Part 4. Resah

Berkali-kali aku mencoba menghubungi Nada, tapi nihil. Enggak ada hasil. Babe Rano telah masuk ke UGD.

Setelah ku bereskan administrasi dan mengisi data pasien, aku mencoba lagi untuk menghubugi Nada.

Tut ... Tut ....

Telpon terhubung, tapi berkali-kali enggak diangkat juga. Setelah Babe mendapat penanganan dari dokter, aku pun diperbolehkan untuk menemui babe Rano.

“Maaf, Be. Ken belum bisa hubungin Nada,” ucapku bercerita.

“Iye, kagak nape-nape. Lu pulang, gih! Nanti, Nyak lu nyariin,” ucap babe Rano.

“Kagak papa, be. Ken, udah nelpon sama Ibu. Ibu udah tau, Ken di Rumah Sakit. Ken juga udah titip pesan kalau Nada pulang suruh ke sini.”

“Makasih ya, Ken. Lu emang anak bae.”

“Babe istirahat aje, Ken di sini kok, kagak bakal kemane-mane.”

Aku melihat jam, yang ada di pergelangan tangan. Waktu telah menunjukan pukul sembilan malam. Namun, Nada belum juga menampakan batang hidungnya.

sebenarnya lu dimana Doremi? Pekik dalam hati.

Aku masih menunggu Nada. Jam telah menunjukan angka sebelas malam, belum juga ada tanda-tanda Nada balik.

“Ken, Nada belum datang?” ucap babe Rano.

“Belum, Be. Mungkin sebentar lagi. Terakhir Ken telpon hapenya kagak aktif.”

“Kemane lagi, tu anak.”

Terlihat cemas pada raut wajah babe Rano. Aku pun mencoba mengalihkan pembicaraan, berharap babe Rano terbawa ke pembicaraan kami. Namun nihil, berulang kali babe nanyain terus Nada. Wajar sih, karena telah larut malam anak gadisnya belum juga pulang.

KREKK ....

Terdengar suara pintu yang dibuka. Mataku dan babe Rano langsung tertuju ke arah pintu. Ternyata, yang datang itu Nada dan ibu.

“Babe kenape? Kok bisa begini?” tanya Nada yang terlihat cemas.

“Enggak usah dibahas, Babe udah baikan kok. Yang ade, lu dari mane aje? Babe khawatir, Nada.”

Terlihat jelas gurat wajah kekhawatiran pada anak dan ayahnya. Nada terlihat khawatir dengan keadaan ayah’nya. Sedangkan ayah’nya juga khawatir karna hingga larut malam, putrinya belum juga pulang.

Aku menarik Nada ke luar setelah babe Rano tertidur. Sedangkan ibu tetap berada di dalam menunggu babe Rano.

“Sebenarnya, lu dari mana sih?”

“Gue dari rumah Fajri, makan malam bersama orang tuanya,” pekik Nada yang sedang tertunduk.

“Lain kali, kalau ada yang telpon itu diangkat! Siapa tahu urgen kek hari ini,” ucapku yang beranjak meninggalkannya.

Ibu memutuskan untuk pulang, karena besok ada baju yang mau diambil ke rumah. Aku mengantarkan ibu menunggu ojol yang telah dipesan.

Sedangkan aku memilih menemani Nada menjaga babe Rano. Siapa tahu babe membutuhkan sesuatu dariku. Akhirnya ojol datang dan ibu bergegas naik, motor ojol kini tak terlihat lagi.

Aku kembali ke ruangan babe Rano. Aku melihat dari luar, ternyata babe masih tidur. Terlihat Nada yang sedang menjaganya. Aku memutuskan untuk berjaga di luar. Duduk di kursi stenlis dengan menempelkan kepala ke tembok hingga aku tak sadarkan diri. Aku tertidur.

Drett ... Drett ....

Alarmku bergetar, saatnya bersiap untuk menunaikan sholat subuh. Tapi, kenapa ada selimut di badanku? Aku melihat, ternyata Nada telah tertidur sembari duduk di samping babe Rano. Mungkin Nada yang telah menyelimutiku. Pekik dalam hati.

Ku buka pintu perlahan, agar tidak membangunkan babe Rano dan juga Nada yang masih tertidur lelap. Aku selimuti Nada dan kembali menutup pintu perlahan untuk bergegas sholat subuh.

***

Selepas sholat subuh, aku kembali ke kamar dimana babe Rano di rawat. Terlihat babe dan Nada telah bangun, bahkan sedang berbincang. Aku mendekat mendengarkan di balik pintu.

Terdengar babe Reno menyebut namaku. Entah mereka ngomong tentang apa? Ku ketuk pintu kamar rumah sakit yang di huni oleh babe Rano.

“Assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikum salam,” terdengar suara dari dalam kamar.

Aku melangkahkan kaki ke dalam kamar. Terlihat babe Rano jauh lebih baik. Wajahnya tak sepucat kemarin.

“Gimane keadaannye, be?” tanyaku.

“Allhamdulillah, Ken. Berkat lu. Makasih, ye?” ucap babe Rano.

“Ya ... bukan karena Ken juga lah Babe. Ken hanya kebetulan lewat aja,” jawabku.

“Apapun lah, pokoknya, makasih banyak ya, Ken?”

Aku meraih tangan babe Rano “iya, be,” sambil tersenyum.

.

Aku pamit untuk kuliah hari ini. Aku berangkat sendirian karena Nada sedang menunggu babe’nya di rumah sakit.

Ketika sampai di kampus, ada Fajri sudah menunggu di parkiran kampus. Terlihat ekspresi wajah Fajri yang entah.

“Si Nada ke mana?”

“Lah, lu kan cowoknya. Kenapa lu nanya ke gue?”

Fajri terlihat semakin kesal terhadapku. Akhirnya, Fajri pergi tanpa pamit. Aku melangkah menuju kelas dan mengikuti jam pelajaran.

Aku bergegas pulang untuk makan dan mandi. Setelah itu aku pamit pada ibu untuk kembali ke rumah sakit menemani babe Rano. Aku juga membawa nasi dan lauknya untuk Nada. Tak lupa, aku singgah ke mini market untuk membeli air mineral dalam botol. Sekalian, aku membeli ice cream con rasa strawberry untuk Nada.

Nada memang suka sekali dengan strawberry. Bukan cuma rasanya, Nada juga suka mengoleksi benda-benda yang bermotif strawberry.

“Assalamu’alaikum,” ucapku sambil mendorong pintu.

“Wa’alaikum salam,” terdengar suara babe Rano dan Nada yang berada di dalam.

Aku disambut dengan senyuman oleh babe Rano, aku pun memberikan makan siang untuk Nada, dengan beralasan dari ibu. Aku juga memberikan ice cream kesukaannya.

Terlihat lengkungan indah dari bibir Nada. Seraya berkata terimakasih.

“Ken,” ucap babe Rano.

“Ya.”

“Besok pagi, Babe udeh bisa pulang kate dokter.”

“Serius, Be?”

“Iya.”

“Allhamdulillah ... ya, Be?”

Babe Rano tersenyum.

Seperti biasa, aku menginap di rumah sakit untuk menjaga babe Rano.

Setelah babe Rano tidur. Aku mengajak Nada untuk ngobrol di luar. Aku menceritakan kejadian tadi pagi di kampus pada Nada. Tentang Fajri yang menanyakan Nada.

Terlihat wajah lelah dari Nada, mungkin ia kecapean kurang tidur. Atau, entah ada hal yang ia sembunyikan dariku?

Akhirnya Nada bercerita tentang ayahnya yang menginginkan aku untuk menjadi pacarnya Nada.

“What?” Aku kaget.

Ada rasa senang memang, setelah mendengar cerita itu. Tapi Nada?

Nada yang baru saja jadian, bahkan mungkin lagi bahagia-bahagianya menjalin hubungan dengan Fajri, tiba-tiba harus kandas karena permintaan ayahnya.

“He’eleh! Kagak mungkinlah, Doremi,” ucapku.

“Makanya itu, gue heran sama lu. Kenapa, kek nya Babe gue sayang banget sama Lu?”

“Karena gue gantenglah, apa lagi?,” aku memainkan alis.

Nada menoyor kepalaku, mungkin ia gemas dengan ucapanku yang terlalu pede.

“Udah, makan gih. Lu belum makan pan dari kemaren?”

Nada kemudian mulai menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

“Ini nih yang bikin mood gue balik, ice cream con rasa strawberry,” Nada membuka bungkus ice cream.

Aku menatapnya.

“Mau?” Nada menyodorkan ice creamnya.

“Ogah!”

Aku beranjak meninggalkan Nada yang sedang menikmati ice creamnya. Aku melihat jalanan yang sesak dengan berbagai jenis kendaraan yang melintasi kota Jakarta. Lucunya, kalau aku pulang ke kampung. Teman-teman selalu bilang ‘Enak, ya. Lu tinggal di Jakarta?’

'Hey! Kalau lu tahu, jauh lebih enak tinggal di kampung.'

Di Jakarta sesak dengan rumah dan kontrakan yang berdempetan. Namun, penghuninya seakan sibuk sendiri. Jangankan untuk mengobrol lama. Bertutur sapa pun seolah tidak bisa. Sekalinya kalian melihat ibu-ibu yang lagi ngumpul, yang mereka bahas kalau enggak barang branded ya ngegosipin orang.

“Oh ... Iya, Ken. Gue mau tanya sama Lu.”

“Paan?”

“Sebenernya, lu udah punya pacar atau belum sih? Kok dari SMP kita bareng-bareng. Belum pernah, gue liat lu jalan bareng cewek?”

“Etdah! Gimana gue mau dapat cewek? Lu aja ngintilin gue mulu,” ucapku.

“Iya gitu?”

“Mungkin,” aku mengangkat bahu.

TAKKK!!!

Nada menggetok kepalaku.

“Aduh! Sakit, Nad!”

“Makanya, jangan sembarangan ngomong!” terlihat wajah Nada yang kesal.

***

Akhirnya, babe Rano sudah diperbolehkan pulang. Kami memesan taksi untuk membawa babe ke rumah. Aku mengekor dari belakang dengan motor matikku.

Waktupun terus berputar, kini keadaan babe Rano sudah membaik bahkan babe Rano sudah beraktivitas seperti biasanya.

“Ken. Jalan, yuk ntar malem?” ucap Nada.

“Kemana?”

“Aku ada janji, ketemu Kak Fajri." Terlihat wajah Nada sumringah.

“Ogah!”

“Ayolah, plissss ....” Seperti biasa Nada memasang wajah melas.

Hening.

“Nad,” ucapku memecah keheningan.

“Hem.” Nada mendongak.

“Kenapa sih, lu gak terus terang aja ke bokap lu, kalau lu udah punya cowok?”

Nada tertunduk

Hening sesaat.

“Sebenarnya, Babe punya penyakit jantung, Ken. Makanya gue selalu nurutin apa yang di’mau Babe,” ucap Nada yang sedang menundukan kepalanya.

“What? Masa, sih? Lu jangan ngomong sembarangan! Pamali!”

“Ngapain bohong, Ken? Buat apa juga gue ngomongin penyakit sembarangan?” Nada masih tertunduk.

Sebenarnya aku tidak percaya, karena tidak ada sama sekali terlihat kalau babe Rano sebenarnya sakit. Ia terlihat sehat, bahkan sering sekali ia bercanda. Sikapnya yang baik kepada semua orang. Walaupun babe Rano mempunyai wajah yang galak, tapi sebenarnya hati dia baik.

“Ya, udah. Gue mau nemenin lu malam ini.”

Aku tak menyangka dengan ekspresi Nada yang tiba-tiba memelukku. Karena selama Nada jalan sama Fajri. Nada tidak pernah sekalipun memeluk Fajri. Bahkan di moment mereka awal jadian pun Nada seakan tidak mengijinkan kalau tubuhnya dipeluk oleh Fajri.

Seketika darahku mengalir deras dan degup jantungku berdeguk kencang.

“Kenape, lu?”

“Hah? Kenapa apanya?”

“Tuh, jantung lu berdeguk kencang,” Nada menunjuk ke arah dadaku dan terlihat ekspresi yang bingung.

“Enggak apa-apa. Bentar ya gue mau minum, aus!"

Aku ngeloyor masuk menuju dapur. Ku ambil minum dan meneguknya dengan cepat. Aku menghela nafas panjang, berharap deguk jantung yang ada di dada mulai teratur.

Entah dari kapan, aku mulai mempunyai perasaan ini terhadap Nada. Perasaan yang bergetar apabila netra mulai saling memandang. Perasaan kasihan apabila ia disakiti orang lain. Sebenarnya apa yang ku rasa saat ini? Apakah ini yang dinamakan cinta? Tapi, dari kapan aku mempunyai perasaan seperti ini? Resah. Aku minum lagi dan membiarkan air tegukan terakhir masih dalam mulut.

“Lu minum segalon, Ken?” ucap Nada yang mengagetkanku.

UHUKKK!

Aku terbatuk dan menyemburlah air yang masih ada dalam mulut.

Terpopuler

Comments

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

Bang Ke kepedean

2021-07-22

1

🦐 Avi 🐾🐾

🦐 Avi 🐾🐾

galon mana galon...

2021-01-20

0

N four B

N four B

lanjut

2021-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!