NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:896
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sembunyi

Luna menoleh mengikuti arah tatapan Elio. Ia sempat melirik sekilas ke sekeliling toko roti itu. Beberapa pengunjung tampak biasa saja.

Namun dari arah pintu, tiga gadis berseragam sekolah menatap ke dalam dengan kamera ponsel di tangan.

“Titip dulu ya.” ucap Luna cepat kepada kasir, menyodorkan kantong roti yang baru dibayar.

Tanpa banyak bicara, ia menarik tangan Elio dan bergegas keluar melalui pintu samping toko. Hitungan detik lonceng kecil di pintu depan berbunyi lagi.

Para penguntit itu masuk, berbisik-bisik sambil menoleh ke segala arah.

Kasir yang tadi menerima titipan itu langsung peka menangkap situasinya, ia bergegas menyembunyikan kantong roti Elio di bawah meja.

Luna dan Elio sudah berada di sisi luar toko. Napas mereka memburu. Dari kejauhan terdengar suara langkah-langkah dan tawa kecil yang makin mendekat.

Luna memutar pandangan cepat, mencari tempat bersembunyi. Ia melihat pamflet besar promosi toko yang berdiri di pinggir jalan.

Di sebelahnya ada celah sempit di antara dua dinding bangunan.

“Ke sana,” bisiknya cepat.

Mereka menyelinap masuk ke celah itu. Luna menggeser pamflet besar itu agar menutupi pintu masuk sempit tersebut.

Namun saat melangkah, ia terkejut ternyata lantainya tidak ada, hanya ada aliran air seperti parit kecil.

“Tidak ada tempat berpijak.” desis Luna panik.

Elio sigap. Ia menumpukan punggungnya ke dinding satu sisi, lalu menapak di sisi seberangnya.

Dengan satu tangan, ia menarik Luna ke dalam pelukannya agar tidak jatuh. Tubuh Luna kini berada di antara kedua lengannya.

“Diam dulu." bisik Elio pelan di telinganya. Napasnya terdengar jelas di antara detak jantung mereka yang berpacu cepat.

Terdengar suara langkah-langkah ringan di luar, diikuti percakapan beberapa gadis yang berbisik cepat.

“Ke mana mereka?”

“Kau yakin itu Elio?”

“Aku yakin! Aku tadi lihat jelas, dia pakai hoodie yang sama saat keluar dari studio.”

“Tapi siapa perempuan yang bersamanya?”

“Mungkinkah itu pacarnya?

“Tidak mungkin. Biasanya dia selalu bersama manajernya yang tinggi itu.”

“Mungkin kau salah lihat. Mobilnya yang biasa juga tidak ada."

Suara mereka semakin dekat, lalu menjauh, lalu mendekat lagi.

Luna menahan napas. Tubuhnya kaku di pelukan Elio. Ia bisa mendengar jelas degup jantung cepat tak beraturan di balik dada pria itu.

Ia menoleh sedikit, tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Mata Elio memantulkan bayangan gugupnya sendiri.

Seketika, Luna buru-buru menunduk, menyandarkan sisi wajahnya ke dada Elio lagi.

“Sepertinya dia takut sekali." batin Luna yang merasakan napas Elio yang tak stabil dan detak jantungnya yang cepat.

Elio, di sisi lain, menelan ludah pelan. Ia mengusap wajahnya cepat, mencoba menenangkan diri, tapi dadanya tetap berdebar hebat.

"Gawat, jantungku deg-degan parah."batinnya.

Biasanya Elio paling tidak nyaman dengan sentuhan fisik, baik dari siapapun. Namun entah mengapa, kali ini justru dia yang menarik Luna lebih dekat.

Wajah Elio memanas, keringat dingin menetes di pelipisnya.

Beberapa saat kemudian, suara para gadis-gadis itu perlahan memudar, menjauh dari tempat persembunyian mereka.

Hanya tersisa keheningan dan suara napas mereka berdua.

Elio yang lebih tinggi, mencoba sedikit bergeser. Ia mencondongkan tubuhnya ke arah luar untuk mengintip dari sela pamflet, memastikan keadaan benar-benar aman.

"Sepertinya sudah aman." ucap Elio.

Setelah mendengar itu, Luna langsung berusaha menjauh dari Elio, tapi kakinya terpeleset di ujung dinding sempit itu. Tubuhnya nyaris terjatuh ke aliran air kecil di bawah.

Tanpa pikir panjang, Elio refleks menangkap pinggang Luna dan menariknya kuat-kuat.

Tubuhnya ikut bergeser, menahan berat Luna agar tidak jatuh. Dalam posisi itu, wajah mereka hanya berjarak kurang sejengkal.

Namun sebelum sempat bicara, kepala Luna menoleh ke arah Elio dan 'duk!!' mengenai dagu Elio dengan cukup keras.

“Argh!” Elio meringis, menahan sakit sambil mengusap dagunya.

“Maaf! Aku nggak sengaja!” Luna panik, tangannya spontan menyentuh dagu Elio yang mulai memerah.

Elio hanya menggeleng kecil. “Tidak apa.”

“Ayo keluar saja. Kita tidak bisa di sini terus.” Ucap Luna.

Elio mengangguk, matanya sempat menatap Luna sebelum berujar pelan.

“Ini sempit, tapi maaf…” Ia mengangkat tubuh Luna perlahan ke atas, membantu gadis itu berdiri di ujung sela dinding.

Luna yang terkejut hanya bisa terdiam, pipinya memanas, tapi ia sigap berdiri dengan benar. Ia menengok ke kiri dan kanan, memastikan para penguntit benar-benar sudah pergi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!