"Ah~~~ akhirnya sampai juga." ucap Zahra.
Pesawat yang dinaiki oleh Alexa dan Zahra tiba di bandara Changi, Singapura, pada sekitar pukul 1 siang waktu Singapura.
"Zahra, aku sudah mengambil bagasi. Ayo, kita segera keluar dan mencari makanan. Aku lapar~" kata Alexa.
"Hehe, maaf aku tidak sempat membantu mengangkat bagasi. Baik, aku juga lapar~~!" balas Zahra.
Mereka pun berjalan memasuki lift dan turun ke lantai dasar.
TING
Mereka melangkah keluar, seketika lift itu terbuka. Lalu..
DUKK
"Aduh.." ucap Alexa pelan.
"Huh. Kalau jalan, lihat-lihat dong." ucap seorang pemuda.
"Apa.. hei! Bicara apa kamu kepada temanku?! Bukankah kamu yang menabraknya?" tantang Zahra.
"Zahra, sudahlah. Aku memang salah karena terlalu berkonsentrasi pada barang-barang bawaan kita, sehingga tidak melihat ke depan." ucap Alexa, mengalah.
"Tapi, Alexa.."
"Sudahlah."
"Huh. Ternyata nama kalian Alexa dan Zahra. Benar-benar dua orang gadis biasa yang dungu." ucap pemuda itu, dengan angkuh dan tiba-tiba.
"Apa?!" amuk Zahra.
"Jangan, Zahra!" Alexa langsung mencegat tindakan mengamuk temannya itu.
"Hmm.. sepertinya kamu bukan orang Indonesia, sama sepertiku." kata pemuda itu kepada Zahra, sambil memasuki lift kosong yang telah terbuka.
"Huh! Memangnya siapa namamu? Kamu sendiri juga lancar berbahasa Indonesia." balas Zahra dengan cepat.
"Lucas."
Setelah mendengar jawaban dari pemuda itu, seketika pintu lift tersebut tertutup dan lift itu naik ke lantai atas.
"Huh.. dasar pemuda aneh." gerutu Zahra.
"Jadi namanya Lucas.. sepertinya dia keturunan campuran." ujar Alexa.
"Ya, sepertinya begitu." balas Zahra.
"Ah, siapa yang peduli~? Yuk, kita segera cari taxi dan pergi ke hotel." ajak Alexa.
"Hehe. Benar juga, bukankah kita akan menginap di hotel yang bagus, Alexa?" tanya Zahra girang.
"Benar. Aunty Elise memiliki kenalan yang memberinya kamar gratis di Marina Bay Sands Hotel selama 4 hari 3 malam." jawab Alexa.
"Uwaahh.. aku sudah tidak sabar! Hmm.. tapi, bukankah kita hanya akan menginap selama 3 hari 2 malam?" ujar Zahra.
"Benar. Mungkin saja, Aunty Elise akan menggunakan sisa hari itu untuk cadangan." kata Alexa, tidak yakin.
"Yang penting, Aunty Elise hebat sekali! Dia sampai mau berbaik hati memberi kita semua fasilitas ini.." ucap Zahra.
Kemudian, mereka pun mendapatkan taxi dan menuju ke hotel.
Beberapa saat kemudian..
BRUKK
"Uwahhh.. nyaman sekalii!" ucap Zahra, sambil berbaring di atas ranjang, setelah menghempaskan tubuh.
"Zahra, lepaskan sepatu dan pakaian luarmu dulu! Lalu, atur bagasimu sebelum tidur-tiduran di ranjang!" tegur Alexa.
"Ah.. hehe, maaf. Namun, kamu memang terlalu disiplin dan tidak dapat menunda apapun ya, Alexa. Berlawanan sekali denganku dan Hoon-oppa." canda Zahra.
"Sudah, jangan membahas tentang orang lain. Ayo, cepat lakukan!" perintah Alexa, layaknya seorang kakak atau senior.
Setelah mengatur dan mengeluarkan beberapa barang-barang keperluan mereka, kedua gadis itu pun akhirnya beristirahat.
"Hah~~ nyaman sekali. Kita harus memanfaatkan semua ini, Alexa." gumam Zahra, sambil menggeliat di atas ranjang.
"Ya.. aku juga berpikir demikian. Namun, yang lebih penting, kamu belum melihat ke luar jendela, Zahra." ucap Alexa sambil memejamkan mata.
Selain ranjang twin yang mereka nikmati, rupanya masih ada hal lain yang terlewatkan oleh Zahra.
"Wahh.. dari sini terlihat seluruh kota ya." gumam Zahra, seketika membuka pintu kaca geser.
"Tutup kembali pintunya, Zahra. Aku mau tidur." kata Alexa.
"Huh. Dari tadi kamu main perintah saja, Alexa." jawab Zahra, sambil cemberut menutup pintu geser di balkon itu.
Alexa hanya membalikkan tubuh di atas ranjang, sambil memunggungi Zahra yang melihat ke arahnya. Gadis itu tersenyum miring seketika Zahra mulai mengomel.
"Alexa memang rajin dan berbakat. Mungkin, aku harus sedikit menirunya.. Hmm.. sepertinya mustahil, dengan sifat dan perangaiku." gumam Zahra seorang diri di balkon yang sejuk itu.
1 jam kemudian..
"Ngh.." Alexa terbangun, lalu duduk di atas ranjang.
"Sudah bangun, Putri Tidur?" ejek Zahra, sambil duduk di samping ranjang Alexa.
"Hm? Kamu sedang apa, Zahra? Tidak lelah?" tanya Alexa.
"Hehe. Aku sedang membaca informasi dari Aunty Elise mengenai para saingan kita itu." jawab Zahra.
"Oh.. tumben." kata Alexa cuek.
"Hehe. Tentu saja aku harus melihatnya juga. Aku kan telah berjanji kepada yang lain dan diriku sendiri untuk membantumu memenangkan kompetisi tahun ini!" ujar Zahra.
"Iya, iya."
Beberapa detik kemudian..
"Uwahh!" seru Zahra tiba-tiba.
"Ng? Ada apa lagi, Zahra?" tanya Alexa heran.
"Ini.. bukankah ini.. pemuda kurang ajar tadi?" ucap Zahra.
"Maksudmu, pemuda berdarah campuran itu?" respon Alexa, sedikit terkejut.
Zahra mengangguk, lalu berkata; "Dari sekitar 50 kelompok dan 100 orang peserta, dua di antaranya bernama Marco dan Lucas. Mereka berdua lahir di Mexico, dan kini tinggal di Indonesia bersama dengan ibu mereka yang orang Indonesia."
"Lalu?" balas Alexa singkat.
"Menurut informasi, mereka berdua telah memenangkan banyak sekali lomba fotografi tingkat nasional, dan 2 kali di tingkat internasional.." jelas Zahra.
"Hmm.." Alexa hanya bergumam.
"Ternyata, mereka hebat sekali.. Bagaimana ini, Alexa?" ucap Zahra, sedikit gelisah.
PLUK
"Jangan khawatir. Untuk semangat dan bakat alami, kamu dan aku tidak akan kalah dari mereka atau siapapun itu." kata Alexa, sambil menyentuh puncak kepala Zahra yang terkulai lesu.
Mendengar dan melihat temannya yang tidak pernah patah semangat, mata Zahra pun kembali berbinar.
"Benar! Ayo, kita kalahkan semua peserta itu!" jawab Zahra, dengan semangat yang sedikit berlebihan.
Beberapa saat kemudian, mereka mandi dan bersiap keluar untuk mencari makanan di luar hotel.
"Makanan di hotel pasti enak-enak, namun terlalu mahal ya, Alexa?" ucap Zahra, seketika mereka sudah berada di luar hotel.
"Coba saja bertanya kepada salah seorang pelayan di restoran itu, kamu pasti akan kabur setelah mengetahui harganya." goda Alexa, sambil menunjuk pada salah satu nama restoran Marina Bay Sands yang tercantum di brosur yang mereka bawa.
"Hmm... yang penting, kita tidak kelaparan dan mampu menikmati hal-hal yang lain." jawab Zahra dengan sedikit cemberut.
"Hehe. Yuk, kita cari taxi." kata Alexa.
"Heh?? Alexa, kamu lupa ya? Taxi di sini mahal sekali, tahu!"
"Tenang saja, kita akan mencari restoran di dekat sini. Mungkin hanya beberapa stasiun dari MRT." jawab Alexa.
"Jangan! Kita naik bus saja." larang Zahra, sambil menarik lengan Alexa.
"Hahaha.. Iya deh." Alexa pun menurut.
Tak lama kemudian, mereka pun makan dan minum di sebuah tempat makan. Setelah itu, mereka berjalan-jalan di sekitar daerah Bayfront.
"Besok kita keluar lebih jauh deh, Alexa. Aku belum puas." ucap Zahra.
"Bicara apa kamu, Zahra? Besok adalah hari pertama kompetisi kita, dasar!"
"Hehe. Aku hanya bercanda." ucap Zahra, sambil tersenyum kaku.
Benar. Bagaimanapun juga, keduanya harus menahan keinginan mereka untuk berekreasi di Singapura. Tujuan utama mereka adalah mempersiapkan diri dengan matang dan memenangkan lomba fotografi berpasangan tahun ini!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Green 💚
Baguss thor!! Mulai keluar tokoh2 baru ya? Ditunggu kelanjutannya! 😊
2020-04-28
1
Ame Lollipop
jujur. mirip dunia nyata thor. antara khayalan + nyata yah?
2020-04-28
1
Naomi Books
Lanjutin thor. Kompetisinya siapa aja yg partisipasi?
2020-04-28
1