NovelToon NovelToon
Bukan Berondong Biasa

Bukan Berondong Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / CEO / Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama / Berondong
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Jemiiima__

Semua ini tentang Lucyana Putri Chandra yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucyana berani jatuh cinta lagi?
Kali ini pada seorang Sadewa Nugraha Abimanyu yang jauh lebih muda darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jemiiima__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH!

Pagi di Garut terasa begitu tenang.

Embun masih menggantung di ujung daun, udara sejuk khas pegunungan membawa aroma tanah yang lembap dan segar. Dari kejauhan, suara ayam berkokok bersahutan dengan gemericik air dari selang yang dipegang seorang pria paruh baya.

Dengan wajah teduh dan langkah tenang, ia menyiram tanaman di halaman.

Tiba-tiba ponselnya yang tergeletak di kursi bambu bergetar pelan.

Nama di layar membuatnya tersenyum kecil — Putriku Lucy.

Ia menekan tombol hijau dan menyandarkan bahunya ke kursi bambu.

“Halo, anak Papah. Tumben nelpon pagi-pagi. Ada apa, sayang?”

Suara di seberang terdengar gemetar, seperti menahan sesuatu.

“Pa… aku… aku mau ngomong tapi jangan marah dulu..

“… a-aku mau nikah, pah. Sekarang.”

Tangannya yang memegang selang langsung terhenti.

“Nikah?” suaranya meninggi sedikit, “Maksud kamu gimana, sekarang juga? Dengan siapa? Dengan Andika?”

Ada jeda hening yang panjang, sebelum suara Lucy terdengar lagi, gugup dan terbata-bata.

“B-bukan, Pa… bukan sama Andika… tapi sama orang lain.”

Pria itu terdiam. Tatapannya kosong, menembus jauh ke arah sawah di belakang rumah. Seakan tahu apa yang terjadi pada putrinya disana.

Nada suaranya berubah lebih dalam, campur antara kecewa, bingung, tapi juga mencoba menahan emosi.

“… kirimkan alamatnya. Sebentar lagi Papah ke sana.”

Tanpa banyak bicara lagi, sambungan itu terputus.

Ia menarik napas panjang, lalu bergegas masuk ke rumah sambil memanggil istrinya pelan.

“Mah… siapin barang. Kita ke Bandung sekarang.”

Lucy menutup ponselnya pelan. Jemarinya langsung bergerak gelisah, menggigit ujung kuku—kebiasaan lamanya setiap kali rasa panik menyeruak.

Dadanya masih naik turun, berusaha menenangkan diri, saat terdengar ketukan pelan di pintu.

Tok tok tok.

Pintu terbuka, memperlihatkan Dewa yang muncul sambil membawa dua potong sandwich di tangan.

“Nih, Kak. Sarapan dulu,” ucapnya datar, tapi ada nada canggung di balik suaranya.

Lucy menatapnya tak percaya.

“Lo sempet-sempetnya sarapan?” nadanya setengah ketus, setengah bingung.

Dewa mengangkat bahu, duduk di kursi sambil membuka bungkus sandwich-nya.

“Ya terus mau gimana lagi?” katanya santai, lalu menggigit roti itu seolah situasinya benar-benar normal.

Lucy menghela napas panjang, matanya menatap Dewa lekat-lekat.

“Lo yakin mau nikah sama gue?” tanyanya pelan, tapi nadanya sarat keraguan.

Dewa menoleh, menatap balik. Bibirnya menegang sejenak sebelum akhirnya tersenyum kecut.

“Kenapa nggak? Dari pada gue viral…” Ia bergidik kecil, membayangkan dirinya jadi bahan gosip di media sosial. “...mending sekalian nikah aja, kan?”

Lucy mendengus, tapi sudut bibirnya sempat terangkat sekilas. Antara ingin marah tapi juga tak bisa menyembunyikan rasa heran terhadap pria di depannya itu.

...****************...

Beberapa jam kemudian, suasana rumah Dewa berubah jadi tegang.

Udara yang sejak tadi terasa hangat perlahan berubah jadi pengap.

Di ruang tamu, sudah berkumpul Pak RT, dua hansip, seorang penghulu, dan Dewa yang duduk kaku di kursi.

Tak lama, suara mobil berhenti di depan rumah.

Ayah dan ibu Lucy datang tergesa.

Begitu masuk, wajah mereka langsung dipenuhi kebingungan.

“Lucy,” suara ayahnya berat. “Ada apa ini?”

Pak RT berdiri dengan tenang, mencoba memberi penjelasan.

“Bapak ayahnya Neng Lucy?”

Ayah Lucy mengangguk kaku. “Betul. Ada apa ini sebenarnya, Pak?"

Pak RT menarik napas panjang sebelum berbicara, nadanya tegas tapi sopan.

“Begini, Pak. Tadi malam hansip disini melihat Neng Lucy masuk ke rumah Nak Dewa dan tidak keluar sampai pagi. Mereka bukan muhrim, dan tindakan itu… jelas tidak sesuai norma, juga tidak sejalan dengan ajaran agama.”

Ia menatap keduanya bergantian.

“Sebelum timbul fitnah yang lebih besar, kami sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara baik-baik, melalui pernikahan.”

Ruangan mendadak hening.

Ayah Lucy menatap putrinya lama, wajahnya nampak memerah. Jelas terlihat ia berusaha keras menahan amarah dan kekecewaan yang menumpuk di dada.

Lalu perlahan, pandangannya beralih pada Dewa.

Tatapan itu tajam, menusuk, penuh tanya juga amarah yang nyaris meledak.

DEG!

Dewa refleks menegakkan punggung, jantungnya berdegup cepat.

Ia bisa merasakan hawa tekanan dari tatapan ayah Lucy yang seolah menuntut penjelasan.

“Di mana orang tuamu?” suara ayah Lucy rendah namun dingin.

Dewa menelan ludah, sedikit gagap.

“O-orang tua saya… kebetulan tidak bisa hadir, Pak. M-mereka… diwakilkan oleh om dan tante saya.”

Lucy, yang duduk di sampingnya, menoleh sekilas ke arah Dewa.

Rautnya sendu, matanya penuh pertanyaan.

Dalam hatinya, suara kecil bergema,

“Kemana orang tuanya? Segenting ini… gak bisa hadir?”

Beberapa menit setelah suasana menegang, suara motor terdengar berhenti di depan rumah.

Pak RT yang sedang berdiri di sisi penghulu menoleh ke arah pintu.

Tak lama, sepasang suami istri paruh baya masuk dengan wajah sedikit gugup.

“Permisi… kami om dan tante-nya Dewa,” ucap pria itu dengan senyum canggung.

Pak RT langsung menyambut, “Oh, ini ya pihak keluarga yang mewakili.”

Ia menatap sekilas ke arah ayah Lucy, seolah ingin memastikan situasi tetap terkendali.

Ayah Lucy hanya mengangguk kaku, matanya masih belum lepas dari Dewa.Tatapannya tajam, tapi berusaha ditahan agar tidak meledak di depan orang banyak.

Suasana semakin hening. Hanya terdengar detak jam dinding dan napas gugup dari kedua belah pihak.

Pak penghulu menatap Dewa dengan lembut tapi tegas.

“Baik, Nak Dewa. Sudah siap?”

Dewa menelan ludah. Telapak tangannya dingin, meski keningnya berkeringat.

“Si–siap, Pak.”

Di sebelahnya, Lucy duduk dengan kepala menunduk. Ujung jarinya bermain gelisah di pangkuan.

Ia tak berani menatap Dewa, apalagi ayahnya yang dari tadi menatap tajam — pandangan yang campur antara kecewa dan pasrah.

Penghulu mulai mengucap kalimat sakral, disusul Dewa yang mengulang dengan suara bergetar namun tegas.

“Saya terima nikahnya Lucyana Putri Chandra binti Surya Satya Chandra… dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai.”

Semua yang hadir menatap Dewa dan Lucy, menunggu konfirmasi dari penghulu.

 “Sah!”

Lucy memejamkan mata, menahan perasaan campur aduk—lega, bingung, sekaligus tak percaya semuanya terjadi begitu cepat. Dewa mengembuskan napas panjang, seolah baru selesai menanggung beban besar.

Penghulu tersenyum, menepuk bahu Dewa.

“Selamat, Nak Dewa. Sekarang kamu resmi menjadi suami.”

Dewa hanya mengangguk pelan. Matanya tak sengaja menatap Lucy yang masih menunduk. Jantungnya berdetak tidak karuan. Tangannya terasa dingin, tapi bukan karena gugup semata. Lebih karena kenyataan baru yang masih sulit ia cerna: dirinya kini istri seseorang yang baru ia kenal beberapa waktu.

Penghulu memberi isyarat agar ia mencium tangan suaminya. Lucy mengangkat wajah sekilas, menatap Dewa. Pandangan mereka bertemu — sekejap saja — tapi cukup untuk membuat napasnya tercekat.

Dengan perlahan, ia menunduk dan mencium tangan Dewa. Sentuhan singkat itu justru terasa seperti aliran kecil yang menjalar sampai ke dadanya, membuat jantungnya makin tak beraturan.

Dewa menatapnya tanpa suara. Ada sesuatu di matanya, bukan perasaan cinta, lebih seperti kehangatan yang muncul begitu saja tanpa alasan. Ia mengangkat tangan, ragu sejenak, lalu menunduk dan mencium kening Lucy.

Hening.

Keduanya saling terdiam, tapi hati mereka sama-sama bergemuruh.

Di antara kekakuan itu, ada senyum kecil yang muncul—entah karena lega, atau karena mereka berdua sama-sama belum tahu, bahwa pernikahan ini baru permulaan dari kisah panjang yang menanti.

...****************...

Setelah semua orang berpamitan dan suasana rumah kembali tenang, hanya tersisa beberapa orang di ruang tamu: orang tua Lucy, om dan tante Dewa, serta kedua pengantin baru yang kini duduk saling berhadapan di meja ruang tamu.

Udara terasa canggung. Tak ada yang berani bicara lebih dulu, hanya suara detik jam di dinding yang terdengar samar. Lucy menunduk, memainkan ujung jarinya di pangkuan, sementara Dewa duduk tegak namun jelas terlihat gugup.

Ayah Lucy akhirnya membuka suara, suaranya tenang tapi tegas, memecah keheningan.

“Apa kalian serius dengan pernikahan ini?"

...----------------...

Apa nih kira-kira jawaban Lucy dan Dewa?

Kenapa juga yaa orangtua Sadewa gak hadir di pernikahan anaknya?

Dear Lucy-Dewa, jangan berpuas diri. Ingat Andika masih berkeliaran diluar sana hoho 😌

Pantengin terus kisahnyaa , jangan lupa vote like komen yaa ✨😘

Oh iya, subscribe juga supaya dapat notif ketika neng author sudah up hihi 💕😍

Terimakasih 😘😘

1
nuraeinieni
berarti tiap hari dong nih peneror ganti no;hanya ingin meneror dewa,habis di pake langsung di buang,jd nggak bisa di lacak siapa peneror nya.
Iqueena
orang gak ngapa2in juga 😭. Tapi gppa lah, lebih baik bgtu🤣
Iqueena
kirain lu yang lepas 🤣
Jemiiima__: kali ini dewa msh suci /Facepalm/
total 1 replies
Iqueena
coba lanjut tidur udah mimpi indah itu 😭
Iqueena
Gayamu lucyyyy🤣
Iqueena
huhhhhh, syukur dewa datang tepat waktu
Nuri_cha
Dewa blm bilang sapa2 ya kalo dia dah nikah?
Nuri_cha
mulai berasa cemburu ya Luc?
Nuri_cha
ternyata dewa punya mata batin. bisa liat dgn mata tertutup. wkwkwkwk
Nuri_cha
Aaah, knp bilangnya pas Lucy pingsan. dia gak denger atuh Wa. nnt ulang ya kalo dah bangun
Xlyzy
Ahhh mati aja Lo di penjara situ
Xlyzy
ugh mantep
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝
semngat lucy ☺ semoga keadilan menyertaimu ya🫂
@pry😛
cp sih.... bs jlskn np bgt
Drezzlle
Dewa mana mau nomor bininya di kasih temennya /Facepalm//Facepalm/
Drezzlle
cemburu nggak sih mbak Lucy 🤣
Shin Himawari
seleksi berkasss dulu ya siss kandidat calon pacar🤣
Shin Himawari
untung aja ketauan sebelum nikah kalo ni laki selingkuh ishh sok ganteng luuu
Shin Himawari
mama dea ya 🥲 masih ajaa ngeles
☕︎⃝❥⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘƳ𝐀Ў𝔞 ℘ℯ𝓃𝓪 🩷
sekuat-kuatnya yg kelihatan diluar setiap orang punya sisi rapuhnya 🥲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!