Part 20 (Pertunangan)

“Yah ... warungnya tutup, Ken,” ucap Nada ketika melihat warung ayam bakar.

‘Alhamdulillah,’ pekik dalam hati.

“Ya udah sih, balik yuk. Lu udah kangen kan sama Babe?” tanyaku.

Nada menganggukkan kepala.

Kami melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa meter lagi sampai rumah. Ada raut kekecewaan pada wajah Nada.

“Babe,” ucap Nada yang langsung berlari menghampiri babe Rano. Kek orang yang baru ketemu setelah dua tahun berpisah.

Hah, dua tahun? Hehe bukan dua tahun tapi mereka berpisah baru dua hari.

“Waduh! Tumben, anak Babe meluknye kenceng bener dah ....” ucap babe Rano.

Tidak ada raut wajah babe Rano bersedih. Walau mungkin dalam hatinya ada rasa takut karena penyakit yang bersarang dalam tubuhnya.

Aku melihat pemandangan haru hari ini. Seorang Ayah yang sedang berjuang melawan penyakit kankernya, tanpa memberi tahu kepada anaknya.

mungkin tujuan babe menyembunyikan penyakitnya, agar Nada tidak bersedih. Walau mungkin pada akhirnya akan memberi pukulan hebat pada Nada. Mungkin lain waktu babe Rano akan memberitahu kepada Nada. Entahlah. Hanya babe Rano yang tahu.

“Ken, mari masuk. Di luar aje, Lu!” ucap babe Rano yang masih memeluk putrinya.

“Iye, Be. Ken mau pulang aja. Perut udah laper hehe,” ucapku beralibi.

“Dasar perut karet! Badan kecil tapi doyan makan,” ucap Nada yang berada dalam dekapan sang ayah.

“Biarin! kan tumbuh itu ke atas bukan ke samping,” balasku yang menirukan sountrack iklan.

“Eh malah berantem, entar kalian jatuh cinte,” ledek babe Rano.

“Idih, kagak mungkin Be! Jatuh cinte?” ucap Nada.

“He’em,” ucap babe.

“Sama Die, Be?”

“Iye,” timpal babe lagi.

“OGAH!”

Aku dan babe Rano hanya tersenyum melihat Nada yang ogah-ogahan mendengar ucapan dari babe Rano.

Akhirnya aku meninggalkan babe Rano dan Nada. Memberikan kesempatan melepas rindu antara Anak dengan Ayahnya.

Drett ... Drett ....

‘Ken, datang lebih awal ya? Saya mau mempersiapkan untuk melamar Rere,’ isi WA dari pak Hari.

‘Oke!’ jawabku singkat.

Aku langsung bergegas makan dan mandi. Aku menaiki anak tangga dan mendorong handle pintu untuk melaksanakan Shalat asar.

Buru-buru aku mengganti baju. Aku memakai kaos berwarna putih yang ku double dengan kemeja kotak-kotak berwarna Navy, memakai jelana jeans hitam, memakai topi warna hitam dan tak lupa memakai sepatu kets. Seperti biasa ada jam tangan yang melingkar dan dua gelang benang yang selalu aku pakai untuk perform.

Aku melesat menembus kemacetan kota Jakarta. Beberapa kali aku terjebak lampu merah. Sial! Pekik dalam hati.

Semua karyawan telah berkumpul, kecuali mba Rere.

“Maaf, Pak. Saya terlambat,” ucapku pada pak Hari.

Pak Hari menganggukan kepala.

Semua ruangan didekor cantik. Ada banyak bunga dan lilin yang terpasang disalah satu meja.

Pengunjung pun telah banyak yang datang. Berbagai ekspresi dari wajah customer. Wajarlah, malam ini suasananya begitu romantis.

Mba Rere memang datangnya telat. Sengaja pak Hari meminta di carikan setangkai bunga rainbow rose.

‘Wew, emang ade?’ pekik dalam hati.

Yaa mungkin saja ada. Kita lihat aja mba Rere berhasil atau tidak? Toh bukan itu juga inti dari acara ini.

Bu Hani, adik dari pak Hari juga menghadiri acara ini. Kakinya yang dulu sakit, kini telah sehat. Bahkan menghadiri acara lamaran kakaknya yaitu pak Hari.

‘Ken, Mba gak dapat bunga yang di minta Mas Hari, gimana dong? Bantuin Mba,’ isi WA dari mba Rere.

Aku tersenyum, rupanya berhasil juga pak Hari mengulur waktu mba Rere agar datang terlambat ke tempat kerja.

‘Udah, Lu balik sini aja, Mba. Di sini keteter kurang orang,’ balasku sambil cengengesan.

‘Tapi Mba takut malah kena marah, mana lagi bete lagi sama orang itu,’ balas WA mba Rere yang diselipin emoticon cemberut.

‘Lu juga aneh, malah WA Gue,’ kirim lagi balasan ke mba Rere.

‘Pan, Mba udah bilang. Lagi kesel sama Mas Hari! Gak ngerti juga ni anak! Yawdah, Mba balik sekarang. Bodo amat Dia mau marah, terserah!’ balas WA dari mba Rere.

Tak berapa lama, dari mba Rere mengirim pesan kepadaku. Akhirnya mba Rere tiba di tempat kerja.

“Kenapa gelap? Mati lampu kah?” ucap mba Rere yang bersuara kecil seperti berbisik.

Terdengar langkah kaki yang memasuki ruangan. Dengan sorot lampu kecil yang ia nyalakan dari hand phonenya.

Satu per satu lampu mulai dinyalakan. Wajah mba Rere terlihat masam ketika di depannya terlihat seorang wanita yang ia tahu.

Ia mengetahui wanita itu, wanita yang ia lihat besama kekasihnya di sebuah rumah sakit.

“Hai ....” sapa bu Hani, adik dari pak Hari.

“Kamu siapa?” mata mba Rere membulat.

“Aku Hani, aku mau bertemu Mas Hari, apakah Kamu melihatnya?”

“Eh, Mba. Saya aja baru datang. Ngapain nanyain Dia sama Saya?” ucap mba Rere yang sepertinya menaruh rasa kesal terhadap bu Hani.

Alunan gitar terdengar dari atas panggung. Mata mba Rere kini melihatku. Aku pun bernyanyi.

Demi semua yang aku jalani bersamamu

Ku ingin engkau jadi milik ku

Ku ingin kau disamping ku.

Tanpa dirimu, ku hanya manusia tanpa cinta

Dan hanya dirimu yang bisa

Membawa surga dalam hati ku.

Ku ingin engkau menjadi milik ku

Aku akan mencintaimu

Menjagamu selama hidup ku dan aku 'kan berjanji

Hanya kaulah yang ku sayangi

Ku akan setia di sini menemani.

Sentuhanmu bagaikan tangan sang dewi cinta .Yang berhiaskan bunga asmara

Dan membuat ku tak kuasa.

Ku ingin engkau menjadi milik ku

Aku akan mencintaimu Menjagamu selama hidup ku dan aku 'kan berjanji

Hanya kaulah yang ku sayangi

Ku akan setia di sini menemani.

Ku nyanyikan lagu milik romance band dari atas panggung.

Terlihat mba Rere seperti bingung dengan semua ini.

Tiba-tiba pak Hari mendekati bu Hani. Pak Hari membawa satu buket bunga mawar berwarna putih.

“Maksudnya apa? Kalian mau pamer kemesraan di depan mataku?” ucap mba Rere.

Bu Hani tersenyum. Kami memanggil Bu Hani karena ia merupakan adik dari Pak Hari. Kalau dari usia mungkin tidak terlalu jauh dengan mba Rere.

Seluruh karyawan tersenyum melihat mba Rere.

“Pak, coba jelaskan!” mba Rere mulai berkaca-kaca.

Pak Hari mengeluarkan kotak kecil berwarna merah. Ia membukakan tepat di depan bu Hani dan mba Rere. Terlihat mba Rere semakin bingung.

Pak Hari mengambil cincin dari dalam kotak merah itu. Dengan cepat, bu Hani mengambil benda bulat berbentuk ring dari tangan pak Hari.

Mba Rere mulai mundur sedikit demi sedikit dari hadapan mereka. Sepertinya ia ingin lari. Namun tangan pak Hari menahan tangan mba Rere. Langkah kakinya kini terhenti.

Hening.

Tak ada satu orang pun yang bersuara. Menambah kebingungan bagi mba Rere.

“Re, maukah Kamu menikah dengan ku?” ucap pak Hari memecahkan keheningan.

“What?” mata mba Rere membulat.

Pak Hari tersenyum.

“Apa Pak?” tanya mba Rere lagi.

“Will you marry me?” ucap pak Hari lagi.

“Sekali lagi, Pak?” mba Rere seperti ingin memastikan bahwa ia tidak salah mendengar.

“Mau kagak Lu nikah sama Pak Hari?” ucapku dari atas panggung menggunakan mikrofon.

“KENZOOO!” mata karyawan semua menatapku.

Aku tersenyum dari atas panggung dan mengangkat kedua jariku “Pissss, bro!”

.

“Aku mau menikah denganmu, Mas Hari. Tapi jelaskan dulu, siapa wanita ini?” tanya mba Rere sembari menunjuk ke arah bu Hani.

Pak Hari menceritakan tentang bu Hani kepada mba Rere. Kalau bu Hani itu adiknya. Waktu lalu pak Hari mengantar ke rumah sakit karena bu Hani mesti kontrol kakinya yang waktu itu terluka karena kecelakaan, dan bla bla bla.

Terlihat wajah mba Rere memerah ketika ia memandang bu Hani.

“Bu, maafkan Saya, ya? Saya sudah salah sangka sama Ibu,” ucap mba Rere.

“Ia, enggak papa. Panggil nama aja. Sepertinya kita seumuran kok,” bu Hani tersenyum.

Bu Hani memberikan cincin yang tadi ia ambil dari tangan pak Hari.

Akhirnya, cincin itu tersemat di jari manis mba Rere. Terlihat rona bahagia pada wajah mba Rere.

Sorak sorai dari customer dan seluruh karyawan menjadi nyanyian indah malam ini. Malam yang indah untuk mba Rere dak pak Hari.

Semuanya berjalan lancar. Walau agak sedikit terganggu karena ucapanku yang kesal karena mba Rere terus-terusan menanyakan hal yang sama.

Apakah cewek suka ngedadak budek kalau ia ditembak cowoknya? Pekik dalam hati. Entahlah.

***

Aku pulang membawa si matic. Melewati jalanan yang dinaungi dengan pekatnya malam. Semilir angin malam yang membuat sekujur badan terasa dingin.

Aku memarkirkan motor dan masuk dalam kamar.

“Ken, makan dulu Nak!” teriak ibu dari bawah.

“Iya, Bu.”

Aku menuruni anak tangga, bersiap untuk mengambil sepiring nasi.

“Ken,” ucap Nada yang tiba-tiba ada di belakangku.

UHUKK!

Aku terbatuk. Segera ku raih gelas yang berisi air.

Glek ... Glek ....

Aku minum air dengan terburu-buru.

“Apa sih, Nad? Kebiasaan nongol tiba-tiba kek set*n!”

“Hehe ... Maaf, Ken. Gue gak sengaja. Ni, Gue buatin puding buat Lu,” ucap Nada sambil menyodorkan semangkuk puding.

“Wahh ... Lu sengaja buatin ini Nad?” tanyaku dengan mata berbinar.

“Hem ... Ge’er! Sisa Babe tadi siang. Dari pada gak kemakan ‘yaa mending Gue kasih Lu.”

“Hadehhh!”

Nada tersenyum.

“Besok berangkat kuliah bareng ya? Tungguin Gue,” ucap Nada yang sedari tadi memperhatikanku makan.

“Ya,” ucapku.

“Ken.”

“Hem.”

“Lu ada rasa enggak sih sama mba Rere?” tanya Nada.

“Enggak, kan kata Lu mba Rere ketuaan,” ucapku ngasal.

“Kalau sama anak Ibu kost mba Rere?” Nada terdengar ragu menanyakan hal itu.

Aku memandangnya. Wajah Nada terlihat menunggu jawaban dariku.

“Hehe ....” aku tersenyum seraya memainkan alisku.

“Jawab Kenzo!” Nada semakin penasaran.

“Kalau menurut, Lu?” tanyaku.

“Idih, kan Gue nanya sama Lu. Kenapa Gue juga yang harus jawab?” jawab Nada yang sepertinya bertambah kesal.

“Kepo!”

“KENZOOOOO!” Nada memukul pundakku.

“Dah, pulang sono! Pan besok mau kuliah bareng Gue. Dandan yang cantik yaa?” ucapku yang terdengar merayu.

“Heleh!” ucap Nada sambil ngeloyor pergi.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ🍒⃞⃟🦅ᶠˢ𝑹𝒂𝒉𝒆𝒍𝐀⃝🥀

ㅤㅤㅤ🍒⃞⃟🦅ᶠˢ𝑹𝒂𝒉𝒆𝒍𝐀⃝🥀

romantis nya😍

2021-03-08

1

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

hehehe

2020-12-20

0

Alfin

Alfin

💯👍

2020-10-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!