Part 8. Nyumbang Lagu

Kami menempuh perjalanan sekitar satu jam. Aku membawa motor dengan kecepatan sedang. Hingga membuat kepalaku selalu kena toyor Nada. Untung gue pakek helm jadi anman deh kepala, pekik dalam hati.

“Buruan, Kenzo! Sini, Gue yang bawa!” ucap Nada.

“Jangan, Lu gak punya SIM.”

“Kate sape?”

“Kate Gue barusan.”

Lagi-lagi kepalaku kena toyor Nada.

“Pinggirin motornya,” ucap Nada sembari lengannya mengarahkan lenganku agar motor menepi di pinggir jalan.

“Bahaya, Nada!”

“Makanya pinggirin!”

Terpaksa, akhirnya motor yang sedang melaju dengan kecepatan sedang ini aku pinggirkan, sesuai dengan perintah Nada.

“Turun, Lu!” ucap Nada.

Aku turun. Nada memperlihatkan SIM-nya kepadaku. Dan didekatkan tepat di'kedua mataku.

“Nih, SIM Gue!”

“Bukan itu yang Gue maksud.”

“Terus?” tanya Nada bingung.

“Surat Ijin Mencintai,” ucapku.

Ea ... Ea ...

Namun, gombalan recehku enggak mempan untuknya. Tetap saja motorku diambil alih Nada. Nada memacu kecepatan yang lumayan kencang. Aku memilih diam dari pada kena toyor terus oleh Nada, pasrah.

Sesampainya di resepsi pernikahan, Nada sudah menatap Fajri yang berada dalam pelaminan. Aku melihat kedua netra Nada kini berkaca-kaca, seakan-akan tinggal menunggu satu kedipan. Air mata itu telah luruh ke pipinya.

Nada, kenapa sih Lu ngeyel setengah mati? Kenapa Lu sakiti diri Lu sendiri dengan cara seperti ini? pekik dalam hati.

Nada melangkahkan kakinya ke halaman, tempat di gelarnya resepsi pernikahan Fajri dan pasangannya. Nada mengisi buku tamu dan bergegas naik ke panggung resepsi. Wajahnya kini terlihat seperti tak ada beban atau pun kesedihan. Nada terlalu pintar menyembunyikan perasaan sedihnya. Namun, aku tahu hatinya telah hancur berkeping-keping.

“Selamat, ya.”

Nada memberikan selamat sembari berjabat tangan dengan Fajri dan mempelai wanitanya.

Di sini juga ada panggung kecil bagi yang mau menyumbangkan suaranya untuk kedua mempelai. Setelah Nada turun dari panggung resepsi, Nada mengajakku bernyanyi.

“Ken, nyumbang lagu yuk?” ajak Nada.

“Sape? Gue?”

“Kita,” ucap Nada.

“Emang Lu bisa nyanyi?” Aku meledek.

“Bisalah, bangke! Tapi, Gue pengennya Lu yang main gitar. Gue yang nyanyi. Bisa?” Ajak Nada.

Aku sedikit curiga, pasti dia mau curhat lewat lagu. Aku terlalu takut Nada malah mewek di panggung. Kalau cuma mewek, kalau si Doremi pingsan, gimana? Aku perang bathin.

“Woy! Malah ngelamun.” Nada mengagetkanku.

“Ogah! Gue gak bisa maen gitar!" Aku beralasan.

“Plissss ... Ken.” Nada mulai memohon dan memasang wajah melas.

“Ya udah, ayok!”

Aku terpaksa menuruti keinginan Nada, walau dalam hati aku tak rela. Tapi mau gimana lagi? Aku bukan apa-apanya Nada. Mana mungkin bisa atur-atur dia? Aku hanya sahabatnya. Akhirnya, aku meminta ijin untuk Nada menyumbangkan lagu ke MC yang ada di panggung. Hingga akhirnya, aku dan Nada naik ke atas panggung.

Nada tidak mengucapkan apa-apa kepada tamu-tamu yang menghadiri pesta perkawinan Fajri. Nada menatap kedua netraku, dan menyebut judul lagu yang mau ia nyanyikan. Akhirnya, aku memainkan gitar dengan terpaksa. Dan menyiapkan tenaga seumpama Nada pingsan.

JRENGGG ....

Ku 'tak bahagia, melihat kau bahagia dengannya

Aku terluka, 'tak bisa dapatkan kau sepenuhnya

Aku terluka, melihat kau bermesraan dengannya

'Ku 'tak bahagia, melihat kau bahagia.

Harusnya aku yang di sana, dampingimu dan bukan dia

Harusnya aku yang kau cinta dan bukan dia

Harusnya kau tahu bahwa cintaku lebih darinya

Harusnya yang kau pilih bukan dia.

Suara Nada lembut terdengar. Air mata pun tak tertumpahkan di panggung ini, mungkin Nada ingin menujukan pada Fajri tentang kekecewaannya dan ia tidak mau larut dalam tangis. Makanya Nada berusaha tegar tidak menitikan air mata di atas panggung ini hingga selesai perform.

***

Nada berlalu pergi melangkahkan kaki dari pesta yang masih digelar. Ia ke luar dari gerbang yang menjulang tinggi. Aku mengejarnya. Terlihat, Nada sedang berdiri menyenderkan punggungnya ke pintu gerbang yang menjulang tinggi.

Wajahnya ditutup dengan kedua tangannya, hingga hanya terlihat sedikit pipinya saja. Aku mendekat.

Entah kenapa, hatiku hancur melihat sahabatku menangis seperti itu. Aku bisa merasakan perasaannya saat ini. Aku berdiri tepat di depan Nada yang sedang menangis.

“Nad.”

Nada masih menutupi wajahnya. Masih terdengar tarikan napas yang terputus-putus karena menangis.

“Hey ....” Aku mencoba membuka kedua tangannya.

Terlihat air mata yang membasahi wajahnya. Tiba-tiba Nada membenamkan wajahnya ke dadaku.

“Nad,” ucapku

“Diem, Lu. Gak usah ganggu gue. Gue malu, Ken!” ucap Nada yang masih ada di dadaku.

“Malu kenapa?” tanyaku.

“Gue lupa gak pakek eyeliner waterproof, Bangke!”

“Wew.”

Memangnya, kalau cewek nangis masih memperhatikan penampilannya, gitu? Pekik dalam hati.

Aku tahu, itu hanya alasan Nada supaya aku tidak mengkhawatirkannya. Nada terlihat membersihkan air yang membasahi wajahnya dengan tisue yang ia ambil dari tas kecilnya. Air mata yang telus meluncur menjadikan matanya menjadi sembab.

“Ken,” ucap Nada.

“Hem.”

“Balik, yuk?”

“Lu yakin baik-baik aja?”

Nada tertunduk.

“Lu sih, ngeyel! Kan Gue udah bilang, gak usah datang. Maksa sih! Gue tau, kalau sebenarnya Lu terluka. Lu lagi berusaha menyembunyikan kesedihan Lu dari semua orang. Tapi Lu gak bisa sembunyiin dari Gue, Nad,” ucapku dengan nada lantang.

Aku bicara lantang semata-mata gak mau kalau Nada sampai terluka, ini semua sudah terjadi. Walau kesedihannya ia simpan dengan rapi terhadap Fajri. Namun, tidak dapat membohongiku. Aku terlalu mengenal dia. Bahkan, tanpa sadar aku kini belajar mengenal pribadinya.

“Jangan banyak bicara, Ken.” Nada membekap mulutku dengan tangannya.

Hening.

Mataku terbelalak, mulutku rasanya terkunci tak dapat lagi mengucapkan kata-kata. Kelu.

Masih hening dan tangan Nada masih membekap mulutku.

Tiba-tiba Nada memeluk erat tubuhku ketika netra telah saling memandang. Tangan yang tadinya membekap mulutku, kini telah melingkar di punggungku. Ada degup yang semakin kencang di dalam sini tiap kali Nada memandang. Air matanya tertumpah, dan aku mematung dengan perasaan yang entah.

***

Sepanjang jalan, nada memeluk seraya menyenderkan wajahnya di pundak’ku.

Nad, seandainya Lu tau. Dengan keadaan Lu yang seperti ini, Gue rasanya pengen balik lagi ke pesta itu dengan lengan yang terkepal dan memberikan hadiah bogem mentah untuk Fajri, pekik dalam hati.

Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibir Nada. Mungkin, ini merupakan salah satu hal terburuk di hidupnya. Hingga tak terasa, kami telah sampai di depan rumah Nada dengan penuh kebisuan.

“Lu balik gih, Gue mau istirahat di kamar,” ucap Nada.

“Ya udah, gue balik ya?”

Nada menganggukan kepala.

.

Hingga sore hari, akhirnya Aku berangkat ke southbox untuk perform di sana. Sepi rasanya ketika Nada tidak di sini bersamaku. Lagu demi lagu telah ku dendangkan.

Akhirnya Aku pulang dengan membawa fee yang telah diberikan. Ku parkirkan motor di mini market. Aku membeli ice cream dan coklat untuk Nada.

Tok ... Tok ... Tok ....

Jendela rumah Nada aku ketuk.

KREKKK ....

Nada membuka jendela kamarya.

“Ngapain Lu malem-malem dateng ke mari?” Suara Nada pelan seperti sedang berbisik.

Aku mengeluarkan ice cream con rasa strawberry dan coklat.

“Wahh ... ice cream,” ucap Nada sambil mengambil ice cream.

Nada langsung membuka bungkus ice cream dan langsung menjilatnya. Lahap.

“Lu, tuh galau apa lapar sih, Nad?” ucapku heran.

“Dua-duanya.” Sambil terus menjilati ice cream.

“Bagi, dong!”

“Ogah!”

“Pelit Lu!”

“Biarin.”

Hening.

“Ke luar, yuk?” Ajakku.

“Mau ngapain? Udah malem, Ken.”

“Bentaran doang, yuk.”

Akhirnya, Nada mau jalan bareng malam ini. Aku senang karena kini Nada terlihat jauh tenang. Aku memasukan motor ke kontrakan. Kami jalan kaki melewati beberapa rumah untuk sampai ke tujuan.

“Mau kemana sih, Ken?”

“Makan nasgor, lapar gue,” aku beralasan.

Kami berdua jalan berdampingan dengan ditemani sorot lampu taman di sepanjang jalan. Sepi. Karena memang waktu yang terlalu malam.

Hening. Mungkin karena penghuni rumah sudah tertidur.

“Bang, nasgor dua, ya? Makan di sini,” ucapku.

“Tinggal satu porsi, Bang,” ucap abang yang jual nasi goreng.

“Yah ... gimana, Nad?”

“Ya udah gak papa, pesan aja.”

Kami menunggu nasi goreng dengan silir angin malam yang mulai terasa dingin. Hingga akhirnya nasi goreng sudah tersaji di atas meja.

“Punya Gue!” Kami rebutan kulit daging ayam suir yang ada dalam nasi goreng.

Hingga akhirnya aku pasrahkan kepada Nada.

Ya Allah, rasa ini kok jadi melow gini, ya? Umpat dalam hati.

Gerimis pun turun, seakan menambah sahdu di malam ini.

Jiahhh! syahdu, ntar masuk angin Loh!

Kami memaksakan pulang setelah makan. walau gerimis melanda di malam ini.

Aku membuka jaket untuk menutupi kepala kami. Coba kalau ada daun pisang. Kek nya Gue bakal nyanyiin lagu Memori Daun Pisang dah.

wkwkwkwk..

Terpopuler

Comments

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

kok ngakak ya

2021-07-22

1

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

💐⃞⃝⃟⍣⃝🌺​﷽🆅🅸🅽🅰❶﷽⍣⃝కꫝ🎸​᭄꧂

kenapa aku suka jalan ceritanya 🤭🤭

2021-06-30

0

🦐 Avi 🐾🐾

🦐 Avi 🐾🐾

semangat bang othor💪💪

2021-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!