Naga Hijau

Melihat Bima yang terdiam intan menjadi khawatir

"Kamu kenapa sayang?" Tanya intan yang melihat Bima seperti melamun.

"Ga apa apa aku hanya berpikir bisa ga bahan lain aliran tenaga dalam " Jawab Bima

" di coba saja sayang" saran Intan " sebentar " lanjutnya Intan masuk ke dalam rumah dan tak lama ia membawa 2 baskom berukuran sedang di dalamnya sudah ada beras siap di masak

" coba kamu aliri salah satu nya, nanti kita masak dan kita rasakan perbedaan nya" saran nya kemudian

Bima memasukkan tangannya ke salah satu baskom, sesaat air dan beras di dalamnya berputar dan tak lama

" plash" air memuncrat ke atas terus diam lagi,"  coba di masak terpisah sayang"Ucap Bima, " dan ambilkan beberapa sayur atau buah yang sudah kurang segar yah" pinta nya lagi, intan mengernyit .

  "Buat apa?" tanya nya heran

 " aku mau nyoba , tenaga dalam milikku bisa menyegarkan sayuran yang kurang segar tidak" jawab Bima

Intan kedalam membawa baskom berisi beras, dan tak lama ia membawa beberapa mentimun dan sawi  yang sudah agak layu

" terimakasih sayang" ucap Bima tulus, intan tersenyum manis. Bima memegang sawi dan mentimun itu ia berkonsentrasi dan mengalirkan tenaga  dalam nya pada kedua sayur. Tak lama mentimun dan sawi yang di pegang Bima menjadi segar dan terlihat sangat menggiurkan, Bima menggigit mentimun di tangannya.

" Wah jadi segar banget" ucap Bima takjub, ia sangat senang setidaknya dengan kemampuan yang tak sengaja ini ia bisa menciptakan usaha untuk ibunya setelah sembuh nanti.

" gmana sayang" tanya Intan penasaran

" bisa sayang,  buah dan sayur yang di aliri terasa sangat menyegarkan " Jawab Bima

" trus kira kira apa yang bagus untuk usaha kita nanti" tanya nya lagi

" kita buat warung sarapan pagi aja sayang, bagaimana?" Tanya balik Bima, intan berpikir sejenak

"Boleh juga , kapan rencananya?" tanya Intan antusias

" nunggu ibu sembuh dulu sayang, ibu masakan nya paling enak di tambah dengan sayuran dan telur yang sudah di aliri tenaga dalam rasanya pasti jauh lebih enak" jawab Bima antusias " tinggal menunggu nasi masak kalau berhasil ini pasti usaha warung sarapan kita akan laris."

" iya sayang, semoga nasi nya juga bertambah lebih nikmat" doa intan

" Amiin" Bima meng Amiin kan doa intan, rencana Bima kalau sudah memulai usahanya hanya di batas sampai jam 9 saja, ia tak mau ibunya kelelahan.

Pas waktu makan siang nasi yang di aliri tenaga dalam Bima matang. Ia mengajak intan dan ibunya untuk makan bersama , untuk lauknya Bima hanya menyuruh intan mengolah telur dan mentimun dari  bahan yang sudah di aliri tenaga dalam. Bima ingin tahu bagaimana rasanya bila bahan bahan itu di olah dan di makan bersama sama.

" Bima,  kamu dapat darimana bahan makanan yang enak ini??" Tanya sang ibu saat mencicipi  nasi dan telur.

" dari dapur ibu , Bima hanya mengaliri dengan tenaga dalam saja bu" sahut Bima

" ini sangat enak , kalau buat jualan pasti laris" kata sang ibu lagi

" rencananya begitu ibu,  tapi Bima ingin menyembuhkan ibu dulu" sahut Bima, sang ibu tersenyum

" terima kasih yah nak, ibu bangga punya anak yang berbakti seperti kamu"

Bima hanya tersenyum ia mengajak intan  bangkit dan memeluk sang ibu,

Intan menangis terharu,  sang ibu pun menangis

" kalian orang yang paling kusayang dan ku hormati,  aku  kan  selalu berusaha membuat kalian bahagia" ucap Bima pelan  tapi terdengar oleh intan dan sang ibu, membuat mereka menangis haru dan bahagia.

Setelah makan siang sang ibu kembali ke kamar dan beristirahat , sedangkan Bima di dampingi intan kembali berlatih di kamar kosong sebelah.

      Bima kembali berlatih dengan giat ,karena ingin melihat ibunya sembuh ,ia berlatih sampai lupa waktu, untung intan selalu mengingatkan untuk beristirahat sejenak dan makan ,karena Bima benar benar lupa akan semua nya saat mempelajari cara pengobatan sang ibu.

        sore harinya Intan mengajak jalan jalan sejenak , agar fresh lagi pikiran Bima , ia juga mengajak sang ibu berjalan jalan, namun ibu Bima menolak, karena kakinya sering sakit bila di pakai berjalan lama, dan ia juga tak ingin mengganggu kebersamaan Intan dan Bima, intan memaklumi karena memang kaki ibu nya Bima ada daging tumbuh dan akan terasa sakit bila berjalan lama, intan jalan berdua bersama Bima, ia membelikan beberapa makanan ke sukaan ibu Bima, juga membelikan banyak baju , keluar dari toko baju Bima cosplay jadi bebegik ( orang orangan sawah), yang mana tangannya merentang sejajar bahu, dengan banyak paper bag belanjaan Intan.

     Pengunjung lain yang melihat pada tertawa , namun Bima tak ambil hati asal kekasihnya senang tak apa, pikir Bima .

   " mbak manekinnya bagus, di jual ga?" seorang wanita muda yang melihat Bima tampan juga kuat, mencoba menggoda Intan,

   " Kamu ga akan sanggup membelinya" ucap Intan sambil merangkul Bima .

   " eh, sebut aja , pasti aku bayar!?" ucap wanita itu kesal merasa di remehkan.

   " bener, nanti kaget " ucap Intan , ia mengajak Bima berlalu dari situ, malas meladeni orang keganjenan seperti wanita itu.

    " aku ini orang kaya, sebut aja" ucap wanita itu memasang gaya genitnya berusaha menggoda Bima dengan penampilannya, percakapan keduanya yang sedikit keras membuat pengunjung lain memperhatikan mereka berdua, Bima yang tak enak mengajak Intan keluar.

     " ga salah, orang kaya?" ucap Intan sambil memperhatikan wanita itu dari atas ke bawah" kaya darimana ,bajunya saja kekurangan bahan, ayo ngikut aku beliin bahan di pasar Bambu Kuning" ucap Intan, pengunjung tertawa, omongan intan memang tak salah, karena pakaian yang di pakai wanita itu hanya menutupi bagian bagian khusus saja, lainnya semua terbuka.

    wanita itu memerah mukanya, melihat para pengunjung lain menertawakannya ,ia dengan cepat pergi dari sana

    " awas nanti !" ancam wanita itu sebelum pergi meninggalkan Bima dan Intan, namun matanya sempat melihat ke arah Bima dan mengedipkannya , Bima buka terpesona malah muak, di mata orang lain mungkin ia terlihat cantik, seksi dan suaranya bisa membuat lelaki terbuai, karena di bibir, kelopak mata bibir dan pinggul wanita itu semuanya di pasang susuk. Bima yang menguasai mata batin dan ilmu pagar badan tentu saja tidak mempan.

    " setelah wanita itu pergi, Bima dan Intan pulang ,

    " tunggu,!" baru saja Bima beres memasukan belanjaan Intan ke bagasi, beberapa pria memanggil.

    " maaf ada apa kak?" tanya Bima sopan karena ia tidak mengenal pria yang mendatanginya.

    " kalian sudah menghina pacarku ,maka kalian harus di beri pelajaran!" ucap salah satu pria . Mata pria itu terpesona melihat intan .

   " ekhem begini saja, kamu temani pacarku, dan suruh dia menemaniku, kalau tidak" pria itu mengangkat potongan pipa yang ada di tangan nya." matii!" lanjutnya baru saja ia selesai berbicara , pandangannya menjadi buram dan tubuhnya terasa tak menginjak bumi.

    ." braaak"

     " aduuuh"

ternyata Bima langsung melemparkan pemuda itu mendengar omongan yang membuatnya emosi.

   " pergilah sebelum aku berubah pikiran" ancam Bima sambil menekan ujung pipa besi yang tadi terjatuh

    pria tadi dan teman temannya terbelalak melihat pipa besi itu bengkok di pegang Bima

    " iya , Kak kami minta maaf" ucap pemuda tadi dan langsung melarikan diri.

     "Kamu ga apa apa sayang?" tanya Intan khawatir

    " aku ga apa apa ayo pulang " ajak Bima . Mobil melaju dengan kecepatan sedang ,sepanjang jalan intan bersandar di bahu bima sambil bercerita tentang apa saja ,Bima sesekali menimpali Intan.