Episode 6

gue turun dari motor ninja kebanggan milik nicholas sambil menggelengkan kepala saat melihat lokasi yang nicholas pilih.

gue menengok ke arah nicholas yang baru turun dari motornya sambil menepuk bahunya berulang kali.

"heh, serius lu jadiin tempat ini buat tempat kita ngebolos?" tanya gue tidak percaya. walaupun gue sangat senang saat ini.

"iyalah, emang nya kenapa? gak suka ya?" tanya nya kecewa.

"gila! siapa sih yang gak suka ke dufan." kata gue sambil tertawa bahagia. ditambah dengan angin yang menerbangkan rambut gue, semakin membuat gue terlihat cantik. anjay.

"lu yang bayarin tiket gue ya" tambah gue tidak tau malu.

"sans, gue udah beli kok sebelum nya." katanya sambil memamerkan dua tiket di tangannya.

"oh, jadi lu udah ngerencanain inikan sebelumnya?!!!" kata gue sambil mencubit gemas pingang nya.

"gak, kebetulan doang" katanya sambil membuang muka.

"alah! alesan" kata gue.

"eh tapi, masa iya gue harus pake baju sekolah gini' kata gue tak percaya lagi.

"nih" kata nicholas sambill menyerahkan jaket hitam yang di penuhi dengan baukhasnya. gue mengambilnya dan memakainya langsung saat itu juga.

"cantik" katanya.

"apa???" tanya gue tak percaya.

"enggak"

"trus rok gue gimana?" tanya gue lagi.

"bawel lu" katanya sambil mengacak acak rambut gue dengan ganasnya.

"yaudah, kita masuk sekarang" ucap gue sambil mengandeng tangannya. sumpah, saat itu gue lagi gak sadar. itu spontan. serius deh.

saat itu, gue gak tau ekspresi nya nicholas. gue santai aja. tapi, yang gue tau, nicholas menggenggam tangan gue juga dengan erat. gue sama sekali gak marah dengan perilaku nicholas.

nicholas memberikan tiket yang sudah ia beli sebelumnya kepada mbak mbak yang sedang bertugas di sana. jujur saja, gue benci banget ngeliat reaksi mbak mbak ini. antara kagum dengan ketampanan nicholas, dan perasaan

dengki saat melihat gue. ditambah lagi maceup nya tebel banget. pantes nya jadi ondel ondel ini mah.

"kalian pacaran ya?" tanya nya.

"sokap banget lu ****" batin gue.

"engga kok" jawab gue sambil melihat nicholas yang kecewa karena mendengar ucapan gue. tapi kan emang bener.

"ah masa sih, kok gandengan tangan gitu?" tanya nya sambil tak percaya.

gue mulai sadar saat itu. kok bisa sih sampe gandengan begini. gue melirik tajam ke arah nicholas. tapi seketika gue tersenyum dengan miring dan mengeratkan gengaman kami.

"otw kok mbak. doain ya, semoga lancar." kata gue ke mbak mbak nya sambil tersenyum sinis. gue dapat melihat ekspresi mbak mbak nya jadi kaku dan hanya terdiam.

"mampus lu" batin gue tak sengaja. gue melirik ke arah nicholas yang tersenyum dengan penuh bahagia.

"kalo gitu kita duluan ya mbak" kata gue sambil menarik nicholas dengan manja nya.

"ah, iya. semoga lancar ya" kata nya terbata bata.

gue dan nicholas berjalan beriringan tanpa ada yang mau melepas genggaman tangan itu.

"sepi ya" kata gue.

"iyalah, kan pada sekolah" kata nya sambil menyindir. gue melihat ke arah nya dengan sinis.

"lagian kan enak, kalo sepi" tambahnya.

"iya juga sih" kata gue sambil menganggukan kepala.

gue dan nicholas kembali berjalan. lebih tepatnya, gue yang menarik nicholas agar jalannya lebih cepat. gue sangat tidak sabar saat ini. ingin sekali menaiki semua wahana yang ada di sana.

"nich, ayo dong cepetan jalan nya" protes gue.

"ini juga udah cepet ca"

"cepet dari mana, entar kalo rame gimana"

"enggak bakal caa"

"udah deh, mending kamu cepetan jalannya, kalo engga aku tinggalin kamu" kata gue mengancam.

"yaudah iya" kata nya yang mulai mempercepat langkah nya. bahkan lebih cepat dari gue.

"woy, gak kayak gitu juga kali" protes gue sambil menarik tangan nicholas.

"trus lo mau nya gimana caaa" katanya berusaha untuk sabar.

"ahahahahah. sumpah, lo lucu banget pas lagi begini" kata gue tertawa dan sambil berjalan beriringan kembali.

"untung aja, gue masih bisa sabar sama lo ca" katanya.

"emang nya kalo sama yang lain gak bisa sabar?" tanya gue yang masih tertawa. nicholas tiba tiba terdiam.

"kenapa lo diem? ayo gc, gue mau naik wahana itu" kata gue sambil menunjuk wahana roller coaster.

nicholas pun menoleh ke arah wahana itu.

"serius ca? mau naik wahana itu?" tanya nya gak percaya.

"iya, kenapa? jangan bilang lo takut?" tanya gue meledek.

"engga, siapa takut?" kata nya.

"gimana kita taruhan? yang udah naik itu ketakutan, traktir eskrim ya?" kata gue.

"oke deal"

 

 

 

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Nursiyati Zahwa

Nursiyati Zahwa

lanjutkan bakatmu

2021-02-28

2

୧⍤⃝🍭

୧⍤⃝🍭

Lanjutkan bakatmu

2021-02-27

3

Picca - cu😍

Picca - cu😍

Asiiik thor

2020-08-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!