Part 18 (Kanker)

Hari ini masih seperti hari-hari sebelumnya. Aku bangun tidur masih dalam keadaan jomblo, eh! malah curhat.

Aku mengatur napas, mengangkat tubuhku yang terbaring. Sedikit diam dalam lamunan.

Aku melangkahkan kaki, beranjak dari tempat tidur. Membuka tirai jendela dan sang surya mulai terlihat menampakkan cahaya jingganya di pagi hari.

Aku bersiap ke kampus, membantu ibu dulu untuk mengantarkan jahitan baju ke pelanggan ibu. Satu per satu, baju jahitan ibu telah sampai kepada pelanggannya.

***

“Ken, nanti malam temenin Gue di rumah, ya?” ucap Nada.

“Lah, emang Babe ke mana?” tanyaku heran.

“Mau ke rumah encang di Jakarta Utara,” ucap Nada.

“Mending Lu yang di rumah Gue. Pan di sini ada Ibu. Gak enak Gue kalau di rumah cuma berduaan.”

“Oke!”

Kami berangkat ke kampus bersama si matic. Tak terlihat penampakan Fajri di pagi ini. Mungkin ia telah menyerah karena kemarin Nada bilang sudah jadian denganku.

Jam pelajaran di mulai dengan lancar. Gak ada jurus kamehame yang keluar dari pak dosen killer.

Di kampus aku mengikuti komunitas penggalang dana. Aku salah satu mahasiswa yang mengikuti kegiatan tersebut.

Karena aku suka bernyanyi, aku berinisiatif menggalang dana di Kota Tua. Di sana, aku akan bernyanyi. Tak ada panggung di sana. Hanya ada kursi, meja, mikrofon dan alat musik. Kami akan menggelar pertunjukan/mini konser di area Kota Tua.

“Perlengkapan sudah siap buat nanti malam, skuy?” kata bang Andi, orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan acara ini.

“Sip, udah beres semua Bang,” ucapku sambil mengangkat jempol tangan.

Selepas sholat asar kami berangkat ke Kota Tua untuk mengecek semuanya. Dan, semuanya telah siap. Tinggal menunggu perform sehabis sholat magrib.

“Lu udah siap, Ken?” tanya bang Andi.

“Udah, bang.”

“Sip! Semangat ya bro!”

Aku melemparkan senyuman.

Lagu demi lagu aku dendangkan. Semakin malam, suasana di Kota Tua semakin ramai. Banyak sekali orang yang menyaksikan perform ku malam ini.

Sehingga aku dikelilingi oleh lautan manusia. Ada yang mengabadikan video lewat lensa hand phone mereka. Ada juga yang berbisik, mungkin mereka ada yang mengenaliku. Seorang yang suka bernyanyi di southbox.

“Bang Kenzo?” ucap salah satu penonton yang ada dalam lingkaran.

Aku melirik seraya meningat, ni cewek siapa? Pekik dalam hati.

Kini giliran bang Andi yang menyumbangkan lagu. Aku masuk ke dalam jajaran penonton, di sana ada yang mendekatiku.

“Bang Kenzo, kan?” suara wanita yang beringsut mendekatiku.

“Iya, Lu siapa ya?” ucapku sambil berusaha mengingat.

“Aku Intan, Bang. Yang pernah ketemu waktu bang Kenzo main ke kost mba Rere,” cewek itu berusaha untuk mengingatkanku.

Aku diam seraya mengingat nama Intan.

“Oh, iya. Maaf Tan, Gue agak lupa hehe,” aku menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

Intan tersenyum.

“Kamu ke sini sama siapa?” tanyaku pada Intan.

“Sama Ibu dan Ayah. Tapi enggak tau deh mereka ngeloyor ke mana?” jelas Intan.

“Oh,” aku menganggukan kepala.

“Ternyata Bang Kenzo pinter nyanyi, ya? Aku suka. Apalagi Bang Kenzo nyanyi sama main gitar. Tipe cowok romantis,” Intan terlihat memejamkan mata, mungkin membayangkan sesuatu.

‘Sotoy!’ pekik dalam hati.

Aku tersenyum.

Drett ... Drett ....

Gawai Intan berdering. Mungkin Ibunya menelpon.

“Bentar, ya Bang,” Intan terlihat menyentuh layar yang ada dalam genggamannya.

Intan mengangkat telponnya. Mata Intan seperti mencari seseorang. Akhirnya Intan memutuskan untuk pulang karena Ibu dan Ayahnya telah menunggu di parkiran, jelas Intan.

“Bang, Intan pulang ya? Oh iya, Intan minta nomor kontak Bang Kenzo dong,” pinta Intan.

“Buat apa?”

“Ya ... Kalik aja intan ada perlu sama Bang Kenzo,” intan terkekeh.

‘Modus!’ pekik dalam hati.

Telpon Intan kembali bergetar, mungkin Ibunya yang menelpon.

“Ayok, Bang. Mana?” ucap Intan dengan wajah cemas. Mungkin takut kena marah Ibunya.

Akhirnya dengan terpaksa, aku merelakan nomor hp ku tersimpan di list buku hp Intan.

“Makasih, Bang. Bye,” Intan melambaikan tangan.

Waktu telah menunjukan pukul sembilan malam, kami bergegas pulang setelah menghitung pendapatan kami malam ini.

Bang Andi pulang membawa alat-alat bekas performku dengan menggunakan mobilnya. Sedangkan aku melesat membawa si matic menuju kontrakan.

.

Tok ... Tok ... Tok ....

“Assalamu’alaikum,” ucapku sambil mengetuk pintu.

“Wa’alaikum salam,” terlihat wajah Nada di balik pintu.

Aku memasukan motor seraya mengambil air wudu lalu bergegas Shalat isya di kamar atas.

Aku melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Terdengar suara Ibu dan Nada sedang bercengkerama. Aku mengambil sepering nasi, karena perut sudah sangat lapar.

Terdengar perbincangan Nada sama ibu. Entah awalnya mereka ngomong apa tapi yang aku dengar Nada meminta Ibu untuk jadi Ibunya.

‘Wew!’ pekik dalam hati.

“Belum balik, Lu?” tanyaku pada Nada.

“Belum, takut Gue. Babe belum balik juga,” ucapnya sambil gelendotan di lengan ibu.

“Encing ... mau ya jadi Enyak, Nada?” pinta Nada sambil menggenggam tangan ibu.

Ibu tersenyum.

“Nad, Enggak mungkin, Encing nikah sama Babenya Nada.”

“Kenapa? Kan Babe sama Encing juga sama-sama single parent.”

Lagi-lagi ibu dibuat tersenyum dengan permintaan Nada.

“Karena Babe Lu gak ganteng, Nad!” Aku terkekeh.

“Jahat, Loh! Pan Babe Gue orang terbaik sedunia,” ucap Nada sembari cemberut.

“Udah-udah, bukan karena itu juga. Kami udah tua, kenapa enggak kalian aja sih yang jadian? Kan masih sama-sama muda,” ucap ibu terkekeh menutupi bibirnya dengan telapak tangan.

“Kita? Jadian?” aku dan Nada mengucap bersama-sama.

Ibu menganggukan kepalanya.

“OGAH!” kata itu juga kami ucapkan bersama-sama.

Ibu tertawa melihat kelakuan kami. Akhirnya, Ibu memutuskan untuk tidur karena waktu telah larut malam. Nada mengekor ibu dari belakang.

“Mau ke mana, Lu?” tanyaku pada Nada.

“Mau tidur sama Encing. Masa Gue tidur bareng Lu?” ucap Nada di belakang ibu.

“Ayok, kalau Lu mau?” aku menggoda.

“Ogah! Mending tidur sama Encing, udah lama Gue gak merasakan pelukan seorang Ibu.” Matanya kini berkaca-kaca ketika mengucapkan kata ibu.

Mungkin selama ini memang Nada mendambakan adanya seorang ibu dalam hidupnya. Terlebih, Nada seorang perempuan. Biasanya suka curhat sesama perempuan. Itu mungkin tidak di dapat Nada. Karena sedari kecil, ibu Nada telah meninggal. Entah karena apa.

“Eh, jadi nangis. Kenzo jangan godain terus Nadanya atuh, kasihan,” ucap ibu sambil merangkul Nada.

Dengan sekejap, mereka masuk dalam kamar. Tinggallah aku sendiri dalam ruangan ini.

Aku melangkahkan kaki melewati anak tangga yang tidak terlalu tinggi. Masuk dalam kamar.

Aku buka jendela kaca kamar, melihat keadaan di kompleks yang telah sepi.

Ternyata aku lebih beruntung di banding Nada. Walau aku punya orang tua tunggal tapi ia bisa menjadi ibu bahkan bisa menjadi bapak untukku. Bahkan ibu bisa menjadi sahabat ketika aku sedang membutuhkan seseorang untuk bercerita. Ibu pendengar yang baik untukku.

Ibu, jasamu sangat besar. Sampai kapan pun aku tidak akan bisa menggantinya. Kasih sayangmu seluas samudra. Tak ada kata indah yang bisa ku ukir untukmu. Hanya do’a dalam setiap sujud yang aku panjatkan untukmu di setiap malamku.

***

Drett ... Drett ....

Gawai yang ku simpan di atas meja belajar kini bergetar. Terlihat ada tulisan Babe Rano Calling.

‘Hallo, Be.’ Aku menjawab panggilan telpon dari babe Rano.

‘Ken, tolong jagain Nada, anak satu-satunya Babe, ya?’ terdengar suara babe dari dalam hp.

‘He’eleh, Be! Kagak Aye jagain juga si Nada udah gelendotan, noh sama Ibu,” jawabku ngasal.

‘Ken, kite bisa ketemuan kagak?’ ucap si babe yang tiba-tiba jadi melow.

‘Di mane? Babe kangen sama Aye?’ aku terkekeh lewat telpon.

‘Sstttt! Serius Babe, Kenzo.”

Hening.

Ada rasa ragu dalam hati ini. Kenapa babe Rano bersikap seperti ini? Akhirnya aku iya in aja permintaan babe Rano.

‘Oke! Share loc ya, Be?’

‘Gue mana nyaho yang kek gitu, Ken! Entar Babe SMSin alamatnya, ya?’ ucap babe Rano dan telpon pun terputus.

Tak menunggu waktu lama, hp ku kembali bergetar. Aku buka layar pada gawai dan terlihat SMS dari babe Rano yang mengirimkan alamat serta jam untuk kami mengatur waktu.

Aku berangkat seorang diri karena itu merupakan permintaan babe Rano. Aku melesat sepulang kuliah.

Untung Nada ada keperluan lain. Sehingga aku tidak butuh memikirkan alasan untuknya.

Aku memarkir motor di salah satu tempat makan, di warung nasi padang. Jarak yang cukup jauh apabila di tempuh dari arah kontrakan.

“Be,” ucapku yang mendekati babe Rano yang sedang duduk di kursi pojokan.

“Ken, sini!” babe Rano melambaikan tangan.

Aku menghampiri.

“Duduk, Ken. Mau pesen ape?” ucap babe Rano.

“Kagak, useh Be.”

“Hem ... Babe pesenin, ye?”

Tanpa menunggu jawaban dariku. Babe Rano sudah memesan nasi rendang dan teh manis panas.

Akhirnya, kami selesai makan bersama dan tibalah waktunya babe Rano mengungkapkan sesuatu. Yang entah hal itu apa.

“Ken,” ucap babe Rano yang membuka percakapan.

“Iya, Be.”

“Sebenernye Babe di rumah sodare lagi ikut berobat. Makanye Babe wanti-wanti nitipin Nada ke Lu sama Enyak Lu ya, Ken?” ucap babe Rano yang terdengar berbelit-belit.

“Sebenernye, Babe ntu sakit ape? Masalah Nada, Insya Allah, Ken jagain. Tapi ucapan Babe barusan bikin Ken bingung.”

“Sebenernye Babe sakit kangker, Ken. Sekarang Babe suruh di kemoterapi. Babe ingin menenangkan diri di rumah encangnye Nada dulu.”

“Inalillahi. Maaf Be sebelumnya. Nada pernah cerita sama Ken. Kalau Babe katenye sakit jantung?”

“Iya, tapi setelah pemasangan ring dalam jantung. Sudah enggak ade masalah, Ken. Tapi malah nambah perkare, katenye Babe terkena kangker. Tapi Babe mohon same Lu. Jangan sampe Nada tau hal ini.”

“Tapi, Be ....” ucapanku terpotong.

“Babe mohon, Ken,” terlihat tangan dan wajah babe Rano yang meminta di rahasiakan tentang penyakitnya ke siapapun. Bahkan terhadap Nada, anak kandungnya sendiri.

Dengan berat hati, akhirnya aku mengangguk sebagai pengganti kata iya yang menurutku terlalu berat untuk terucap. Bibirku kelu, tak dapat berkata.

Hening.

“Babe besok pulang ke rumah kok. Babe minta tolong, titip Nada satu malam lagi, Ken. Nada terlalu takut akan gelap dan sunyi,” ucap babe Rano yang tertunduk.

“Iya, Babe tenang aje. Babe yang semangat, ye? Ken do’ain Babe cepet sehat.”

Babe Rano tersenyum dengan netra yang masih berkaca-kaca.

Terpopuler

Comments

Falina Adhianthi

Falina Adhianthi

kanker

2022-09-30

0

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

ihhh babang ken kekortu ga bilang" klo bilang kan otw nyusul🤣🤣

2020-12-20

0

RN

RN

next tar lanjut lagi

keren bang👍👍

2020-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!