Episode 10

matahari mulai menenggalamkan cahayanya. langit pun berubah menjadi merah dipadu dengan orange. ditambah dengan awan awan yang memenuhi langit.

nicholas melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah megah yang dibangun secara khusus oleh ayahnya. bangunan yang kokoh berwarna putih keemasan dengan halaman yang sangat luas menjadikan rumah itu sebagai salah satu rumah termewah di indonesia.

meski begitu, nicholas sering saja keluar dari dalam rumahnya. ia sama sekali tidak menikmati kekayaan yang di berikan oleh ayahnya itu. ia hanya membutuhkan seorang ibu untuk menemaninya. ia sangat bosan. tak heran, jika ia sering memainkan perempuan tanpa menggunakan hatinya untuk menemani kesepiannya itu. tak jarang ia sering keluar masuk ke dalam bar hanya sekedar untuk mencari hiburan bermodalkan ketampanannya dan kekayaan ayah nya itu.

jangan heran mengapa, anak sma sudah berani masuk ke dalam bar. karena saat ini usianya sudah menginjak usia 19 tahun. jauh sekali bukan dari anak sma pada umumnya. itu disebabkan karena ia pernah tidak dinaikan kelasnya. itu semua diperoleh karena kenakalannya yang tidak main main. jadi wajar saja jika ia lebih matang dari pada temannya di sekolah nya itu.

ia sering membelanjakan uang ayah nya itu kepada para gadis yang sudah pernah ia pacari. walau, hubungan nya tidak sampai satu bulan. hanya satu alasan,karena mereka semua membosankan. nicholas hanya membutuhkan seorang gadis yang berbeda dengan yang lainnya. gadis yang tidak gila dengan uang, tidak dengan mudah menyerahkan dirinya, dan tidak memandang nicholas karena fisik dan kekayaan yang ia punya. seperti eca contohnya.

nicholas menjatuhkan dirinya di atas sofa yang ada di ruang keluarga sambil tersenyum sendiri. alasannya adalah, dirinya sedang memikirkan eca. entah mengapa, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya saat dirinya sedang bersama dengan eca.

"*****, kok bisa gini ya" ucap nicholas sambil memegang dadanya.

nicholas kembali tersenyum dengan mekarnya. jujur saja, ia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

"apa jangan jangan"

"ah engga, gak mungkin gua jatuh cinta sama kucing garong itu"

"tapi, kok beda ya rasanya"

"ah engga kebetulan doang"

"*****, kayaknya gue beneran jatuh cinta dah ama kucing garong itu"

akhirnya nicholas kembali tersenyum setelah melewati perdebatan singkat dengan dirinnya sendiri. tapi sangat diisayangkan, senyum manisnya itu harus musnah karena kehadiran ayahnya yang sangat menganggu.

"dari mana saja kamu?!" tanya ayahnya yang baru turun dari tangga.

"bukan urusan anda"

"kamu itu tidak tau sopan santun kepada ayah mu ya!"

"saya gak pernah di ajarin sama orang tua saya" jawab nicholas enteng.

"kamu itu ya!!!" teriak ayah nya marah.

"kamu itu mau jadi apa nanti?!!!"

"gak punya tujuan hidup om" kata nicholas sambil bangkit dari tidurnya.

"kamu!!!!!"

"kenapa? mau tampar? sini tampar" kata nicholas sambil menunjukan pipinya.

"dasar anak gak tau diri! kamu itu harus nerusin perusahaan papa. kalo kamu terus seperti ini, apa jadinya perusahaan papa?!!"

"yah, papa mah emang gitu.pedulinya sama duittt mulu. kalo engga perusaan nya. emang nya tujuan hidup papa buat perusaan doang apa?!"

"sudah bagus kamu saya mau urusin!"

"gak usah urusin nicholas pah, urusin aja anak yang satu lagi, kebangaan papa itu!" ketus nicholas sambil beranjak pergi menuju kamarnya, dan melewati ayahnya dengan begitu saja.

"suatu saat kamu akan menyesal nich!!!" teriak ayahnya yang hanya dianggap angin lewat oleh nicholas.

nicholas menggelengkan kepalanya. setiap hari kerjaannya berantem terus.

"tuhan, aku lelah dengan semua ini"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***