Lily terbangun dari tidurnya. Perutnya keroncongan. Dia menyadari bahwa hari sudah mulai gelap. Perlahan dia turun dari tempat tidurnya. Badanya masih terasa sakit dan dia masih lemas. Kepalanya masih pusing dan pandanganya masih sedikit kabur. Tapi rasa lapar yang begitu menyiksa membuatnya harus bangun dari kasur malasnya.
Lily berjalan dengan bersender pada dinding kayu, menjaga keseimbangan badanya yang masih lemah. Perlahan dia membuka pintu yang terbuat dari kayu. Dilihatnya sebuah lapangan luas dengan api unggun besar ditengahnya tapi tak banyak orang berkumpul disana. Lily masih merasa canggung untuk mendekati orang-orang itu.
"Hallo, Nona Lily." sebuah sambutan ramah dari 2 orang wanita berumur sekitar 40 tahunan sambil membawa nampan yang berisi buah-buahan.
"Oh, hallo." jawab Lily ramah.
Lalu kedua wanita tersebut mengajak Lily berbicara. Tapi Lily tidak paham karena mereka berbicara dalam bahasa Mandarin. Lily terbengong-bengong tidak tahu harus berkata apa.
"Ah Lily kau sudah bangun." terlihat seorang wanita yang sempat dikenalinya menghampirinya dengan senang.
"Oh ini wanita yang mengaku sebagai ibuku." ucap Lily dalam hati.
"Eh ibu. Iya, sepertinya aku tidur terlalu lama. Saat bangun hari sudah gelap. Hehehe." jawab Lily dengan tersipu malu.
Nyonya Rose dan kedua wanita China itu terkejut melihat Lily tersenyum dengan mudahnya seperti tidak terjadi apa-apa. Walaupun kedua wanita China tersebut tidak paham apa yang Lily katakan tapi mereka tahu bahwa gadis ini orang yang ramah dan periang.
Salah seorang wanita China itupun memberikan sebuah apel kepada Lily. Dengan senyum yang tulus Lily menerima apel tersebut dan mengucapkan terima kasih.
"Arigatogozaimas." menerima apel tersebut sambil membungkukkan badan menirukan gaya orang Jepang.
Spontan Nyonya Rose tertawa terbahak-bahak. Sepertinya Lily salah mengira. Dia pasti berfikir bahwa kedua wanita tersebut berbicara bahasa Jepang padahal mereka berbicara bahasa Mandarin.
Kedua wanita China ini pun ikut tertawa melihat Nyonya Rose tertawa. Lily hanya bengong sambil memegang apel dan melihat orang-orang ini tertawa. Dan dengan lugu Lily berbicara.
"Salah ya? Hahahahaha." dan Lily pun malah ikut tertawa.
Melihat hal ini kedua wanita China ini merasa bahagia. Sudah lama mereka tidak melihat Nyonya Rose tertawa gembira seperti ini. Merekapun tersenyum sambil memohon diri untuk pergi karena masih ada hal yang harus mereka kerjakan.
Nyonya Rose melihat Lily dengan senyum yang lebar. Dia mengelus elus kepala Lily. Lily seperti anak kucing yang senang dibelai belai. Spontan Lily memeluk Nyonya Rose. Tanpa disadari Nyonya Rose meneteskan air mata. Lily melihat wanita yang dipercayai sebagi ibu itupun bertanya.
"Kenapa ibu menangis?" sambil memandang Nyonya Rose.
"Tidak apa-apa. Ini air mata bahagia anakku." jawab Nyonya Rose dengan senyum mengembang.
"Apakah bahagia karena aku sudah sadar dan baik-baik saja?" tanya Lily percaya diri.
"Iya." jawab Nyonya Rose mengangguk.
"Ngomong-ngomong ibu. Sudah berapa jam aku pingsan?" tanya Lily penasaran.
"3 hari anakku." jawab Nyonya Rose ringan.
"Apa?!! 3 hari?? Buset dah. Baru kali ini aku pingsan bisa sampai 3 hari. Wah ini rekor." ucap Lily dengan bersemangat.
"Buset dah? Rekor? Kamu bicara apa? Ibu tidak mengerti?" tanya Nyonya Rose bingung.
"Eh? Hehehe.. maaf bu, biasa bahasa anak jaman now." seraya senyum menyeringai.
Lily yang sudah kembali ceria segera menggigit apel yang diberikan dari wanita China tadi. Lily begitu menikmati apel tersebut. Rasanya benar-benar segar seperti baru dipetik langsung dari pohonnya. Nyonya Rose yang masih bingung dengan logat bahasa Indonesia Lily mulai penasaran dari kota mana logat itu berasal. Namun Nyonya Rose hanya diam saja dan akan mencari tahu sendiri.
Lalu dia mengajak Lily untuk ikut ke meja makan dekat api unggun. Banyak orang yang sudah mulai berkumpul. Para prajurit dan warga sipil berkerumun menjadi satu seperti sebuah keluarga.
Lily masih merasa kurang nyaman karena tak ada satu orangpun yang dia kenali. Lily hanya duduk diam di kursi kayu paling pojok sendirian. Dia memperhatikan bahwa kumpulan orang-orang ini dari berbagai negara. Dilihat dari warna kulit, bentuk wajah, dan bahasa yang digunakan. Lily berfikir sebenarnya dia berada dimana? Kenapa banyak orang asing disini. Apakah ini seperti Summer Camp? Tapi orang-orang ini sudah terlihat dewasa berumur sekitar 20 tahunan keatas.
Ketika Lily sedang bertanya-tanya dalam pikiranya tiba-tiba disampingnya sudah ada seorang anak kecil. Dia menatap Lily dengan tajam dan wajah tidak senang. Sontak Lily kaget karena tiba-tiba ada anak kecil disampingnya. Seorang anak lelaki bermata bulat besar, berkulit putih, rambut seperti komik Tin-Tin, berbadan tegap mengamati dirinya. Lily mencoba mengajaknya bicara.
"Chinese?" tanya Lily dengan sopan. Anak itu hanya mengangguk.
"Can you speak English?" tanya Lily hati-hati.
"Saya bisa bahasa Indonesia." jawab anak itu dengan cepat.
"Wowww.. keren!! Siapa namamu? Umurmu berapa? Pondokmu sebelah mana?" spontan Lily bertanya dengan agresif.
Liu hanya terbengong mencoba menjawab dengan terbata-bata.
"Anda bicara apa? Saya tidak mengerti?" jawab Liu jujur.
"Eh? Masa kamu gak ngerti. Ini bahasa gak formal lho. Udah biasa dipakai buat orang dekat yang udah dianggap sebagai teman." jawab Lily cepat.
"Teman?" tanya Liu.
"Iya. Kamu gak mau temenan sama aku? Berteman denganku mau tidak?" tanya Lily dengan ramah sembari menyodorkan tangan mengajak bersalaman tanda persahabatan.
Liu hanya memandang tangan Lily tanpa bisa berkata apa-apa. Dia kaget dengan apa yang Lily katakan. Walaupun banyak kata yang tidak Liu mengerti, tapi satu kata pasti yakni "teman" sangat jelas dia dengar.
"Teman? Anda ingin kita berteman?" tanya Liu memastikan.
"Iya.. Aduh lama amat. Tinggal salaman doang aja susah amat." Lily dengan cepat menarik tangan Liu dan mengajak bersalaman dengan paksa. Liu hanya tertunduk melihat Lily memegang tangannya dan mengajak bersalaman. Liu hanya memandang Lily tanpa ekspresi, tanpa kata apapun. Tak tahu apa yang harus dilakukan. Dilihatnya Lily tersenyum dengan tulus memandanginya.
"Oia, nama kamu siapa?" tanya Lily.
"Aku Liu. Liu Changhai." jawab Liu malu-malu.
"Wahhh nama yang bagus. Apa artinya?" tanya Lily penasaran.
"Melimpah seperti laut." jawab Liu menegaskan.
"Widihhh.. sadis." jawab Lily dengan ekspresi terkagum-kagum.
"Apa? Sadis? Namaku tidak seburuk itu!" jawab Liu kesal.
Eh sepertinya Liu sudah salah paham dengan ucapan Lily. Segera Lily mengklarifikasi ucapannya.
"Eh bukan.. bukan begitu maksudku. Aduh bagaimana menjelaskannya. Itu gaya bahasa anak kota. Maksudnya seperti wah arti nama yang sangat luar biasa, ya kira-kira seperti itu." Lily mencoba menjelaskan dengan sederhana mungkin.
"Oh.. Nona. Aku benar-benar tidak mengerti bahasa yang Anda gunakan. Aku belum pernah mendengarnya atau mempelajarinya. Apakah itu sebuah kosa kata baru? Jika iya ajari aku." ucap Liu.
"Eh? wah.. hahaha.. jangan deh. Itu bahasa anak gaul, bukan bahasa resmi, hanya sekedar bahasa yang di mix and match aja. Sebenarnya aku juga tidak tahu dari mana kata-kata itu berasal. Hahahaha." jawab Lily dengan enteng.
"Begitukah. Oh ya sudah." jawab Liu sedikit kecewa.
Lily melihat Liu sedikit kecewa. Namun dia juga tidak mau mengajari bahasa tidak formal itu. Dia melihat Liu anak yang pintar dan lugu jadi dia tidak mau mengajari hal-hal yang dirasa tidak perlu. Lily mencoba mengalihkan suasana.
"Liu. Duduk sini. Temani aku. Aku tidak punya teman disini. Semua orang tampak asing. Aku hanya tahu kamu dan ibuku saja." seraya mempersilakan Liu untuk duduk di kursi kayu disampingnya.
Liu merasa senang dengan keramahan Lily. Gadis ini tidak seperti yang Liu bayangkan. Lily yang Liu kenal dulu begitu angkuh, sombong dan sangat pilih-pilih dalam berkawan. Jangankan meminta Liu duduk disampingnya, melihat Liu saja seperti sangat jijik dengannya. Oleh karena itu, Liu sangat berterima kasih kepada Lily yang baru atas keramah tamahannya dan menganggap Liu sebagai temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 502 Episodes
Comments
clover
kudunya
"sudah berapa jam?"
"72 jam, anakku."
2023-07-15
1
clover
ga pernah nonton drachin nih lily palsuu
2023-07-15
0
clover
china woii, kenapa jadi jepang 😭😭
2023-07-15
0