Leira Anggara sang pemimpin dunia gelap bawah tanah terpaksa harus menjadi pengantin pengganti adik kembarnya demi menuntut balas pada kekasih pria yang di jodohkan dengannya. Ia terus mengumpulkan bukti kejahatan Flomy yang telah membayar orang untuk memperkosa adik kembarnya yang bernama Leika hingga Leika memilih untuk bunuh diri. Sampai ia mendapatkan bukti, ia menghukum Flomy dan mengirimnya ke penjara.
Namun dalam mencari bukti tersebut, Leira mengalami banyak kesulitan karena Bima Putra sang suami sangat mencintai dan mempercayai Flomy. Apapun yang ia lakukan selalu di tentang oleh suaminya sendiri. Hingga pada akhirnya Leira harus menjauhkan keduanya dengan membuat Bima jatuh cinta padanya.
Bagaimana kehidupan Leira dan Bima setelah itu? Apakah Leira memilih pergi dan melanjutkan kehidupan yang sebenarnya atau ia memilih melanjutkan hidup bersama Bima?
Yuk dukung kisahnya mau sad ending atau happy ending tergantung suport dari readers ya. Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENGHUKUM PELAKU
Leira menghisap vapenya lalu membuang asapnya mengepul ke udara. Di depannya ada Felix yang sedang sibuk dengan laptopnya.
" Apa elo sudah kasih tahu ke asistennya Bima tentang Flomy?" Tanya Leira.
" Sudah." Sahut Felix.
" Good job. Biar Bima kejang kejang tuh kalau tahu Flomy berbohong padanya." Gumam Leira.
Ya, yang membantu Anjar mencari data Flomy di rumah sakit dan mengenai akun Flomy yang menyebarkan berita itu adalah Felix. Mereka sengaja bekerja sama mencari tahu tentang kejahatan apa yang telah Flomy lakukan. Namun Leira tidak tahu jika Anjar juga menyelidikinya.
" Tapi yang gue nggak habis pikir, gue bener bener nggak nyangka kalau Bima meminta asistennya untuk menyelidiki Flomy juga. Gue pikir dia sangat peduli dan sangat melindungi kekasihnya itu." Imbuh Leira. Ya, saat Bima menelpon Anjar dan meminta Anjar untuk menyelidiki Flomy, Leira mendengarnya pas kebetulan ia lewat makanya ia langsung meminta Felix untuk membantunya.
" Jangan jangan dia curiga sama elo Lei. Apalagi setelah melihat sikap elo yang jauh berbeda dengan nona Leika yang asli." Tebak Felix.
" Biarin aja dia curiga sama gue. Toh dia nggak bakal bisa nemuin identitas gue." Sahut Leira.
" Tapi elo tetap hati hati Lei, meskipun identitas elo sudah ganti tapi tetep aja elo ada hubungannya dengan keluarga Anggara. Kalau Bima mengulik sampai ke akarnya, dia bakal tahu siapa elo sebenarnya." Ujar Felix.
" Nggak masalah bagi gue, justru lebih baik dia tahu siapa gue sebenarnya biar gue bisa pergi dari dia nantinya. Gue nggak mau seperti yang ada di novel novel yang biasa Aka baca, endingnya si pria jatuh cinta sama peran pengganti. Terus mereka saling jatuh cinta dan hidup bersama. Ih geli gue, emang apa enaknya nikah? Gue malah berasa hidup terkekang di penjara. Nggak bisa bebas kemana mana." Sahut Leira.
" Ya itu karena elo nggak suka dengan pernikahan. Bagi mereka yang memang ingin menjalankan sunnahnya Rosul, itu sebuah ibadah yang dimana banyak pahala besar di dalamnya Lei. Sepertinya elo harus belajar mengaji deh biar tahu." Ujar Felix.
" Widih pak ustad Felix udah bisa ceramah nih. Ha ha ha." Goda Leira sambil tertawa.
" Ya bukan ustad juga kali Lei, elo mah. Nggak pantes gue jadi ustad orang gue aslinya brandal." Sahut Felix.
" Eh elo udah nemuin alamat bi Asih belum?" Tanya Leira.
" Ini masih gue cari, bentar lagi deh. Loadingnya lama nih kayak yang punya." Ujar Felix.
" Sialan lo! Gitu gitu laptop andalan gue tahu nggak. Laptop itu udah hasilin triliunan rupiah buat gue." Sahut Leira.
" Iya iya gue tahu. Terus elo kemanain tuh semua uang yang elo? Elo buat kasuran ya. Ha ha." Sahut Felix sambil tertawa.
" Sialan lo! Ya gue kasih ke mereka yang membutuhkan lah. Orang nggak mampu yang nggak tersentuh bantuan dari PM. Elo sendiri juga tahu."
" Iya iya gue tahu banget." Sahut Felix.
Drt... Drt...
Ponsel Felix berdering, ia langsung mengangkatnya.
" Halo, gimana?" Tanya Felix mengangkat panggilannya.
...............
" Apa? Elo udah tangkap salah satu dari mereka?"
...........
" Bagus bagus kalau begitu, bawa dia ke markas biar bisa di eksekusi langsung sama bos kita. Mumpung dia ada di sini." Ucap Felix melirik Leira.
..........
" Oke."
Felix menutup teleponnya.
" Siapa?" Tanya Leira menatap Felix.
" Bondan. Dia bilang dia sudah menangkap salah satu pelaku pemerkos@ nona Leika."
" Apa???" Leira langsung beranjak dari tempatnya. Ia mengepalkan erat tangannya. " Kita ke markas sekarang!" Titah Leira.
" Oke." Felix menutup laptopnya. Keduanya segera berjalan ke markas yang tak jauh dari mansion tempat mereka berada.
Leira berjalan di dampingi Felix di sampingnya menuju pintu yang menghubungkan gudang dan ruang bawah tanah. Di sana nampak beberapa anak buah Leira yang berjaga. Tubuhnya tegap tegap tak kalah dengan para Abdi negara.
" Pagi bos."
" Hmm." Sahut Leira.
" Apa Bondan sudah membawa orang itu ke sini?" Tanya Felix.
" Sebentar lagi tuan."
" Baiklah."
Felix dan Leira menuju ruangan bawah tanah. Ruangan gelap yang hanya di terangi oleh cahaya temaram. Tempatnya penuh dengan senjata senjata tajam yang sering Leira gunakan untuk mengeksekusi para tawanan. Meskipun tempat itu sering di aliri dengan darah manusia namun tempatnya bersih dan wangi. Tidak ada bau amis sedikitpun karena setiap kali selesai eksekusi, anak buah Leira langsung membersihkannya. Leira sangat suka kebersihan.
Leira duduk di kursi kesayangannya yang terdapat meja besar di depannya. Ia sudah tidak sabar menanti kedatangan seseorang yang telah menghancurkan kehidupan adiknya.
" Kenapa Bondan lama sekali? Apa dia kemari jalan kaki?" Gerutu Leira mengetuk ngetuk meja menggunakan pisau kecil di tangannya.
" Mungkin mobilnya mogok." Sahut Felix asal.
" Bakar saja mobilnya, minta dia beli yang baru biar nggak buat gue nunggu gini." Ucap Leira.
" Lhah kan elo sendiri yang mau buru buru ke sini, padahal gue baru minta Bondan buat bawa tuh orang. Gimana sih. Perjalanan Bondan ke sini kira kira butuh waktu lima belas menit atau malah satu jam." Ujar Felix.
" Saking semangatnya gue, pengin cepet cepet ngehajar tuh orang makanya langsung ke sini. Emang perjalanan darimana sih kok lama amat kayak siput jalan." Sahut Leira nyengir kuda.
" Dari kota tempatnya buaya."
" Apa???" Pekik Leira. " Busyet jauh amat, itu mah butuh waktu delapan jam ogeb." Gerutu Leira.
" Nggak, gue bercanda ha ha." Sahut Felix.
Srek.. Srek..
Tak lama terdengar langkah seseorang seperti sedang menyeret sesuatu. Sudah bisa di tebak kalau itu pasti langkah Bondan dan pelaku itu.
" Tuh mangsa lo datang." Ucap Felix menunjuk Bondan melalui gerakan matanya.
Brugh....
Bondan mendorong seorang pria separuh baya yang kepalanya di tutupi dengan kain.
" Lapor bos! Dia Joko, preman pasar Tanah Merah yang ikut melecehkan nona Leika. Dia tidak mau mengaku siapa yang membayarnya. Dia bilang dia cuma ikut ikutan saja." Ucap Bondan.
" Heh."
Leira beranjak dari kursinya mendekati pria itu.
Srek...
Leira membuka kain penutup kepala itu. Pria itu mendongak, dan berapa terkejutnya ia ketika melihat wajah Leira.
" A.. Ampun nona! Maafkan saya, saya cuma di ajak sama teman saya buat melecehkan anda. Saya seorang pria nona, makanya saya mau mau saja. Apalagi melihat nona yang begitu can.. "
Plak!!!!!!
Leira menampar wajah Joko dengan begitu kerasnya. Bahkan pisau di tangannya berhasil melukai pipi Joko.
" Arghhh ampun nona!" Teriak Joko.
Leira menatap Joko dengan tatapan bringas.
" Apa elo punya istri atau anak perempuan di rumah?"
Deg.. .
Joko terkejut dengan ucapan Leira, ia takut Leira akan berbuat macam macam dengan keluarganya.
" Ampun nona, ampuni saya! Tolong jangan sakiti keluarga saya." Joko nampak bersujud di depan Leira. Leira jadi tahu kalau Joko pasti memiliki istri dan anak perempuan.
" Sebelum aku menghajarmu, kau harus lihat bagaimana anak perempuan dan istrimu di lecehkan ramai ramai oleh para anak buahku." Ucap Leira.
" Jangan nona! Tolong lepaskan mereka. Anak saya masih kecil, dia masih SD nona. Saya mohon, hukum saya saja. Tapi tolong jangan hukum mereka. Mereka tidak tahu apa apa nona hiks.." Joko nampak ketakutan. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarganya jika sampai Leira melakukan itu.
" Saya menyesal telah melecehkan anda nona."
Leira nampak emosi, ia menjambak rambut Joko hingga Joko mendongak.
" Yang elo lecehin bukan gue, tapi adik gue."
Deg....
" Apa elo tahu? Setelah kalian lecehin adik gue bunuh diri!!!"
Jeduarrr....
TBC...