Part 15 (Terbongkar)

Drett ... Drett ....

Gawaiku yang tergeletak di atas meja belajar telah bergetar. Jam telah menunjukkan pukul empat pagi. Aku bergegas bangkit dari tidurku yang lelap. Duduk di tempat tidur seraya mengumpulkan kesadaranku yang mungkin masih tertinggal dalam mimpi.

Ku melangkahkan kaki dari tempat tidur. Ku ambil handuk yang tergantung di belakang pintu. Membuka handle pintu lalu melangkahkan kaki menuju kamar mandi.

Rasa dingin yang aku rasakan di pagi ini. Pagi yang masih gelap, entah karena mendung.

Aku tinggalkan kamar mandi seraya masuk kembali ke dalam kontrakan sembari mengigil.

“Kenapa, Ken?” tanya Ibu.

“Gak tau Bu. Perasaan pagi ini dingin sekali,” ucapku yang masih menggigil.

“Ya udah, cepetan ganti baju. Nanti ibu seduhkan wedang jahe.”

HWACIMMM ....

Aku terus bersin-bersin dalam kamar. Segera ku memakai pakaian lengkap dan ku double pakai jaket.

Aku masuk dalam selimut setelah aku selesai mengerjakan Shalat subuh.

Tok ... Tok ....

“Ken ....” suara ibu memanggil seraya mengetuk pintu.

“Masuk aja, Bu.”

Terlihat handle pintu yang di buka hingga pintu pun terdorong ke dalam. Terlihat wajah ibu yang membawa satu gelas minuman.

“Semalam pulang jam berapa sih? Ken, sakit?” tanya ibu sambil mengecek keningku.

“Waduh! panas, Ken. Gak usah masuk kampus dulu ya?”

Aku hanya mengangguk tanpa adanya bantahan dari mulutku.

“Minum dulu, Nak. Nanti ibu belikan bubur ayam. Bentar lagi juga lewat. Kenzo istirahat aja, ya?” ucap ibu panjang lebar. Mungkin ibu khawatir dengan keadaanku.

Aku minum wedang jahe yang dibuat ibu. Kembali aku membenamkan tubuh di ranjang ini.

Hingga jam delapan pagi, sepertinya si mamang bubur enggak jualan, sehingga ibu memutuskan pergi ke pasar sekalian beli bahan-bahan dapur yang telah habis. Pamitnya.

Aku menuruni anak tangga sambil membawa bantal dan selimut untuk tidur di kursi ruang tamu dan tak lupa gawai aku masukan ke dalam saku celana.

Baru aku memejamkan mata ternyata ada WA dari mba Rere.

‘Ken, mba ada perlu. Bolehkah mba mampir ke rumahmu?’ isi WA dari mba Rere.

‘Iya,’ ucapku sambil aku share loc alamat kontrakanku.

Tak lama. Akhirnya mba Rere sampai ke kontrakanku. Aku membuka pintu dari dalam rumah.

Terlihat ekspresi kaget pada wajah mba Rere. Mungkin wajahku terlihat pucat.

“Masuk, Mba.”

“Ya Allah, Ken! Kamu kenapa?” tanya mba Rere sambil mengecek keningku.

“Gak papa kok, mba.”

“Kamu panas loh, Ken. Aku beliin bubur ya?”

“Gak usah Mba. Ibu lagi beli bubur kok. Bentaran lagi juga Ibu balik,” ucapku menolak.

Akhirnya setelah lima belas menit menunggu Ibu pun datang dengan membawa stock sayuran dan bahan makanan lainnya.

“Assalamu’allaikum ....” ucap ibu sambil membukakan pintu.

“Wa’alaikum salam,” ucapku dan mba Rere.

“Eh ... ada tamu,”

Ibu tersenyum. Begitu pun dengan mba Rere.

“Ibu tinggal dulu ya, ke dapur,” timpal ibu.

“Silakan, Bu.”

Ibu pun beranjak ke dapur. Mungkin menaruh belanjaan yang dibeli dari pasar. Tak lama kemudian, ibu membawakan semangkuk bubur ayam.

Akhirnya aku makan bubur dan minum obat yang dibeli ibu dari apotek.

Aku akhirnya tertidur. Mungkin karena pengaruh dari minum obat. Ketika aku bangun, aku kaget karena mba Rere sudah tidak ada di sini.

“Ibu, temen Ken udah pulang, ya?”

Terlihat mata ibu berkaca-kaca.

“Ibu kenapa?” tanyaku heran.

“Maafin Ibu ya, Ken. Karena Ibu, Ken harus bekerja,” ucap ibu sambil memelukku.

“Maksud Ibu?”

“Rere sudah menceritakan semuanya. Kamu suka nyanyi untuk mendapat penghasilan. Kamu tabungkan uangnya untuk wisuda nanti. Maafin Ibu, Ken.”

Ibu memelukku erat. Air matanya terus berlinang. Hingga akhirnya pelukkan ibu semakin melonggar dan diakhiri dengan keringnya air mata.

“Bu, lihat wajah Kenzo.”

Ibu menatapku.

“Selama ini, Kenzo yang banyak nyusahin Ibu. Sampai saat ini pun. Kenzo belum bisa kasih apa-apa buat Ibu. Kenzo bahagia hidup bersama Ibu walau tanpa Bapak. Ibu figur heroes buat Kenzo. Orang yang paling tangguh untuk Kenzo,” aku memandang ibu lekat.

“Makasih, Nak. Ibu do’akan apapun yang Kenzo inginkan. Semuanya Kenzo dapatkan. Ya, Nak,” Ibu mengusap kedua pipiku.

“Aamiin .... ”

Terbongkar sudah semua yang aku rahasiakan pada ibu. Alhamdulillah, ibu pun tidak marah.

Akhirnya badanku agak enakan. Aku memutuskan untuk masuk kerja. Masih ada waktu, jam dinding baru menunjukkan pukul satu lewat seper empat. Aku memutuskan untuk sholat zuhur.

Ternyata mba Rere datang lagi ke Rumah. Ekspresiku melongo, heran.

“Ada yang ketinggalan, Mba?” tanyaku.

“Kenzo, ada temen kok tanyanya seperti itu?” jawab ibu.

“Lah ... tadi pan Mba Rere udah ke sini. Ya, Ken kira ada yg ketinggalan makanya nanya,” aku beralibi.

“Enggak, Ken. Mba ke sini mau ngecek keadaanmu aja. Tadi mba pulang, Kamu masih tidur. Oh iya kata pak Hari, gak papa Kamu gak usah masuk hari ini. Kamu libur dulu, istirahat katanya,” ucap mba Rere.

“Makasih ya, Mba. Jadi ngerepotin Gue.”

“Santai aja, oh iya Mba bawa sup nih. Di makan ya, Ken.”

Mba Rere membuka sup yang ia kemas dalam tepak. Suapan demi suapan, sup dari tangan mba Rere akhirnya habis ku makan. Hingga suapan terakhir ada suara pintu terbuka.

KREKKK ....

“Kenzo,” terlihat wajah Nada dari balik pintu.

“Nad,” jawabku.

“Eh,” Nada tersenyum melihatku yang sedang disuapi mba Rere.

“Ada apa, Nad?” tanyaku lagi.

“Ini, buku catatan tadi. Biar Lu bisa nyalin. Gue pamit ya?”

Ucap Nada yang menaruh buku di atas meja dan langsung kabur angkat kaki.

“Sepertinya Nada cemburu, Ken,” ucap mba Rere.

“Haha ... ya enggak mungkin Mba. Dia aja udah punya pacar.” jawabku.

Mba Rere mengangkat kedua bahunya.

Setelah beres menyuapiku, mba Rere pamit pulang karena ia masih harus bekerja.

Aku hanya di rumah dan tidak bisa kemana-mana karena ibu tidak mengizinkan aku melangkahkan kaki ke luar. Walau alasanku hanya untuk membeli nasi goreng.

Ibu yang berjalan untuk membelikanku nasi goreng. Ya Allah, Bu. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan, do’a dalam hati.

***

Pagi ini badanku sudah sehat. Aku kembali melanjutkan menuntut ilmu sebagai mahasiswa di kampus ternama di Jakarta.

Ku keluarkan si matic yang dari kemarin hanya terparkir di rumah. Ku lap sebelum berangkat ke kampus dan ku stater.

“Ken, tungguuuu! Gue ikut!” teriak suara si cempreng Nada.

“Ceban dulu ye?” pintaku.

“Hem ... matre Lu!”

“Hahaha” aku tertawa.

Akhirnya, motor ku gas dan melesat pergi meninggalkan kontrakan. Hari ini cuaca mendung. Walau jam menunjukkan pukul delapan pagi, tapi langit masih gelap tertutup oleh awan hitam.

Ku pacu motor dengan kecepatan tinggi. Berharap, sampai kampus tidak kehujanan. Alkhirnya, sampai gerbang kampus. Hujan turun dengan lebatnya.

Aku buru-buru memarkirkan motor dan turun dari atas motor.

“Ken,” ucap Nada.

Aku mengangkat satu alis. Menggantikan ucapan 'apa?'

“Kamu jadian sama Mba yang kerja di southbox?” tanya Nada.

Ingin rasanya tertawa mendengar pertanyaan Nada.

“Emang kenapa?” tanyaku.

“Gak boleh, Eh maksudnya ....” ucapan Nada terputus.

“Gak jelas, Lu! Ayok masuk kelas nanti kita ketinggalan pelajaran Pak Dosen Killer,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Nada.

Kami sedikit berbasah-basahan karena tidak ingin kena semprot pak killer.

Shit! Udah dibela-belain, pak dosen cuma ngasih tugas aja. Gak masuk kelas. Nada duduk tepat di sampingku. Terlihat kekesalan pada wajahnya. Entah karena apa?

“Ken,” Nada kembali merengek.

“Apa?” jawabku tak meliriknya.

“Jawab,” ucap Nada.

“Apanya?” tanyaku yang sok-sokan bingung.

“Yang tadi,” timpal Nada lagi.

“Oh .... “ ucapku.

Terlihat Nada semakin jengkel. Aku teringat kata-kata mba Rere kalau Nada suka padaku. Apa iya sekarang Nada lagi cemburu? Ah, masa sih? Gimana bisa Nada cemburu sama cowok lain yang tak lain itu aku. Sahabatnya.

Entahlah.

Hingga pelajaran kampus berakhir, Nada masih dengan ekspresi wajah yang sama.

Aku mengalihkan pembicaraan pada Nada. Aku menanyakan tentang Fajri pada Nada. Wajahnya seketika berubah seperti orang yang sedang marah. Terlihat pada kulit wajahnya yang semakin memerah.

“Gue gak tau hubungan Gue sama Kak Fajri mau dibawa ke mana,” Nada tertunduk.

“Loh ... Kalian tuh kenapa lagi sih, Nad?” tanyaku heran.

“Nanti aja Gue cerita. Balik kampus nanti Kita ke kantin dulu, ya?” ajak Nada.

Aku menganggukan kepala.

***

Hingga jam kampus selesai. Nada masih saja memperlihatkan wajah membaranya. Hingga akhirnga aku di seret ke Kantin. Mungkin selama ini aku memang cuek padanya. Bahkan tak ingin tahu kebersamaan mereka. Karena aku berpikir Nada telah milik orang lain. Jadi aku memilih mundur, namun sepertinya aku salah telah menjauh dari Nada. Nada malah seperti terpuruk seorang diri.

Hingga kampus sepi, Nada masih saja duduk dalam kantin.

“Nad, mau ngomong apa?. Gue malu nih sama Ibu kantin yang sedang beres-beres,” ucapku.

Akhirnya Nada membayar minuman dan bergegas menarikku ke bangku taman. Terlihat ia menarik napas panjang. Mungkin butuh keberanian baginya untuk menceritakan masalah itu padaku.

“Ken, sebenarnya Gue ingin putus sama Kak Fajri. Gue takut,” pekik Nada yang terdengar bersuara parau.

“Takut kenapa, Nad?” aku menatapnya.

“Sebenarnya waktu lalu Kak Fajri hampir mau mencium Gue, Ken. Gue gak mau malah Kak Fajri hampir melecehkan Gue,” ucap Nada lirih.

“Selama ini Gue mempertahankan harga diri Gue. Di peluk pun, Gue gak mau apalagi dicium,” suara Nada semakin parau.

“Gue takut, Ken. Gue takut!”

Entah apa yang ku pikirkan saat itu. Aku memeluk tubuh Nada yang mungil. Membiarkan Nada menangis di pelukanku.

“Nad, sorry. Sorry, Nad.”

Hanya kata itu yang keluar dari mulutku. Aku merasa bersalah telah memilih menjauh dari Nada dan membiarkan dekat bersama Fajri.

Sekitar sepuluh menit, Nada ada dalam pelukanku. Hingga aku tersadar, akulah yang menarik Nada ke dalam dekapanku.

"Maksih, Ken. Hanya dalam dekapan Mu, Gue tenang. Jangan tinggalkan Gue, Ken. Gue gak mau kehilangan pelukan yang memberi Gue kenyamanan," pekik Nada lirih.

Terpopuler

Comments

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

Kayaknya Nada mulai punya rasa

2021-07-22

1

Ludiah

Ludiah

pacaran Shah am ken

2021-01-29

0

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

hiks hiks😭😭😭

2020-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!