Seorang gadis bernama Anantari yang bercita-cita dirinya menjadi seorang ratu istana kerajaan. Perjuangan menjadi ratu kerajaan tidaklah mudah. Ketika ia ingin mewujudkan mimpi sebagai seorang ratu—terlalu banyak sekali hal yang harus ia hadapi, halangan-demi halangan terus menghampiri.
Namun ia adalah seorang gadis yang hebat. Dan tidak pernah menyerah akan mimpinya. Itu semua ia jadikan petualangan, sebuah petulangan yang panjang yang penuh lika-liku, dan Anantari selalu menjalani petualangannya menjadi seorang ratu dengan sangat riang gembira. Walaupun tidak mudah Anantari mencoba tidak menyerah, sampai mimpi menjadi seorang ratu terwujud.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikhlas M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
“Aku berjanji, aku akan memberikanmu pelajaran Giovani!”
“Coba saja jika kau mampu mengalahkan ku.” Sahutnya.
Lalu Legatus mulai melancarkan serangan ke arah Giovani. Namun para prajurit Giovani menahannya.
“Musnahkan!” Anantari membantu. Dia menghantam para prajurit yang hendak akan menahan Giovani. Seketika para prajurit itu tersungkur.
“Legatus kau serang raja Giovani. Aku akan menahan para prajurit ini.” Titah Anantari kepada Legatus.
Legatus mengangguk. Peperangan terjadi di halaman depan kerajaan Darius, antara Legatus, Anantari, Esa dan Wiraguna melawan prajurit juga raja Giovani.
Pertarungan begitu sengit. Terlihat Wiraguna melesatkan haltere nya ke arah para prajurit.
“Prak, prak, prak!” Seketika para prajurit itu tersungkur tumbang beberapa.
Esa membantu Legatus melawan sang raja (Giovani)
“Ting!” Esa berteleportasi.
“Bukkk!” Tendangan Esa hendak akan menghantam bahu Giovani. Dengan cepat Giovani menahan serangan.
“Boom!” Seperti sebuah ledakan.
“Wushhhh!” Angin berhembus.
“Ting!” Giovani berada di belakang Esa.
“Brakkk!” Dia memukul punggung Esa.
“Boom!” Esa tersungkur.
“Wahai dewa-dewi alam, berikanlah aku seluruh kuasamu!” Seru Legatus.
“Pretak, pretek!” Terlihat pohon di sekitar merekah mulai hidup. Menjawab seruan Legatus.
“Hantam!” Seru Legatus.
“Bukk!” Batang pohon dengan ujung tajam menjulur dari bawah tanah ke atas.
“Wushhhh!” Batang pohon itu menyerang cepat Giovani.
Namun Giovani dengan cepat mengelak, menghindari serangan.
“Boom!” Seperti sebuah bom yang jatuh.
Terlihat Giovani mulai geram kepada Legatus.
“LEGATUS KAMU MEMBUATKU KESAL! AKU AKAN MEMBUNUHMU!”
“Pretak, pretek!” Terlihat tubuh Giovani seketika menjelma menjadi sebuah manusia batu.
“LEGATUS! AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Seru Giovani yang menatap tajam ke arah Legatus.
“Wahai dewa-dewi alam, berikanlah aku seluruh kuasamu!” Seru Legatus.
“Hantam!” Seru Legatus.
“Wushhhh!” Seketika batang-batang pohon menjalar keluar dari bawah tanah. Hendak menyerang Giovani.
Namun Giovani dengan cepat menghindari serangan tersebut.
“BOOM!” Debu-debu mengepul menutupi area pertarungan antara Legasus dan Raja Giovani.
Lalu serangan kedua di lancarkan.
“Hantam!” Seru Legatus.
“Wushhh!” Terlihat Giovani menghindari serangan demi serangan yang di lontarkan Legatus kepadanya.
Lalu terlihat keluar sebuah benda dari pergelangan tangan Legatus. Itu adalah sebuah pedang. Begitu silau jika di pandang. Itu adalah pedang Tachi (adalah sebuah pedang yang berasal dari Jepang yang di gunakan oleh kelas feodal samurai). Yang ia gunakan ketika melawan Anantari.
Terlihat Legatus menatap tajam Giovani. Sepertinya dia akan melancarkan serangan. “Ting!” Legatus berteleportasi. Lalu seketika ia berada di hadapan Giovani. Dia mengayunkan pedangnya ke arah Giovani.
“Tengggg!” Suara pedang yang bertubrukan dengan batu.
Sekarang tubuh Geovani sangat keras. Sehingga tidak mungkin untuk Legatus menghancurkan Geovani dengan kekuatannya. “Bagaimana aku akan mengalahkannya. Pedangku saja yang begitu tajam tidak cukup tanggung untuk mengoyak-ngoyak Geovani. Aku harus cepat berpikir.” Batin Legatus.
“Wushhh!” Geovani terbang ke arah Legatus hendak akan melancarkan serangan. “Bukkk!” Giovani memukul Legatus dengan Kencang. Seketika tubuhnya Legatus melesat terlempar jauh di atas awan.
“Berpikir, berpikir, terus berpikir. Sepertinya aku akan kalah.” Batinnya.
“Tingg!” Seketika Giovani berada di atas kepalanya.
Legatus menengok ke atas. “Bukk!” Giovani memukul keras Legatus. “Wushhh!” Seketika tubuh Legatus melesat di atas awan. Seperti sebuah meteor yang turun ke bumi.
“Boom!” Debu-debu mengepul. Pertarungan begitu sengit. Terlihat Anantari dan Wiraguna ingin membantu Legatus. Namun Esa menahannya. “Biar aku saja yang membantu. Aku akan meminjamkan setengah kekuatanku padanya.” Ucap Esa kepada Anantari dan Wiraguna. Lalu Esa dengan cepat berteleportasi ke tempat Legatus. “Ohok, ohok!” Terlihat Legatus begitu kesusahan melawan Giovani. Dia tersedak.
“Apakah aku telah di kalahkan?” Tanya Legatus yang berbaring di tengah lapangan menatap langit. “Aku akan meminjamkan kekuatanku kepadamu.” Ucap Esa kepada Legatus. “Benarkah? Bagaimana kamu akan meminjamkan kekuatanmu kepadaku?” Tanya Legatus masih berbaring lemas.
Lalu Esa menempelkan telapak tangannya kepada tubuh Legatus. “Blarrrr!” Seketika Legatus menjelma menjadi manusia api. Legatus terperanjat. Lalu berdiri. Seketika energinya dua kali lipat lebih meningkat di bandingkan sebelumnya. “Terimakasih temanku, aku berjanji akan mengalahkannya.” Lalu Legatus terbang ke atas awan menghampiri Giovani.
“Wushhhh!” Seperti roket yang melesat ke atas. Terlihat dia mengeluarkan pedang keduanya berwarna putih tampak seperti warna biru. Namun pedang itu berbalut api.
Terlihat Legatus menjelma menjadi manusia api. Mereka bertarung di atas awan. Legatus menatap tajam Giovani.
“Wushhh, wushhh!” Terlihat Giovani melesatkan bola-bola batu ke arah Legatus. Legatus dengan cepat menghindari serangan Giovani. “KALI INI AKU TIDAK AKAN KALAH!” Gumam Legatus seraya mengayunkan pedangnya ke arah Giovani. “Sing!” Pedang api itu mengoyak tubuh batu Giovani. “Srekk!” Giovani di tusuk oleh pedang api Legatus. Giovani kalah. Seketika tubuhnya melayang di awan. Melesat ke bawah.
“Boom!” Seperti sebuah meteor jatuh. Legatus menghampirinya. Terlihat Giovani sudah tidak bernapas. Esa, Anantari, dan Wiraguna hendak menghampiri mereka. “Kamu hebat Legatus!” Seru Wiraguna. “Tidak. Itu semua karena Esa. Dia telah membantuku meminjamkan kekuatannya.” Timpal Legatus. Esa menyeringai.
...----------------...
Di halaman istana kerajaan Darius di siang hari, terlihat Legatus sedang memberikan amanat kerajaan kepada para rakyat-rakyatnya. Legatus sekarang hendak menjadi seorang raja dari Kerajaan Darius. Terlihat dia dengan gagah memberikan amanat kerajaan.
Dia mengucapkan sumpahnya sebelum menjadi seorang raja di Darius. Dia berjanji kepada rakyat bahwa dia akan menjadi raja bijaksana, dan selalu taat pada peraturan-peraturan kerajaan. Dan dia ingin membuat semua rakyat Darius hidup sejahtera. Tanpa peperangan, tanpa kebencian.
Lalu Legatus berterimakasih kepada para kesatria dari kerajaan Arcania yang telah membantunya melawan Giovani (seorang dalang dari konspirasi pembunuhan raja sebelumnya). Sorak sorai menggema di lapangan hijau di depan Istana Darius. Lalu menjelang sore hari rakyat-rakyat dari kerajaan Darius mulai meninggalkan istana. Mereka hendak pulang ke rumah mereka masing-masing.
Membawa sebuah kabar gembira, bahwa raja baru (Legatus) Telah memimpin Darius. Para rakyat dari kerajaan Darius tahu bahwa Legatus adalah pemimpin yang adil dan bijaksana. Karena di saat dirinya menjadi kesatria, tidak ada catatan buruk tentang dirinya. Dia selalu taat kepada raja Darius (raja yang memimpin sebelum pembunuh bayaran).
...----------------...
Terlihat Legatus sedang mengunjungi pemakaman raja Darius sebelumnya. “Maafkan aku paman. Hanya karena aku tidak suka dengan perlakuan paman terhadapku, paman jadi harus mengorbankan nyawa paman. Aku pikir masalah ini tidak akan rumit seperti ini, namun ketika aku tahu Giovani dan para pengikutnya membunuh paman aku begitu geram padanya. Dan aku sangat membenci Giovani.” Gumam Legatus sambil menahan tangis.
Legatus Melanjutkan ceritanya. Dia hendak berjanji di hari itu bahwa ia akan mengambil alih kembali tahta kerajaan Darius. Karena dia tidak mau kerajaannya di pimpin oleh sang penjahat. Dan ia sekarang berhasil mewujudkannya.
Legatus sangat merasa bersalah karena sebelumnya dia begitu kesal dengan pamannya yang gagal memimpin kerajaan Darius. Dia sering sekali mengajak orang-orang membenci raja Darius hanya karena Legatus kesal dengan pamannya itu. Namun Legatus berpikir setelah ia kehilangan pamannya. Kehadirannya sangat begitu berarti untuknya.