Part 14 (Monas)

Nada sudah kembali ke kampus. Ia berangkat bersamaku di pagi ini. Sehingga perjalanan macet pun kami lalui bersama. Nada terlihat ceria pagi ini. Namun, aku tidak begitu berharap lagi padanya karena terlalu takut untuk kecewa, walau hati kecil masih terlalu menyayanginya.

‘Nad, andai Lu tau. Sebenarnya Gue sayang banget sama Lu. Entah dari kapan?’ pekik dalam hati.

Langsung ku tepis semua lamunanku karena aku tersadar sedang berada dalam ruangan, sedang sesi pelajaran berlangsung pula.

Untungnya, sampai jam pelajaran kampus selesai aku masih bisa berkonsentrasi. Sehingga tak banyak menguras energi untuk berpikir.

“Ken, aku ikut,” ucap Nada yang mengejarku.

Nada mengekor dari belakang, sedangkan aku melaju ke arah parkiran untuk mengambil motor.

.

“Nad, tunggu,” ucap Fajri di luar gerbang.

“Ada apa lagi sih, Kak?” tanya Nada.

“Aku ingin kita ....” kata Fajri terpotong.

“Gak perlu lagi, ayok Ken, jalan!” perintah Nada.

“Tunggu!” tangan Nada di tarik Fajri.

“Lepasin!” ucap Nada.

“STOP!!!” ucapku. Akhirnya mereka diam.

“Kalian tuh kenapa sih?” tanyaku.

Hening.

“Ya udah. Nad, Lu turun urusin urusan Lu. Lu udah gede. Masalah kek gini kalian masih kek anak kecil aja. Lu juga Fajri, udah kawin lagak Lu masih kek bocah SD,” ucapku yang kesal.

“Ayolah, Nad,” bujuk Fajri.

Akhirnya Nada turun. Entah apa yang mereka bahas. Mulai sekarang, aku tak terlalu ambil pusing, aku menyampingkan perasaanku demi sahabatku.

Aku melesat menembus keramaian kota metropolitan.

Dreett ... Drett ....

Gawai bergetar. Aku hentikan laju kendaraan di pinggir jalan. Ku rogoh gawai yang berada dalam saku celana. Ternyata mba Rere yang WA.

‘Ken, malam ini seluruh karyawan Libur. Mau ada perbaikan tempat kata Pak Hari,’ isi WA dari mba Rere.

‘Oke! Thank’s infonya, Mba.’

Aku kembali memacu motorku. Panas terik disiang ini benar-benar menguras keringatku.

Aku membuka pintu kontrakan, sengaja aku parkirkan motor di teras depan.

“Udah pulang, Nak,” tanya ibu yang sedang menjahit baju.

“Udah, Bu,” ucapku.

“Tuh ... Ada sup buah tadi Ibu buatkan untukmu.”

Terlihat Ibu tersenyum.

“Bu ... Bu ... Asli, paling best lah. Saaaayang, Ibu,” ucapku sambil melingkarkan lenganku di atas pundak ibu yang sedang menjahit.

“Udah, sana gih.”

Tak banyak bicara, aku langsung melesat menuju dapur. Ku buka lemari es dan terdapat sup buah yang di taruh di panci yang cukup besar.

“Wuiihhh .... “

mataku membulat melihat buah yang ku suka. Banyak sekali macam buah di dalamnya terutama ada anggur.

‘Tapi Ibu dapat duit dari mana bisa bikin sup buah dengan macam buah yang harganya agak mahal bagi kami?’ pekik dalam hati.

Aku menikmati semangkuk sup buah buatan ibu di teras depan, sambil melihat lalu lalang kendaraan yang tak terlalu ramai karena di jalanan ini hanya jalanan kampung bukan jalan utama.

Jarak teras ke jalan tidak jauh, mungkin hanya dua meter saja. Tidak ada pekarangan yang luas paling hanya satu meter saja.

Debu jalanan pun sering masuk ke teras kontrakan kami. Tak ayal ibu sering batuk, terlebih kalau kendaraan tua berasap tebal yang melintas.

“Allhamdulillah, nikmat,” aku mengusap perut yang tak juga membuncit.

“Nada?” ucapku pelan.

Terlihat Nada pulang kampus tanpa diantar pulang Fajri. Mata hanya mendelik. Ada rasa heran di dalam sini. Tapi, tidak mungkin juga aku menanyakan ini pada Nada.

Drett ... Dertt ....

‘Ken, ke Monas yuk? Mba udah lama gak pergi ke sana,’ isi WA dari mba Rere.

‘Oke! Gue jemput ke kost Mba Rere?’ balasku.

‘Gak usah, ketemuan di Monas aja.’

Hingga akhirnya, setelah pemberangkatan di rencanakan. Selepas sholat magrib aku bersiap-siap pergi ke monas.

Ada rasa senang, karena merasa ada sosok kakak perempuan yang memperhatikan. Mba Rere sudah ku anggap kakak sendiri begitu pun sebaliknya. Sayangnya mba Rere ke padaku sebatas sayang kakak terhadap adiknya.

Aku tahu, mba Rere sudah punya pacar. Tapi entah, pacarnya yang mana? Tapi aku merasa nyaman terhadap mba Rere mungkin karena pemikirannya yang dewasa.

Sampai tujuan, aku memarkirkan motor. Ku telpon namun gak diangkat. Akhirnya aku memutuskan duduk di atas motorku yang sudah ku parkirkan.

Lima belas menit berlalu akhirnya terlihat motor mba Rere. Motor pun di parkir berdampingan supaya gampang mencarinya waktu pulang nanti.

“Hai ... Ken,” ucap mba Rere.

Aku tersenyum.

“Udah dari tadi?” timpal mba Rere.

“Belum, sekitar lima belas menit Gue tunggu di parkiran,” jawabku.

“Maaf ya, tadi macet parah,” ucap mba Rere memberikan keterangan.

“Iya, sante ae Mba.”

Kami pun masuk ke halaman Monas. Tidak banyak yang kami lakukan, hanya berputar-putar mengelilingi monas kek obat nyamuk.

Setelah capek, akhirnya mba Rere memutuskan untuk duduk di bangku taman yang terang dengan sorot lampu taman.

“Ken, maaf ni kalau Mba lancang,” ucap mba Rere.

“Paan, Mba?”

“Mba perhatiin, sebenarnya Kamu suka ya sama Nada?”

Aku terdiam.

“Ken?”

Masih terdiam.

“Kenzo!” mba Rere menepuk pundakku.

“Itu semua gak mungkin terjadi Mba,” ucapku sambil melihat ke langit malam.

“Kenapa?” tanya mba Rere sambil memberikan sekaleng minuman soda.

Aku menerimanya.

“Karena ia balikan lagi sama mantannya dan gak mungkin juga, karena Gue orang miskin Mba,” ucapku, sembari membuka penutup kaleng yang masih tersegel.

Mba Rere terdiam. Malah jadi dia yang sekarang curhat kalau sebenarnya pak Hari itu adalah kekasihnya. Namun, hal itu disembunyikan karena takutnya karyawan lain menilai enggak profesional kerja. Jadi, jalinan kasih mereka sengaja mereka sembunyikan.

Yang membuat mba Rere bimbang saat ini sama dengan perasaanku. Katanya pak Hari orang berada, ada rasa takut malah nanti dikucilkan apabila nanti mereka telah berumah tangga.

Wajar, memang wajar menurutku. Ada rasa minder.

Mba Rere menyambung. Katanya, pak Hari itu seorang duda belum punya anak. Jadi untuk melangkah hidup bersama pak Hari, ada rasa takut dalam hatinya.

“Ikutin kata hati Mba Rere. Apa yang menurut Mba baik? Belum tentu juga Pak Hari menjadi duda karena kesalahannya. Sekarang yang dapat membantu Mba, hanya hati Mba Rere.”

Mba Rere terdiam.

Sepertinya, mba Rere benar-benar menyayangi pak Hari. Dan pak Hari di mataku juga merupakan orang yang baik walau menurutku orangnya kaku. Mungkin karena usia ku dengannya terpaut cukup jauh atau mungkin itu karisma seorang atasan? Entahlah.

Malam ini langit begitu cerah, cahaya bulan yang hampir bulat sempurna telah menambah indahnya malam. Suasana di Monas sangat ramai, banyak sekali muda mudi yang jalan bergandengan tangan. Mupeng Geu, pekik dalam hati.

Jam di tanganku menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Aku mengajak mba Rere pulang.

“Ken,” ucap mba Rere.

Aku menoleh.

“Thank’s, ya. Atas waktunya malam ini?” timpalnya.

“Iya Mba, sama-sama. Gue juga seneng bisa cerita sama mba Rere.

Mba Rere tersenyum.

Kami berjalan menuju ke parkiran. Aku memarkirkan dulu motor mba Rere, baru aku mengeluarkan motorku dari tempat parkir. Kami melesat dari parkiran menuju rumah masing-masing. Tapi kami masih berdampingan karena masih satu arah.

***

“Ken, Mas Hari,” ucap mba Rere seperti keceplosan ngomong Mas di depanku.

“Mane?”

Mba Rere menunjuk ke arah parkiran dekat rumah sakit. Terlihat, pak Hari menuntun seorang wanita.

“Wanita itu siapa, Ken?”mba Rere turun dari motornya, seketika air mata mba Rere terjatuh.

‘Lah ... Kok nanya Gue? Pan Die pacarnye,’ pekik dalam hati.

Terlihat sekali kalau perasaan mba Rere selembut sifat yang selalu ia perlihatkan padaku. Memang orangnya tidak pernah terlihat emosi. Kalau ia panik paling ia ngoceh sendiri. Malam ini mba Rere menangis, mungkinkah karena kecewa pada pak Hari?

“Mba, are you ok?” aku mencoba menyadarkan mba Rere yang mematung, dengan memegang kedua pundaknya.

Mba Rere memeluk erat tubuhku. Tubuh mba Rere termasuk tinggi untuk ukuran wanita sekitar 170 cm. Tubuh tingginya itu kini berada dalam dadaku.

Tanganku terasa kikuk untuk menyentuh walau tidak ada niat sama sekali untuk mengambil kesempatan. Rasa segan yang lebih mendominasi karena mba Rere sudah ku anggap sebagai kakak ku sendiri.

Aku tak berbuat apa-apa ketika mba Rere menangis di dadaku. Aku menunggu hingga beberapa menit, akhirnya mba Rere melepaskan pelukannya.

“Maaf, Ken. Mba enggak sengaja,” ucap mba Rere yang sedang mengusap air matanya.

Tiba-tiba aku malah teringat Nada yang dulu menangis ketika telah menghadiri acara perkawinan Fajri.

“Iya, gak papa mba.”

Akhirnya aku bermaksud mengantarkan mba Rere pulang ke kostnya. Aku mengekor motornya dari belakang tanpa ia menyadarinya.

Aku khawatir dengan keadaannya saat ini. Hingga sampai di depan gerbang kost mba Rere, ia baru tersadar bahwa aku membuntutinya.

“Loh ... Ngapain Kamu di sini, Ken?” tanya mba Rere heran.

Aku tersenyum.

"Sengaja Gue ikutin, Gue khawatir dengan kondisi Lu saat ini, Mba. Ya udah buru masuk gih,” ucapku.

“Iya. Ya udah, makasih ya, Ken. Kamu langsung pulang ya? Aku juga mau langsung istirahat.”

“Iya, Mba. Gue gak bakal mampir kok. Udah jam sembilan lewat,” aku terkekeh.

“Dasar! Ada-ada aja Kamu,” terlihat senyum tipis pada bibirnya.

Aku berlalu pergi meninggalkan kost mba Rere. Cuaca yang seharusnya membuat hati senang. Tapi, alam seperti tak memihak pada hati mba Rere saat ini.

Ada rasa kasihan padanya. Tapi aku harus bagaimana? Secara tertulis gede banget larangan untuk tamu berkunjung di atas jam sembilan malam.

Hingga tak terasa, aku sudah sampai di depan kontrakan. Aku membawa kunci kontrakan jadi tidak mengganggu istirahat ibu.

Ku masukan motor dan tak lupa mengunci pintu depan setelah aku berwudu untuk menjalankan Shalat isya.

Ku langkahkan kaki ke atas tangga. Satu per satu aku mulai melewati anak tangga sampai terlihat pintu kamar.

Ku raih handle pintu dan ku dorong. Aku mulai mengerjakan Shalat isya dan membenamkan tubuh di atas ranjang. Ku hirup napas panjang lalu ku buang, dengan harapan hati lebih tenang dari sekarang.

Terpopuler

Comments

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

Ken kamu sama aqu aja yaa pasti ga akan kecewa kalo sama aqu.🤣🤣🤣

2021-03-10

2

RN

RN

maaf abg udah lama baru mampir aini🙏🙏🙈

2021-01-04

0

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

babang ken aq jga mau pinjam pundak mu boleh,,,, pen nangis tpi modus🤣🤣🤣

2020-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!