Laut Bening
2007
"Beniinngggg..." Panggil Ira dari gerbang sekolah.
"Apaan dah luh, Ra. Teriak-teriak kayak di hutan." Jawab Bening dengan mencibikkan bibirnya dan Ira yang bergelayut manja di lengan Bening.
"Iihh !! Rese, luh !! Imut dikit kek gitu jadi cewek." Ujar Ira dengan mencibikkan bibirnya.
"Lagian elu. Pagi-pagi udah heboh banget. Ada apaan deh?" Tanya Bening dengan penasaran dan berjalan ke tangga menuju kelasnya.
Kelas 2 IPA 2
"Lo tau Elena kan? Anak kelas 2 IPA 1." Ucap Ira dengan semangat.
"Elena? Yang mana ya, Ra?" Tanya Bening sambil mengernyitkan kedua alisnya sembari mengingat Elena siapa.
"Masa lo gak tau sih, Ning? Itu yang super duper cantik jelita. Yang taunya make up doang. Anak Pak Pejabat Negara." Ujar Ira dengan menjelaskan dengan jelas siapa Elena itu.
"Gak tau gue. Yaudah, pokoknya itu dia. Emang kenapa dia?" Tanya Bening yang ingin segera menyudahi percakapannya dengan Ira. Karena Bening sebenarnya juga tidak begitu mengenal siapa Elena.
"Lo tau?? Doi nembak Laut !!! OMG !! Oh My God !!" Hebohnya Ira yang mengguncang-guncang tubuh mungil Bening.
"Emang kalau Elena nembak Laut kenapa?" Tanya kembali Bening.
"Iihh... nih bocah, gak paham banget deh. Itu si Elena nembak Laut, tapi di tolak sama Laut. Katanya Laut udah punya cewek. Kan parah tuh anak." Jelas Ira P x L \= Panjang Kali Lebar 😂
"Ya kan hati gak ada yang tau, Ra..." Jawab Bening asal.
"Duh ilee... ngomongi hati. Masih pagi juga." Sahut Amel dengan candanya dari bangku sebelah Ira dan Bening.
"Eh, Mel. Lo tau kan kalo si Elena di tolak sama Laut?" Tanya Ira kembali kepada Amel dan Rita.
"Iya, tuh. Sekolah heboh banget." Jawab Amel.
"Lo tau, Ta?" Tanya Bening kepada Rita yang super kuper.
"Hehe... tau..." Jawabnya sambil menunjukkan cengiran kuda.
"Tuh, Ning, Rita aja yang kuper begitu doi tau berita Elena sama Laut. Ya kali lo gak tau." Ujar Ira.
"Gue mana ngerti soal gosip macem gitu, Ra." Ucap Bening sambil menaruh kepalanya pada lengannya. Ngantuk masih pagi.
"Si Bening kan emang gitu, Ra. Doi mah cuek bener sama pengetahuan macem gosip ala kita. Hahaha..." Ucap Amel dengan tawa riangnya di sahut dengan tawa Ira dan Rita.
"Tapi ngomong-ngomong, si Laut ceweknya siapa ya? Perasaan gak keliatan doi deketnya sama siapa." Tanya Amel kepada Rita dan Ira.
"Si Ratu dance apa?" Tanya Amel kembali.
"Siapa? Mawar?" Tanya Rita lagi.
"Mawar?? Ya kali si Laut doyan." Jawab Ira.
"Doyan... di kata anak orang makan mendoan kali. Hahaha..." Jawab Amel dengan riang sekali.
Hingga sukses membuat Bening yang ingin melanjutkan tidurnya terbangun dari sandaran lengannya.
"Lo pada yak, dari tadi ghibahin orang mulu. Udah pada ngerjain PR MTK?" Tanya Bening sambil menyandarkan punggungnya di bangku.
"Emang MTK ada PR ya?" Tanya Ira.
"Eh, iya. Ada cumi !!" Jawab Amel dengan lantang sembari menepuk keningnya.
"Yang aljabar itu bukan?" Tanya Rita kepada Bening meyakinkan.
"Iya. Yg ada 20 soal." Jawab Bening dengan santainya.
"Astagaa !! Gue belum sama sekaliii... aahh... Beninggg... nyontek." Ucap Ira sambil menyerbu tas gendongnya untuk mengeluarkan peralatan tempur nyonteknya.
"Luh mamam dah tuh gosip. Enak aja nyontek. Bayar. Wlee..." Jawab Bening dengan menjulurkan lidahnya kepada Ira dan teman-temannya.
"Yak elah Ning... bentar doang... Nanti kalo Pak Samsul masuk, gue belum kelar, metong gue." Ucap Ira dengan wajah memohonnya kepada Bening.
Saat Ira sibuk menyalin tugas MTK, Bening keluar kelas untuk pergi ke toilet.
Di lorong kelas 2 IPA 1 sampai 2 IPA 3, penuh dengan tongkrongan anak laki-laki. Ini kalau sudah begini, bikin Bening paling males lewat.
"Jiaahh... itu laki kenapa pada bederet semua. Malah kebelet lagi. Gak ada jalan lagi. Bodo amat dah, lewat aja deh." Ucap Bening dalam hati.
Akhirnya Bening melewati deretan laki-laki itu juga. Mau tidak mau, suka tidak suka. Karena sudah kebelet pipis.
"Permisii..." Ucap Bening kepada deretan anak laki-laki di lorong depan kelas IPA.
"Eh, ada Bening. Halloo... Bening..." Sapa Rendra salah seorang anak laki-laki dari kelas 2 IPA 3 yang terkenal karena ke-playboyannya.
Bening hanya menjawab dengan seulas senyum manisnya di bumbui dua lesung pipi yang sukses membuat para anak laki-laki terpesona dengannya.
Intermezzo:
Anak perempuan bernama Diandra Bening Anantari itu tidak bisa dipungkiri lagi kecantikannya. Hanya saja tertutupi dengan karakternya dia yang agak tomboi.
Sapaan kesehariannya adalah Bening. Hampir satu sekolah SMAN 99 Jakarta itu tau Bening siapa. Karena Bening cukup eksis di sekolah dalam bidangnya.
Ia adalah salah satu ketua ekskul Mading (Majalah Dinding) atau Majas (Majalah Sekolah) yang sering menerbitkan beberapa puisi dan cerpen (cerita pendek) siswa/i di SMAN 99 Jakarta.
Bening sempat dilirik oleh Ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan Ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas) untuk menjadi salah satu kandidat di OSIS dan MPK.
Namun, Bening belum ada ketertarikan untuk masuk ke dalam organisasi sekolah. Ia lebih tertarik untuk mengikuti ekskul Mading.
Karena di Mading, ia bisa mengembangkan bakat berpuisi dan menulis cerpennya. Sesekali Bening mengikuti lomba puisi atau lomba menulis cerpen.
Bening bukan termasuk anak perempuan yang jika ke sekolah bawaannya cermin dan alat make up. Justru, Bening paling tidak suka make up.
Mungkin itu salah satu daya tari seorang Bening. Ia anak yang mudah beradaptasi di mana saja dan dengan siapa saja.
Makanya banyak sekali teman-temannya. Dari mulai kelas 1 sampai dengan kelas 3 SMA. Dari IPA sampai IPS temannya cukup banyak.
Tapi kepopulerannya tidak membuat Bening menjadi anak yang sok cantik atau sok-sok an macam anak perempuan seusianya.
Bening lebih senang cinta damai tapi bukan anak yang lemah. Jika ditindas, dia akan menggigit. Semboyannya Bening "Lo asik, gue asik. Lo usik gue, gue bantai." 😂
Horor ya... pakai ada pembantaian segala. Yah... itulah Bening. Anak yang sangat menyenangkan dan mampu meluluhkan hati siapapun.
Meskipun terlihat tegar dan kuat di luarnya, tapi sebenarnya, Bening termasuk anak perempuan yang takutan.
Takut gelap, takut petir, takut kecoa, sama takur laper. Hahaha... 🤣
Bening suka sekali makan. Matanya akan sangat berbinar jika melihat makanan kesukaannya. Cokelat dan es krim. 😅
Bening itu sosok perempuan yang cerdas. Terlihat dari jajaran piala di rumahnya. Prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Juara umum tidak pernah luput dari namanya.
Hingga membuat laki-laki manapun akan berpikir berulang kali untuk mendekati Bening. 😁
Close Intermezzo
Setelah melewati deretan anak laki-laki di lorong depan kelas. Bening akhirnya sampai pada toilet di ujung lorong kelas 3.
"Yah... keluar dari kandang macan, masuk kandang singa. Hhuft..." Ucap Bening dalam hati.
Karena berhubung toilet di lantai 2 sedang di renovasi, mau tidak mau anak-anak kelas 2 harus berbagi toilet dengan anak-anak kelas 3.
Di sini, mungkin kumpulan anak laki-lakinya gak seiseng anak kelas 2. Tapi tetep aja, yang namanya ngelewatin deretan cowok pasti risih.
"Maaf Kak, permisi..." Ujar Bening dengan sopan dan hanya di anggukan oleh si para Kakak Kelasnya.
Bening bisa menarik nafas lega karena kakak kelasnya tidak menanggapinya. Bening mulai berurusan dengan perut pribadinya.
Setelah selesai kegiatan pribadi di toilet, Bening kembali ke kelasnya. Melewati si para kakak kelas lagi. Tapi, kali ini lorong tersebut kosong. Mungkin karena sudah bel masuk, pikir Bening.
Ketika ia naik ke lantai 2, Bening yakin bahwa lorong tersebut juga pasti sudah kosong karena sudah bel masuk sekolah.
Masuklah Bening ke dalam kelas, duduklah Bening di tempat duduknya. Ira yang sudah menyalin tugas MTK dari Bening tersenyum sumringah sekali.
Pak Samsul mulai mengabsen muridnya satu persatu. Sampai di absen Dwija Laut Brahmana, Pak Samsul memanggil hingga 3x tidak ada jawaban.
"Laut ke mana? Bolos lagi dia?" Tanya Pak Samsul dengan lantangnya.
"Farish, ke mana Laut?" Tanya Pak Samsul kepada Farish sang ketua kelas.
"Saya gak tau, Pak." Jawab Farish dengan tenang.
"Kamu kan ketua kelas. Masa gak tau temanmu ke mana?!" Ucap Pak Samsul yang sudah mulai emosi.
"Dito !" Panggil Pak Samsul yang tau betul bahwa Farish, Dito dan Laut itu satu genks.
"Kamu tau, di mana Laut?" Tanya Pak Samsul kembali.
"Farish aja gak tau, Pak. Apalagi saya..." Jawab Dito dengan santainya.
"Kalian ini ! Jangan saling melindungi teman, ya !! Jika itu sebuah perbuatan yang tidak baik, ingatkan teman kalian ! Jika diingatkan masih belum bisa berbuat baik, tinggalkan !!" Terang Pak Samsul panjang lebar.
Saat Pak Samsul asik berceloteh dengan muridnya, Bening mencoba mengecek ponsel Nokia 2300 nya. Ada sebuah pesan yang tertera namanya "Si Kodok".
Isi pesannya :
"Lek, gua gak masuk. Males. Ngantuk. Mau tidur." Siapa lagi kalau bukan Laut.
Intermezzo :
Dwija Laut Brahmana yang biasa dipanggil Laut adalah seorang anak laki-laki yang berparas rupawan. Berbadan tegap, berbisep-bisep.
Kecerdasannya yang di luar batas kemampuan anak-anak seusianya membuatnya menjadi laki-laki menyebalkan tapi di gilai banyak wanita di sekolah SMAN 99 Jakarta.
Bahkan beberapa majalah sempat menawarinya untuk menjadi seorang model di sebuah majalah remaja. Namun, Laut menolaknya.
Orang ganteng mah bebas... 😂
Ia berteman dengan Bening bukan hanya sehari, dua hari. Tapi sejak SMP mereka sudah saling mengenal. Bahkan cukup dekat.
Laut lahir dari keluarga yang bergelimang harta. Terlihat dari bentuk rumah yang luar biasa megah seperti istana seorang Pangeran.
Namun, realita kehidupannya tidak seperti itu. Kedua orangtua Laut sangat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
Hingga tidak pernah tau apa keinginan sesungguhnya dari anak semata wayangnya.
Sejak saat itu, Laut menjadi anak yang pembangkang. Jarang di rumah, sering kebut-kebutan motor di jalanan. Karena kesibukkan kedua orangtuanya.
Laut anak tunggal. Apapun keinginannya pasti semua di turuti oleh sang Mama dan Papanya. Hanya saja, bukan harta yang Laut mau. Tapi kelembutan kasih sayang.
Laut bukan seorang yang pandai mengekspresikan cinta dengan kata. Dia cukup kaku dan dingin. Ia hanya bersikap lembut kepada satu orang perempuan terdekatnya, Bening.
Bening tau sekali keadaan keluarga Laut dan karakter Laut seperti apa. Laut bukan seorang laki-laki yang suka dengan perempuan yang heboh.
Ia suka dengan kesederhanaan. Sayangnya, Laut dan Bening belum menyadari akan hal itu.
Intermezzo close
"Nih anak, pe'a banget. Gak masuk gegara ngantuk terus males. Ampun deh.." Ucap Bening dalam hatinya.
Setelah pelajaran MTK, mereka istirahat karena bel sudah berbunyi. Bening langsung menelepon Laut.
Nada sambungnya hanya terdengar tut... tut... tut...
Tidak ada jawaban. Pikir Bening, nanti saja ia akan menelepon lagi.
Di Kantin Sekolah
"Mang, somay satu porsi ya." Ucap Ira kepada si Abang tukang somay.
"Dua Mang." Sahut Bening dari belakang menyusul Ira.
"Katanya lo mau makan bakso tadi." Ujar Ira yang sembari duduk di pojok kantin.
"Iya. Tapi ngeliat lo beli somay, gue pengen. Hehehe..." Ucap Bening dengan cengiran kudanya.
"Huu... dasar. Ikut-ikutan aja." Jawab Ira dengan mencibikkan bibirnya.
"Eh, iya, Ning. Itu yang ngeliput anak-anak basket gimana? Jadi?" Tanya Ira yang sambil menyesap es teh manisnya.
"Harusnya sih jadi. Tapi kan belum izin sama anak-anak basket. Mau apa enggak di interview buat majalah sekolah." Terang Bening yang meminum air mineral dari botol minumnya.
Bening sedang mengurangi minuman dingin karena sedang radang tenggorokan. Badannya agak demam hari itu.
"Tanya Farish aja kali yak? Kan doi anak basket juga." Jawab Ira sambil menerima sepiring somay dari si Mamang.
"Makasih, Mang..." Jawab Bening menerima sepiring somay juga.
"Oh, ya bener. Ke Dito aja kali ya nanyanya. Anak-anak Paskibra juga mau gue interview niatnya." Ujar Bening sambil memasukkan sesendok somay ke mulutnya.
Entah kenapa hari itu ia merasa semua makanan rasanya pahit. Mungkin karena ia sedang tidak enak badan.
"Tanya sama Putra aja. Doi kan ketua Paskibnya. Kelas kita mah komplit, Ning. Hahaha..." Ucap Ira dengan tawa riangnya.
"Hahaha... iya, ya. Ketua ekskul di kelas kita semua rata-rata. Ketua ekskul basket Dito, ketua ekskul Paskib Putra, ketua ekskul KIR (Karya Ilmiah Remaja) Tyo, ketua ekskul Rohis (Rohani Islam) Amar, ketua ekskul PA (Pecinta Alam) Gian, lah... banyak ya, Ra. Baru sadar gue. Hahaha..." Terang Bening dengan tawanya.
"Iya. Baru tau lo? Ke mana aja deh? Hahaha... sama satu lagi. Ketua ekskul Mading Bening. Hahaha..." Jawab Ira dengan candaanya.
"Hahaha... iya deh, gue baru engeh. Di kelas kita mah dari yang berandal banget macem Laut sampe alim sejati macem Amar, ada. Lengkap bener dah kelas kita. Colorful." Ujar Bening dengan tawa gelinya.
"Yaudah, Ra. Ntar pas jam pulang sekolah, kita ngobrol bentar deh sama Dito. Kita ngomongin waktu yang enak buat interview anak basket kapan." Jelas Bening kepada Ira.
"Okay. Siap, 'Ndan ! Laksanakan !! Hahaha..." Jawab Ira dengan memberikan hormat serta senyum sumringahnya kepada Bening.
Tak terasa bel istirahat selesai. Semua murid kembali ke kelasnya masing-masing. Namun, saat perjalanan menuju kelas, ada seorang anak laki-laki menghampiri Bening dan memberikan secarik surat.
"Bening, Ini buat kamu." Ujar seorang anak laki-laki bertubuh tinggi kurus dengan tampang wajah, yah... lumayan dah. 😄
Bening hanya menjawab dengan senyumannya dan senggolan siku dari Ira.
"Ejieeh... secret admirer lagi?? Hahaha..." Ledek Ira kepada Bening. Bening hanya mencibikkan bibirnya.
"Apaan isinya deh?" Tanya Ira dengan antusias.
"Udah ntar aja. Ayok ah, masuk kelas." Jawab Bening sambil melipat surat dan menyimpannya di saku kemejanya.
Asli ya, namanya mata pelajaran jam 12:00 siang itu bikin ngantuk. Ini nih yang di alami sama Bening dan Ira. Ngantuk parah, apalagi sekarang mata pelajaran Sejarah.
Waduuhh... makin di nina bobokan mereka. 🤣
Akhirnya setelah perjuangan kengantukan yang luar biasa tersebut bunyilah bel pulang. Paling semangat nih anak-anak SMA kalau dengar bel pulang seperti mendapat durian runtuh 😂. Senangnyaa...
Kelas 2 IPA 2
"Dito !" Panggil Bening.
"Ape?!" Jawab Dito yang sudah berdiri di ambang pintu kelas ingin segera pulang.
"To, ngobrol bentar dong gue. Boleh?" Tanya Bening kepada Dito.
"Ngobrol apaan sih?" Tanya Dito.
"Sini bentar..." Ajak Bening kepada Dito untuk duduk di bangku.
"Apaan, Ning?" Tanya Dito.
"To, gue mau interview kegiatan anak basket untuk turnamen nanti. Boleh?" Tanya Bening.
"Ohh... boleh. Buat apaan sih?"
"Buat Mading sama Majas."
"Oohh... buat Mading. Boleh."
"Bisanya kapan anak basket gue interview?" Tanya Bening kepada Dito.
"Sore ini juga bisa. Mumpung kita ngumpul semua buat latihan turnamen basket. Lo mau ikutan?" Tanya Dito kepada Bening.
"Mau, mau, mau" Sahut Ira dari meja dan bangku duduknya.
"Yee... nyaut aja luh, cumi." Ujar Dito kepada Ira.
"Yee... kenapa sih. Kan gue juga salah satu pengelola Mading. Masa gak boleh..." Jawab Ira dengan mencibikkan bibirnya.
Dito yang gemas dengan tingkah laku Ira, langsung saja mencubit pipi gembul Ira. Membuat yang empunya berteriak kesakitan.
"Iiihh !!! Ditooo !!! Sakit tauuk !!" Ucap Ira sambil cemberut.
Membuat Dito semakin gemas dengannya dan mengacak-acak rambut Ira.
"Ditooo !!!" Ucap Ira yang semakin lantang.
"Ntar dateng aja ke GOR Basket, Ning. Kita ada di sana kok." Jawab Dito sambil ngeloyor pergi setelah mencubit habis pipi Ira dan mengacak-acak rambutnya. Sukses membuat Ira semakin kesal.
"Okay !" Jawab Bening sambil mengacungkan ibu jarinya.
"Dito tuh ya, nyebelin banget. Seneng banget nyubitin pipi gue. Iiisshh !!" Ucap Ira sambil mencibikkan bibirnya.
"Suka kali sama lo." Ledek Bening kepada Ira.
"Yaampun... seorang Dito suka sama Shafira?? Enggak mungkin !! Gue juga ogah sama dia. Playboy begitu !!"
Ujarnya sambil mengambil tas dan membawa beberapa gulung karton untuk di bawa ke ruang Mading.
Bening hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Heran betul dia dengan sahabat karibnya ini. Begitu menggemaskan. Pantas Dito sering meledeknya. Pikir Bening.
*****
Jangan sangkal rindu
Karena ia datang
Di waktu yang tak tepat
Yang benar
Cukup di nikmati
Merindukan seseorang
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
senjaku
gue udah bolak balik baca ini kagak bosen...slalu kangen. SMA laut and bening.
2020-08-19
2
Fifi Dwi Purtranti
hampir mirip cerita langit senja ya🤔🤔
lanjuuuttt aja dulu deh😁😁
2020-06-20
2