Part 5. Kesedihan Nada

“Bisa enggak, Lu gak usah tiba-tiba muncul di hadapan gue, Doremi?” ucapku sambil mengusap baju yang basah karena air minum yang tersembur.

“Lah ... kalau Lu gak ngelamun. Kagak ada yang kek gini, bangke. Lagian, apa sih yang Lu pikirin?” ujar Nada sembari menatapku.

“Gak ada.”

Aku melangkahkan kaki dan menuju tangga. Ku tapaki anak tangga satu per satu hingga tak terasa telah sampai tangga yang terakhir.

Ku buka handle pintu dan masuk ke dalam kamar. Ku benamkan tubuh ini ke atas ranjang setelah berhasil menghindari Nada.

Aku takut, kalau Nada sampai tahu perasaan yang mulai tumbuh. Entah, dimulai sejak kapan?

Aku memejamkan mata.

“Bangke!” ucap Nada.

Aku masih memejamkan mata seraya hati bergumam, palingan ini hanya mimpi.

“Bangke! Bangun!” Nada mengoyangkan tubuhku.

Aku terperanjat! tidak sengaja menarik tangan Nada hingga Nada terjatuh di dadaku. Akhirnya aku membukakan mata.

“Maaf, Nad. Gue gak sengaja,” Aku menjauhkan Nada dari dada ku.

Nada terdiam, entah apa yang ada dalam perasaannya saat ini. Nada yang dari tadi cerewet, saat ini membisu seribu bahasa.

Hening.

Aku terima kalau memang Nada marah atas ke’tidak sengajaan yang telah aku perbuat barusan.

“Enggak apa-apa, kok.” Nada tersenyum.

Terlihat, Nada seperti canggung dengan keadaan ini.

“Ya ... udah, gue pulang dulu, ya?”

Nada ke luar dari kamarku, dengan langkah kaki yang gontai. Entah apa yang Nada rasakan saat ini?

Aku di sini sedang merasakan degup yang semakin kencang. Perasaan yang membingungkan, entah dimulai sejak kapan?

Aku melihat Nada dari jendela kamar, terlihat Nada yang akan memasuki pagar rumahnya. Sesekali ia terlihat menggenggam kedua tangannya lalu tersenyum.

“Nah ... loh! Tuh si Doremi kenapa?” aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. Heran.

“Ken, Kenzo! Bantu Ibu, Nak,” suara ibu yang memanggil dari lantai bawah.

Aku bergegas menutup jendela, melangkahkan kaki untuk menuruni anak tangga. Ku hampiri ibu yang sedang berada di depan mesin jahitnya.

“Aya naon, Bu? (Ada apa, Bu?)”

“Punten pang ngajajap’keun ieu ka bu Meri, nya? (Tolong antarkan ini ke Bu Meri, ya?)” ibu menyodorkan baju yang telah selesai dijahit kepadaku.

Tanpa banyak tanya, aku segera meraih barang yang ibu kasih dan meluncur ke alamat yang telah ibu tulis.

Aku merasa, beberapa hari ini order menjahit ibu mulai menurun. Gimana caranya aku meminta uang untuk bayar uang semester? yang tinggal beberapa hari lagi mesti sudah dibayar.

Drett ... Drett ....

Gawai dalam saku celanaku bergetar, namun aku biarkan karena aku harus mencari alamat rumah ibu Meri. Aku menanyakan ke ibu-ibu komplek malah digodain, hadeuhhhh!

Hingga akhirnya, aku menemukan jalan buntu dalam gang kecil ini, aku memutarkan motor ke halaman rumah warga karena jalan yang terlalu sempit.

“Nyari siapa, Nak?” tanya seorang Ibu paruh baya.

“Rumah Ibu Meri, bu. Mau mengantarkan pesanan,” ucapku.

“Oh ... itu rumahnya, yang ada di ujung jalan sana,” sambil menujukan ke rumah yang berada di ujung jalan.

“Ya, udah. Saya titip motor sebentar ya, bu? Saya jalan kaki aja ke rumah Bu Meri.”

“Silakan ....”

Aku bergegas menuju ke arah rumah bu Meri dan meninggalkan motorku. Setelah selesai, aku kembali ke rumah yang tadi ku titipkan motor. Aku pamit dan cepat-cepat keluar dari gang sempit itu.

Aku baru teringat, tadi ada pesan masuk yang belum sempat ku baca. Ku ambil handphone, dan ku sentuh layarnya hingga terlihat pesan dari WA.

(Bang Kenzo, Aku Rere waitrees yang di southbox. Aku ada tawaran nyanyi nih. Bisa ketemuan enggak? Aku tunggu di southbox.) Isi WA.

(Oke, Mba. Gue OTW sekarang.)

Aku langsung meluncur ke southbox. Setelah aku membalas WA dari mba Rere. Segera ku parkirkan si matic dan bergegas masuk menemui mba Rere.

“Sore, Mba. Maaf, tadi Gue telat balas WA Mba. Nanggung lagi di jalan,” Aku beralasan.

“Iya ... enggak apa-apa, Ken,” ucap mba Rere.

“Terus, Gue mesti gimana, Mba?”

“Ini, dibaca dulu aja, Ken.”

Mba Rere memberikan selembar kertas, yang berisi surat perjanjian kontrak. Yang di dalamnya tertulis untuk menegaskan, selama kontrak kerja di southbox, vocalis tidak boleh nyanyi di tempat lain. Dan menyertakan Fee/gaji yang akan di dapat tiap kali perform.

Seketika mataku terbelalak melihat nominal sekali manggung, beda dengan fee yang kemarin ketika nyanyi jadi vocalis pengganti. Mungkin karena di luar kontrak. Aku menyerahkan kertas isi kontrak itu ke mbak Rere.

“Gimana? Tertarik gabung di sini bersama kami, Ken?”

“Iya, Mba.”

Akhirnya, aku disuruh ke ruangan kerja pak Hari. Katanya, pak Hari ini orang yang bertanggung jawab di sini. Pak Hari terlihat sibuk, ia hanya menyuruhku untuk tanda tangan kontrak kerja.

“Selamat bergabung bersama Kami, Ken!” ucap pak Hari sambil menyodorkan tangannya.

“Makasih, Pak.” Aku meraih tangannya dan kami bersalaman.

.

Setelah sholat isya, datanglah perusuh abadi. Siapa lagi kalau bukan Nada? Aku bergegas mengunci pintu, karena biasanya Nada nyelonong masuk tanpa permisi.

“Bangke!”

Terdengar suara Nada yang sedang mencoba buka handle pintu.

“Paan?” jawabku dari dalam kamar.

“Buka!” Sambil mengetuk pintu.

Hening. Aku tidak menjawab.

“Napa sih, Lu? Rusuhin Gue aja hidupnya?” tanyaku.

“Ayok, nanti Kita telat!” Nada menggeret tanganku.

Tanganku kini telah berada dalam cengkraman Nada. Kami menuruni anak tangga.

“Cing, Kita berangkat dulu, ya?”

“Iya, hati-hati!”

Seperti biasa kami melalui perjalanan malam ini dengan menunggangi motor matic. Motor kami mengurai kemacetan dengan menyelip-nyelip di antara kendaraan.

Hingga akhirnya, Fajri terlihat sedang menunggu di tepi jalan. Nada bergegas turun dan menghampiri Fajri.

“Udah dari tadi, Kak?” tanya Nada.

“Lumayan,” jawab Fajri ketus.

“Ya udah, Kita mau ke mana?” Nada bertanya.

“Ke laut aja, yuk?”

“Sebentar, ya Kak.“

Nada menghampiriku dan meminta mengikuti mereka dari belakang. Tanpa jawaban apa-apa lagi, akhirnya aku mengikuti dari belakang.

Aku sengaja memarkir motor agak jauh dari Nada dan Fajri. Aku takut mengganggu mereka. Aku melihat dari belakang, tangan Fajri mulai melingkar di pinggang Nada. Namun, dengan cepat Nada melepaskan tangan Fajri.

Akhirnya, aku mendekat ke pinggiran pantai. Namun, masih menjaga jarak dari mereka.

Aku memandang langit malam dan terlihat banyak bintang. Ombak yang tidak terlalu besar, iramanya sangat menenangkan. Semilir angin pantai yang membuat sejuk ke tubuh ini. Namun, tak bertahan lama. Kini, hawa dingin yang aku rasa.

Aku ambil hape dalam kantong celanaku. Ku sentuh layar hape lalu mencari play list music. Ku pasang earphone dan mencoba mendengarkan beberapa lagu. Hingga akhirnya, hati merasa bosan. Aku kembali duduk di atas motor.

Jam telah menunjukan pukul setengah sepuluh malam. Akhirnya, aku kirim pesan.

(Lu mau balik, enggak? Gue balik duluan, ya? Udah malem.)

Send.

(Iya, tunggu bentar lagi ya?)

Aku menunggu. Tak lama, sekitar sepuluh menit Nada menghampiriku. Namun aku melihat motor Fajri sudah tidak ada.

“Cowok lu mane?”

“Udah pulang.”

Aku melihat raut kesedihan di wajah Nada.

“Kenape lagi, Lu?”

“Enggak papa, ayok pulang, Ken.”

Tanpa menunggu komando, Nada langsung naik di jok belakang motorku. Aku menstater dan meluncur, melaju dalam kecepatan sedang.

Nada melingkarkan tangannya di pinggangku, entah apa maksudnya. Menyenderkan kepalanya ke punggungku. Aku memarkirkan dan mengerem motor.

“Nape, Lu?”

“Enggak apa-apa.” Nada terlihat murung.

“Jujur sama gue!”

Tiba-tiba Nada menangis. Sontak, aku heran dan langsung turun dari motor. Aku memandang wajahnya yang sedang tertunduk sembari ditutup dengan kedua tangannya.

“Nad ... hey?” Aku mencoba membuka kedua telapak tangannya.

Nada malah tambah nangis seraya memeluk’ku. Aku mengusap lembut rambutnya walau agak kaku karena ragu.

Akhirnya, Nada bercerita tentang apa yang membuat ia menangis. Nada meminta pada Fajri untuk ngomong sama babe’nya kalau mereka pacaran. Tapi, Fajri belum siap. Kalau Nada tetap memaksa, Fajri mengancam minta putus sama Nada.

“What?” ucapku.

Seketika, darah ini mengalir deras dan mendidih di titik suhu yang paling panas. Ingin rasanya kepalan ini menonjok wajah Fajri.

.

Masih terlihat raut kesedihan pada wajah Nada. Yang biasanya cerewet sekarang berbalik menjadi membisu seribu bahasa.

Kami berangkat ke kampus. Hingga, dalam kelas pun, sangat terlihat kalau Nada tidak konsen mengikuti mata pelajaran kampus. Terlihat tatapannya kosong, walau raganga sedang duduk di sini. Namun, jiwanya melayang entah ke mana.

“Nad. Sorry, ya? Mulai entar malam, Gue enggak bisa temenin Lu."

Nada mentapku, “kenapa?”

“Gue nyanyi di southbox, entar malem Gue mulai perform."

“Gue ikut ya, Ken?” terdengar dari suaranya kini tak seceria dulu.

***

Nada duduk di salah satu meja. Aku mulai bernyanyi. Satu per satu lagu ku dendangkan. Ku melihat, Nada masih menikmati lagu-lagu yang ku bawakan. Hingga pada lagu penutup, ada seorang pengunjung yang datang dan request lagunya bang Judika.

******! Nada bakal mewek enggak, ya? pekik dalam hati. Dengan terpaksa, aku menyanyiakan lagu ini.

Telah lama kau tinggalkan ku

Sempat sia-siakan aku

Pergi jauh titipkan perih

Tak sedikitpun peduli

Seandainya kamu merasakan

Jadi aku sebentar saja

Takkan sanggup hatimu terima

Sakit ini begitu parah

Pergi jauh titipkan perih

Tak sedikitpun peduli

Seandainya kamu merasakan

Jadi aku sebentar saja

Takkan sanggup hatimu terima

Sakit ini begitu parah

Seandainya kamu merasakan

Jadi aku sebentar saja

Takkan sanggup hatimu terima

Sakit ini begitu parah

Riuh suara teriakan dan tepuk tangan dari pengunjung yang sekaligus menjadi penonton. Ketika suaraku melengking menyanyikan nada tinggi dari lagu bang Judika.

Di sisi lain, ada Nada yang tertunduk dengan kedua telapak tangan yang masih menutupi wajahnya. Tak lama kemudian, Nada pun bangkit dari tempat duduk dan memberikan tepuk tangan.

Nada masih bisa menyembunyikan kesedihannya demi mensuport penampilanku malam ini. Nad, gue berjanji. Gue akan selalu ada buat lu! Pekik dalam hati.

Terpopuler

Comments

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

🍾⃝⃡ ⃯sͩᴀᷝʙͧɴᷠᴀͣ•᭄͜͡

aaiih kog aqu mewek baca nya yaa..mlh ikut masuk ke dalam alur cerita nya 😭😭😭

2021-03-09

0

Nhya HA💜RM

Nhya HA💜RM

teman laki2 dan teman cewe itu pasti ada tp sahabat cewe atau cwo itu ga ada...
pasti slah satux ada Baper 🤭🤭🤭

2021-01-30

0

N four B

N four B

next dan cemangat

2021-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!