Bab 20

"Lu tau kan gw syg dia" tanya Taufan Darwin hanya menganggukkan kepalanya.

"Trus gw harus terima gadis yang mau dijodohkan ma gw" tanya Taufan.

"Ya mana gw tau lan fan" ucap Darwin dengan santainya.

"Cih gw curhat ke lu ga ada hasilnya gw mau ke Leon sampein nanti ktemu di cffe biasanya" jelas Taufan.

"Iya iya jangan galau terus ntar gw sampaein sana banyak pekerjaan lu" ledek Darwin.

"Lu sapa ngatur ngatur gw, gw bosnya disini" ujar Taufan.

"Ya ya saya cuma bawahan tuan Taufan terhormat" ucap Darwin dengan formal.

"Hahaha bagus gw mau cabut" ujar Taufan sambil berlalu pergi darinya.

"Hddeh kenapa punya temen bucinnya kek gini" ujar Darwin sambil mengelus dadanya namun tak disangka Taufan masih berdiri di belakang pintu.

"Siapa yang bucin" tanya Taufan yang membuat Darwin tekejut.

"Ah hem itu" ucap Darwin.

"Siapa" tanyanya.

"Le Leon" jawab Darwin dengan gugup.

"Kenapa lu gugup" selidik Taufan.

"Nggak bukan apa apa dah sono balik.Lu ke ruangan lu gw banyak pekerjaan" usir Darwin.

"Shit berani sekali" ujar Taufan.

Taufan segera pergi dari ruangan Darwin ia teringat akan Lyra yang akan ia jahilih Taufan gak mau berlama lama di ruangan Darwin ia menghiraukan Darwin meskipun mengoceh tentangnya. Setibanya ia di ruangannya ia mendapati Lily yang sedang tidur di meja kerjanya yang beralaskan tangan sebagai bantalnya tak lupa kaca mata hitamnya. Taufan sejenak memandangi Lily yang tengah tertidur ia sempat berfikir Lily manis ketika tidur namun segera Taufan tepis.

"Apa apa sih gw" gumamnya.

"Ehemm"dehem Taufan namun fak membangunkan Lily. Lily masih tertidur nyenyak tak memperdulikan ke adaan sekitarnya.

"Nyenyak amet ni anak tidurnya" ucap Taufan sambik memandang ke arah Lily. Taufan segera memikirkan cara untuk membangunkan Lily. Ia pun berpikir keras untuknya. Taufan mengambil toples yang sudah kosong isinya ia jatuhhkan ke lantai.

Brakkk

"Kebakaran" teriak Taufan yang membuat Lily terbangun Lily terlonjak kaget ia segera berlari ke arah Taufan ia memeluk Taufan dengan eratt sambil mengucap kata kebakaran di mulutnya,namun Taufan tidak membalas pelukannya. Lily yang masih blum sadar itu pun percaya akan tipuan Taufan yang kebakaran.

"Kau mengambil kesempatan dalam kesempitan" sindir Taufan yang mebuat Lily sadar dan segera melepaskan pelukannya.

"Maaf saya tidak sengaja" ujar Lily.

"Mana yang kebakaran" tanya Lily sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan namun tak ada api atau pun asap.

"Kau lihat sendiri gimana" tanya balik Taufan.

" Ga ada apapun" jawab Lily

"Ya berarti gak kebakaran" ujar Taufan dengan santai.

"Kauu berarti...."blum selesai menyelesaikan kalimatnya Taufan memotongnya.

"Berarti apa ha" tanya Taufan sambil menajamkan pandangannya yang membuat nyali Lily ciut.

"Nggak bukan apa apa" ucap Lily.

"Lanjutkan kalimatmu" pinta Taufan.

"Yang mana" tanya Lily yang pura pura lupa.

"Cih jangan sok lupa cepet katakan apa"pinta Taufan menegaskan kalimatnya.

"Iya iya sabar" ucap Lily sambil merapikan rambutnya yang berantakan.

"Iya cepet" sahut Taufan.

"Anda tau gak orang sabar itu dapet apa" tanya Lily mengalihkan pembicaraan.

"Nggak tau emang apaan" tanyanya balik.

"Orang sabar itu banyak kucingnya" ambigu Lily.

"Oh tapi saya nggak punya kucing meski saya sabar" ujar Taufan.

"Brarti bapak kurang sabar atau" Lily menggantukang kalimatnya.

"Atau apa" tanya Taufan.

"Atau bapak belum beli kucing" ujar Lily sambil tertawa yang mebuat Taufan jengkel.

"Shit bocah ini ga pernah serius" umpat Taufan dalam batinnya.

"Nggak lucu" ucapnya dengan muka datarnya.

"Yang bilang lucu siapa saya kan gak ngelawak" ujar Lily.

"Kauuu.." teriak Taufan.

"Apasih pak jangan teriak teriak" ujar Lily sambil mengelus kedua telinganya yang tambah membuat Taufan terbakar api emosi Lily yang melihatnya sedikit takut.

"Sabar pak sabar" ujar Lily Yang dihiraukan oleh Taufan.

"Kamu kenapa tidur saat jam kantor" tanya Taufan.

"Ha saya tidur kah bos" tanya Lily lagi yang mebuat Taufan jengkel.

"Nggak tanya aja ama meja sana" ujar Taufan.

"Sudahh kamu jangan banyak tanya sekarang jawab pertanyaan saya" ujar Taufan.

"Pertanyaan yang mana" tanya Lily yang membuat Taufan megebrak meja.

Brukk..

lily mengelus dadanya akibat gebrakan yang dilakukan bosnya tersebut.

"Kamu kenapa tidur saat jam kantor" tanys Taufan.

"Saya kelelahan" jawab Lily dengan jujur.

"Saya tidak peduli kamu harus ngejalanin hukhman" ucap Taufan denfan santainya berjalan kemejanya dengan diikuti Lily.

"Hukuman lagi hukuman lagi" gumanya pelam dalam batinnya.

Taufan langsung duduk di kursi kebesarannya Lily pun ingin duduk di depan meja bosnya belum sempat Lily mendararkan bokongnya ke kursi Taufanpun protes.

"Sapa yang nyurhh kamu duduk" tanya Taufan dengan santainya.

"Ih pelit amet sumpah bos sialan" umpat Lily dalam hatinya.

"Lah saya gak boleh duduk bos" tanya Lily.

" Nggak kamu berdiri aja" ujar Taufan sambil memandangi laptopnya.

" Iya" ucap Lily namun dihiraukan oleh Taufan.

Lily berdiri setia menunggu perintah dari bosnya waktu terus berjalan detik pun bergamti menit menit pun berganti jam tak terasa Lily sudah berdiri 1 jam lebih ia kini merasa kakinya kesemutan pegel.Lily memndangi Taufan yang ada di depannya yang sibuk dengan laptopnya.

"Ink kapan berakhir penderitaan gw disini" umpatnya dalam hatinya.

"Bos" panggil Lily namun tak ada sautan.

"Boss" panggil sekali lagi.

"Hmm"dehem Taufan.

"Bos pegel kaki ini berdiri mulu"protes Lily.

"Terus apa saya perduli" ucap Taufan.

"Ihh inginku cabik cabik mulutnya" umpat Lily.

Taufan mengambil beberapa lembar dokumen dan menaruhnya di atas meja.

"Buat apa ini bos" tanya Lily.

"Kamu anterkan ini beberapa dokumen ke divisi" pinta Taufan.

"Sekarang" tanya Lily.

"Nggak taun depan" ucap Taufan.

"Ya udah saya kembali ke meja" ujar Lily dengan santainya.

"Eitsss" cegah Taufan.

"Apa lagi bos" tanya Lily.

"Sekarang Lyra antarkan itu dokumen ke divisi divisi" ujarnya.

"Oke pak ada lagi" tanya Lily.

"Ingat gak boleh pakek lift" ujar Taufan.

"Kenapa" tanya Lily.

"Lift rusak pakek tangga aja" ucap Taufan.

"Bukannya tadi liftnya masih bisa bos" tanya Lily yang heran akan lift kantornya.

"Tadi rusak blum sempat di perbaiki waktu saya pulang makan siang" jelas Taufan meyakinkan Lily.

"Bukannya ma..."

"Sudah jangan banyak tanya cepet sana antarkan dokumen ini" pinta Taufan sambil memberikan dokumen ke tangab Lily.

Lily dengan berat hati menerimanya ia disini bawahan harus mentaati perintah atasannya meskipun ia msih bergelut dengan pikiran lift yang tiba tiba rusak. Lily segera keluar dari ruangannya yang ia tuju adalah divisi x berada di lantai 8 ia berjalan menyusuri ank tangga.

Terpopuler

Comments

Beci Luna

Beci Luna

kok disiksa Melulu, kapan hatix baik Sama bawahanx.

2020-06-30

3

Talaha Talabiu

Talaha Talabiu

dukung thor

2020-06-27

1

Ahriani

Ahriani

up

2020-06-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!