Part 10. Ketemuan Mantan

Drett ... Drett ....

Gawai bergetar di atas meja belajarku. Aku meraihnya dan membaca pesan dari Nada.

(Ken, makasih ya bajunya.)

Nada mengirimkan fotonya yang sedang memakai baju yang ku berikan tadi.

(Sama-sama,) ucapku dan ku selipkan emoticon tersenyum di dalamnya.

.

Hari ini, aktivitas hanya ku habiskan dalam kamar. Paling ke luar rumah untuk mengantarkan jahitan baju-baju ibu yang telah selesai.

Aku kembali masuk ke dalam kamar. Kamar yang sempit dan terkesan acak-acakan. Ku mengisi waktu untuk membereskan kamar yang semrawut. Ku tata ulang barang-barang yang semrawut dan ku pisahkan barang yang sudah tak terpakai untuk ku buang.

Terdengar langkah kaki yang mengarah ke arah sini. Aku menoleh.

“Nada?”

Terlihat Nada mendekatiku. Ia berjalan ke arahku.

“Lagi ngapain, Lu? Tumben rajin,” ucap Nada.

Aku tersenyum.

Terlihat keringat mengucur dari keningku. Nada mengusap pelan dengan tangannya.

“Udah, istirahat dulu, yuk. Entar gue bantuin,” ucap Nada.

Nada mengeluarkan wadah kecil dari kantong plastik.

“Makan dulu nih.” Nada memberikan semangkok puding.

“Tapi tangan Gue kotor, Nad.” Aku beralasan.

“Manja, Lu! Kan makannya pakek sendok, bangke.”

Aku memainkan alis, kasih kode agar Nada mau menyuapiku.

Akhirnya Nada menyerah melihat tingkahku yang mungkin menyebalkan di hadapannya. Puding pun meluncur ke mulutku. Aku tersenyum dan memandangnya.

Aku terus memandang Nada hingga pada akhirnya aku kepergok ketika aku memandang dan tersenyum melihat wajah Nada.

“Apa Lu liat-liat? Lu baru sadar kalau gue cantik?" ucap Nada sambil menyendok puding yang ada di mangkok.

Aku memandangnya, merapi kan rambutnya yang yang sedikit berantakan. Nada memegang sendok yang berisikan puding. Namun suapannya tertahan tatkala ia sadar ketika aku menatapnya.

Netra kami saling bertatapan. Detak jantung semakin mengencang. Terlihat semburat memerah di pipi Nada. Entah ia malu atau gerogi ketika ku menatapnya.

“Nad, jangan sedih lagi, ya,” ucapku berbisik di telinganya.

Nada mengangguk.

Suapan demi suapan telah Nada berikan, hingga tak terasa, puding yang ada di mangkok telah habis ku makan.

“Ayok, mulai lagi beres-beresnya, gue bantuin deh,” ucap Nada yang bergegas bangkit setelah menyuapiku.

Akhirnya aku mulai membereskan kamar yang berantakan. Poster-poster lama juga akhirnya ku turunkan. Terlihat Nada naik ke bangku tinggi yang aku ambil dari bawah. Bangku itu bergoyang hingga Nada hilang keseimbangan.

“Awas, Nad!”

Hampir saja Nada terjatuh, untunglah. Aku sigap menangkapnya dari bawah.

Tubuh Nada bergetar saat berada dalam gendonganku. Mungkin ia syok telah terjatuh dari bangku barusan. Berkali-kali netra kami saling memandang. Berkali-kali juga detak jantungku mengencang seiring netra saling bertatap. Aku menurunkan tubuh mungil Nada.

“Lu gak papa, Nad?”

Nada menggelengkan kepala.

“Ada yang luka gak?”

“Enggak ada.”

Nada beringsut pergi dan kembali membereskan kamarku. Aku memperhatikannya. Namun sepertinya Nada malah jadi salah tingkah, terlihat ia membereskan barang yang sudah tak terpakai malah ia balikin lagi ke tempat semula.

“Nad, itu pan udah di pisahin mau Gue buang,” ucapku menyadarkan Nada.

Sepertinya Nada tersadar ketika ia melihat barang yang mestinya di buang malah ia acak-acak lagi.

Nada nyengir. “Maaf, gue lupa, Ken.”

“Ya udah, yang ini yang mau di bakar pan? gue bakarin di luar, ya?” Nada kembali mengemas barang dan berlalu pergi menuruni anak tangga.

Aku memperhatikan Nada dari atas jendela kamar. Oh iya, mungkin kalian heran dengan posisi kamarku dan Nada yang bersebelahan. Aku mau menjelaskan, kamar Nada itu di bawah. Sedang kamarku berada di atas. Kenapa bisa bersebelahan? Karena tanah pada bangunan rumah Nada berada di atas. Sedangkan tanah pada kontrakanku berdiri di bawah. Jadi kamarku yang berada di lantai dua sejajar dengan kamar Nada yang berada di bawah.

***

“Ken, Kak Fajri ngajakin ketemuan. Gue harus gimana?” tanya Nada yang berada di sudut ruangan kampus.

“Serah, kalau Lu merasa kuat kagak nangis lagi, yaa temuin aja,” ucapku.

“Tapi gue butuh teman, temenin gue ya?” Wajah melasnya dipasang.

“Hmm ....” Aku mendehem.

“Kok hmm ... sih? Ya, Ken? Temenin Gue plisss ....”

“Ya udah, kapan?”

“Nanti, sepulang dari kampus di restoran. Oh iya, Lu pakai baju couple yang kemarin Lu beli, ya?” Nada merapatkan kedua tangannya seperti isyarat memohon kepadaku.

Akhirnya, sepulang dari kampus. Aku dan Nada melesat pulang karena permintaan Nada yang mengharuskanku memakai baju couple.

Ada perasaan gak enak sebenarnya, karena aku merasa akan terseret dalam masalah Nada dan Fajri. Tapi whatever lah, toh mereka juga udah putus ini. Itu terjadi juga karena ulah si Fajri, pekik dalam hati.

Akhirnya, Nada menyusul ke kontrakanku. Memberikan kabar kalau kita berangkat siang ini dengan alasan agar sore hari aku masih bisa perform alias ngamen di southbox.

Setelah sampai di restoran, terlihat Fajri melambaikan tangan. Kami mendekat, menghampiri meja Fajri.

“Nad,” ucap Fajri yang terlihat kaget ketika Nada menggandeng lenganku.

Nada tersenyum. Lalu kami duduk di kursi tanpa diminta Fajri.

“Ada apa Kakak menyuruhku datang kemari?” ucap Nada.

“Ada yang mau aku omongin, Nad. Tapi hanya empat mata,” ucap Fajri yang terkesan mengusirku.

Aku beranjak dari kursi yang aku duduki. Namun, tangan Nada menahanku. “Jangan pergi,” ucap Nada.

“Aku gak mau bicara kalau Kenzo pergi, mending Aku gak usah ngomong sama Kakak!” Nada beranjak dari tempat duduknya.

“Oke, oke! Ya udah, kalian duduklah.”

Aku dan Nada kembali duduk di kursi dalam satu meja. Fajri mulai bercerita, ia menceritakan bahwa dirinya di jebak oleh Nadia. Nadia memang hamil, tapi bukan olehnya. Pengakuan dari Fajri membuatku geram.

“Tau dari mana, kalau janin yang ada di perut Nadia bukan anaknya Kakak?” tanya Nada heran.

“Terakhir aku melakukan hal itu 2 bulan yang lalu. Tapi Nadia bilang udah telat tiga bulan, pliss ... maafin Kakak, Nad. Kakak masih sayang sama Kamu.” Fajri memohon.

“Aku udah maafin Kakak kok, tapi maaf. Aku enggak bisa kembali pada Kakak, hatiku kini menjadi milik Kenzo.” Nada menatapku dalam.

Entah ini rekayasa atau bukan. Yang jelas aku merasa senang mendengarnya, walau pada ahkirnya aku yakin Nada akan memberikan klarifikasi setelah jauh dari Fajri.

Whatever lah Nad, yang jelas Lu bahagia. Gue seneng, pekik dalam hati.

.

Benar saja, ketika Fajri keluar dari restoran. Nada memberikan klarifikasinya kepadaku.

“Ken, sorry ya. Gue ngaku-ngaku udah jadian sama Lu,” ucap Nada.

“Udah gue duga, kok. Tenang aja.”

“Bukan gitu, Ken. Gue tau Lu orang baik. Tapi saat ini, gue belum mau membuka hati untuk laki-laki lain, gue masih trauma,” ucap Nada tertunduk.

Aku mengusap rambutnya seraya berbisik tengil padanya, “Emang gue mau pacaran sama Lu? orang tergalak yang pernah Gue temui.”

“Kenzoooo!” Nada mencubit lenganku.

“Aduh, sakit Nad.”

“Biarin! Kan gue orang yang galak kata Lu.”

***

Selesai sudah, aku mengantar Nada bertemu Fajri di siang ini. Saatnya aku ngamen mencari dana untuk kuliah.

Kami bergegas ke parkiran untuk melanjutkan perjalanan pulang mengantarkan Nada. Motor berjalan dengan kecepatan sedang menuju rumah Nada.

Tepat di depan rumahnya, motor aku rem. Namun Nada masih duduk di atas motorku.

“Turun, Lu! Masih mau beduaan sama Gue ... hah?” Aku mengangkat satu alis.

“Kepaksa, dari pada gue di rumah sendirian,” ucap Nada.

“Wah ... Lu belajar bohong sama gue ya, sekarang.”

“Enggak, kata sapa gue bohong?”

“Barusan, gue yang bilang. Emang benarkan Lu bohong sama gue. Buktinya, noh babe lu keliatan dari sini,” ucapku sambil menunjuk ke rumah Nada.

“Pokoknya hari ini gue mau sama lu, bukan sama babe, Kenzoooo!” Terdengar suara kesal Nada.

Aku tersenyum. Bahagia.

Kembali ku pacu motor maticku melesat ke tempat biasa aku bersenandung yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Ketika aku menunggu waktu datangnya perform, di sudut sana aku memperhatikan mba Rere yang memperhatikan kami, entah apa yang ia pikirkan. Mba Rere tersenyum.

Hingga datang waktunya, namaku dipanggil dari atas panggung. Aku pamit pada Nada seraya berlalu darinya dan naik ke panggung yang tidak terlalu besar.

Lagu demi lagu aku dendangkan. Terlihat di meja sana, Nada tersenyum dan sesekali mengikuti lagu yang ku nyanyikan. Bahagia hati ini, melihat sudah tak ada air mata pada wajah Nada. Tak ada air yang menetes dari matanya.

.

Kami melanjutkan perjalanan pulang. Seperti biasa, Nada minta jatah ice crem padaku. Aku pun memarkirkan motor tepat di depan mini market.

“Ayok turun!” Ajak Nada.

“Kagak, gue tunggu sini aja, ya? Gue laper pengen makan bukan ice cream,” ucapku yang menahan rasa lapar.

“Oh ... Lu lapar? Ya udah, cari nasgor, yuk? Gue juga lape.” Nada nyengir.

“Ya udah, lu beli ice creamnya dulu sana!”

“Gak jadi, gue mau makan aja sama lu.”

Akhirnya, kami kembali menelusuri jalan dengan pekatnya malam. Tiba-tiba, hujan turun dengan sangat lebat. Terpaksa Aku memarkir motor sembarang agar Nada tidak kehujanan.

“Nad, rehat di sini dulu ya?” Aku mengelap wajahku yang basah dengan telapak tangan.

Nada meraih tas kecilnya dan menahan tanganku yang sedang mengusap wajah yang basah ini. Nada mengeluarkan sapu tangan yang ada dalam tas nya. Ia menyeka lembut wajahku yang basah.

Aku terdiam, merasa canggung dengan keadaan ini. Bibir pun tak mau berucap apa-apa. Seperti tak ingin mengakhiri momen ini. Berharap dalam hati, hal ini selalu terjadi. Tanpa tersadar, aku melihat kedua mata Nada telah memandang wajahku yang sedang memperhatikannya. Buru-buru aku membuang muka setelah sadar, Nada juga sedang melihatku.

“Nad, makan di situ, yuk?” Ajakku sambil menunjuk ke arah samping.

Aku menunjuk ke tenda yang berdiri di pinggir jalan, di sana terpampang tulisan pecel lele.

“Yah, Ken. Gue gak suka lele,” ucap Nada.

“Yaelah, lu pesen yang lain lah. Pan ada juga tuh ayam bakar sama bebek bakar. Apa mau Fajri yang gue bakar?” Aku terkekeh.

“Sialan lu!”

Akhirnya Nada mengekor dari belakang. Aku memesan nasi sama lele penyet. Sedangkan Nada memesan ayam bakar.

Kami makan sambil menunggu hujan reda. Kelar makan, giliran mataku yang diserang ngantuk. Ditambah hujan yang memberikan efek dingin membuat semakin kuat perasaan ingin cepat-cepat naik ke atas ranjang untuk tidur.

Hujan mulai reda, kami melanjutkan perjalanan pulang. Namun, aku merasa heran karena Nada memelukku erat ketika di atas motor. Padahal dia sudah memakai jaket. Naon maksudnya ieu? (apa maksudnya ini?) pekik dalam hati.

Terpopuler

Comments

Inne Saptadji

Inne Saptadji

Bahasa Sunda ibunya terlalu halus untuk bicara dengan anaknya... Karena ada b.Sunda ada tingkatannya, untuk yg lebih tua, untuk yg sebaya, untuk diri sendiri, dan untuk yg lebih rendah..

2021-11-16

1

ㅤIt's Kenzie_ㅤㅤ

ㅤIt's Kenzie_ㅤㅤ

sepertinya persahabatan cowok dan cewek menyenangkan

2021-03-03

0

🦐 Avi 🐾🐾

🦐 Avi 🐾🐾

next

2021-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!