[⚠️Disclaimer ⚠️
Jangan singgah kalau tak sungguh. Jangan buka bab kalau sekadar kepo di awal, apalagi cuma boom like doang. Ikuti cerita ini sampai tamat, rasakan sensasi punya bestie yang cetar membahana badai.]
.
Popoy, Gilang dan Lele adalah sahabat satu geng yang membagongkan. Masuknya Gilang sebagai anak baru memunculkan gonjang-ganjing dunia persilatan.
Lele, pewaris Uchiha yang adalah jelmaan Sarada akan membawa kalian semua ke dalam cerita anak SMA terdahsyat sedunia menembus universe alam khayal hingga alam barzah.
Bacalah, maka kalian akan menemukan teori konspirasi di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bulan Separuh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah ini Dating?
Aduh, gue kok jadi salting gini ya? Biasa aja, Le, biasa aja. Lu ngajak Gilang jalan bukan buat baper tapi karena gabut. Ingat itu Le. Kan, gue jadi ngomong sama diri sendiri gini.
"Gini loh, Lang. Beberapa hari yang lalu gue ga sengaja ngeklik live IG yang isinya diskusi buku gitu. Terus di sana ada yang perform baca puisi. Gue lihat-lihat kok keren juga. Jadinya gue pingin aja gitu nyoba-nyoba baca sastra klasik," jelas gue.
"Oh gitu," sahut Gilang.
Untung aja, untung aja. Huft... Gue memang pernah ga sengaja nonton diskusi buku kaya yang gue bilang, tapi gue biasa aja. Ga kepikiran buat mulai menyelami sastra. Sorry ya Lang, gue bohong.
Karena capek jalan kaki dan berdiri-berdiri nyari-nyari buku di tumpukan buku yang bejibun tadi, gue sama Gilang pun memutuskan untuk ngopi. Kebetulan kami melewati penjual makanan kaki-lima yang buka dengan menggelar tikar di pelataran toko yang lagi tutup.
"Ih lucu, kaya lagi piknik," celetuk gue. "Kamu udah pernah nyobain piknik di tempat kaya gitu?" tanya Gilang. "Belum pernah," kata gue. "Mau nyobain?" tawar Gilang. "Kenapa enggak," kata gue.
Gue pun duduk di atas tikar sama Gilang dan memesan minuman. Gue pesan kopi susu sedangkan Gilang pesan bandrek. Sambil nyeruput minuman kami ngobrol-ngobrol receh.
Di sekitar kami ada juga yang jualan soto dan sate pakai gerobak-gerobak juga. Tapi, kami ga beli makanan-makanan itu, karena masih kenyang soalnya tadi kami udah makan malam.
" Laila, nih tebak ya. Kalau kamu bisa nebak, minuman ini saya yang bayarin," tantang Gilang. "Oke," kata gue.
"Apa persamaan tukang sate dan tukang soto?" kata gue. "Mirip aja, ga bener-bener sama. Yang satunya 'sate' yang satunya 'soto'. Tinggal ganti huruf vokal doang," jawab gue. "Salah," jawab Gilang.
"Emh, apa ya... Oh, karena sama-sama jualan pakai gerobak? Tuh, lihat mereka pakai gerobak juga kan?" kata gue. "Belum tepat," kata Gilang.
Gue mulai gemes nih, kok jawaban gue salah melulu ya?
"Persamaan mereka, emh... Sama-sama... Sama-sama dibayar!" kata gue. "Belum tepat," kata Gilang. "Udah, nyerah aja deh," bujuknya. "Bentar dulu! Masa gue gampang banget nyerah?" protes gue. "Ya, habisnya jawaban kamu salah terus," kata Gilang.
Akhirnya gue nyerah aja. Firasat gue ni anak ngasih tebak-tebakan yang jawabannya somplak deh. Gue udah terlalu ngeremehin dia nih.
"Ya udah, gue nyerah deh," kata gue. "Jawabannya... karena... mereka sama-sama ga jual bakso. Hahaha..." kata Gilang. "Hahaha... beneran suwek banget lu!" kata gue sambil ngakak dan nimpuk lengan Gilang tapi ga keras-keras.
"Gantian! Gantian! Kalau lu ga bisa nebak ini lu traktir gue dan kalau lu bisa nebak jadinya gue yabg traktir lu," kata gue. "Siap!" kata Gilang.
Gue pun lihat ada kucing gembel lewat mengais-ngais tempat sampah yang agak jauh di sana.
"Kucing... kucing apa yang ga pernah salah?" kata gue.
"Kucing... emh... Kucingnya jaksa!" kata Gilang. "Salah," kata gue. "Harusnya bener, kan jaksa ga akan pernah salah," kata Gilang. "Ih, maksa," protes gue.
"Ngomong-ngomong kasihan ya kucing itu," kata Gilang. "Iya, pasti dia kesusahan buat cari makan sampai nyari di tempat sampah kaya gitu," jawab gue. "Lu suka kucing juga?" tanya gue. "Iya suka. Memang kamu suka?" tanya Gilang balik. "Iya, di rumah, gue punya tiga kucing dan satunya lagi hamil," jawab gue.
"Eh! Jawab dong pertanyaan gue! Malah ngobrolin kucing. Lu mau ngalihin perhatian ya? Padahal sebenarnya lu ga mampu jawab kan?" kata gue.
"Hahaha... Apa ya? Oh, kucing betina!" kata Gilang. "Kok kucing betina, sih?" tanya gue. "Masa saya bilang 'kucing perempuan'? Kalau kucing berarti hewan jadi 'betina'," jelas Gilang. "Ga peduli gue mau betina atau perempuan. Tapi kenapa jawabannya itu?" kata gue. "Karena perempuan selalu benar. Hahah..." kata Gilang. Lagi-lagi gue tabok lengannya sangking keselnya, tapi lucu, bukan kesel karena yang benci banget.
"Awas lu ya!" kata gue. "Ampun, Tuan Putri, ampun. Hahaha... Aduh... Aduh..." kata Gilang.
"Jadi jawaban saya bener kan? Kesel ya karena dapat hukuman buat neraktir?" kata Gilang. "Salah! Jawaban lu salah, ege!" kata gue. "Hahaha... Iya deh iya. Kamu yang benar. Jadi bener kan kalau perempuan selalu benar? Hahaha..." ledek Gilang.
"Elu ya, ga kapok-kapok udah gue hajar juga," kata gue. "Ampun, ampun..." kata Gilang.
Keceriaan di antara kami berdua sampai menarik perhatian orang-orang di sekitar. Mereka ngelihatin sambil senyum-senyum.
Menyadari itu, gue pun berhenti ngejahilin Gilang. Gilang jadi ikut sadar dan ikut melihat ke sekeliling, dia pun jadi ikutan diam juga sambil nahan ketawa.
"Malu, anjoy!" kata gue pelan. "Iya, hihi..." kata Gilang. "Buru abisin minuman kita deh. Kita cepetan cabut dari sini," kata gue. Gilang pun menenggak minumannya tanpa berhenti sampai gelasnya kosong. Dia dengan gercepnya berdiri, merogoh kantong dan ngebayarin minuman kami.
Gue baru aja ngabisin minuman gue dan gue pun ikut berdiri. Kami pun segera pergi dari tempat itu menuju parkiran mobil.
Sepanjang jalan kami hanya tertawa. Bahkan kami berdua mencoba untuk diam, tapi pas mata gue dan mata Gilang kembali bertatapan, ketawa kami pun kembali pecah. Betapa konyolnya kejadian tadi menurut gue dan Gilang.
"Jadi, jawabannya apa?" tanya Gilang. "Jawabannya itu adalah kucing ga wrong," kata gue. "HAHAHAHA... " Gilang ngakak sejadi jadinya.
Baru kali ini gue lihat sisi lain dari Gilang. Biasanya gue ketemu Gilang di sekolah, dia selalu terlihat kaku, dan gue sempat mengira kalau selera humor Gilang sama sekali ga ada. Ternyata gue salah. Di antara teman-teman di sekolah, Gilang adalah cowok yang paling asik yang pernah gue temuin.
Gue dan Gilang pun balik. Gue bersama Pak Memet nganter Gilang dulu ke swalayan tempat gue jemput tadi, baru deh gue pulang. Ga tahu kenapa Gilang minta diantar cuma sampai di swalayan.
Beberapa waktu pun berlalu. Gue udah sampai rumah. Gue udah prepare mau tidur. Seperti biasa, gue ngelakuin ritual yaitu skin care-an.
Gue duduk di depan cermin sambil nepuk-nepuk kedua pipi gue pakai toner wajah. Yang lagi gue pandang adalah bayangan gue sendiri di cermin, tapi pikiran gue melayang. Gue keinget masa-masa gue jalan bareng Gilang tadi. Gue jadi senyum-senyum sendiri.
Semakin lama bayangan Gilang semakin nyata di pikiran gue. Gue pun tersadar karena bunyi getar HP gue. Dengan gercepnya gue ambil HP gue, berharap itu adalah chat dari Gilang.
Setelah gue buka, ternyata itu adalah chat dari Puput.
Papoy:
"Malming-malming gini lu abis ngapain aja?"
Yah, lemes deh gue. Kirain chat dari Gilang, tahunya bukan.
Lele:
"Mau tahu aja apa mau tahu banget?"
Papoy:
"Oh, sekarang gitu ya! Oke! Yang udah punya gebetan mah sombong!"
Lele:
"Hah? Kapan gue punya gebetan?"
...
"Poy...?"
...
Yah, statusnya cuma di-read doang, tapi ga dibalas. Ya udah deh. Si Papoy mungkin udah ngantuk.
Eh, gue pingin chat Gilang deh. Chat ga ya? Gue typing "thanks ya udah bantuin gue nyari buku," tapi typingannya gue hapus. Gue ganti dengan typingan "Heh, dah tidur lu Lang?," tapi gue hapus lagi. Ah, gimana sih? Bagusnya gue chat apa nih?
"Hoy, Gilang..." tapi gue hapus lagi. Gue pun kesel sampe gue acak-acak rambut gue. B0do amat, ga usah aja!
Ga lama, HP gue pun bergetar. Ternyata chat dari Gilang. Astoge! Baca typingan Gilang bikin mata gue mau copot. Oh, jantung gue! Jantung gue mau meledak!
tp benar juga sih Le rencana lo biar gayung papoy jadian, krn sebenarnya papoy suka ama gayung😁krn Gilang dah puy Mentari jd Papoy cm memendam di dlm hati
tp yg bikin sedih banget klo lele gk bertemu vino, gk tau vino dah mati atau masih hidup
itu yg q rasakan, hewan yg ku sayangi pergi gk kembali padahal di rawat dari msh orok🤧
duh gilang kw bisaan ngetawain papoy kw yang lagi menstruasi ntar gantian kau yang diketawain
barengan nih gilang kw mimpi basah puput kw datang bulan cucok lah kalian