Bab 8

9 hari sebelum kompetisi..

"Alexa, haruskah kita meminta saran dari Hoon?" ucap Zahra.

"Iya, boleh juga. Hoon lebih berpengalaman daripada kita berdua." balas Alexa.

Mereka mencari Hoon di One Solution, namun anehnya lelaki itu tidak ada di sana.

"Aneh. Coba kamu hubungi dia. Mungkin dia sedang tidak enak badan atau ada sesuatu yang terjadi, karena tidak biasanya Hoon tidak datang." pinta Zahra kepada Alexa.

Alexa mengangguk, lalu keluar dari ruangan pertemuan tim dan menghubungi Hoon.

"Halo?" suara Hoon terdengar dari telepon genggam Alexa.

"Hoon-ah. Ini aku, Alexa. Kamu berada dimana sekarang?"

"Aku sedang berada di luar kota. Kenapa Alexa?"

"Oh begitu. Maaf mengganggu."

Alexa hendak menutup telepon, namun--

"Tunggu." kata Hoon.

"Ya? Ada apa?" tanya Alexa.

"Haha. Kamu memang tidak pernah bertanya tentangku, Alexa. Hmm, tapi itu wajar juga, karena kamu akan mengikuti kompetisi dan kamu sudah pasti masih memikirkan tentang masalah keluargamu."

Perkataan Hoon membuat Alexa sedikit terkejut, lalu bertanya; "Apa maksudmu? Apakah telah terjadi sesuatu padamu, Hoon-ah?"

"Benar. Sesuatu telah terjadi padaku."

Alexa semakin penasaran dan sedikit khawatir. Tidak biasanya Hoon akan berkata terang-terangan bahwa ia memiliki sebuah masalah, karena biasanya sifatnya hampir sama dengan Alexa dalam hal ini.

Lelaki itu bukan hanya tidak pernah mengaku kesusahan atau sedang bergumul, ia bahkan selalu tertawa dan bercanda, seolah apapun yang negatif tidak pernah terjadi padanya. Namun, Alexa pernah berpikir mengenai hal ini. Tidak mungkin seseorang tidak memiliki masalah apapun dalam hidupnya, sesempurna apapun orang itu.

Kini, Alexa berharap agar dirinya dapat mengenal Hoon lebih dalam lagi. Alexa yang pada dasarnya mewarisi sifat ayahnya yang kurang sabar dan selalu secepat kilat dalam berpikir dan bertindak akhirnya bertanya lagi kepada Hoon; "Apa yang terjadi padamu, Hoon-ah? Beritahu aku."

"Tidak, bukan apa-apa kok. Aku tidak ingin membebanimu, Alexa." jawab Hoon dengan nada ceria.

Alexa mengernyitkan dahi dan berkacak pinggang, meski Hoon tidak dapat melihatnya. Lagi-lagi ia mendengar respon seperti ini dari salah satu orang yang dipedulikannya.

"Hoon-ah. Aku bertanya sekali lagi. Apa yang terjadi padamu? Atau kamu benar-benar tidak berniat untuk memberitahuku?" tanya Alexa, dengan nada suara yang sedikit ketus.

"Hmm.. maafkan aku, Alexa. Aku hanya senang mendengar suaramu di saat aku kehilangan seorang temanku."

DEG

Seketika, wajah Alexa terlihat sedih dan menyesal. Ia pun dapat mengira-ngira lokasi Hoon saat ini.

"Hoon-ah.. apakah kamu sedang berada di rumah duka?" kata Alexa, suaranya melembut dan sedikit bergetar.

"Benar. So Hee, temanku yang dulu pernah berkunjung ke One Solution.. baru meninggal karena penyakit leukimia."

"Ah.. maafkan aku.. Hoon-ah."

Mendengar nada suara Alexa yang amat sedih dan melemah itu, Hoon langsung berkata; "Aku tidak apa-apa, Alexa. Kamu harus kuat ya. Kamu adalah andalan One Solution tahun ini."

"Hoon-ah.." Alexa sedikit terisak.

"Alexa, aku tidak apa-apa. Maafkan aku karena sudah membuatmu khawatir." ucap Hoon.

"Tidak, ini sama sekali bukan beban untukku. Aku hanya ingin mengenalmu.. lebih dalam lagi, Hoon-ah."

Hoon tertawa kecil, kemudian menjawab; "Alexa, kalau kamu begini terus, bisa-bisa aku tak tahan lagi untuk tidak menyatakan perasaanku padamu."

Wajah Alexa merona, meski tidak terlihat. Ia berkata; "Hoon-ah.. aku.."

"Hmm?"

"Aku.. suka.. padamu..."

Hoon sedikit bengong, karena tidak menduga perkataan yang hendak diucapkan oleh Alexa ini.

"Ma--maksudku.." Alexa langsung berusaha menutup hatinya kembali, karena tidak mendengar respon dari Hoon.

"Kalau begitu, kita pacaran saja Alexa."

DEG

Wajah Alexa memerah seperti apel. Ia hanya meneguk ludah dan menyentuh dadanya yang berdebar dengan salah satu tangannya.

"Saat ini kamu pasti amat tersipu dan tidak dapat berkata apa-apa. Kamu benar-benar imut dan manis, Alexa." ucap Hoon dengan nada ceria dan jahil.

"Hoon-ah.. itu--itu tidak benar!" balas Alexa secara spontan. Suaranya amat gugup, sehingga ia pun menyerah untuk menutupinya.

"Hahaha. Andaikan aku berada di sana saat ini. Ucapkan lagi padaku saat aku kembali ya, pacarku." goda Hoon.

"H--Hoon--"

"Dah, aku tutup dulu ya."

"..…"

Alexa hanya dapat terdiam dan menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya setelah Hoon menutup telepon.

"Ahh!! Bagaimana ini? Mana mungkin aku mampu mengatakannya dua kali?" Alexa bergumam seorang diri sambil menjerit dalam hati.

Kuharap Hoon tidak apa-apa. Aku ingat So Hee adalah teman masa kecilnya.. Aku jadi ingin menemaninya saat ini. batin Alexa.

Alexa pun kembali ke dalam ruangan, lalu berjalan menuju kursi di dekat Zahra.

"Bagaimana? Apa kamu sudah bertanya kepada Hoon?" tanya Zahra.

"Mmm.. belum. Saat ini Hoon sedang berduka." jawab Alexa dengan wajah sedih.

"Astaga.. kasihan sekali dia. Baiklah, kita bertanya pada Zhen saja, Alexa. Dia juga senior kita." kata Zahra.

Alexa pun setuju. Kemudian, mereka mendekati Zhen dan mulai bertanya.

"Boleh saja. Namun, Alexa kamu kan juga termasuk senior. Beda dengan Zahra yang masih baru." kata Zhen, sedikit bingung karena Alexa meminta saran darinya.

"Benar, Zhen. Namun, tetap saja kamu jauh lebih berpengalaman dariku. Kami berdua ingin belajar darimu, karena kami tahu bahwa kamu sangat ahli dalam teknik fotografi ganjil dan motion blur. Yang biasa kami lihat bahkan adalah perpaduan misterius antara keduanya." jawab Alexa.

Meski sudah saling mengenal, Zhen memang agak sulit membagikan ilmu dan hal apapun tentang dirinya.

Lelaki itu agak misterius dan cukup pendiam. Ia sepertinya masih kurang mempercayai orang lain, bahkan teman-temannya di One Solution. Tidak semua anggota mengenal dan memahaminya dengan baik.

Alexa masih menunggu respon dari Zhen. Namun, kelihatannya Zhen memang tidak tertarik atau keberatan untuk membantunya. Alexa bukan tipe orang yang mudah tersinggung oleh hal seperti ini, meski ia sering membantu sesama anggota tim, termasuk Zhen. Alexa pun hendak berpaling dan beralih ke Dennis, namun--

"Biar aku saja yang membantu kalian."

"Zac!" seru Zahra.

Zac tersenyum kepada Zahra dan Alexa. Ia mulai mengajak kedua orang gadis itu duduk bersama untuk membahas ide mereka.

"Untung masih ada kamu, Zac. Bila tidak, kami tidak tahu harus bertanya kepada siapa. Kalau tidak terpaksa, kami tidak ingin merepotkan Aunty Elise." ucap Zahra blak-blakan.

Zac tertawa, lalu membalas; "Benar. Aku ingin membantu kalian, karena kalian seperti adik-adikku. Tentu saja kita tidak boleh merepotkan Aunty Elise. Ingat betapa banyaknya usaha dan pengorbanan yang telah beliau berikan bagi kita semua dan tim ini."

Alexa dan Zahra menyetujui perkataan Zac.

"Dulu saja aku pernah terkena masalah di tim ini, lalu satu-satunya orang yang membantuku adalah Aunty Elise." kata Zac tiba-tiba.

Kedua gadis itu menatapnya dengan penasaran.

"Hahaha. Kalian ingin tahu?"

Keduanya mengangguk.

"Dulu aku juga pernah mengikuti lomba berpasangan seperti kalian. Saat itu kalian berdua masih belum bergabung dengan One Solution, jadi tentu saja kalian tidak tahu." kata Zac.

"Oh ya? Dimana lokasi lomba saat itu?" tanya Zahra.

"Di New Delhi."

"India?? Kalau begitu, apakah pasanganmu saat itu adalah Ritu?" ucap Zahra dengan kilat mata penasaran dan tidak sabaran.

Zac tersenyum miring, lalu menjawab; "Bukan. Pasanganku saat itu bukan Ritu."

"Lalu, siapa pasangan yang membantumu?" desak Zahra.

"Itu.." Zac ragu-ragu untuk menjawab, namun tatapannya tertuju pada seseorang.

"Alice?" bisik Zahra.

"Benar." jawab Zac pelan.

"Gila.." gumam Zahra.

Gadis bernama Alice itu memang jarang berbicara dengan siapapun dan selalu menolak untuk mengikuti lomba berpasangan.

Gadis berusia sekitar 26 tahun, asal Inggris itu sifatnya sedikit angkuh dan judes. Namun, ia memiliki pesona tersendiri. Bahkan, banyak lelaki tergila-gila pada kecantikan dan kemampuan memotretnya.

Ia dikenal sebagai ratu es atau 'fotografer warna solo', karena kecenderungannya untuk bermain dengan warna pada objek dan impresi negatif yang kontras dengan warna yang dipilihnya tersebut. Teknik memotretnya itu selalu menghasilkan gambar-gambar yang berani, unik, berisiko, dan menarik. Namun, karena berisiko, teknik tersebut juga rentan gagal. Hanya Alice dari sedikit anggota One Solution yang dapat menyempurnakan teknik itu.

Sayangnya, mereka tidak begitu dekat atau berani macam-macam dengan Alice. Apalagi, kini Zac memberitahu mereka bahwa ia terkena masalah serius ketika harus berlomba secara berpasangan dengan Alice.

"Kalian tidak tahu.. Alice itu sangat menyeramkan. Dia memiliki latar belakang, keluarga, dan ambisi yang berbeda dengan kita. Saat itu, aku pun tidak begitu mengenalnya. Namun, setelah mengenalnya.. aku yakin tidak akan ada orang yang berhasil menjadi temannya." ucap Zac pelan, wajahnya terlihat serius dan sedikit murung.

"Baiklah, kami mengerti. Terima kasih karena telah bersedia untuk membantu kami. Sekarang, mari kita bahas konsep lomba tahun ini." kata Alexa, mengalihkan suasana.

Akhirnya, mereka melupakan sejenak cerita misterius mengenai Alice maupun Zhen. Yang mereka tahu pasti adalah tidak mungkin ada yang berniat buruk terhadap sesama anggota tim, karena Aunty Elise pasti akan menyingkirkan orang seperti itu sebelum mampu bertindak. Selain itu, fokus mereka tentunya adalah lomba tahun ini.

Zac pun mengajari Alexa dan Zahra secara lebih mendalam dan efektif mengenai teknik komposisi prespektif, teknik pergerakan kamera, teknik ganjil dan tipuan, serta kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan harus dihindari dalam seni fotografi oleh kedua orang gadis tersebut.

Sementara itu, di sebuah kursi lain yang berjarak sekitar 4 meter dari tempat duduk mereka bertiga, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan dingin dan misterius.

"Rupanya kamu telah menemukan 2 mainan barumu, Zac."

Orang itu bergumam sejenak dengan ekspresi yang tidak terbaca, lalu meneruskan latihannya tanpa melihat kembali ke arah Alexa, Zahra, dan Zac.

Terpopuler

Comments

Linda Yanuarta

Linda Yanuarta

yg ini jg bagus ceritanya 😊

2020-04-14

1

Matcha Cookies

Matcha Cookies

menarik 👍🏻

2020-04-09

1

Cookie Monster

Cookie Monster

bagus jg cerita ini pink. semangatt! ! !

2020-04-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!