Mengejar Cintanya

"Semua sudah berkumpul". Acara MPLS sudah dimulai.

Para OSIS dan kakak senior memberi arahan dan bimbingan meliputi.

"Acara ini terdiri dari : Pengenalan program, kurikulum, tata tertib sekolah. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler, diskusi - sering, budaya sekolah, sesi motivasi, serta kegiatan sosial seperti aksi bersih-bersih, ice breaking, simulasi kegiatan organisasi, dan pentas seni". untuk mempererat hubungan antar siswa juga senior.

Setelah beberapa acara selesai.

Kini mereka diberi waktu untuk istirahat sambil bercengkrama dengan yang lain.

Qiara menarik nafas dalam, 'Acara masih berlanjut tapi tubuh ku rasanya sangat lelah', bukan hanya Qiara semua orang sudah pasti merasakan hal yang sama.

"mana Aris ya".

Kiara meminum air milik nya, matanya sesekali melihat Aris yang juga sama terkadang saling melirik.

"Hay". Sapa murid yang duduk di pinggir Qiara.

"Hay"Qiara menyapa balik, dia sangat manis kulitnya sawo matang wajahnya juga sangat imut.

"Nama kamu Qiara". Membaca papan nama yang di kenakan Qiara. "kenalin aku Dinda". mereka berjabat tangan.

"salam kenal". Balas Qiara dengan senyuman.

mereka pun saling mengenal dan mengobrol ini itu.

"aku udah perhatiin kamu dari tadi, mau ajak kenalan, tapi aku kira kamu gak bakal mau hehe, ternyata kamu baik juga".

ternyata dari awal acara Dinda sudah ingin berkenalan tapi agak canggung, takut Qiara menjauh tapi ternyata di sabut dengan baik.

"gak lah, santai aja, lagian aku juga belum ada temen". Setelah banyak mengobrol.

Menurut Qiara Dinda sangat baik jujur dan manis Qiara menyukainya begitu pun dengan Dinda yang menyukai Qiara mereka sangat nyambung saat ngobrol.

"ngomong-ngomong kamu kenal kak Miranda". Qiara menggeleng baru mendengar nama yang baru di sebut Dinda.

"Aku kira kenal, karna dari tadi kak Miranda liatin kamu". Dinda menunjuk dengan dagunya.

"ah dia". Qiara melihat orang yang ditunjuk Dinda.

"gak tau dari tadi liatin mulu, ngefans kali". Canda Qiara dengan pede nya. Dinda dan Qiara malah terkekeh setelahnya.

'Wanita itu yang tadi berkumpul di sisi lapangan bersama teman-temannya'. Qiara tau sorot mata wanita itu menyiratkan tidak suka sedari tadi.

"Dia kak Miranda dan teman-temannya, mereka kelas 12, di kategorikan salah satu wanita tercantik, banyak laki-laki yang mengejar dia tapi sayang dia cuman melirik satu pria, dan sayang nya lagi prianya gak pernah merespons, ya wajar sih cowok nya juga ganteng tapi terkenal dingin panggilannya aja kulkas 20 pintu saking dingin nya". Qiara hanya mengangguk acuh bukan urusan nya pikir Qiara.

"Emang siapa orangnya". Tanya Qiara acuh tak acuh.

"senior kita cuma beda setaun, kelas sebelas namanya Aris". Mengangguk yakin itu yang ia dengar dari forum sekolah murid baru.

"okho". Qiara tersedak ludah sendiri matanya melotot.

"kamu kenapa". Dinda menepuk pundak Qiara.

"gak papa".

yaampun Qiara sudah menyangka jika banyak wanita yang menyukai Aris tapi tidak menyangka saingan nya bahkan ada yang lebih tua dari Aris sendiri.

Bahkan 'apa tadi panggilan nya kulkas 20 pintu'. Qiara terkikik geli.

'Ia si Aris dingin, tapi gak sedingin itu sampai di panggil kulkas 20 pintu'.

'Pantas saja wanita itu dari tadi menatap aku dengan tajam apa dia liat aku turun dari mobil bareng Aris kali ya', sekarang Qiara tau penyebabnya.

Qiara menatap wanita bernama Miranda lalu menilai. 'Dia sangat cantik tinggi dan terlihat seksi'.

lalu membandingkan dengan dirinya 'terasa kekanak-kanakan'. Qiara membuang nafas, tidak lama dia menggeleng tidak baik menilai dan membandingkan orang lain.

"istirahat sudah selesai kita lanjutkan lagi, sekarang waktunya main gems kalian harus membuat kelompok terdiri dari minimal dua orang maksimal tiga orang". Qiara dan Dinda mendengar kan dengan seksama.

Dinda melihat sekeliling 'sepertinya semua orang sudah memiliki kelompok masing-masing'.

"kita berdua aja". Qiara menggenggam tangan Dinda, Dinda pun mengangguk.

"gems kali ini kalian akan menerima tantangan dari senior kalian". Beberapa senior membagikan kertas yang berisi nama didalam nya.

"sudah di buka kertasnya dan silahkan baca, setelah nya silahkan tanyakan pada senior kalian yang namanya tertera dalam kertas yang kalian miliki". Qiara membaca tulisan dalam kertas yang ia pegang bertuliskan nama (MIRANDA), Qiara terkekeh.

'sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak pada ku'.

kini perasaan nya mulai tidak enak.

"aku gak tau kita lagi beruntung atau lagi sial". Dinda berbisik di telinga Qiara.

"emang kenapa". Balas Qiara berbisik.

"kalo lagi beruntung dia suka sama kita tantangan nya mudah, tapi kalo dia gak suka sama kita tantangan nya bakalan ribet banget, katanya dia salah satu senior killer kalo mud nya lagi gak bagus". Bisik Dinda kembali.

"Dan kamu tau kayaknya kita kebagian orang yang tidak dia sukai, lebih tepatnya dia gak suka sama aku". Qiara balas berbisik.

Qiara dan Dinda mendekati Miranda lalu melakukan perkenalan dengan sopan.

Miranda hanya mengangguk tanpa minat.

"tugas untuk kalian meminta tanda tangan senior".

Miranda memberi nama di buku Qiara dan Dinda. "kalian di wajibkan mendapat kan tandatangan orang yang dituliskan namanya".

Miranda memberikan kembali buku Qiara dan Dinda.

"Sebelum kalian mendapatkan tanda tangan mereka, kalian belum boleh lapor, mengerti". Setelah mendapat anggukan dari Qiara dan Dinda Miranda meninggal kan mereka.

"OMG".

Dinda melotot melihat nama-nama senior yang tertulis di buku milik nya juga milik Qiara.

"yang benar aja, ini gak salah?".

nama yang tertera berjumlah sepuluh orang yang menjadi masalah bukan jumlah tapi nama yang tertera di dalamnya.

"kenapa". Qiara keheranan melihat wajah Dinda yang terkejut.

"Nama mereka". Dinda menunjuk beberapa nama di buku Qiara yang bertuliskan.

Max alias Maxim dibaca (Mex)

Arya

Roy

"mereka disebut pereman di sekolah ini dan dia Max Ketuanya, mereka selalu membuat keonaran dan tidak ada yang berani dengan mereka, ada rumor yang bilang karna dia Mex cucu pemilik sekolah ini jadi gak ada yang berani, tapi banyak juga yang gak percaya jika melihat kelakuan max"

"lalu mereka Radit kapten tim basket dan Riki salah satu Anak basket yang jadi masalah mereka katanya gak hadir ke sekolah karna pertandingan". Jelas Dinda.

"lalu yang lain mungkin masih bisa di tangani meski agak sulit, mereka anggota OSIS paling cuma memberi tantangan sebelum memberi tanda tangan". Terang Dinda.

"kita coba aja dulu yang mungkin ngasi tanda tangan". Dinda mengangguk setuju mereka pun menuju Anggita OSIS yang tertulis, untunglah Dinda pengikut aktif form sekolah jadi banyak info.

sedangkan Qiara mana tau yang kayak begitu yang dia tau cuman Aris hehe.