Part 3. Dansa

“Gue gak salah, dipasangin sama lu, bangke?”

“Gue juga bingung, padahal banyak cewek yang lebih cantik dari lu. Kenapa lu yang terpilih, Doremi?”

Netra kami saling bertatapan. Bukan pujian yang kami lontarkan.

Di seberang sana, ada Fajri yang menunjukan ekspresi kesal. Mungkin ia berpikir akan dipasangkan dengan Nada menjadi couple goals malam ini.

“Baiklah, karena sudah ada yang terpilih menjadi couple goals malam ini. Gimana kalau kita meminta mereka untuk berdansa? Uuuu ... sepertinya seru ya, guys?” ucap MC.

Uuuu ... sembari tepuk tangan.

Riuh suara dari para tamu yang meminta kami berdansa. Tampak wajah Fajri yang semakin merah menyala karena kesal. Akhirnya, Fajri melangkahkan kakinya menuju pintu dan duduk di luar. Mungkin, baginya udara di dalam terasa panas. Atau bahkan hatinya yang sekarang mulai memanas terbakar api cemburu? Entahlah.

“Maaf, gue enggak bisa,” ucap Nada.

Namun, MC itu mencegah langkah kaki Nada yang hendak melangkah menyusul Fajri. Tangan Nada ditarik oleh Mc itu dan meminta berdansa walau hanya 5 menit saja. Dengan langkah kaki yang gontai, Nada kembali dan berdansa denganku.

Kami saling berdekatan. Kedua tangan Nada, kini telah melingkar di leher belakangku. Sedangkan tanganku telah berada di pinggul Nada. Mata kami bertatapan, aku merasa terpesona dengan Nada malam ini. Detak jantung yang semakin kencang, membuatku kikuk melihat netra Nada. Apalagi, tubuhku malah didorong sama MC itu, sehingga jarak tubuh kami semakin dekat, nyaris tanpa jarak.

Berbalik dengan ekspresi wajah Nada yang seperti jengkel dengan acara dansa ini. Wajahnya terlihat cemberut. Mungkin, waktu lima menit yang diberikan MC itu, baginya terasa lima tahun. Detik demi detik terasa lama untuk dilalui.

“Ken, kenapa gue dipasangin sama elu, sih?” akhirnya Nada berbicara.

“Entah, mungkin gue yang paling ganteng di sini,” ucapku terkekeh.

“Anjer! Pede banget lu, bangke!” Wajah Nada seperti kesal mendengar perkataanku yang mungkin menurutnya garing.

Akhirnya, lima menit waktu yang berkesan untukku telah selesai. Bergegas Nada melangkahkan kaki keluar. Mendekati Fajri yang dari tadi duduk termenung di luar. Terlihat, Fajri sedang menghembuskan asap rokok di luar sana.

Nada mendekat, memegang lengan Fajri dan seperti berusaha menerangkan pada Fajri. Mungkin Fajri cemburu. Aku berusaha mendekati pintu, mendengar percakapan mereka dari balik pintu.

‘Kak, Kakak marah sama aku?'

Terlihat Fajri masih menghembuskan rokok dan tidak menjawab pertanyaan Nada.

‘Kak, aku enggak ada perasaan sama sekali pada Kenzo. Kenzo hanya sahabat aku.' Nada mencoba menjelaskan.

‘Lalu, kenapa kamu mau berdansa sama dia?’ Fajri bertanya.

‘Ya, aku enggak enak sama para tamu yang datang. Lagian, siapa juga yang memaksa aku menghadiri pesta seperti ini?’ ucap Nada yang mulai terlihat malas menghadapi Fajri yang masih marah.

Nada mulai melangkahkan kaki menuju pintu. Namun dengan cepat tangan nada diraih oleh Fajri.

‘Tunggu, Nad. Maafin Kakak. Sebenarnya Kakak cemburu.’

Nada kembali mendekat kepada Fajri. Tangan Nada kini berada dalam genggaman Fajri. Seperti biasa, Fajri hendak memeluk Nada. Namun, Nada selalu menahannya. Entah maksudnya apa.

‘Maaf, Nad.’

Nada menganggukkan kepala.

‘Ya udah, ayok kita pulang, kak. Udah malem. Enggak enak sama babe di rumah.’

Aku berlari menjauh dari balik pintu. Terlihat, Nada seperti mencari keberadaanku. Hingga akhirnya, Nada tersadar tentang di mana keberadaanku. Nada menghampiri dan menarik lenganku.

“Paan?” ucapku yang pura-pura bingung.

“Balik yok, udah malem.” Ajak Nada.

Aku mengekor dari belakang Nada. Terlihat Nada kembali menggandeng lengan Fajri.

He’eleh ... berasa kek obat nyamuk gue! pekik dalam hati.

Mereka telah ada di atas motor, bersiap menempuh perjalanan di malam yang gelap. Rintik hujan pun turun, Fajri masih memacu motornya. Hingga seperti biasa, di perempatan motor Fajri terhenti. Nada turun dan motor Fajri berlalu pergi.

Nada mendekat dengan wajah yang basah. Ketika hendak menaiki motorku, akhirnya aku menyerahkan kemeja panjangku untuknya. Karena aku melihat Nada mulai kedinginan.

“Paan?” pekik Nada.

“Pake aja, lu kedinginan, kan?’

Aku menunggu Nada memakai kemeja panjangku. Lumayan lah, biar dia enggak terlalu kedinginan. Hingga akhirnya Nada menaiki motorku. Lalu, kami kembali melanjutkan perjalanan.

Entah karena apa, tiba-tiba Nada memelukku dari belakang, menyenderkan kepalanya di pundakku. Aku merasa ada keanehan dari dalam sini. Ada debar yang semakin kencang, entah perasaan apa yang ku punya untuk Nada.

Akhirnya, kami sampai di depan rumah Nada, turun dari motor dan membuka pintu pagar yang tidak terlalu tinggi. Kami masuk ke halaman rumah Nada. Namun, Nada menahan lenganku ketika aku hendak mengetuk pintu rumahnya.

“Gak usah diketuk, gue bawa kunci rumah kok.” Nada memperlihatkan kunci yang ia simpan dalam tas kecilnya.

“Lah, gue gak enak sama babe Rano,” ucapku.

“Babe, udah tudur kok. Lu pulang aja gih, udah malem,” ucap Nada.

“Lah, dari mana lu tahu kalau Babe udah tidur?”

“Babe sendiri yang nyuruh gue bawa kunci cadangan. Katanya, babe mau bangun lebih awal. Jadi, babe tidur lebih cepat,” ucap Nada menjelaskan.

“Oke!”

Aku mulai melangkah dan keluar dari pagar rumah Nada dan memasuki kontrakan yang tepat berada di samping rumahnya.

Tok ... Tok ... Tok ....

Aku mengetuk pintu.

“Tos mulang, kasep? (Udah pulang, ganteng)” ucap ibu dari balik pintu.

Aku tersenyum dan mencium tangannya.

“Udah, bu,” jawabku.

“Sok tuang heula. (makan dulu gih.)” ucap ibu.

“Tos tuang, Bu (Udah makan, Bu) Aku masuk kamar aja, ya?”

Ibu tersenyum.

“Ibu juga istirahat, ya?” pintaku.

Kembali, ibu tersenyum padaku. Damai sekali melihat senyuman dari Ibu. Hanya ada Ibu yang paling aku sayang.

Aku melangkahkan kaki dan menginjak tangga satu per satu hingga akhirnya sampailah aku di tangga terakhir. Terlihat handle pintu yang akan ku buka.

Aku membenamkan tubuh ini di kasur. Menatap keadaan kamar yang dindingnya penuh dengan gambar poster dan dinding yang sengaja aku jadikan sebagai galeri foto kebersamaanku dengan Nada.

Entah, rasa apa yang ada dalam sini. Hingga membuat ku tidak dapat memejamkan mata. Ku raih gitar dan menyanyikan sebuah lagu.

Aku ingin menjadi mimpi indah dalam tidurmu

Aku ingin menjadi sesuatu yang mungkin bisa kau rindu

Karena langkah merapuh tanpa dirimu

Oh, karena hati telah letih

Aku ingin menjadi sesuatu yang selalu bisa kau sentuh

Aku ingin kau tahu bahwa 'ku selalu memujamu

Tanpamu sepinya waktu merantai hati

Oh, bayangmu seakan-akan.

Drett ... Drett ....

Tiba-tiba hp bergetar, ternyata ada WA dari Nada.

(Berisik, woy! Gue mau tidur.)

Aku tersenyum membaca WA dari Nada, walau dalam hati mengatakan Vangke! Merusak suasana aja ni anak.

Kamar ku dan Nada memang bersebelahan, jadi kalau aku berisik Nada bisa dengar, begitupun sebaliknya.

Hingga akhirnya, aku melihat jam yang ada di dinding kamar telah menunjukkan pukul dua belas malam. Aku memejamkan mata setelah ku seting alarm lebih awal.

***

“Sarapan dulu, kasep!” ucap ibu.

“Iya, sebentar Bu.”

Aku memasuki kamar untuk ganti baju setelah mandi tadi dan menyemprotkan parfum. Ku sambar, tas dan buku yang hendak ku bawa ke kampus. Menuruni anak tangga dan ambil nasi sama potongan daging ayam yang tersedia di dapur.

Aku membawa sarapanku ke depan teras. Aku makan di kursi yang terbuat dari bambu yang ada di depan teras kontrakan. Sambil melihat aktivitas di depan kontrakan. Banyak yang berlalu lalang di pagi hari. Dari yang mengendarai mobil, motor, bahkan yang hanya berjalan kaki.

“Apaan, nih?” Tangan Nada telah mengambil potongan sayap ayam kesukaanku.

Dengan ekspresi yang cuek, Nada duduk dan memakan potongan sayap yang ia ambil dari piringku.

“Vangke!”

Nada tertawa melihat ekspresi kesal yang ada di wajahku.

“Ambil sana kalau lu mau makan.”

“Kagak! Gue udah makan kok.”

“Lah terus ngapain ambil sayap ayam gue?”

“Biar lu bete, pan lu terlihat cute kalau lagi marah ... hahaha.” Nada tertawa.

Aku lanjut makan tanpa sayap ayam yang ku suka.

“Karena gue baik, nih deh. Gue kasih sepotong sayap ayamnya,” ujar Nada yang hendak memotong sayap ayam di tangannga.

“Gak usah, gue gak mau. Enak aja, udah lu jilat pan biar gue nurut sama lu?”

“Anjer! Gue gak mau dibuntutin sama lu, bangke! Najis gue,” ucap Nada.

“He’eleh! Biasanya juga lu yang buntutin gue. Gue masuk SMP ini, lu ngikut. Gue masuk SMA ini, lu ngikut. Sampe gue kuliah juga lu masih tetep jadi buntut gue.”

“Yaealah, itu pan permintaan babe. Kalau gue suruh milih, gue ogah deh bareng terus sama lu.”

Hening.

“Udah, ributnya?” tanya ibu.

“Eh, ade encing.” Nada mencium tangan ibu.

“Heleh, modus lu!”

“Malah ribut terus. Engke janten bogoh geura. (Nanti jadi cinta coba.)” ucap ibu terkekeh.

“Uwooo!” ucap aku dan Nada berbarengan.

“Tos cocok’lah, jadian wae atuh! (Udah cocok’lah, jadian aja dong!)” ibu terus meledek kami.

“Udah, ah! Doremi, ayok berangkat!”

“baiklah, bangke.”

Seperti biasa, aku mencium tangan ibu dulu. Baru berangkat kampus.

Jalanan ibu kota macet. Padat dengan begitu banyak macam kendaraan. Pengendara motor lebih mendominasi. Tak ayal, terik matahari dan debu melekat pada tubuh ini.

Akhirnya, kami sampai juga di kampus. Dimana Fajri telah menunggu di gerbang parkiran. Mungkin menunggu Nada. Entahlah.

“Kak Fajri?” Nada turun dari motorku.

“Ayok, Nad! Ikut Kakak.” Fajri menarik tangan Nada.

Dari awal, Fajri seperti enggak suka terhadapku. Terlebih, setelah kejadian dansa kemarin. Ketika melihatku raut wajahnya berubah seperti monster.

Fajri itu memang karismatik, pintar, pria populer di kampus ini. Namun ada sisi buruknya. Dia seorang play boy. Mungkin karena ia memanfaatkan kepopuleran, kepintaran dan karismatiknya. Banyak cewek yang mendekatinya.

Aku masuk mengikuti kelas Pak Killer. Nada termasuk anak yang cerdas. Dia orang yang kritis dalam segala hal, termasuk pelajaran.

“Bangke, gue pulang bareng Kak Fajri, ya?”

“He’eleh, yang baru jadian, nempel terus dah." Aku terkekeh.

“Dasar, lu!” Nada memukul lenganku pelan.

“Ya udah, gue balik duluan ya? Bye.”

Akhirnya, aku pulang menaiki motor matic hitamku seorang diri. Di jalan terlihat ada yang berkerumun. Ketika motorku mendekat, ternyata ada babe Rano.

“Babe Rano?”

“Ken, tolong Babe. Tadi Babe kecopetan,” terlihat ada luka tusukan di perut Babe Rano.

Akhirnya, aku membawa babe ke rumah sakit. Aku mencoba menelpon Nada ketika udah di rumah sakit namun sial, enggak diangkat-angkat.

Terpopuler

Comments

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

Bang Ke sudah punya rasa

2021-07-22

0

Wati Simangunsong

Wati Simangunsong

jka tau babe reno anaknya pcaran sm org lain..beuhhh psti sokk

2021-06-12

0

🌿A⃠︭⇋ͩNaᷡllaᷜ ʕ •ᴥ•ʔ

🌿A⃠︭⇋ͩNaᷡllaᷜ ʕ •ᴥ•ʔ

Tom & Jerry🤭🤭🤭🤭

2021-03-20

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Nada Si Cerewet
2 Part 2. Couple Goals
3 Part 3. Dansa
4 Part 4. Resah
5 Part 5. Kesedihan Nada
6 Part 6. Kalut
7 Part 7. Undangan
8 Part 8. Nyumbang Lagu
9 Part 9. Kaos Couple
10 Part 10. Ketemuan Mantan
11 Part 11 (Galau)
12 Part 12. Mba Rere
13 Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14 Part 14 (Monas)
15 Part 15 (Terbongkar)
16 Part 16 (Kesalah Pahaman)
17 Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18 Part 18 (Kanker)
19 Part 19 (Gagal Nembak)
20 Part 20 (Pertunangan)
21 Part 21 ( Pundakku )
22 Part 22 ( Hujan )
23 Part 23 ( Jadian )
24 Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25 Part 25 ( Intan )
26 Part 26 ( Anton )
27 Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28 Part 28 ( Sad )
29 Part 29 ( Konflik )
30 Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31 Part 31 ( Gundah )
32 Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33 Part 33 ( Terkuak )
34 Part 34 (Pak Levy)
35 Part 35 ( Bimbang )
36 Part 36 ( Kaget )
37 Part 37 ( Pernikahan )
38 Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39 Part 39 ( Gagal )
40 Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41 Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42 Part 42 (Salah Paham )
43 Part 43 ( Gemas )
44 Part 44 (Nge-date)
45 Part 45 ( Canggung )
46 Part 46 ( Dapat Tender )
47 Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48 Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49 Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50 Part 50 ( Wisuda Nada )
51 Part 51. Maldives
52 Part 52. Sandbank
53 Part 53. Candle Light Dinner
54 Part 54. Pulang
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Nasi Goreng
57 Part 57. Sakit
58 Part 58. Pantai
59 Part 59. Papa?
60 Part 60. Muslihat Stevanie
61 Part 61. Diary Luna
62 Part 62. Ibu Hamil?
63 Part 63. Operasi
64 Part 64. Dinda
65 Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66 Part 66. Baikan
67 Part 67. Keributan
68 Part 68. Jahil
69 Part 69. Terungkap
70 Part 70. Nostalgia
71 Part 71. Frisilla
72 Part 72. Syukur
73 Part 73. Tes DNA
74 Part 74. Persiapan
75 Part 75. BoCil Penggangu
76 Part 76. Pertemuan
77 Part 77
78 Part 78. Hujan Malam Itu
79 Part 79. Packing
80 Part 80. Jakarta
81 Part 81 Frisi Sakit.
82 Part 82. Sekretaris Baru
83 Part 83. Roti Bakar
84 Part 84. Pulang
85 Part 85. Ngambek Lagi.
86 Part 86. Kabar dari Kepolisian
87 Part 87. Kesedihan Frisi
88 Part 88. Gosip Baru
89 Part 89 Permintaan Nada
90 Part 90. Permintaan Kenzo
91 Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92 Part 92. Bersyukur.
93 Part 93. Shopping buat Nada
94 Part 94. Aku Cemburu!
95 Part 95. Malam itu
96 Part 96. Hasil Laboratorium
97 Part 97. Skakmat!
98 Part 98. Jiwa Besar
99 Part 99. Suport Ayah & Ibu
100 Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101 Part 101. Perjalanan Pulang
102 Part 102. Hadiah Frisi
103 Part 103. Nada Sakit
104 Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105 Part 105. Keputusan Terberat
106 Part 106. Operasi
107 Part 107. Pemulihan Nada.
108 Part 108. Mawar Putih
109 Part 109. Pulang
110 Part 110. Malam itu
111 Part 111. Buah kesabaran
112 Part 112. Hujan Malam itu
113 Part 113. Morning Sickness
114 Part 114. Kabar Baik
115 Part 115. Sensitif
116 Part 116. Gara-Gara Opor
117 Part 117. Minta Romantis
118 Part 118. Mencoba Romantis
119 Part 119. Hilangnya Nada
120 Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121 Part 121. Kota Tua
122 Part 122. Cek Up
123 Part 123. Empat Bulanan
124 Part 124. Teringat Masa Lalu
125 Part 125. Kegep!
126 Part 126. Masih Malu
127 Part 127. Ingat Babe
128 Part 128. Nolak diUSG
129 Part 129. Ancaman
130 Part 130. Rencana
131 Part 131. Terungkap
132 Part 132. Nujuh Bulan
133 Part 133. Kalap
134 Part 134. Dekapan Kenzo
135 Part 135. Novel
136 Part 136. Penat
137 Part 137. Bakso Aci
138 Part 138. Wisuda
139 Part 139. Bandung
140 Part 140. Kembali Ngantor
141 Part 141. Firasat
142 Part 142. Prosesi Kelahiran
143 Part 143. Nama untuk si Kembar
144 Part 144. Kabar Untuk Nada
145 Part 145. Pulang
146 Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147 Part 147. Liburan Keluarga
148 Part 148. Masih Seperti Dulu
149 Part 149. Gagal!
150 Part 150. Teringat
151 Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152 Part 152. Usia Satu Tahun
153 PENGUMUMAN!
154 Part. 1
155 Part. 2
156 Part. 3
157 Part. 4
158 Part. 5
159 Part. 6
160 Part. 7
161 Part. 8
162 Part. 9
163 Part. 10
164 Part. 11
165 Part. 12
166 Part. 13
167 Part. 14
168 Part. 15
169 Part. 16
170 Part. 17
171 Part. 18
172 Part. 19
173 Part. 20
174 Part. 21
175 Part. 22
176 Part. 23
177 Part. 24
178 Part. 25
179 Part. 26
180 Part. 27
181 Part. 28
182 Part. 29
183 Part. 30
184 Part. 31
185 Part. 32
186 Part. 33
187 Part. 34
188 Part. 35
189 Part. 36
190 Part. 37
191 Part. 38
192 Part. 39
193 Part. 40
194 Part. 41
195 Part. 42
196 Part. 43
197 Part. 44
198 PENGUMUMAN!
199 SEASON 3 Part. 1
200 Part. 2
201 Part. 3
202 Part. 4
203 Part. 5
204 Part. 6
205 Part. 7
206 Part. 8
207 Part. 9
208 Part. 10
209 Part. 11
210 Part. 12
211 Part. 13
212 Part. 14
213 Part. 15
214 Part. 16
215 Part. 17
216 Part. 18
217 Part. 19
218 Part. 20
219 Part. 21
220 Part. 22
221 Part. 23
222 Part. 24
223 Part. 25
224 Part. 26
225 Part. 27
226 Part. 28
227 Part. 29
228 Part. 30
229 Part. 31
230 Part. 32
231 Part. 33
232 Part. 34
233 Part. 35
234 Pengumuman.
Episodes

Updated 234 Episodes

1
Part 1. Nada Si Cerewet
2
Part 2. Couple Goals
3
Part 3. Dansa
4
Part 4. Resah
5
Part 5. Kesedihan Nada
6
Part 6. Kalut
7
Part 7. Undangan
8
Part 8. Nyumbang Lagu
9
Part 9. Kaos Couple
10
Part 10. Ketemuan Mantan
11
Part 11 (Galau)
12
Part 12. Mba Rere
13
Part 13 (Nasgor ala BangKe <Bang Kenzo>)
14
Part 14 (Monas)
15
Part 15 (Terbongkar)
16
Part 16 (Kesalah Pahaman)
17
Part 17 (Mba, Are You Ok?)
18
Part 18 (Kanker)
19
Part 19 (Gagal Nembak)
20
Part 20 (Pertunangan)
21
Part 21 ( Pundakku )
22
Part 22 ( Hujan )
23
Part 23 ( Jadian )
24
Part 24 (Mesin Jahit Untuk Ibu)
25
Part 25 ( Intan )
26
Part 26 ( Anton )
27
Part 27 ( Misteri Pahlevy )
28
Part 28 ( Sad )
29
Part 29 ( Konflik )
30
Part 30 ( Hari Pernikahan Mba Rere )
31
Part 31 ( Gundah )
32
Part 32 (Tragedi Suara Anton)
33
Part 33 ( Terkuak )
34
Part 34 (Pak Levy)
35
Part 35 ( Bimbang )
36
Part 36 ( Kaget )
37
Part 37 ( Pernikahan )
38
Part 38 ( Hari Ke Tujuh )
39
Part 39 ( Gagal )
40
Part 40 ( Tragedi Mati Lampu )
41
Part 41 ( Hujan Malam Itu )
42
Part 42 (Salah Paham )
43
Part 43 ( Gemas )
44
Part 44 (Nge-date)
45
Part 45 ( Canggung )
46
Part 46 ( Dapat Tender )
47
Part 47 ( Dansa Disaat Dinner )
48
Part 48 ( Menghadiri Sidang )
49
Part 49 ( Rumah Baru Ayah )
50
Part 50 ( Wisuda Nada )
51
Part 51. Maldives
52
Part 52. Sandbank
53
Part 53. Candle Light Dinner
54
Part 54. Pulang
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Nasi Goreng
57
Part 57. Sakit
58
Part 58. Pantai
59
Part 59. Papa?
60
Part 60. Muslihat Stevanie
61
Part 61. Diary Luna
62
Part 62. Ibu Hamil?
63
Part 63. Operasi
64
Part 64. Dinda
65
Part 65. Ada Apa Dengan Indra?
66
Part 66. Baikan
67
Part 67. Keributan
68
Part 68. Jahil
69
Part 69. Terungkap
70
Part 70. Nostalgia
71
Part 71. Frisilla
72
Part 72. Syukur
73
Part 73. Tes DNA
74
Part 74. Persiapan
75
Part 75. BoCil Penggangu
76
Part 76. Pertemuan
77
Part 77
78
Part 78. Hujan Malam Itu
79
Part 79. Packing
80
Part 80. Jakarta
81
Part 81 Frisi Sakit.
82
Part 82. Sekretaris Baru
83
Part 83. Roti Bakar
84
Part 84. Pulang
85
Part 85. Ngambek Lagi.
86
Part 86. Kabar dari Kepolisian
87
Part 87. Kesedihan Frisi
88
Part 88. Gosip Baru
89
Part 89 Permintaan Nada
90
Part 90. Permintaan Kenzo
91
Part 91. Cek ke Dokter (Bag. 1)
92
Part 92. Bersyukur.
93
Part 93. Shopping buat Nada
94
Part 94. Aku Cemburu!
95
Part 95. Malam itu
96
Part 96. Hasil Laboratorium
97
Part 97. Skakmat!
98
Part 98. Jiwa Besar
99
Part 99. Suport Ayah & Ibu
100
Part 100. Cek Up Yang Tertunda
101
Part 101. Perjalanan Pulang
102
Part 102. Hadiah Frisi
103
Part 103. Nada Sakit
104
Part 104. Harus Menentukan Keputusan
105
Part 105. Keputusan Terberat
106
Part 106. Operasi
107
Part 107. Pemulihan Nada.
108
Part 108. Mawar Putih
109
Part 109. Pulang
110
Part 110. Malam itu
111
Part 111. Buah kesabaran
112
Part 112. Hujan Malam itu
113
Part 113. Morning Sickness
114
Part 114. Kabar Baik
115
Part 115. Sensitif
116
Part 116. Gara-Gara Opor
117
Part 117. Minta Romantis
118
Part 118. Mencoba Romantis
119
Part 119. Hilangnya Nada
120
Part 120. Keromantisan Dalam Diam
121
Part 121. Kota Tua
122
Part 122. Cek Up
123
Part 123. Empat Bulanan
124
Part 124. Teringat Masa Lalu
125
Part 125. Kegep!
126
Part 126. Masih Malu
127
Part 127. Ingat Babe
128
Part 128. Nolak diUSG
129
Part 129. Ancaman
130
Part 130. Rencana
131
Part 131. Terungkap
132
Part 132. Nujuh Bulan
133
Part 133. Kalap
134
Part 134. Dekapan Kenzo
135
Part 135. Novel
136
Part 136. Penat
137
Part 137. Bakso Aci
138
Part 138. Wisuda
139
Part 139. Bandung
140
Part 140. Kembali Ngantor
141
Part 141. Firasat
142
Part 142. Prosesi Kelahiran
143
Part 143. Nama untuk si Kembar
144
Part 144. Kabar Untuk Nada
145
Part 145. Pulang
146
Part 146. Rencana Pengalihan Pemilik Perusahaan
147
Part 147. Liburan Keluarga
148
Part 148. Masih Seperti Dulu
149
Part 149. Gagal!
150
Part 150. Teringat
151
Part 151. Lagu Penghantar Tidur
152
Part 152. Usia Satu Tahun
153
PENGUMUMAN!
154
Part. 1
155
Part. 2
156
Part. 3
157
Part. 4
158
Part. 5
159
Part. 6
160
Part. 7
161
Part. 8
162
Part. 9
163
Part. 10
164
Part. 11
165
Part. 12
166
Part. 13
167
Part. 14
168
Part. 15
169
Part. 16
170
Part. 17
171
Part. 18
172
Part. 19
173
Part. 20
174
Part. 21
175
Part. 22
176
Part. 23
177
Part. 24
178
Part. 25
179
Part. 26
180
Part. 27
181
Part. 28
182
Part. 29
183
Part. 30
184
Part. 31
185
Part. 32
186
Part. 33
187
Part. 34
188
Part. 35
189
Part. 36
190
Part. 37
191
Part. 38
192
Part. 39
193
Part. 40
194
Part. 41
195
Part. 42
196
Part. 43
197
Part. 44
198
PENGUMUMAN!
199
SEASON 3 Part. 1
200
Part. 2
201
Part. 3
202
Part. 4
203
Part. 5
204
Part. 6
205
Part. 7
206
Part. 8
207
Part. 9
208
Part. 10
209
Part. 11
210
Part. 12
211
Part. 13
212
Part. 14
213
Part. 15
214
Part. 16
215
Part. 17
216
Part. 18
217
Part. 19
218
Part. 20
219
Part. 21
220
Part. 22
221
Part. 23
222
Part. 24
223
Part. 25
224
Part. 26
225
Part. 27
226
Part. 28
227
Part. 29
228
Part. 30
229
Part. 31
230
Part. 32
231
Part. 33
232
Part. 34
233
Part. 35
234
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!