Bercerita tentang seorang mahasiswa yang diidolakan oleh semua mahasiswi diuniversitas terkenal dikota J. namun tidak dengan Ayzaila Reina Pradja karena menurutnya Albian Sanjaya sama aja seperti pria pada umumnya.
Tapi tidak dengan Albian Sanjaya yang diam-diam memperhatikan Ayzaila. menurutnya Ayzaila merupakan wanita yang sangat cantik dan menarik. namun ntah mengapa sikapnya sangat acuh terhadap Bian.
Hallo semuanya...
Selamat membaca karya kedua author yah. jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like dan Komennya agar author bisa lebih semangat lagi dalam membuat cerita 🙏😁
semoga kalian suka... 👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PHJH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 12
Rumah sakit
Perjalanan menuju kerumah sakit memakan waktu 25 menit dari tempat kejadian. setelah sampai Syasya pun langsung dilarikan keruang UGD. Arin dan Dara hanya bisa menunggu di depan ruangan, mereka terlihat khawatir namun Dara tetap menampilkan wajah datarnya.
"Cantik sekali gadis itu" bisik perawat yang melewati Dara.
Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan.
"Dokter bagaimana keadaan teman kami dok?" tanya Arin
"Kalian tidak perlu khawatir teman kalian baik-baik saja, ia hanya mengalami benturan kecil sehingga hari ini juga dapat dibawa pulang" jawab Dokter menjelaskan.
"Alhmdulillah terimakasih Dok, oh iya dok apa kami boleh melihatnya?" tanya Arin kembali.
"Silahkan, tapi jangan lama-lama yah" jawab dokter sambil tersenyum.
Dara yang berada disamping Arin hanya diam tak bergeming, menyimak apa yang sedari tadi sahabatnya itu tanyakan. namun ia agak risih karena dokter itu selalu melirik kearahnya.
"Baik terimakasih dokter" ucap Arin
ia tau jika dokter itu meliri kearah Dara sedari tadi dan ia juga paham jika saat ini Dara merasa tak nyaman. .
"Ayo" ajak Arin menarik tangan Dara untuk masuk keruangan syasya.
Sesampainya mereka didepan bankar Syasya, Arin terlihat ragu untuk membuka tirainya. ia takut jika Syasya tidak menginginkan kehadirannya.
"Dar, apa kita panggil Icel dan Lisa saja? aku takut syasya tak mengharapkan kita yang ada disini Dar" ucap Arin pelan, namun tanpa mereka sadari Syasya mendengar perkataan Arin barusan.
"Yasudah telpon mereka saja, setelah mereka tiba baru kita pulang" jawab Dara santai.
"Kalian saja yang disini" tiba-tiba tirai terbuka dan terlihat syasya dengan perban dikepalanya.
"Kemarilah" ucap Syasya kembali menyuruh mereka untuk mendekatinya.
"Sya, a..apa kamu baik-baik saja?" tanya Arin gugup
"Ya, berkat kalian" jawab syasya sambil tersenyum
"Sepertinya otak lo bermasalah deh" ucap Dara tiba-tiba sambil terus menampilkan wajah datarnya.
"Hah, serius Dar? coba Sya ini berapa?" tanya Arin sambil menunjukan angka 2 dengan jari-jarinya.
"10" jawab syasya Asal.
"Wah bener kamu Dar, kita harus panggil dokter tadi" kata Arin dengan wajah paniknya dan akan berlalu namun segera dicegah oleh Dara.
Kelakuan konyol Arin ini sukses membuat Syasya tertawa
"Lo ternyata lucu juga pantes saja Dara mau temenan sama lo" ucap Syasya disela-sela tawanya.
Arin dan Dara hanya saling menatap karena ini pertama kalinya Syasya tersenyum bahkan tertawa didepan mereka. karena selama ini mereka hanya tau jika Syasya membenci Arin dan Dara.
"Beneran geser yah otak lo" ucap Dara lagi
"haha Apaan sih Dar, gue sehat....hemmm... maafin semua kesalahan gue selama ini yah Dar, Rin. gue bisa bedain mana kawan mana lawan" ucapnya sembari tersenyum simpul
"Gue tahu kesalahan gue ini susah untuk kalian maafkan tapi gue mohon kalian mau ya jadi teman gue" ucap Syasya lagi.
Arin langsung saja menatap kearah Dara yang tak ada respon apa-apa.
"Aku sudah memaafkan kamu kok Sya, tapi masalah temanan apa kamu tidak masalah temanan sama kami? nanti reputasi kamu gimana?" tanya Arin denfan polosnya.
"Gue gak pernah perdulikan itu, toh memang gue gak pernah baik dimata anak-anak sekolah kita. jadi bodo amat sama hal itu. gue hanya...." ucapan Syasya terpotong ia bingung cara melanjutkannya.
"Kalau mau berteman yah berteman aja" Ucap Dara tiba-tiba membuat Syasya dan Arin langsung menoleh kearahnya.
"Waah sesuai dugaan gue, lo memang baik Dar" ucap syasya sambil tersenyum
"Memang lah Dara baik banget sya aku aja... " ucapan Arin terhenti karena tatapan tajam yang diberikan ileh Dara.
"Lo gak telpon kekuarga lo? biar mereka tau keadaab lo" tanya Dara
"Nggak perlu Dar, mereka semua sedang keluar negeri" jawab Syasya dengan wajah sedihnya namun segera ia tutupi.
"Yasudah, lo udah boleh pulang. mau gue anterin atau gimana?" tanya Dara lagi.
"Gue boleh gak numpang menginap dirumah kalian?" tanya Syasya.
Seolah mereka tau jika syasya ini menghindari sesuatu, mereka pun bingung harus mengizinkan syasya tinggal dirumah siapa.
"Dara, sya kamu tinggal ditempat Dara saja sementara yah. Dar boleh yah? kamu kan tau sendiri tempat ku gimana? kasihan Syasya" seru Arin sambil menampilkan wajah sedihnya. membuat Syasya merasa senang Karen masih ada orang yang sebaik mereka.
"Hmm... Yasudah. gue bayar adminnya dulu" ucap Dara sambil berlalu meninggalkan mereka.
"Rin, itu gapapa? sepertinya Dara gak suka gue akan menginap dirumahnya" tanya Syasya sedikit tak enak hati.
"Ahhh.. seperti tak tau Dara aja sya, tuh anak emang dingin tapi dia baik pake banget kok sya. akan banyak kejutan yang kamu akan lihat setelah dekat dengan dia. dia gak sedingin dan secuek penampilannya" ungkap Arin sembari membantu Syasya merapikan barangnya.
"Apa benar yang diucapkan Arin ini? mustahil kan Dara yang secuek itu bisa manja haha konyol sekali Arin ini" fikir Syasya dalam hati.
