NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Anak Tiri

Terpaksa Menikahi Calon Anak Tiri

Status: tamat
Genre:Dosen / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:14.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: ntaamelia

SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"

SERI KELIMA.


Hari pernikahan sudah ada di depan mata. Namun, pada kenyataannya pria bernama Chow Branson King Tan tidak bisa menikahi wanita pujaannya. Karena pada saat pemberkatan dia malah menyebut nama wanita lain, sebuah nama yang jelas berbeda dari surat undangan yang tersebar.


Sebuah tragedi yang terjadi beberapa jam sebelum acara sakral dimulai, membuat pria yang kerap disapa Choco terpaksa menikahi calon anak tirinya—Prilly Hadwin.

Dan karena alasan itulah, Choco mulai membenci Prilly.

Lalu bagaimana mereka akan menjalani kehidupan biduk rumah tangga? Sedangkan dalam hati Choco masih tersemat satu nama, yaitu Melinda—ibu tiri Prilly sendiri.

Akankah Prilly mampu meluluhkan hati Choco? Mari ikuti kisah mereka.

Ig@nitamelia05.

Salam anu 👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Seorang Pemuda

Prilly meninggalkan Choco begitu saja, setelah ia berhasil membuat pria itu naik darah. Dia melangkah santai sambil mengulum senyum, membayangkan wajah sang suami yang tengah merasa kesal.

"Mau marah seperti apapun, dia masih terlihat tampan," gumam Prilly, lalu menggigit bibir.

Gadis manis itu tidak tahu, jika kelakuannya ditangkap oleh seorang pemuda yang sudah lama menjadi sahabatnya, Ezza.

Pemuda berusia 20 tahun itu segera melangkah ke arah Prilly, kemudian menarik lengan gadis cantik itu.  

Prilly yang merasa terkejut langsung mengangkat wajahnya. "Ezza?!"

"Aku butuh penjelasanmu!" kata Ezza sambil terus menggenggam tangan Prilly, untuk masuk ke dalam kampus. Mereka berdua seperti terang-terangan menunjukkan kedekatan pada pria yang masih berada di balik mobil berwarna merah, hingga Choco kembali mengepalkan tangannya.

"Cih, baru saja kemarin dia berkata mencintaiku, sekarang dia sudah bersama pria lain?! Apa iya itu namanya cinta? Bulshittt." 

Pria tampan itu terus mengumpat dengan nafas yang memburu, sementara dadanya terus bergemuruh, tidak habis pikir jika dia harus berhadapan dengan gadis seperti Prilly. Gadis yang nyaris tidak memiliki sikap dewasa sedikitpun.

"Awas saja nanti kamu!" ancam Choco dengan gerakan tangan yang mengepal, baru setelah itu ia kembali mengemudikan mobil mewahnya. Dia melirik jam di pergelangan tangannya, sebentar lagi jadwal dia untuk mengajar. 

"Gara-gara dia aku hampir terlambat!" 

Pria tampan itu masih saja menggerutu. Sampai-sampai dia tidak memedulikan panggilan telepon dari Melinda. Karena sedari tadi fokus Choco hanya pada istri kecilnya.

Sementara di lain sisi, Ezza baru saja melepaskan tangan Prilly saat mereka sudah sampai di belakang perpustakaan kampus. Dia mengambil tempat yang paling sepi, sebab ia tidak ingin semua orang mendengar percakapan antara mereka berdua.

"Kamu butuh penjelasan apa sih, Za? Aku nggak paham," ujar Prilly untuk pertama kali, dia juga merasa tak nyaman dengan tatapan pemuda itu.

Ezza terdiam sesaat, sambil terus menatap gadis yang ada di hadapannya, dia adalah sahabat Prilly, dia sudah berteman dengan gadis itu saat mereka masih sama-sama SMA. Namun, kenyataannya Prilly seolah tidak menganggap dia ada. 

Bahkan pesta pernikahan gadis itu pun dia tidak diundang.

"Kamu sudah berhasil menikah dengannya? Lalu apa maksudmu tidak menceritakannya padaku? Bahkan kemarin aku coba menghubungi kamu, tapi kamu nggak ada kabar, Pril," jawab Ezza dengan beberapa pertanyaan, karena dia benar-benar tak mengerti apa yang sebenarnya ada di otak Prilly.

Gadis itu sedikit memalingkan pandangannya. Kemarin dia memang sengaja tidak mengundang Ezza, sebab dia tidak ingin pemuda itu mengacaukan semuanya. 

"Aku tahu gimana kamu ya, Za. Aku hanya takut kamu menghentikan apa yang menjadi impianku!" 

"Impian apa, Pril? Impian untuk terus disakiti pria yang membenci kamu? Jangan kamu pikir aku tidak tahu, aku di sana, Pril. Aku lihat dia pergi tinggalin kamu cuma buat ketemu sama Tante Melinda!" jawab Ezza menggebu, menyampaikan sebuah fakta yang membuat dada Prilly tiba-tiba sesak.

Padahal dari kemarin dia sudah berusaha untuk menguatkan hatinya. Namun, Ezza malah mencoba meruntuhkannya begitu saja.

"Dia nggak benci sama aku, Za. Kita cuma perlu waktu untuk membiasakan diri. Aku juga yakin, pelan-pelan kebusukan wanita itu akan terbongkar, dan pada saat itu akulah yang menang!" 

Prilly menjawab tak kalah menggebu, tetapi dari dua bola mata gadis itu, Ezza sama sekali tidak melihat binar kebahagiaan. "Tapi jalan kamu nggak mungkin mulus begitu aja, Pril. Aku kayak gini karena aku mentingin perasaan kamu! Kamu yakin bisa bertahan? Sementara aku yang melihat saja rasanya sakit."

Lagi-lagi Prilly terdiam, dia menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengisi ruang udaranya yang terasa kosong. Choco memang sulit ditaklukkan, tetapi bukan berarti tidak bisa.

"Za, kalau kamu benar-benar sahabat aku. Seharusnya kamu dukung aku sekarang, karena bisa aja aku hamil anak dia, kalau aku mundur, lalu gimana sama anak aku?" tanya Prilly, kini dua bola matanya sudah berkaca-kaca.

Namun, Ezza malah menghela nafas kecil. "Kamu salah, Pril. Sebagai seorang sahabat, aku wajib memberi tahu kamu, kalau semua yang kamu lakukan itu salah. Meskipun aku tahu kamu cinta sama dia."

Prilly terdiam, mendengar penuturan Ezza, ia tahu ia memang salah mengambil langkah ini. Akan tetapi dia tidak mungkin mundur, sebab semuanya sudah terlanjur basah.

"Tapi aku sudah terlanjur melakukan itu semua dengannya, Za," ujar Prilly dengan bibir yang bergetar, detik selanjutnya ia terisak-isak.

Melihat itu, tentu Ezza tidak bisa diam saja, dia segera menarik kepala Prilly, untuk menenangkannya. Mereka sudah lama bersama, apa yang membuat Prilly sakit, maka itu pun akan menjadi kesakitan Ezza.

"Yah, aku tahu semuanya sudah terjadi. Tapi kalau kamu tidak kuat, ingat Bahasa Inggrisnya bulan—pintu—lebah—pergi!"

Dengan uraian air mata, Prilly mengangkat kepalanya. "Apa?" Tanya gadis itu dengan polos.

"Moon—door—bee—go!"

***

Moon door gak tuh? 🤣🤣🤣

1
there
baca sinopsis nya agak bingung
trua liat respon pembaca dari komen nya kok kayak seru baca nya
penasaran baca 1 bab dulu
eh malah tertarik
Siti solikah
rasain
Wayan apriani
keren ceritanya
Wayan apriani
Buruk
uhuuyyyyyy
sdh baca aq thoorr kocak seru sedih
uhuuyyyyyy
lanjutkan Prillyyyyyy
uhuuyyyyyy
wakakakakkakak...akuu syuka aku syuka ....jaili teruuusss yaa Prilly yaaaa....goodjob ...teruuusss smpek tanduknya tumbuh 100😂😂😂😂
uhuuyyyyyy
hiliihhh marah marah aja...tp kamyu suka kaaan ular mu di lihat prillyyy😂😂😂
Ina Risna
huaa ga kuat😢😭
Ina Risna
Haha ampun da,, btw ceritanya seru kak author.. terimakasih❤️
aryuu
selalu bagusssss ceritanya... 🥰😘❤️🌹
CTzue Bai'Hamsya II
Luar biasa
juwita
mampir
Siti solikah
mampus kau chocho
Sri Lie
Luar biasa
Siti solikah
duh manisnya chocho
Siti solikah
lezatnya
Siti solikah
chocho ada2 aja
Aster
.
Koni Saputri
seharus Prilly biasa aja,,, biarkan si choco itu penasaran dengan sikap mu Prilly bila perlu cuekin dia🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!