tuan Jiao cepat, nadanya meninggi sambil menunjuk hidung putrinya.

Jiao Lizhi hanya nyengir sambil menangkupkan tangan di depan dada, menunduk sedikit seperti orang yang menyesal, “Hehehe! Kenapa aku melihat ayah hari ini sangat tampan?” ucapnya menyanjung Tuan Jiao.

Tuan Jiao menghela napas panjang. “Huft… pujianmu itu bahkan lebih berbahaya. Bisakah kau diam saja?”

“...”

Jiao Lizhi akhirnya menutup mulutnya rapat-rapat begitu tatapan tajam sang ayah mendarat di wajahnya. Dengan Langkah malas, ia mengikuti Jiao Wenqing menaiki tangga menuju aula istana.

Tangga itu seolah tak berujung, tinggi, panjang, dan setiap anak tangganya seperti mengejek kakinya yang sudah lelah sebelum sampai di puncak.

“Ya Dewa, apakah mereka sengaja membuat tangga sebanyak ini untuk menyiksa rakyat yang datang?” gerutunya sambil menyeret langkah kaki nya.

“Aku bahkan belum sarapan. Kalau pingsan di tengah jalan, apakah itu akan dianggap penghinaan terhadap istana?”

Sang ayah di depan yang mendengar suara putrinya hanya bisa menarik napas panjang. Ia berhenti sejenak, lalu dari dalam lengan jubahnya mengeluarkan sesuatu yang dibungkus kertas minyak.

“Ini, makanlah,” katanya datar, tapi matanya lembut.

Jiao Lizhi menatap benda yang disodorkan itu dengan mata berbinar. “Untukku, ayah?”

“Em, untukmu. Ibumu menyiapkannya tadi pagi,” jawab Jiao Wenqing sambil melangkah lagi ke anak tangga berikutnya.

Begitu mendengar kata ibumu, Jiao Lizhi langsung tersenyum lebar, mengambil bungkusan itu dan membukanya. Di dalamnya ada dua potong kue kacang madu yang harum.

“Ah, ibuku memang pengertian sekali,” ucapnya sambil menggigit kue itu penuh semangat.

Langkahnya yang tadi lemas kini berubah ringan. Setiap gigitan membuat matanya bersinar.

Namun, di sisi lain, Jiao Wenqing yang mendengar suara sang putri langsung berhenti melangkah.

“Ibumu pengertian, huh? Lalu ayahmu yang membawanya sampai sini tidak dihitung?” pikirnya masam.

Ia menoleh sedikit dan melihat Jiao Lizhi tengah menikmati kuenya dengan riang, bahkan tanpa sedikit pun ingat siapa yang memberikannya barusan.

“Kenapa kau berhenti, ayah?” tanya Jiao Lizhi dengan mulut penuh.

“Tidak… tidak apa-apa. Lanjutkan saja makan mu,” jawab Jiao Wenqing dengan nada getir, lalu kembali berjalan di ikuti oleh Jiao Lizhi dari belakang.

Namun, begitu sampai di puncak tangga, ia tak tahan untuk berkata pelan, “Ibumu memang pengertian, tapi ayahmu juga tidak kejam, tahu.”

Jiao Lizhi yang mendengar suara itu hanya tersenyum manis, menepuk lengan ayahnya ringan. “Tentu saja tidak, Ayah. Kalau Ayah kejam, aku pasti sudah diusir sejak lama.”

Jiao Wenqing: “…”

Ia benar-benar tidak tahu apakah harus tertawa atau pingsan di tempat.

Begitu langkah terakhir mereka melewati pintu besar aula istana, udara di dalam terasa berbeda, dingin, sesak dan kaku. Barisan pejabat berdiri rapi di sisi kiri dan kanan ruangan, sebagian mengenakan jubah biru, sebagian lagi merah sedang berbincang satu sama yang lainnya.

Namun, suasana yang awalnya tenang seketika berubah begitu terdengar suara langkah Jiao Wenqing. Beberapa kepala menoleh, dan bisik-bisik kecil segera terdengar di antara barisan.

“Ah, itu Perdana Menteri Jiao.”

“Dan yang bersamanya, bukankah itu putrinya yang baru diangkat?”

Di barisan depan, seorang pria paruh baya berpakaian biru dengan janggut rapi melangkah keluar dari barisannya. Ia tersenyum lebar begitu melihat mereka.

“Pagi, Tuan Jiao! Oh, ini pasti putri kesayanganmu, Nona Jiao Lizhi, bukan?” katanya dengan suara hangat.

Jiao Wenqing mengangguk sambil membalas salam. “Benar, Menteri Lu. Terima kasih atas sambutannya.”

Menteri Lu Huayang, Mentri Pekerjaan Umum, sekaligus teman lama Jiao Wenqing, menatap Jiao Lizhi dengan ekspresi ramah bercampur penasaran.

“Wah, selamat ya, Nona Jiao. Baru pertama kali masuk istana dan langsung diangkat menjadi pejabat. Luar biasa sekali! Benar-benar darah Perdana Menteri yang mengalir.”

Jiao Lizhi tersenyum malu, tapi suaranya lantang. “Terima kasih, Paman Lu. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa Kaisar tiba-tiba memberiku jabatan. Mungkin karena wajahku cantik?”

Semua pejabat di sekitar mereka: “…”

Jiao Wenqing langsung terdiam, hampir tersedak napasnya sendiri. Ia menatap Jiao Lizhi dengan mata memohon agar putrinya berhenti bicara.

Menteri Lu, yang sudah cukup berpengalaman menghadapi pejabat keras kepala, hanya tertawa kecil menutupi rasa canggung. “Hahaha… tentu, tentu saja… kejujuran memang kebajikan yang jarang dimiliki di zaman sekarang.”

“Atau mungkin tidak tahu malu,” pikir beberapa pejabat di belakangnya dalam hati.

Jiao Wenqing buru-buru menyela dengan batuk kecil, “A-Zhi, hormati Paman Lu. Jangan bicara sembarangan di istana.”

Jiao Lizhi mengangguk cepat. “Baik, Ayah. Tapi Ayah tahu, aku memang jarang bicara sembarangan, biasanya aku bicara benar.”

Suasana di sekitar mereka langsung hening selama beberapa detik.

Beberapa pejabat menundukkan kepala, menahan tawa. Bahkan ada yang pura-pura batuk untuk menutupi suara cekik nya. Ada pula yang diam-diam mengejek anak Perdana Mentri ini.

Jiao Wenqing benar-benar ingin menghilang dari tempat itu.

1
Anonymous
kok cuma satu thoorr😭
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
di tunggu up nya kak
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
ada ada tingkah absurd nya, menggemparkan dunia kerajaan 🤣
ᵉᶠ ↷✦; 𝓔 𝓵 𝓵 𝓮 ❞
Nah loh, ketenangan mu ambyar sudah Lizhi 🤣
Fitri R
semangat thor upnya
Sribundanya Gifran
lanjut thor
yachan
jangan sampai menyinggu jiao lizhi deh, sekali jiao lizhi buka mulut rahasia 1 orang bisa diumbar kemana2 kan repot tuh.
Lisda Diawan
makasih ya Thor ceritanya bagus,
Ary Deny
seru dan lucu
Denismaesya
cerita yg satu nya buat penasaran aja tp kok gk di lanjutin thor
Baby Bear
ceritanya bagus semangat ka 💪💪💪💪
Baby Bear
lanjut ka💪💪💪
Fransiska Husun
keren banget thor
Fransiska Husun
/Sob//Sob//Sob/ up up lagiiii
rara1304
thor pleaseee jan lama lama up nya yaaaa,,,,,😍😍 gak sabar banget nungguin nya🤭🤭
Tiara Bella
Thor cerita yg satunya lg gk dilanjutin apa....
Maria Hedwig Roning
sangat bagus
Sribundanya Gifran
kereeeeennnn seruuuuu thorrrrr
lanjut up tiap hari thor 1 bab aja jika bisa ya lebih💪💪💪💪💪💪
Jeffie Firmansyah
putri Asli yg di buang update dong... plisss Thor🙏
Anonymous
akhirnyaaa up juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!