Bab 9

"Alexa." panggil salah seorang anggota One Solution keesokan harinya, sebelum semua anggota lain tiba.

"Ya? Ada apa, Dennis?" balas Alexa.

"Kudengar kamu dan Zahra meminta tolong kepada Zac untuk referensi lomba tahun ini. Apakah kamu sudah yakin akan idemu saat ini?" ucap pemuda asal Inggris itu dalam bahasanya.

"Hmm.. karena saat ini masih tersisa 8 hari sebelum kompetisi, tentunya ide kami masih dapat berubah. Namun, kami memang sudah lebih yakin akan ide kami setelah dibantu oleh Zac." jawab Alexa ramah.

"Dibantu ya? Apa kamu yakin pada Zac? Aku tidak bermaksud apa-apa. Namun, kudengar dari Alice bahwa dia suka menyebarkan rumor aneh mengenai temanku itu." ujar Dennis tiba-tiba.

Alexa sedikit terkejut mendengar perkataan itu, lalu ia berkata; "Hmm.. mungkin itu hanya sekedar salah paham. Zac adalah orang yang baik, begitu pula Alice dan semua anggota di One Solution ini."

Dennis terdiam sejenak, kemudian menambahkan; "Sekitar 5 tahun lalu, saat Alice dan Zac terpilih untuk mewakili One Solution dalam lomba berpasangan di New Delhi, terjadi suatu kejadian yang amat aneh."

"Aneh? Seperti apa kejadian itu?" tanya Alexa spontan.

"Alice memang tidak mudah bergaul dan kurang ramah, namun saat itu dia juga bersungguh-sungguh dalam mewakili One Solution untuk memenangkan lomba. Siapa tahu kejadian yang amat merugikan akan terjadi tepat sehari sebelum lomba? Saat itu, Zac hanya berpura-pura tidak tahu dan melemparkan semua kesalahan kepada Alice." ucap Dennis.

"Hmm.. memangnya apa yang terjadi saat itu?" Alexa menunggu penjelasan Dennis.

"Itu.. sebenarnya aku tidak ingin mengatakannya. Namun, sehari sebelum lomba mereka kehilangan seluruh data pada kamera mereka.. semua hasil persiapan dan kerja keras sebelum lomba." jawab Dennis.

"Apa? Itu mustahil.. kecuali bila ada seseorang yang sengaja menghapus atau merusakkan kamera mereka." respon Alexa terkejut.

"Itu benar. Namun, saat itu semua anggota amat panik sehingga Aunty Elise harus turun tangan untuk membantu. Walaupun demikian, hal terburuk adalah Zac yang mulai menyalahkan Alice atas semua kejadian itu. Padahal, Alice terlambat menyadari kejadian itu dan sama terkejutnya dengan Zac."

"..." Alexa terdiam, seperti sedang berpikir dan menimbang-nimbang perkataan Dennis.

"Apakah perkataanku masih kurang masuk akal, Alexa? Aku hanya mengkhawatirkan dirimu dan Zahra. Kusarankan kepada kalian untuk lebih berhati-hati dalam meminta seseorang untuk mengajari kalian, bisa jadi orang itu adalah seorang penipu yang berambisi untuk berbuat sesuatu yang tidak baik." kata Dennis, semakin membuat Alexa berpikir ulang.

"Hmm.. kalau itu memang benar, aku dan Zahra harus mengganti pengajar kami.. Namun, kami tidak memiliki cukup waktu untuk mendapatkan pengajar lain. Yah.. bagaimana pun juga, terima kasih karena telah memperingatkan kami, Dennis." jawab Alexa sambil mendesah.

"Alexa, belum tentu tidak ada senior lain yang bersedia untuk membantu kalian. Lagipula, semua senior mengenalmu sebagai pendatang baru yang cukup handal. Bukankah kamu baru saja bergabung dalam 2 tahun terakhir ini? Lihatlah prestasimu saat ini. Kamu bahkan terpilih untuk mengikuti lomba fotografi berpasangan internasional. Hal itu tentu saja dapat membuat beberapa senior merasa iri hati." tambah Dennis.

"Hmm.. Namun, semua hal ini belum tentu mengarah kepada Zac. Lagipula, Zac memang telah terpilih lomba saat itu, bersama dengan Alice." kata Alexa.

"Alexa. Bukankah lomba saat itu gagal? Hal itu masih memungkinkan Zac dan yang lain untuk merasa iri atau ingin mengambil alih posisimu." jelas Dennis.

"Apa maksud perkataanmu sebenarnya, Dennis? Menurutku, seluruh anggota One Solution adalah keluarga dan kita tidak mungkin akan saling menjatuhkan. Tidakkah kau berpikir demikian?" balas Alexa.

Dennis terdiam dan tidak menjawab selama beberapa saat.

"Maafkan aku, Alexa. Namun, aku benar-benar hanya khawatir. Mungkin aku sudah terlalu dibutakan oleh kejadian 5 tahun lalu itu. Sebenarnya, Alice banyak berubah setelah kejadian itu." kata Dennis, dengan ekspresi wajah yang sedikit murung.

"Ah.. maafkan aku juga, Dennis. Aku tidak bermaksud untuk menentangmu atau tidak mempercayai perkataanmu. Aku hanya ingin percaya bahwa seluruh anggota One Solution ini baik dan saling mendorong semangat satu sama lain." balas Alexa.

"Baiklah, aku mengerti. Lebih baik aku berhenti mengatakan hal ini. Padahal, tadinya aku ingin menawarkan diri untuk membantu kalian." kata Dennis, semakin membuat Alexa bingung dan terkejut.

"Dennis.."

"Selamat berlatih, Alexa."

"Dennis, tung--"

Sayangnya, sebelum Alexa sempat berkata-kata, para anggota yang lain telah tiba dan memasuki ruangan itu secara bergerombol dan bersamaan.

Dennis kembali ke kursinya yang terletak cukup jauh dari kursi tempat Alexa berlatih bersama dengan Zahra dan Zac.

Kini, Alexa merasa sedikit tidak enak hati. Apa yang harus dilakukan olehnya? Apakah ia perlu meminta saran dari Dennis, atau bahkan dari Aunty Elise?

"Selamat pagi, Alexa." sapa Zac ramah, namun tiba-tiba mengagetkan Alexa.

"Eh, kamu sedang melamun ya? Mengapa kamu kaget, Alexa?" ucap Zahra.

"Ah, tidak. Tidak apa-apa. Ayo kita mulai." jawab Alexa.

"Tunggu." sela Zac.

"Ng? Kenapa Zac?" tanya Zahra.

Zac membalikkan tubuh dan merogoh-rogoh ke dalam tas ransel yang diselempangkan di belakang kursinya, lalu..

"Ini. Sebelum memulai, ayo kita makan roti. Jika kalian belum sarapan, roti ini adalah pilihan terbaik untuk membantu konsentrasi kita." kata Zac dengan tersenyum ramah.

Kedua gadis itu terkesima dan hampir meneteskan air liur, karena mereka berdua jelas-jelas belum sarapan.

"Uwaahh.. terima kasih, Zac!! Kamu memang senior yang paling baik kepada kami. Darimana kamu tahu bahwa aku paling suka sandwich? Hehehe." ujar Zahra.

Sementara Zac berbicara akrab dengan Zahra, Alexa kembali berpikir..

Tidak mungkin Zac akan berbuat demikian tanpa suatu alasan. Aku yakin Zac adalah seorang yang baik hati. Lagipula, semua itu hanya spekulasi dan perkiraan. Zac sangat berbakat dan tulus mengajari kami. batin Alexa, sambil sesekali mengamati Zac.

"Ng? Ada apa, Alexa?" tanya Zac, dengan sekejap memecah lamunan Alexa.

"Ah, tidak. Bukan apa-apa. Ayo kita mulai setelah menghabiskan roti yang kelihatan lezat ini. Aku mau rasa ham dan keju." balas Alexa dengan ceria, seketika mengabaikan semua keraguannya terhadap Zac.

"Hehehe. Itu baru Alexa. Semangat!!" ucap Zahra yang sudah mulai memakan rotinya, sambil cengar-cengir.

Mereka pun menikmati roti sandwich yang dibawa oleh Zac, serta merasa semakin bersemangat untuk meneruskan latihan mereka.

Lalu..

"Cih, kurang ajar kau, Zac. Belum cukupkah kamu merebut semua perhatian itu? Aku pasti akan menjatuhkan dirimu, berserta kedua orang gadis bodoh itu." gumam seseorang secara misterius dan diam-diam dari kejauhan.

Mata dan suara di balik Alexa, Zahra, dan Zac ini belum pernah menunjukkan identitas dan karakter aslinya. Siapakah orang itu?

Terpopuler

Comments

JW

JW

Bagus pink 😊

2020-04-18

1

BlueG

BlueG

Baguss 😉😎

2020-04-18

1

janet lee

janet lee

Menarik deh jln ceritamu pink 💖💖 ditunggu up selnjutny

2020-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!