Part 12. Mba Rere

Dalam kamar super minimalis yang ku cat berwarna putih, aku menghela napas panjang. Aku merebahkan ke kasur yang ditutup sprei bermotif bintang.

Aku tutup manta ini, setelah aku mengerjakan kewajibanku, sholat isya. Aku berharap bisa terlelap untuk menyongsong hari.

Hingga waktu menunjukan jam dua pagi, aku baru bisa terlelap karena mendengarkan lagu-lagu pengantar tidur, relax.

“Ken, bangun. Nak. Udah siang. Kamu gak pergi kuliah?” Terdengar suara ibu sambil mengetuk pintu.

“Astagfirullah hal ‘Azim. Iya Bu,” ucapku yang langsung bangkit dari tempat tidur.

Ku ambil handuk dan segera menuruni anak tangga. Untung kamar mandi sudah kosong. Jadi, aku bisa langsung masuk kamar mandi tanpa antrean.

Sial!

Ketika aku keluar dari kamar mandi. Aku melihat Nada dijemput oleh Fajri. Dengan sekelebat, motor Fajri pun melesat sudah tak terlihat.

“Ya Allah, mungkin memang gue dan Nada hanya ditakdirkan bersahabat. Tapi ini lebih menyakitkan. Memiliki tak bisa, bersahabat pun kini Gue merana,” ucapku tertunduk.

Langkah ku lanjutkan ke kontrakan, dimana ibu telah menunggu aku sarapan di meja makan.

“Sarapan dulu, Ken,” ucap ibu tersenyum.

“Kenzo langsung ke kampus, bu. Udah telat.” Aku mencium tangan ibu dan melesat pergi.

***

“Ken, maaf ya. Tadi Gue berangkat duluan,” ucap Nada.

“Gak masalah,” ucapku datar.

Nada seperti memperhatikanku. Ia duduk di sampingku dan mendekatkan wajahnya tepat di depan wajahku.

Aku memalingkan pandangan. Karena bagiku, ini sangat menyiksa.

“Lu kenapa, Ken?” tanya Nada sambil menggenggam kedua tanganku.

“Gak papa,” ucapku lagi.

“Jangan bohong! Gue tahu, Lu lagi menyembunyikan sesuatu dari Gue,” ucap Nada.

“Gak.”

Hingga akhirnya pak dosen killer masuk dalam ruangan ini. Ia mulai memberikan pendidikan kepada kami. Aku mencoba untuk berkonsentrasi. Namun, lamunanku lebih mendominasi tubuh ini.

“Kenzo!” Pak dosen killer menepuk pundakku.

“Diam kau bangs*t!” ucapku spontan.

“Apa?” Terlihat mata pak dosen memerah seperti monster di film kartun.

****** Gue! pekik dalam hati.

“Maaf, Pak. Barusan Saya melamun. Suer! Gak ada maksud ngomong kasar sama Bapak." Aku berusaha menerangkan.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Pak dosen tetap saja mengeluarkan jurus kamehamenya.

Bukan disuruh berdiri lagi di depan kelas. Namun sekarang, aku di suruh keluar menuju lapangan. Hormat di depan tiang bendera sampai jam kampus selesai.

PASRAH!

Hanya itu yang dapat aku perbuat saat ini. Bahkan, ketika kampus istirahat pun, aku tidak diizinkan meninggalkan lapangan.

Terlihat, Nada membawa minuman dingin untukku. Ia melenggang, mendekatiku.

“Nih, Ken.” Nada menyodorkan satu botol minuman dingin.

“Thank’s, Nad. Gak usah, nanti Lu ikut di hukum sama Pak killer,” ucapku memalingkan pandangan.

“Gak papa. Gue iklas kalau dijemur bareng-bareng sama Lu, Ken.”

Aku menggelengkan kepala seraya memutar bola mata.

Akhirnya, pak dosen melihat keberadaan Nada lalu memanggilnya. Entah, apa yang mereka bicarakan.

Banyak teman yang berbisik bahkan menghampiriku dengan ucapan-ucapan yang menyakitkan. Kalau sudah kek gini, hanya satu yang bisa ku lakukan. Seperti pepatah, anjing menggonggong. Kafilah diem di jemur aja. Lah itu Gue dong? Pekik dalam hati.

Hingga akhirnya, selesai sudah jam kampus. Aku terkapar, duduk di lapangan yang masih terik oleh sinar matahari. Terlihat wajah bahkan tanganku yang memerah karena terlalu lama di jemur.

“Ini, Ken.” Nada menyerahkan tasku yang memang masih di dalam kelas tadi.

“Thank’s, Nad." Aku mengambil tas dan bergegas meninggalkannya.

“Ken! Kenzo! Tungguuuuu!”

Aku tak menghiraukannya hingga aku berada di parkiran. Nada masih tertinggal jauh di dalam sana.

Terlihat, Fajri berada di pintu gerbang. Mungkin menunggu Nada, serahlah, pekik dalam hati.

“Kenzo!” Fajri menghalang laju motorku.

Aku rem seketika dan membuka kaca helm.

“Lu jangan coba-coba deketin Nada dan merebutnya dari gue!” Terlihat wajah sangar dan lengan Fajri memegang kaosku di bagian leher.

Aku menepisnya. Tak menjawab apa-apa hingga terdengar suara Nada memanggil namaku.

“Kenzo tunggu!”

Aku langsung melesat pergi meninggalkan Nada yang sedang bersama kekasihnya.

Di simpang jalan, aku merasa ragu untuk pulang ke rumah. Aku belum merasa siap diinterogasi oleh Nada. Akhirnya aku memutuskan telepon ke handphone ibu, mengabarkan bahwa aku akan pulang malam. Karena ada tugas kampus yang mesti selesai hari ini juga.

Kembali aku memacu si matic dengan kecepatan sedang. Pikiranku entah kemana, aku hampir menabrak anak kecil yang hendak menyebrang.

‘He’eleh, Lu tau lah kalau anak kecil nyebrang kek mana? Maen nyelonong aja.’

Ku rem motor, malah aku yang hampir terjatuh dari motor. Aku bergegas turun dan memastikan anak itu baik-baik.

Namun, untunglah. Tidak ada luka sedikit pun pada anak kecil ini. Aku melanjutkan perjalanan yang tak bertujuan.

Drett ... Drett ....

Aku ambil gawai yang ada dalam saku celana, ku sentuh dan menggeserkan layar gawai. Ternyata pesan dari mba Rere.

‘Ken, kamu perform kan malam ini?’

Tanpa basa basi, akhirnya aku mempunyai tujuan. Aku menelepon mba Rere.

Tut ... Tut ...

Aku menunggu panggilanku dijawab.

Namun nihil, sampai aku dimarah-marahin operator telpon. Mba Rere belum juga mengangkat telponku.

Akhirnya, aku hanya berdiam diri di kursi taman. Menikmati lalu lalang kendaraan yang melintas di depanku saat ini.

Drett ....

Aku tersadar dalam lamunan, ada yang bergetar di dalam sini. Benda kecil yang berbentuk pipih. Ku ambil dari saku celana, ternyata mba Rere.

(Hallo, Ken) terdengar suara hand phone dari dalam.

(Iya, Mba.)

(Maaf, tadi Aku lagi mandi. Ada apa?) tanya mba Rere.

(Gue boleh gak main ke rumah Mba?)

Terdengar suara tertawa dari dalam gawai.

(Aku di sini ngekost, Ken. Ya udah, main aja sini. Ntar Aku share loc alamatnya ya?)

(Oke.)

Telpon terputus.

Hingga akhirnya, aku melaju melanjutkan perjalananku menelusuri kos-kosan mba Rere sesuai arahan aplikasi dalam hand phone.

Hingga akhirnya aku terhenti di kost yang lumayan rapi. Dengan tulisan pengingat yang di tempel pada pintu gerbang JAM 21.00 BATAS TAMU BERKUNJUNG. Terimakasih, ttd. Ibu Kost.

Aku masih di atas motor, akhirnya aku memutuskan nelpon mba Rere takut salah masuk. Baru juga tersambung satu kali. Mba Rere sudah terlihat, ia menghampiriku.

“Masuk, Ken,” ucapnya, sambil membuka pintu pagar.

Aku nyelonong dan memarkirkan motor di halaman kost mba Rere. Aku mengekor dari belakang.

Kami melewati beberapa kamar untuk sampai ke kamar Mba Rere. Ternyata, kamarnya ada di ujung yang bersebelahan dengan taman belakang si pemilik kontrakan.

Kami duduk di bangku yang terdapat di depan kamar mba Rere.

“Minum apa, Ken?”

“Gak usah, Mba.”

“Hem ... bentar ya?”

Mba Rere masuk dalam kamarnya, entah mau apa. Sedangkan aku menghembuskan napas panjang seperti sedang membuang rasa jenuh dalam diri.

“Ken.” Mba Rere melempar minuman kaleng bersoda untukku.

Aku menangkapnya dan tersenyum. “Thank’s, Mba.”

“Sebenarnya ada masalah apa, Ken? Tumben, Kamu mau main ke kost Aku?”

“Lagi jenuh gue, Mba.” Sambil ku buka pengunci kaleng minuman bersoda.

Mba Rere terdiam. Mungkin, ia mengetahui perasaanku. Aku meneguk minuman bersoda yang ada dalam kaleng ini.

“Wahh ... Mba Rere, pacarnya udah ganti lagi. Ganteng lagi, cariinlah Mba, buat Intan,” ucap seorang wanita, mungkin temannya mba Rere.

Aku menghentikan tenggukanku.

“Bukan, Tan. Ini temen Mba. Kek Adek lah buat Mba,” ucap mba Rere sambil mengusap pundakku.

Aku tersenyum.

“Ya udah Mba, buat Intan aja ya?” Sambil tersenyum manja.

“Ambillah kalau dia mau.”

Derai tawa pun pecah seketika. Tat kala mereka meributkan seorang cowok yang sebenarnya sedang patah hati. Aku pun tersenyum.

Akhirnya Intan pun berlalu pergi meninggalkan aku dan Mba Rere.

Intan itu orangnya cantik berkulit kuning langsat, ada lesung pipit di pipinya apabila ia mengembangkan senyuman maka akan terlihat. Hidung yang mancung dan bibir yang tipis.

“Mba, siapa sih yang tadi? Temen Mba?” tanyaku dengan penuh penasaran.

“Cieee ... kamu suka, ya. Sama Dia?” mba Rere menggoda.

“Kagak!”

“Ichhh ... Malu-malu tuh, hahaha ... Namanya Intan, Ken. Anak pemilik kos-kosan ini.”

Mati Gue! Kek Nada juga nanti akhirnya, terbesit dalam hati.

“Kamu masih ngamenkan malam nanti?” tanya mba Rere.

“Insya Allah, Mba.”

Aku melanjutkan menenggak minuman bersoda yang kalengnya ada dalam genggamanku.

Di sini mba Rere enggak terlalu banyak tanya. Apalagi tentang Nada, sepertinya mba Rere orang yang sangat peka dengan perasaan orang lain. Beruntunglah orang yang menjadi kekasihnya.

“Ken, pulang dari kampus. Pasti Kamu belum mandikan?” tanya Mba Rere.

Aku menggelengkan kepala sambil nyengir.

“Mandi tuh di dalam, biar Aku menunggu di luar,” ucap mba Rere.

“Gak papa gitu?” tanyaku memastikan.

“Gak papa, masuk aja. Tuh dari sini juga pintunya kelihatan.” Tangan mba Rere menunjuk jarinya ke dalam pintu kamar mandi.

Akhirnya aku melangkah melewati ruang tamu kecil mba Rere. Aku menuju ke pintu kamar mandi yang berwarna biru, bersebelahan dengan dapur kecil namun mba Rere piawai menata barang. Hingga semuanya terlihat rapi.

Aku melangkahkan kaki ke dalam kamar mandi yang berlantaikan keramik bermotif kotak-kotak, dengan dinding yang terpasang keramik bermotif bunga. Terlihat pengharum kamar mandi yang menggantung dengan mengeluarkan wangi Mint yang segar, membuat relax seketika.

Guyuran air yang mengalir ke badan pun ikut meluruhkan perasaan jenuh akan hari ini. Di tambah dengan candaan dari mba Rere dan Intan yang memberikanku semangat baru.

Hingga tiba saatnya. Aku dan mba Rere pergi ke tempat kerja. Sengaja kami berangkat lebih awal. Kami berangkat membawa motor masing-masing.

“Masih sepi, Mba,” ucapku setelah berada di parkiran tempat kerja.

“Sengaja,” ucap mba Rere.

“What?”

“Udah, Kamu duduk di bangku depan sana. Aku mau masuk dulu ke dalam. Bentar ya?”

Aku ngeloroy dan duduk di bangku depan. Sementara mba Rere gak tau sedang berbuat apa di dalam ruangan sana.

Setelah kurang lebih 15 menit aku menunggu. Sosok mba Rere pun terlihat. Ia datang membawa sepiring nasi goreng dan segelas air putih yang di suguhkan untukku.

“Paan, nih?”

“Nasi goreng,” ucap mba Rere.

“Iya ... tau. Buat siapa?”

“Buatmu lah. Aku tau, Kamu belum makan kan?” ucap mba Rere.

Mba ... Mba ... Lu tuh care banget sama semua orang kek nya,) pekik dalam hati.

Aku tersenyum “Makasih, Mba.”

Terpopuler

Comments

RE🐾

RE🐾

jgn2 mbak re suka Ken ya

2021-06-01

1

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

top ka lanjut yaaa

2020-12-19

0

RN

RN

next

2020-11-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!