NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Gerbang Kuno dan Ruang Waktu yang Terdistorsi

Preview Bab sebelumnya :

Disisi lain, Lila menggenggam Belati Obsidian di tangannya. "Ya. Sekarang kita bukan hanya memiliki kunci, tapi juga Ksatria Utama yang kekuatannya mengandung sedikit sisa aura Saint. Waktu sudah banyak berlalu, dan sisa waktu kita sekarang sudah habis."

Ia menatap Vincent dengan serius. "Kita harus segera melewati Gerbang itu. Energi di sini akan menarik hal-hal lain yang tertarik pada kematian Saint."

Vincent mengangguk, mengencangkan cengkeramannya. Meskipun lukanya belum sembuh total, kekuatannya yang baru diperoleh memberinya kepercayaan diri. Mereka kini siap memasuki rahasia di balik gerbang kuno.

Bab 15: Gerbang Kuno dan Ruang Waktu yang Terdistorsi

Kunci dan Gerbang

Lila menggenggam erat Belati Obsidian yang kini terasa dingin dan juga berdenyut di tangannya. Energi dari artefak itu begitu padat, bahkan Vincent yang kini berada di ranah Ksatria Utama (Tahap 3) pun dibuat merinding karena benda itu.

"Gerbangnya," bisik Lila, matanya terfokus pada dinding batu kuno di ujung gua.

Dinding itu bukanlah tembok biasa; melainkan sebuah dinding dengan ukiran batu raksasa yang memancarkan aura energi yang sangat besar. ini merupakan tempat yang dijaga oleh The GateKeeeper yang telah mati itu, terdapat energi penolakan yang memancar di sekitar nya seolah memperingatkan mereka untuk tidak melangkah lebih jauh.

Kemudian dengan rasa penuh keberanian, Lila mengangkat Belati Obsidian. Dengan keyakinan penuh, ia menyentuhkan ujung belati itu pada ukiran di tengah gerbang.

VOOOM!

Energi hitam pekat dari belati itu saling bertemu dengan energi penolakan yang ada disekitar gerbang. Alih-alih terjadinya bentrokan karena mereka pikir energinya berbeda, malah yang terjadi sebaliknya yakni penyatuan yang aneh. Garis-garis ukiran kuno pada gerbang itu mulai bersinar dengan cahaya hitam kehijauan. Dalam hitungan detik, dinding batu itu perlahan berputar ke dalam, membuka celah.

Di balik celah itu, bukanlah lorong gelap, melainkan pusaran cahaya yang aneh. Cahaya itu berputar, memancarkan warna-warna yang tidak alami dan menciptakan distorsi visual yang membuat Vincent pusing.

"Tunggu dulu," kata Vincent, menahan tangan Lila. "Energi apa ini? Bukan elemen Batu, bukan juga Angin atau Api."

"Ini adalah Energi Ruang Waktu yang terdistorsi," jelas Lila, matanya yang tajam menatap jauh ke dalam pusaran.

"Tempat yang dijaga oleh entitas dengan tingkat Saint ini, tidak mungkin berupa gudang senjata biasa. Dari yang aku tahu seperti nya Kita akan memasuki ruang yang terpisah dari dunia Aethoria."

Apa? Bagaimana kau bisa tau Ini adalah Energi Ruang Waktu?, Tanya Vincent kepada Lila dengan nada yang serius.

"Vincent, aku... aku tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang," kata Lila, suaranya yang lembut tapi serius.

"Tapi aku akan memberitahu kamu tentang beberapa hal. Aku bukan orang jahat atau sesuatu yang aneh/buruk yang kamu pikir tentang aku, bukan semuanya okey. latar belakang yang kumiliki sangatlah rumit dan kompleks."

Lila menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jadi gini, Singkat Aku berasal dari sebuah organisasi atau kelompok tertentu yang mempelajari tentang dimensi dan ruang waktu. Kami memiliki pengetahuan tentang energi-energi yang tidak biasa, termasuk Energi Ruang Waktu yang terdistorsi ini, itulah mengapa aku bisa mengenali dan tahu tentang energi ini." ucap Lila dengan nada serius.

Vincent menatap Lila dengan rasa tak percaya. "Organisasi apa? Bagaimana kamu bisa tahu tentang hal-hal seperti ini?"

Lila tersenyum tipis. "Aku tidak bisa memberitahu kamu semuanya sekarang. Tapi aku bisa memberitahu kamu bahwa aku memiliki... kemampuan Spesial. Kemampuan yang kumiliki ini digunakan untuk melihat dan merasakan energi-energi yang tidak biasa. Dan tentang energi ini, aku telah mempelajari tentang Energi Ruang Waktu ini selama bertahun-tahun." ucapnya dengan nada tegas menjawab pertanyaan Vincent.

Vincent masih menatap Lila dengan rasa seperti tidak menyangka dan juga banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan, tapi dari mata Lila, Vincent bisa melihat sesuatu yang membuat ia dapat percaya bahwa apa yang dikatakan Lila adalah kebenaran sesungguhnya.

"Lalu, apa yang kita sedang hadapi di sini?" tanya Vincent, dengan suaranya yang lebih tenang.

Lila menatap pusaran energi yang memancar dari celah di sekitar gerbang tepat di depan mereka. "Aku tidak tahu pasti. Tapi aku yakin bahwa ini terkait dengan Energi Ruang Waktu. Dan aku juga yakin bahwa kita harus berhati-hati. Meskipun Entitas yang menjaga tempat ini. Sudah mati..... Tapi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika kita tidak berhati-hati dan tidak siap." ucap Lila.

Vincent mengangguk, matanya yang tajam menatap pusaran energi yang berada dicelah tepat di gerbang itu. "Aku siap. Mari kita lihat apa yang ada di dalam sana." kata Vincent.

Langkah Pertama ke Distorsi

"Kita harus cepat. Celah ini tidak akan bertahan lama. Dan ingat, dengan kekuatan mu yang baru di ranah Ksatria Utama itu tidak cukup melindungi kita dari aura ini, jika bukan karena ada Belati Obsidian ini. mungkin kita tidak bisa bertahan di dalam sana."

Kemudian, Lila melangkah maju dan menghilang ditelan pusaran cahaya.

Vincent yang melihat itu, kemudian menarik napas dalam-dalam. Meskipun ia kini seorang Ksatria Utama, menghadapi distorsi waktu dan ruang adalah pengalaman yang sama sekali baru. Ia memejamkan mata sejenak, memanggil energi naganya, lalu melangkah ke dalam pusaran.

Tiba-tiba Sensasi yang mengerikan menghampiri seluruh tubuhnya. Ia merasa tubuhnya ditarik ke jutaan arah sekaligus. Kemudian, Penglihatan yang berisi kumpulan gambar dan warna-warna yang terdistorsi berputar di sekelilingnya, membawa ia ke dalam pusaran waktu dan ruang yang tidak terkendali. Wajah-wajah yang familiar muncul dan menghilang dalam sekejap, meninggalkan kesan yang mendalam di dalam dirinya.

Pertama, ia melihat wajah Evan yang terlihat sangat marah, dengan mata yang terbakar oleh api kemarahan, membuat jantungnya berdegup kencang. Tapi, dalam sekejap, wajah itu berganti dengan senyum misterius Alexa, yang membuat ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan merasa aneh.

Selanjutnya, ia melihat wajah ayahnya, yang membawa kenangan manis dan pahit sekaligus. Wajah itu terlihat sedih dan khawatir, seperti ada sesuatu yang berat yang harus dihadapinya. Dan kemudian, bayangan sekilas dari hutan di daerah suci yang kini telah menjadi daerah terlarang yang dikuasai energi iblis, semua itu muncul dan menghilang dalam sekejap dalam sepersekian detik, meninggalkan ia dengan lebih banyak pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan.

Dalam hatinya, Vincent bertanya-tanya tentang apa yang sedang terjadi ini, apa yang sedang diisyaratkan oleh penglihatan-penglihatan itu, dan apakah ini pertanda baik atau buruk. Hal ini membuat Vincent merasa pusing, karena semua ini terasa seperti benang kusut yang sulit diurai, dan ia tidak tahu harus memulai dari mana untuk mencari jawabannya. Setiap pertanyaan hanya menimbulkan lebih banyak pertanyaan, membuat Vincent merasa terjebak dalam labirin ketidakpastian.

Setelah rangkaian-rangkaian kejadian yang membuatnya kesulitan, Vincent mencoba untuk menenangkan dirinya dengan mengambil napas dalam-dalam. Setelah beberapa saat, perlahan pusing itu mulai mereda, dan penglihatan yang berputar di sekelilingnya mulai berhenti sepenuhnya. Vincent mulai tersadar kembali, dan kondisinya mulai stabil.

Saat ia membuka matanya ia terbaring di suatu tempat, ia melihat Lila yang berdiri di Depannya, mata yang tajam menatapnya dengan penuh kekhawatiran, seolah-olah Lila telah menunggu Selama ini untuk memastikan keselamatannya.

"Vincent, apa yang terjadi?" tanya Lila, suaranya yang lembut tapi penuh kekhawatiran. "Kamu terlihat seperti melihat sesuatu yang menakutkan."

Vincent menggelengkan kepalanya, mencoba untuk membersihkan pikirannya. "Aku... aku tidak tahu," katanya, suaranya yang masih bergetar sedikit merasa ketakutan.

"Aku melihat beberapa hal. Wajah-wajah yang familiar, tempat-tempat yang aku kenal dan juga tidak ku kenal... tapi semuanya terasa sangat aneh."

Lila mengerutkan keningnya, matanya yang tajam menatap Vincent dengan ekspresi yang serius.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Lila, suaranya yang lembut tapi penuh minat.

Vincent mengambil napas dalam-dalam, mencoba untuk mengumpulkan pikirannya dan mengingat gambaran-gambaran yang ia lihat tadi. Kemudian, ia menceritakan semua yang ia alami tadi pada Lila.

"Aku melihat Evan, dia terlihat sangat marah. Lalu aku melihat Alexa, dia tersenyum... dan aku melihat ayahku. Juga hutan di daerah suci yang kini telah menjadi daerah terlarang."

Lila mengangguk, matanya yang tajam menatap Vincent dengan penuh perhatian. "Apa kamu tahu apa artinya?" tanya Lila.

Vincent menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Tapi aku merasa bahwa ini semua seperti petunjuk dan ini terkait dengan sesuatu yang besar."

Dunia di Balik Gerbang

Kemudian, Mereka mengalihkan pandangannya ke arah tempat di sekitar, dan terkejut menemukan bahwa mereka tidak berada di depan gerbang itu lagi. Kini, mereka berdiri di atas tanah yang tandus dan rata, yang membentang luas tanpa ada tanda-tanda kehidupan.

Di sekeliling mereka, pilar-pilar batu kristal raksasa menjulang tinggi hingga ke langit, membentuk sebuah lanskap yang megah dan misterius. Langit di atas mereka juga tampak aneh, terbagi menjadi dua warna yang kontras: ungu tua di satu sisi dan hijau terang seperti giok di sisi lainnya. Tidak ada matahari maupun bulan yang terlihat, namun tempat itu diterangi oleh cahaya misterius yang berasal dari pilar-pilar kristal, memberikan kesan yang Murni dan magis. Udara di tempat itu terasa sunyi dan dingin, hanya dipenuhi oleh suara angin yang berhembus lembut di antara celah-celah kristal, menciptakan suasana yang tenang namun penuh teka-teki. Atmosfer di tempat itu terasa berat, dengan energi spiritual yang melimpah ruah dan jauh lebih padat daripada yang pernah Vincent rasakan di dunia luar.

Vincent dan Lila saling menatap, mata mereka penuh dengan pertanyaan dan kekaguman, mencoba untuk memahami bagaimana mereka bisa sampai di tempat yang begitu luar biasa dan misterius ini.

"Ini... ini adalah Kekuatan Ruang Waktu, Kita berada di Era kuno", gumam Vincent, merasakan kekuatan barunya yang bereaksi terhadap kepadatan energi yang luar biasa ini.

Disisi lain, Lila menunjuk ke arah depan. Di kejauhan, terbentang sebuah kota kuno yang seluruh bangunannya tampak terbuat dari batu giok putih. Kota itu tidak mengeluarkan sumber suara atau terlihat aktivitas apapun, yang terasa hanya suasana sunyi dan seperti kota tak penghuni.

"Ini adalah tempat terkenal pada masanya yang didirikan oleh para Pendiri sebagai tempat para Saint-saint terdahulu mengasingkan diri," ucap Lila.

"Aturan dunia ini di tempat ini berbeda. Energi alamnya terdistorsi, gravitasinya bisa berubah, dan waktu disini mungkin berjalan lebih lambat atau lebih cepat tergantung aturannya, singkatnya bisa disesuaikan jika paham mekanisme nya." ucap Lila menjelaskan.

Catatan singkat Penulis:

Disini dapat kita lihat ternyata Lila selain seorang peneliti di salah satu organisasi yang meneliti tentang ruang waktu yang terdistorsi, ia juga merupakan seorang ahli sejarah. Cerita pun kita lanjutkan lagi ke topik lanjutannya.

"Lalu, apa yang kita cari di sini?" tanya Vincent. Ia kini tidak lagi mencari tentang asal-usul "buku ramalan" yang impulsif, melainkan mencari jawaban yang substansial tentang hal yang baru ia ketahui ini.

"Kita mencari sumber kekuatan, Vincent," jawab Lila, membalik Belati Obsidian di tangannya.

"Kita mencari pengetahuan yang dapat menghentikan perang dan, mungkin, jawaban tentang mengapa suku Naga dan suku Phoenix ditakdirkan untuk saling menghancurkan." ucap Lila, dengan Suasana yang sangat hening dan menyesakkan disekitar, hal ini terjadi karena kepadatan energi ditambah tidak adanya tanda-tanda kehidupan lain.

Ancaman dari Keheningan

Tiba-tiba, keheningan yang menyesakkan itu terpecah. Di antara pilar kristal yang menjulang tinggi, Vincent melihat bayangan. Bayangan itu bergerak lambat dan tidak beraturan, seperti asap yang ditiup angin. Namun, ia tidak hanya melihat satu bayangan, melainkan puluhan bayangan, dengan bentuk humanoid, muncul dari bayang-bayang pilar.

Mereka tidak mengeluarkan suara. Mereka hanya melayang, memantau Vincent dari kejauhan. kemudian, perlahan mereka mencoba untuk mendekati Vincent dan Lila.

"Apa itu?" tanya Vincent, refleks bersiap menggunakan kemampuan naganya.

"Mereka adalah Penghuni Dimensi (Dimensional Wraiths)," jawab Lila, suaranya kini kembali dingin dan waspada.

"Mereka hidup dari energi yang terdistorsi dan tertarik pada energi murni dari ranah Saint yang waktu itu kau serap."

Lila mengangkat Belati Obsidian. Lalu, ia berkata pada Vincent

"Masuk ke Ruang Waktu Kuno ini memang mudah, tapi mengapa masuk kesana dikatakan sangat berbahaya?" pertanyaan itu dilontarkan kepada Vincent.

Vincent mencoba berpikir, kemudian ia menyerah dan meminta Lila untuk menjawab pertanyaan itu.

 "Jawabannya terletak pada tingkat bertahan hidup di dalam ruang waktu kuno yang merupakan sebuah tantangan yang sesungguhnya. Di dalam sana, siapapun itu yang masuk kesana, tidak hanya menghadapi ancaman dari entitas yang kuat dan tidak terduga, tapi juga harus berhadapan dengan distorsi waktu dan ruang yang tidak stabil.

Ditambah Resiko kematian di dalam ruang waktu kuno sangatlah tinggi, dan hanya mereka yang memiliki kemampuan dan keberanian yang luar biasa yang dapat bertahan hidup di dalamnya. Dengan demikian, Ruang Waktu Kuno bukanlah tempat untuk orang-orang yang lemah atau tidak siap untuk menghadapi kesulitan yang sangat berat serta tinggi." ucap Lila, menjawab pertanyaan itu.

Serangan Pertama

Udara terasa tegang, dipenuhi dengan energi spiritual pekat. Di hadapan Vincent dan Lila, Terlihat puluhan Penghuni Dimensi (Dimensional Wraiths) yang sangat ini semakin mendekat.

"Mereka tertarik pada auramu, Vincent," ujar Lila, suaranya pelan dan serius. Ia memegang Belati Obsidian dan mengarahkan artefak itu ke arah depan siap menghunuskan segala sesuatu yang menghalanginya.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka menyentuhmu." lanjut Lila.

"Dimensional Wraiths," gumam Vincent. Vincent bisa merasakan bahwa meskipun makhluk ini tidak memiliki ranah yang jelas seperti naga, phoenix, dan lainnya, akan tetapi kehadiran mereka sangat menguras tenaga. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka untuk menyerap energi elemen spiritual murni tingkat tinggi. Elemen dasar mereka adalah elemen gelap, yang membutuhkan energi murni untuk diserap dan diubah menjadi sumber kehidupan dan kekuatan bagi mereka.

"Aku akan maju," kata Vincent, dengan suaranya yang tegas dan penuh percaya diri. Kini, dirinya sudah semakin hebat, sebab tingkat kekuatannya telah naik ke tingkat Ksatria Tahap 3(utama), yang merupakan tahap akhir dalam hierarki di tingkat Ksatria.

Dengan kemampuan ini, Vincent telah menguasai pengendalian elemen yang lebih kompleks dan juga ketahanannya terhadap serangan fisik telah jauh melampaui Ksatria biasa. Ia merasa bahwa dirinya telah siap untuk menghadapi tantangan yang lebih berat dan mengalahkan musuh-musuh yang kuat.

Kemudian, Vincent tidak menunggu lama. Ia langsung mengaktifkan energi naganya, dan seketika, udara di sekitarnya terasa panas dan penuh dengan tekanan.

"Twin Dragon Shield Technique!"

ucap vincent.

Teknik ini memungkinkan Vincent menciptakan dua perisai.

Yang pertama adalah Perisai Batu yang tebal, dibentuk dengan memanfaatkan kekuatan elemen bumi yang telah dikuasai Vincent sebelumnya, yaitu dari sisa energi Inti Kristal Bumi tingkat Saint yang diserapnya, sekarang Vincent dapat menguasai element bumi dengan lebih kompleks. Adapun fungsi dari perisai ini adalah untuk membentuk sebuah benteng pertahanan yang sangat kokoh.

Yang kedua adalah Perisai Api yang membara, dibentuk dengan memanfaatkan kekuatan elemen api yang telah dikuasai Vincent. Adapun fungsi dari perisai ini adalah untuk melindungi dirinya dari serangan makhluk Dimensional Wraith yang dapat mempengaruhi Energi Elemen spiritual nya.

Disisi lain, Melihat Vincent yang berdiri tegak dengan aura membara, Dimensional Wraith di barisan paling depan merespons dengan rasa Amarah dalam benaknya. Makhluk itu tanpa apa-apa langsung melesat maju, kecepatannya bagai bayangan yang direntangkan. Tangan bayangannya yang panjang mencoba merobek perisai Vincent. mencoba merobek perisai.

SHHHZZZ...

Suara gesekan energi yang menusuk terdengar. Perisai Api yang mengelilingi Vincent seketika membara dengan kobaran apinya. Wraith itu mengerang kesakitan karena terkena api itu, seolah panas api pada perisai itu bertentangan langsung dengan elemen gelap mereka, menciptakan kontras yang dahsyat dalam suasana yang sunyi.

Vincent mengencangkan rahangnya, matanya memancarkan tekad. "Belum selesai!" teriaknya, suaranya bergaung kuat di dimensi yang terdistorsi itu. Ia menggerakkan kedua tangannya, kemudian hal ini membuat Energi Naga di tubuhnya mengamuk, dengan tenang di bawah kendalinya dengan tingkat presisi seperti seorang master ia memanipulasi kedua elemen tersebut.

"Teknik Ignis-Stone Tornado!" ucap vincent

Dari tanah tandus yang dipenuhi kristal, Kombinasi energi dari 3 element spiritual ini tercatat sebagai teknik baru ciptaan Vincent, kekuatan yang luar biasa menimbulkan dampak yang sangat mengerikan.

Ia memanggil badai, kemudian dari badai itu terbentuk pusaran angin penghancur yang sangat luar biasa disebut dengan Tornado. didalam Tornado itu ada serpihan batu tajam yang berputar dengan kecepatan ultrasonik, serta pusaran angin itu diselimuti oleh api biru yang sangat membara. hal yang mematikan itu melesat ke arah kerumunan Wraith.

KRAKK! WOOOSH!

Dampak Teknik Ignis-Stone Tornado sungguh luar biasa. Ketika pusaran itu menghantam barisan musuh, makhluk-makhluk bayangan itu tidak hanya terpukul mundur; batu-batu tajam merobek struktur bayangan mereka, dan api biru membakar energi distorsi yang ada dalam tubuh mereka. Serangkaian hal ini membuat mereka langsung terurai dan musnah, efeknya mirip dengan penyucian iblis oleh energi suci.

Teriakan tanpa suara memenuhi udara, kemudian satu per satu Dimensional Wraith itu langsung menghilang menjadi kepulan asap yang segera lenyap ditelan angin.

Lila berdiri di belakang Vincent, raut wajahnya dipenuhi dengan rasa kekaguman yang jujur. "Kekuatan Ksatria Tahap 3 (Utama) yang baru kau peroleh ini jauh melebihi dugaanku, Vincent. dengan ini Kau bisa memanipulasi 3 elemen utama Secara kompleks, dan dampaknya terlihat sangat luar biasa serta hampir sempurna!" ucap Lila, memuji Vincent.

"Aku tidak bisa berhenti di sini," jawab Vincent, membiarkan sisa energi panasnya mereda. Ia bisa merasakan sisa energi Inti Saint dalam dirinya beresonansi dengan sesuatu yang ada di Ruang Waktu Kuno ini, hal ini membuatnya kebal sementara terhadap efek distorsi. Akan tetapi, hal ini juga dapat menarik perhatian musuh... dan Vincent tahu bahwa dia tidak sendirian di sini. Dengan napas dalam, ia memandangi lorong gelap di depan, siap menghadapi apa pun yang akan datang berikutnya.

Apakah perhatian musuh akan tertarik karena Vincent? Apakah di sana ada makhluk lain yang lebih mengerikan? Dan apakah ia siap menghadapi apa yang akan terjadi? Hanya waktu yang akan menjawab. Nantikan kelanjutannya di bab berikutnya.

Bersambung......

____________________________________________

Catatan penulis :

Informasi Ranah tingkat Vincent

(Karakter utama) TERBARU dan TERUPDATE :

• Vincent kai DragonWise ditingkat

Sebelum : ‎Ksatria tahap 2 (Berpengalaman)

‎‎(ambang batas atas ke tingkat selanjutnya)‎(anak bungsu kepala suku naga)

(Mendapatkan Warisan Kebijaksanaan Agung)

(Artefak Pedang Obsidian di tingkat Saint /Divine Relic)

(Memiliki Sedikit kandungan Aura Saint dalam tubuhnya, walaupun 0,01 persen dari Aura Saint Sesungguhnya)

Sekarang : ‎Ksatria tahap 3 (Utama)

(anak bungsu kepala suku naga)

(Mendapatkan Warisan Kebijaksanaan Agung)

(Artefak Pedang Obsidian di tingkat Saint /Divine Relic)

(Memiliki Sedikit kandungan Aura Saint dalam tubuhnya, walaupun 0,01 persen dari Aura Saint Sesungguhnya)

(Berhasil mengkombinasi 3 Elemen utama menjadi teknik baru ciptaan nya sendiri)

__________________________________________

1
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
Rina
gak sabar nungguin update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!