Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enam Belas
Arka berjalan menyusuri koridor kantor dengan wajahnya yang tampak kusut seperti belum disetrika.
Ia menuju ruang kerjanya. Hari ini ada banyak pekerjaan yang akan ia selesaikan, terutama penandatanganan kontrak kerja dengan beberapa kontraktor yang akan terikat beberapa pekerjaan dalam pembangunan pabrik baru.
Ia tiba diruangannya. Lalu duduk dan mengendurkan ikatan dasinya yang terasa sangat sesak sekali.
Ia meraih ponselnya, lalu memesan kopi dan juga sarapan nasi uduk pada Office Boy dan meminta segera mengantarkannya ke ruangan kerjanya.
Setelah menyelesaikan pesanannya, ia menyandarkan kepalanya disandaran kursi, lalu memejamkan kedua matanya untuk sejenak menghilangkan rasa penat pada tubuhnya yang terjebak hasrat saat membayangkan wajah Riri yang hadir dalam lamunannya.
Sementara itu, Office Boy tersebut sedang menyeduh kopi untuk Arka, dan ia baru saja membeli nasi uduk didepan kantor yang akan ia antarkan ke ruangan kerja sang atasan.
Tak tak tak
Suara tumit high hells yang terbuat dari bahan logam terdengar menggema diruangan dapur. Tak berselang lama, sang Office Boy mengendus aroma parfum yang cukup ringan, namun menyegarkan dan hal itu membuat ia mengenali siapa pemiliknya.
Ia menoleh ke arah seseorang yang berdiri diambang pintu dengan tampilan yang sangat menggoda.
Tak berselang lama, wanita itu berjalan dengan gayanya yang sangat aduhai. "Ini kopi untuk siapa?" tanyanya dengan nada penug selidik.
"Untuk pak Arka," sahutnya kalem.
Wanita itu mengambil sesuatu dari dalam saku roknya yang cukup super ketat, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya yang tercetak sangat jelas. Tentu saja hal itu membuat sang OB merasa panas dingin saat membayangkan a0a yang ada dibaliknya.
Wanita yang tak lain adalah Riri, menuangkan sebuah cairan dalam botol berukuran sangat kecil dan mengaduknya perlahan.
Setelah menyelesaikan hal tersebut, ia menatap sang OB dengan sangat lekat. "Antarkan ini pada pada pak Arka, dan jangan pernah beritahu tentang hal ini! Faham!" ucapnya dengan nada ancaman.
Office Boy itu mengangguk patuh.
Wanita yang tak lain adalah Riri melemparkan botol kecil tersebut kedalam tong sampah, lalu berbalik arah.
Setelah itu buatkan saya teh hijau, dan antarkan ke meja saya." ia berjalan meninggalkan dapur dan tanpa menoleh kearah sang OB.
Pria yang memiliki rambut ikal dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu tampak berkeringat melihat gaya berjalan Riri yang sangat menggodanya.
Sepeninggalan sang sekretaris, pria itu melirik tong sampah, dan deguban jantungnya memburu bagaikan sebuah genderang yang mau perang.
****
Kreeeek
Pintu terbuka. Sang Office Boy datang membawa segelas teh hijau yang masih panas dengan uapnya yang masih mengepul.
Ia kembali menutup pintu dan dengan berjalan penuh perhatian pada sekelilingnya untuj memastikan apakah ada orang disekelilingnya atau tidak,.kecuali Riri seorang.
Wanita itu sedang mempersiapkan berkas-berkas yang akan ia bawa ke ruang CEO.
Office Boy itu meletakkan gelas dari atas nampan ke atas meja.
"Ini tehnya, Bu." ucapnya sembari merunduk.
"Heeem..," jawabnya dengan sebuah deheman.
Sedangkan sang OB meraih serbet yang ada dipinggangnya, lalu mulai membersihkan meja dengan mengelapnya.
Riri menyeruput tehnya, mulai meniupnya dengan bibirnya yang menggunakan lipstik liquid merah maron sehingga membuat ia terlihat semakin begitu seksi.
Deguban jantung sang OB semakin kencang. Desiran darahnya mengalir lebih cepat saat melihat sang Sekretaris menyeruput minuman tersebut.
Setelah menghabiskan sepertiga bagian, ia meletakkannya diatas meja. Ia kembali mengerjakan tugasnya. Namun perlahan ia merasakan wajahnya memerah dengan aliran darahnya yang mengalir lebih kencang menuju organ intinya.
Perlahan ia merasakan gairahnya datang dengan cepat.
Sesaat sang OB memahami situasinya, ia mengunci pintu dengan cekatan, sedang Riri sudah merasa sangat kepanasan.
Ia seperti hilang kendali, dan pandangannya mulai mengabur. Ia.meligat sang OB sama seperti Arka yang menatapnya dengan tatapan sangat manis.
Sang OB menghampiri wanita yang sedang terbakar gairahnya.
Tanpa sadar, ia menarik pria itu ke atas meja, lalu memberikan tubuhnya dengan percuma.
Sang OB yang sudah sangat lama menantikan hal itu, tak dapat menyia-nyiakan kesempatan yang ada.
Dengan gerakan yang cepat ia menyambut sang wanita yang tampak lebih ganas dari apa yang dibayangkannya.
*****
Arka baru saja selesai menandatangani semua berkas yang akan dibawa ke CEO.
Namun sepertinya Riri tidak ada datang keruangannya seharian ini. Seharusnya ia membawa semua berkas itu sebelum jam makan siang. Tetapi nomornya tidak dapat dihubungi.
Arka menghubungi OB yang biasa membawakannya kopi.
Ia mencoba menghubungi pria tersebut, dan panggilan tersambung.
"Tolong antarkan kopi dan nasi padang dengan rendang daging," ucapnya dengan nada perintah.
"I-iya, Pak." jawab pria itu dengan nafasnya yang tersengal.
Ia memandangi tubuh wanita yang sudah lama diimpikannya dengan senyum seringai. Bagaimana tidak, ia mendapatkannya dengan gratis dan berulang-ulang.
Panggilan berakhir. Ia mengenakan pakaiannya. Sedangkan Riri tampak terkapar lemah dengan tubuhnya yang tanpa busana.
Sang OB beranjak keluar, lalu kembali menutup pintu dengan bersiul-siul penuh kegembiraan. Semburat diwajahnya memperlihatkan sebuah kepuasan yang begitu didamba.
Ia keluar untuk membeli nasi padang pesanan Arka yang berada diseberang jalan dan berjarak sekitar dua ratus meter dari kantor.
Ia mengendarai motornya, dan bayangan percintaannya barusan dengan sang Sekretaris masih belum dapat ia lupakan.
Sementara itu, Riri masih merasakan kepalanya sangat pusing. Ia mencoba beranjak bangkit dari atas meja yang terlihat berantakan.
Ia memandang sekelilingnya, dan mendapati dirinya tanpa busana.
"Hah! Mengapa aku sekacau ini? Apakah pak Arka sangat buas dalam bercinta? Sehingga membuat semuanya berantakan?" gumannya dengan lirih.
Ia memijat kepalanya yang terasa sakit, dan beranjak dari meja dengan tubuh yang sempoyongan. Ia memungut pakaiannya, dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
****
Gita bertemu dengan seorang pria bertubuh tinggi dan tegap. Pakaiannya serba hitam, kacamata hitam dn menggunakan masker. Pria itu cukup tampan, namun tampak dingin.
Sebuah ruangan cafe yang tertutup dan maaih terbilang sepi menjadi pilihannya untuk bertemu janji dengan orang yang akan ia beri sebuah tugas rahasia.
"Ini foto suamiku, dan ini alamat tempat dia bekerja, tolong kamu cari tau ibformasi yang sangat penting, sebab aku mencurigainya sedang berselingkuh." Gita memperlihatkan foto Arka yang ada diponselnya pada pria tersebut.
Kemudian ia mengirimkannya melalui pesan bergambar.
Pria itu menganggukkan kepalanya dan membuka pesan yang baru saja dikirimkan padanya.
"Uang mukanya akan saya transfer setengahnya, setelah pekerjaan selesai akan saya lunasi," ucap Gita menegaskan. Lalu ia meminta nomor rekening pria tersebut, dan mentransfernya dengan menggunakan apllikasi perbankan.
"Baiklah. Saya akan mulai bekerja hari ini." pria itu berpamitan pada Gita yang telah mempercayakan pekrjaan itu padanya.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔