Part 11 (Galau)

Selama manggung di southbox, uangku masih terkumpul. Tak sepeser pun ku pakai untuk keperluan lain, aku hanya membayarkan untuk keperluan kampus. Itu pun di ganti lagi sama duit ibu, jadi tetep aja nominalnya segitu.

Aku cek tabungan yang ada dalam rekening BANK. Ternyata, uangku sudah lebih dari cukup untuk membayar sampai wisuda nanti.

Hingga detik ini, Ibu belum tahu kalau aku mempunyai uang sebanyak ini. Bukan aku pelit tidak mau kasih tahu ibu, tapi uang ini untuk jaga-jaga supaya ibu tidak pusing kelabakan nyari dana banyak buat persiapan wisuda.

“Ya Allah, terima kasih atas rejeki yang selalu Engkau beri kepada ku dan juga ibu.” Aku mengucap do’a dipagi hari.

Terdengar langkah kaki yang menginjak anak tangga, aku melirik ke arah handle pintu yang mulai bergerak dan pintu pun terdorong ke dalam.

Terlihat sosok gadis cantik bermata hitam, kulitnya putih, hidungnya mancung, bertubuh mungil kalau dibanding aku.

Dia tersenyum dan melihat ke arahku, senyumnya manis di pagi ini. Sudah tidak terlihat galau atau raut muka melow karena putus cinta.

“Ayok, ngampus. Ken,” ucap Nada.

Aku mengecek keadaannya. Memegang kening dan tangannya. “Normal kok.”

“Maksud Loh?” Terlihat wajah imut nada menjadi garang.

“Ini jam berape? Lu mau masuk kampus, kepagian neng!”

“Ya ... Lu kan, mandi dulu, sarapan dulu.” Nada masih terus ngoceh.

“Terus, Lu mau ngapain di sini?”

“Mau bantuin Lu sarapan,” ucapnya sambil nyengir.

“Gak sekalian bantuin Gue mandi, gitu?”

“Ogah!”

Tanpa banyak bicara, aku mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu. Kini kamarku sudah tertata rapi berkat bantuan dari Nada. Walau cerewetnya minta ampun, tapi aku mengacungkan jempol untuk masalah membenahi ruangan yang acak kadut seperti kamarku kemarin.

Kamar yang terlihat kumuh karena memang kamarnya kecil di tambah barang-barang yang terlalu banyak, Nada rapikan. Alhasil, kamarku terlihat lebih luas dan lebih rapi. Thank’s Do Re Mi, my Nada love, love. Eh!

Aku menuruni anak tangga bergegas mengarah ke kamar mandi. Seperti biasa, aku menunggu antrean.

Hingga waktunya tiba, aku bergegas masuk melakukan ritual rutin sebelum ke kampus. Mandi pagi.

.

Terlihat, Nada telah memegang piring berisi Nasi. Etdah, ternyata itu buat sarapannya dia. Tapi syukurlah do’i udah mau makan lagi, gak mogok kek kemarin-kemarin yang membuat badannya lemah samapai jatuh sakit.

Motor matic sudah siap berpetualang seperti si bolang dan kami menunggangi si kuda besi yang tak bergigi melesat ke kampus.

Sesampainya di gerbang kampus, ternyata si Fajri udah ngalangin Nada. Hadeuh, ni bocah belum puas juga nyakitin Nada, pekik dalam hati.

“Nad, tunggu Nad,” ucap Fajri sembari menahan laju motorku.

“Mau cari mati Lu?” ucapku spontan karena kaget.

“Ada apa lagi sih Kak Fajri?” tanya Nada yang masih ada di atas motorku.

“Plisss ... Nad, Kakak minta di kasih kesempatan satu kali lagi untuk menjadi pacar kamu,” ucap Fajri sembari menempelkan kedua telapak tangannya, pertanda ia memohon.

“Plisss ... Nada, tiap orang pasti punya salah. Termasuk aku, orang yang ingin memperbaiki diri dari kesalahan, pliss ... Nad, plisss ....” Terlihat wajah melas di pasang oleh Fajri.

Sa’ae ni bocah ngegombalnya, pekik dalam hati.

Hening.

Sampai 15 menit aku menunggu.

“Nad, Lu turun deh. Beresin masalah Lu sama Fajri. Gue masuk kelas duluan, yaa?”

Akhirnya Nada turun dari motor sedangkan aku memilih untuk menunggunya dalam ruangan tempat biasa kami menimba ilmu.

Aku duduk dalam kelas, setelah sepuluh menit berlalu. Akhirnya ada sosok Nada masuk dan menghampiri.

“Gue bingung, Ken.”

“Bingung kenapa?”

“Satu sisi, Gue benci banget sama penghianatannya. Satu sisi, Gue juga masih sayang sama dia,” ucap Nada pelan.

“Terus?”

“Gue kasih dia satu kali kesempatan, Ken. Apa gue salah?” Terlihat butiran air bening yang terjatuh saat ia merundukan kepalanya.

Aku mengangkat dagunya ke atas hingga netra kami saling berpandangan. Suasana dalam kelas masih hening karena mahasiswa belum ada yang masuk ke dalam kelas. Hingga menciptakan keheningan yang berujung dengan tangisan pada Nada.

“Nad, lakukan apa yang menurut Lu baik. Gue dukung apapun keputusan yang Lu ambil. Semangat, ya? Semoga hubungan kalian bisa sampai ke pelaminan,” ucapku.

Entah. Rasa apa yang ada pada Nada saat ini? Di sebut bahagia, tak ada raut kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya. Di sebut kecewa, seharusnya ia senang. Karena Fajri cowok yang ia sayang telah meminta bailikan.

Mungkin satu kata untuk Nada yaitu, GALAU. Entahlah. Hanya Nada yang tahu.

Akhirnya jam pelajaran di mulai.

Hingga tak terasa waktunya habis. Bukan karena aku enjoy menikmati pelajaran. Tetapi, karena aku kebanyakan melamun pada mata kuliah sekarang. Untung bukan pelajaran pak dosen killer, kalau saja bagian dia, alamat kena kamehame, pekik dalam hati.

“Ken, balik yuk?” Ajak Nada.

Aku ngeloyor tanpa terucap satu patah kata pun pada lidah ini. Kelu. Itu yang ku rasa saat ini.

Hingga di perjalanan pun aku membisu. Seolah, tak ada kata yang dapat ku lontarkan buat Nada. Bahkan aku tidak mengenal perasaanku saat ini. Apakah aku senang dengan keputusan Nada? Ataukah aku marah terhadap keputusan Nada? Entah.

.

“Ken.” Nada menepuk pundakku.

“Hem.” Aku berdehem.

“Kenapa diem aja? Lu marah sama gue?”

Aku tersenyum masam, “Apa bisa gue marah sama lu, Nad?”

“Lah ... Terus?”

“Gue sariawan.”

“Alasan!”

Aku tak menggubrisnya, karena satu hal. Memang saat ini aku sedang malas bicara karena rasa entah ini yang membuatku bersikap cuek terhadap Nada.

Maafin Gue ya, Nad. Mungkin karena Gue terlanjur sayang sama Lu. Serasa gak iklas sebenarnya apabila melihat Lu balikan sama Fajri, namun apabila itu menjadi kebahagiaan buat Lo, ya nanti gue coba belajar ngiklasin Lo. Yang penting Lo bahagia, pekik dalam hati.

***

Sore pun telah tiba, hingga detik ini enggak ada sedikit pun kami berkomunikasi.

Mungkin Nada kesal padaku yang tiba-tiba membisu. Mulutku memang bisa berbohong. Namun tidak dengan gerak tubuh yang mungkin seperti cacing tanah yang kepanasan apabila melihat mereka jalan bareng.

Aku bergegas pamit sama ibu untuk pergi ngamen di malam ini. Aku ambil jaket dan helm kemudian segera tancap gas ke tempat tujuan.

Terlihat sosok mba Rere yang sedang nangkring, mungkin lagi nyantai. Ia menghampiriku yang sedang duduk di tepi panggung untuk menunggu perform.

“Hai ... Ken, tumben jam segini udah datang? Mana ceweknya?” tanya mba Rere.

“Iya, lagi pengen datang lebih awal, Mba. Sapa pacar gue?” tanyaku.

“Itu, gadis imut yang suka datang bareng Kamu,” celetuk mba Rere.

“Owalah, dia udah balikan sama cowoknya.”

“Upss ....” Mba Rere menutup bibirnya dengan ujung jarinya. Seperti menunjukan penyesalan atas pertanyaannya barusan.

“Maaf ya, Ken. Suer! Aku gak ada maksud nyakitin Kamu.” Sambung mba Rere sembari mengangkat dua jarinya.

“No problem, gue santai kok Mba.”

Oh iya, aku perkenalkan, nih. Usia mba Rere itu lebih tua sekitar tiga tahun dibanding aku. Orangnya asik, supel, enak di ajak shering dengan body yang menarik. Mungkin itu salah satu tuntutan dari tempat ini yang mengharuskan mempunyai kriteria seperti itu.

Hingga akhirnya, namaku dipanggil ke atas panggung untuk bersenandung.

Biasanya, ada list lagu kalau memang ada request dari customer, aku melihat kertas list lagu. Mati Gue! Semuanya lagu galau tingkat dewa! Harrrgghhh ... Pekik dalam hati.

Aku mulai bersenandung hingga pada lagu ke tiga, mataku terbelalak melihat Fajri dan Nada di meja sebrang sana. Terlihat jelas, mata Fajri memandangku dengan penuh kemenangan. Entah, maksudnya apa. Ia memilih balikan dengan Nada.

Dapat lagu dari Bang Judika lagi, ****** gue kali ini! Kuat gak ya mendendangkan lagu ini dengan keadaan Gue yang sekarang ini? Gue coba lah, pekik dalam hati.

Berulang kali kau menyakiti

Berulang kali kau khianati

Sakit ini coba pahami

'Ku punya hati bukan 'tuk di sakiti.

Oh, 'ku akui sungguh beratnya

Meninggalkanmu yang dulu pernah ada

Namun harus aku lakukan

Karena 'ku tahu ini yang terbaik

'Ku harus pergi meninggalkan kamu

Yang telah hancurkan aku

Sakitnya, sakitnya, oh, sakitnya

Oh, 'ku akui sungguh beratnya

Meninggalkanmu yang dulu pernah ada

Namun harus aku lakukan

Karena 'ku tahu ini yang terbaik, oh

'Ku harus pergi meninggalkan kamu

Yang telah hancurkan aku

Sakitnya, sakitnya, oh, sakitnya

Cintaku lebih besar dari cintanya

Mestinya kau sadar itu

Bukan dia, bukan dia, tapi aku, oh ...

Fix, lagu ini ngena banget ke hati Gue! ucap dalam hati sambil melihat wajah Fajri yang selalu tersenyum ketika melihat ke arahku.

Namun, Nada hanya terdiam. Tiba-tiba, mba Rere naik ke panggung dan segera menyuruhku turun. Mungkin ia mengetahui perasaanku saat ini.

Untung ada karyawan lain yang bisa nyanyi yang menggantikan aku sementara.

“Kenapa Mba? Suara gue gak bagus, ya?” tanyaku kepada mba Rere.

“Bukan, Ken. Aku tahu. Perasaanmu lagi hancur malam ini. Makanya Aku berinisiatif untuk menyuruhmu istirahat. Apalagi emang malam ini bertemakan lagu sedih.” Mba Rere mengusap pundakku pelan.

“Ya ... Itu namanya gue gak profesional kerja dong, mba.” Aku berucap.

“Udah, gak papa. Di sini anak-anaknya enjoy kok. Yuk, kamu ikut aku aja ke dapur beres-beres, bisa?”

“Oke!” Aku mengekor dari belakang.

Setelah, pekerjaan selesai, aku meminta ijin pulang lebih awal. Untung mba Rere orang baik, ia memintakan ijin untukku pada pak Hari.

“Ken, Kamu boleh pulang sekarang. Tapi maaf. Fee Kamu gak full malam ini.” Mba Rere menyerahkan amplop padaku.

“Iya, gak papa. Gue ngerti kok Mba. Malah, kalau gak di bayar juga gak papa,” ucapku.

“Ada-ada aja, ya enggak gitulah. Ya udah kamu pulang, gih. Hati-hati, jangan ngelamun ya, Ken,” pesan dari mba Rere.

Akhirnya, aku pulang melewati pintu samping yang langsung terarah ke parkiran tanpa Nada tahu.

Aku memacu kendaraan dengan kecepatan sedang karena teringat kata-kata mba Rere.

Tok ... Tok ... Tok ....

Aku mengetuk pintu.

Terlihat wajah ibu yang lesu dari balik pintu.

“Udah pulang, kasep?” tanya ibu.

Aku tersenyum. “Iya, bu. Ken istirahat ya, bu. ibu juga istirahat.”

Akhirnya, aku menaiki anak tangga dan sepertinya ibu pun bergegas tidur karena, lampu depan rumah, sudah ibu matikan.

Gelap.

Terpopuler

Comments

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

hla kog mau aja di ajak balikan wong tu cowok dah punya bini juga nada mau² nya ada di kadalin..kalo aqu mah ogah walo masih cinta tapi suami orang..

2021-03-09

0

🦐 Avi 🐾🐾

🦐 Avi 🐾🐾

woy... bang othor apakabar ma bininya si fajri?

bikin kesel gw aja😤😤

2021-01-21

0

👑sandra Liu💣༺

👑sandra Liu💣༺

mode galon kata ya🤣🤣

2020-12-19

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!