Kenzo & Nada
Duk ... Duk ....
Duk ... Duk ....
Suara langkah kaki menginjak tangga yang terbuat dari kayu.
Namaku, Kenzo. Aku tinggal di Jakarta bersama ibu. Kami ngontrak di sebuah kontrakan kecil yang sesak. Ibuku membuka jasa menjahit baju. Bukan menjahit cinta ya?
Ibuku seorang pekerja keras. Sedangkan Aku adalah seorang Mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Jakarta.
“Kenzo! Ayo bangun! Nanti kita telat masuk kampus, Kenzo!!”
Itu suara Nada. Temanku yang sangat cerewet, dia anak dari pemilik kontrakan. Kami berteman dari mulai masuk SMP. Bosen juga sih, terus bareng sama ni anak! Tapi, ya sudahlah, dia seperti buntut yang mengekor di belakangku.
“Ayok, bangun! Kek bangke aja lu kalau udah molor!” Nada menggoyang-goyangkan tubuhku yang masih terkulai tak berdaya.
“Apaan sih, Nad? Ganggu gue aja! Pakek acara dibilang kek bangke lagi, gue!” ucapku sambil merubah posisi tidur.
“Lu susah amat dah dibanguninnya! Ayok bangun Kenzo!”
“Masih ngantuk gue, Nad!”
“Ohh ... Rupanya ni anak bangke beneran!”
“Paan sih, bangke-bangke terus?”
“Lah ... benerkan? Bang Kenzo, kalau gua singkat jadi bangke sesuai dah sama lu yang suka molor kek bangke!”
Nada terus nyerocos di kamar yang sesak ini. Sumpah! ini anak gak ada manis-manisnya, cerewet dan juteknya gak ketulungan.
Akhirnya Aku menyerah dan bangkit dari ranjang tempat tidur. Kamar yang sempit inilah yang telah memberikanku tempat tinggal. Layak gak layak, ya kami tetap bertahan di sini. Di mana ibuku mencari rejeki sebagai penjahit baju.
Nada memang sudah terbiasa masuk kamarku tanpa permisi. Palingan, dia permisi sama ibuku. Ibu juga sudah menganggap Nada sebagai anaknya, karena dari dulu memang ibu menginginkan anak perempuan. Namun apa daya, Bapak telah tiada.
“Mau kemane, Lu?” tanya Nada dengan logat betawinya.
“Mau mandi! Nape? Mo ikut, lu?”
Aku ambil baju dan celana ganti. Lalu, menuruni anak tangga yang terbuat dari kayu. Di dalam kontrakanku tidak tersedia kamar mandi. Jadi, kalau mau mandi atau hanya sekedar buang air mesti ke kamar mandi yang berada di luar.
Ada 10 kontrakan yang di dalamnya terdapat 2 WC dan 2 tempat mencuci. Alhasil, kalau pagi-pagi kamar mandi penuh.
Tok ... Tok ... Tok ....
Aku mengetuk pintu kamar mandi.
“Sabar, gue lagi b*ker!”
“Wanjer!” ucapku.
Ternyata dua-duanya lagi dipakai penghuni kontrakan. Aku menunggu lebih dari 15 menit. Akhirnya ada juga yang selesai. Aku bergegas mandi.
Dengan langkah kaki yang gontai. Aku kembali menapakan kaki menuju anak tangga itu.
Terlihat Nada sedang memainkan gitar yang biasa ku gantung di dinding kamar. Suaranya merdu ketika mendendangkan lagu.
“Apa lu liat-liat?”
“Lah ... inikan kamar gue, Nad.”
“Lah ... iya, gue lupa.” Nada terkekeh.
“Dasar! Do re mi!”
Aku berlari menuruni anak tangga. Karena, aku yakin Nada bakal ngamuk disebut Do Re Mi.
“Bangkeeeee! Sini, lo!” Nada mengejarku.
Sialnya, ketika sudah ambil motor. Aku mencari kunci dalam saku celana, tapi enggak ada.
Ku lihat kunci itu ada di tangan Nada. Dengan senyum penuh kemenangan, ia menghampiri.
“Nyari ini?”
Nada memperlihatkan kunci yang ada di tangannya, sembari memainkan alisnya.
Aku tersenyum, pasrah mo di'apain sama ni bocah. Akhirnya, kepala ini menjadi korban toyoran Nada.
Kami bergegas meluncur menuju kampus, setelah kepalaku menjadi korban toyoran akibat kekesalan Nada.
Di perjalanan, kami terjebak macet. Sedikit demi sedikit si matic mengurai kemacetan yang parah. Bunyi klakson yang sangat bising, telah menjadi nyayian merdu untuk kami di pagi hari.
“Ken, setelah pulang kampus. Tungguin gue bentar, ya?” ucap Nada.
“Mau ngapain?”
“Gue ada perlu,” sambung Nada.
***
Aku menunggu Nada di parkiran kampus. Sudah satu jam, Aku menunggu Nada tapi belum muncul juga. Akhirnya, aku memutuskan menyusul Nada masuk kembali ke area kampus.
Terlihat, Nada sedang duduk bersama Fajri. Dia kakak kelas kami. Sedari awal masuk kampus, emang si Nada sudah suka sama Fajri. Wajarlah, Fajri merupakan ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di kampus. Fajri begitu aktif dan populer di setiap aktifitas kampus. Cewek mana yang enggak kelepek-kelepek dengan wajahnya yang terlihat karismatik.
Aku memilih menunggu Nada di parkiran. Percuma juga liatin orang yang lagi berduaan, pekik dalam hati. Setelah nunggu sekitar 2 jam, akhirnya Nada terlihat melenggang mendekatiku.
“Ken.”
“Hem.”
“Tahu, enggak?”
“Enggak tau,” jawabku
“Kek nya gue bakal jadian sama Kak Fajri, ih ... seneng deh, gue,” ucap Nada.
Terlihat rona bahagia di wajah Nada. Sebenarnya, Aku kurang setuju kalau Nada nanti jadian sama Fajri. Tapi, melihat rona kebahagiaan Nada, sebagai teman ya dukung ajalah.
Di perjalanan, si Nada ngoceh terus seperti burung beo. Aku mencoba menjadi pendengar yang baik untuknya. Nada menceritakan ketika Fajri memberikan sinyal ketertarikan padanya dan bla ... bla ... bla .... Banyak sekali ia bercerita, sehingga memori ingatanku blank, terlalu penuh dengan orang yang bernama Fajri.
.
Ibu terlihat sedang mengerjakan pekerjaannya. Aku menghampiri dan mencium tangannya.
“Tos mulih, kasep? (Udah pulang, ganteng?)" ucap Ibu.
Aku menganggukan kepala sembari tersenyum.
Ibu memang telah lama tinggal di Jakarta, tapi logat bahasa daerahnya tidak dapat hilang. Sekali pun, ibu berkomunikasi memakai bahasa indonesia, tetap logatnya Sunda banget.
“Sok geura tuang heula. (Gih makan dulu).”
Aku pergi ke dapur dan segera makan. Perut terlalu lapar karena pulang telat gara-gara mesti nunggu si Doremi.
Aku kembali menghampiri ibu yang sedari tadi menjahit baju. Tugasku, mengantarkan baju-baju yang telah jadi untuk dikembalikan ke pemiliknya.
“Udah beres, Bu?” ucapku yang kini berada di samping ibu.
“Atos, kasep. Sakeudap, nya? (Sudah, ganteng. Sebentar, ya?),” ucap ibu.
Terlihat, ibu mengemas baju-baju sesuai dengan alamat dan nama yang ia tulis. Ibu menyerahkan kepadaku setelah dikasih nama dan alamat dari yang punya baju ini. Aku segera berangkat mencari alamat-alamat dan nama si pemilik baju yang sudah ibu jahitkan.
Sedih, apabila melihat ibu kerja keras seperti ini. Namun aku bisa apa? Biaya kuliah pun masih ibu yang nanggung.
Ingin sekali punya kerjaan yang tidak mengganggu kuliah. Tapi kerja apa? Satu per satu, jahitan baju telah sampai kepada pemiliknya. Selesai sudah tugasku hari ini. Kini aku bergegas pulang. Melewati gang-gang sempit yang terdapat banyak anak kecil yang bermain dan ibu-ibu yang sedang berkumpul, mungkin mereka lagi ngegosip? Entahlah.
Aku menaiki anak tangga setelah selesai mandi. Masuk dalam kamar dan hendak mengganti baju.
“Aaaaa!”
JEDUKK!
Suara pintu kamar yang dibanting. Aku kaget mendengar teriakan dari balik pintu.
“Ngapain, lu?”
“Buruan, pake baju sama celana lu! Horor gue.”
Aku yang hanya memakai handuk pendek, segera meraih baju dan celana yang tergantung di balik pintu. Serta menyemprotkan parfum.
Segera ku raih handle pintu dan membukanya. Terlihat, Nada yang sedang berdiri di dekat tangga. Kini matanya memandangku dengan pandangan yang entah.
“Makanya, lain kali ketok dulu. Gak sopan sih, lu!”
Aku menoyor kepala Nada. Nada tersenyum cengengesan, entah karena malu atau emang gak punya malu.
“Ken, main nyok?”
“Kemana?”
“Southbox.”
“Hoream! (Males!)”
“Ayolah, kalau enggak sama lu, babe kagak ngasih ijin, Ken.”
Nada memasang wajah melas yang bikin Aku tak tega untuk menolaknya.
“Ya udah, ayok!”
Aku menuruni anak tangga dan Nada mengekor dari belakang. Akhirnya aku pamit, minta ijin sama ibu untuk jalan-jalan sebentar di malam minggu ini.
Aku mengendarai motor matic bersama Nada. Sebenarnya, aku dan Nada seperti Kakak adek. Aku termasuk orang yang cuek tapi entah kenapa, kalau sama Nada aku care. Sedangkan Nada gadis yang cerewet tapi hatinya baik, terbukti kalau dia sering menolongku.
“Hai, kak Fajri. Udah lama nunggu?”
Ucap Nada, sambil melambaikan tangannya. Nada dengan cepat menghampiri Fajri, sedangkan aku hanya ditinggal begitu saja. Ternyata, aku hanya sebagai alasan agar bapaknya memberi ijin jalan-jalan malam ini.
Kalau saja bukan anak yang punya kontrakan, udah gue tinggalin nih bocah! terbesit di hati.
Aku duduk di dekat panggung. Kebetulan, katanya mau ada live music di sini. Lumayanlah dari pada sendirian, nungguin si Doremi. Namun, ada salah satu karyawan yang sepertinya sedang resah. Mondar-mandir di depanku, mulutnya terus ngoceh kek petasan.
“Haduh! Maaf bang. Saya gak sengaja.”
Kata waitress yang sepertinya sedang panik.
“Kenapa sih, Mba? Kek panik gitu?”
“Iya, Bang. Vocalis yang mau tampil, katanya enggak jadi datang. Padahal ada customer yang udah reqwest lagu untuk acara nembak cewek. Saya bingung harus mencari kemana?” ucap mba waitress.
“Emang dia minta lagu apa?”
“Akhirnya ku menemukanmu dari Naff. Abang bisa nyanyi?”
“Bisa, nyanyi di kamar mandi.”
“Jangan bercanda, ah! Bantuin saya bang, fee (komisi) nya lumayan loh.”
Mendengar ucapan dari mba waitrees, seketika Aku seperti sosok tuan krabs di film kartun apabila mendengar nama uang. Pada bisa ngebayangin dong ekspresi tuan krabs ketika denger nama duit?
“Oke! Gue bisa mba.”
Gak sembarangan, Aku test vocal dulu di belakang panggung tentang kebolehan suaraku. Hingga akhirnya, aku diterima menggantikan vocalis yang gak jadi datang malam ini.
Aku mencoba berinteraksi kepada pengunjung di southbox. Terlihat mata Nada membulat melihatku berada di atas panggung.
“Oke, ada satu lagu yang di reqwest oleh Mas Fajri, yang dipersembahkan untuk ceweknya.”
JERNG ....
Aku mulai memainkan gitar dan bernyanyi sebuah lagu dari Naff band.
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuh
'Ku berharap engkaulah
Jawaban segala risau hatiku
Dan biarkan diriku
Mencintaimu hingga ujung usiaku
Jika nanti 'ku sanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaiku. __
Setelah selesai perform'ku di panggung. Terjadilah acara penembakan Fajri kepada Nada. Entah ucapannya apa, aku tidak mendengar karena jarak yang lumayan jauh antara meja Nada dengan Aku yang berada di atas panggung. Aku hanya mendengar, riuh suara dari sesama pengunjung yang hadir.
“Terima ... Terima ....”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Rosa Rosiana
hadir
2023-04-14
0
ꈊNnayy
komen
2023-01-10
0
🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ
sudah mampir thor, kayaknya menarik
2021-07-22
0