Ali terdiam mendengar teriakkan kesal ayah nya dan Racka.
"umm...maaf... baiklah Ali akan diam..."ucap Ali pasrah.Ali menunduk kan kepala nya.tidak berani menatap Beni sang ayah dan Racka.
"jadi begini om.."
"saya sebagai laki laki,tidak boleh lari dari tanggung jawab saya...om pasti juga tahu kan?"
"ya...lelaki sejati memang harus bisa bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan nya!"jawab Beni tegas.
"jadi...apa yang akan kamu pertanggung jawabkan atas Putri saya?"tanya Beni langsung.
deg!
deg!
deg!
Rangga dan Ali merasakan degup jantung yang tak biasa mereka rasakan.
"*loh kok aku jadi tegang gini ya? perasaan...pas ngadapin guru killer di sekolah gak gini amat deh"batin Rangga.
"ah...aku deg deg an nih...gak kebayang sama reaksinya ayah sama kakak"batin Ali frustasi*.
"huuuffft..."Rangga menghela nafas nya sejenak, untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"sebelumnya maaf om,kak..dan Tante.."ucap Rangga.
"maaf kan saya karena...hah..."
"....maaf karena... beberapa hari yang lalu...saya...men..men..menci...mencium putri anda!"seru Rangga lantang,dia menunduk kan kepalanya.tanda bahwa dia amat m Nursal atas apa yang telah di lakukan beberapa hari yang lalu.
semua orang terkejut dengan ucapan Rangga.
Ali hanya bisa menutup mata nya,dan menutup telinga nya dengan kedua tangan.
dan...
buggh!
Racka langsung mendaratkan kepalan tangannya di wajah tampan Rangga.
buggh!
sekali lagi kepalan keras tangan Racka mengenai wajah Rangga.
"aww...sshh... maaf kan saya"ucap Rangga, sedikit meringis akibat pukulan dari Racka.
Racka duduk kembali di samping beni yang sudah tidak memasang wajah bersahabat,seakan singa yang hendak menerkam mangsanya.
"wah...berani sekali kamu!"ucap Beni geram,dan sudah menunjukkan taringnya.
"maaf kan saya om!saya akan bertanggung jawab atas perbuatan saya!"seru Rangga,menatap Beni penuh permohonan.
"Ali!"panggil beni, dengan suara tak bersahabat pada Ali.
Ali membuka matanya,membuka tangan nya yang menghalangi telinga nya.
"apa benar?"tanya Beni.
"iya ayah"jawab Ali menundukkan kepalanya dalam.
"maaf... seharusnya Ali bisa menjaga diri Ali, setelah kak Racka lulus.dan tidak bisa melindungi Ali"Ali mengakui kesalahannya.
"bagaimana cara kamu akan bertanggung jawab?"sekarang Beni bertanya pada Rangga.
Rangga menatap Beni, memikirkan sesuatu.
"hmm...saya...saya akan menjadi pacar Ali dan akan melindungi nya mengganti kan kakak nya"ucap Rangga, tidak menemukan ide yang akan membuat Beni senang.
"pacar?"tanya Beni dan Racka bersamaan.
"i...iya om"jawab Rangga agak ragu setelah melihat tatapan membunuh dari dua orang lelaki yang akan menjadi ipar dan mertuanya ini.pikir Rangga.
sudah seperti sidang saja,suasana di ruang keluarga.suasana nya hening mencekam, keringat dingin sebesar bulir jagung sudah mengalir di tubuh Rangga.Beni dan Racka sudah seperti hakim,dan Rangga sebagai terdakwa harus menghadapi hakim.
dan tentu saja Ali sebagai korban nya.
"tidak!"sekali lagi Racka dan Beni kompak atas ketidak setujuan mereka atas ide pertanggung jawaban yang Rangga utarakan.
"ehhmm... kenapa om...gak setuju?"Rangga memberanikan diri nya untuk bertanya.
"kenapa kamu bilang?"tanya Beni tidak senang.
baru kali ini Rangga merasakan percaya diri nya menghilang, meninggalkan nya entah kemana.uhh...lebih menakutkan menghadapi papa dan mama nya,atau guru killer di sekolah.
"sayang... ponsel ayah di mana?"tanya Beni lembut. setelah Beni merogoh seluruh kantong yang ada di pakaian nya.mencari keberadaan benda pipih.
dan masih sempat nya Beni memanggil istrinya mesra seperti biasa nya.membuat semua orang memandang Beni heran, yang berubah 360° jika berhadapan dengan istrinya.
"ponsel ayah ada di kamar, tunggu sebentar ya...bunda ambilkan dulu"jawab Ningsih bunda nya Ali.
"tidak!kita ambil bersama"seru Beni beranjak dari duduk nya, menghampiri Ningsih.
"Racka!awasi mereka!"perintah Beni.
"siap kapten!"jawab Racka tegas.
Racka menatap Rangga dan Ali bergantian, memandang tajam Rangga dan menatap khawatir Ali.
khawatir jika nanti Ali akan mendapatkan hukuman dari sang ayah.
Racka yang memandang kedua nya,membuat Rangga dan Ali menjadi salah tingkah.
"kak...maaf"ucap Ali lirih,tapi masih bisa di dengar dua orang laki laki yang ada di ruangan itu.
Racka hanya diam saja, tidak menjawab permintaan Ali.
"kak...bilang ayah dong...kalau Ali gak salah!pleeeesssss.....!"pinta Ali.
"dia nih yang salah!*tunjuk Ali tidak suka pada Rangga.
"masak ya kak...Ali bangunin dia baik baik, karena di suruh guru.tapi dia malah marah marah.terus pakek acara ciu...eh...ah... yang itu pokok nya"pinta Ali.memandang Racka penuh harap.
"yang itu apa?"tanya Rangga kali ini.
"eh...jigong!ga usah nyambung nyambung.diqm aja!"teriak Ali kesal.
"siapa yang jigong?"balas Rangga berteriak.
tuk!
"aww...shh..siapa sih yang lempar lempar?"ucap Rangga kesal melihat sekeliling nya.
Racka memandang tajam Rangga.
ciut lah sudah nyali Rangga untuk memarahi orang yang melempar nya dengan tutup botol air mineral.
"berani sekali kamu berteriak pada adik ku?"tanya Racka.dia berdiri,berjalan menuju Rangga yang sudah menciut.
"wah...ada apa dengan ku?tak bisa ku percaya bahwa ada saat nya aku jadi menciut gini"batin Rangga.
"maaf kak!"ucap Rangga.
"aku hanya tidak suka dengan panggilan yang di berikan nya"ujar Rangga,enggan menyebutkan kata "jigong".
"marahin aja terus dia kak!jangan di kasih ampun!"hasut Ali.
"...lebih baik kalian berdua diam!"pinta Racka,duduk di samping Rangga.
"eh.."Rangga menggeser duduk nya,agar tidak terlalu berdekatan dengan Racka.
"diam di tempat atau kamu mau ini?"tanya Racka menunjukkan kepalan tangan nya.
"hehe...duduk di samping kakak aja"jawab Rangga cengengesan.
Rangga tidak percaya apa yang telah di lakukan nya selama di rumah Ali.tidak seperti biasanya dia seperti orang lain saja.tidak ada Rangga yang cool gagah berani.
sesaat kemudian datang lah Beni dan Ningsih,lalu duduk di tempat mereka semula.
Beni meminta semua orang untuk menunggu sebentar.lalu ruang tamu jadi hening kembali.
terlebih Beni tidak mengeluarkan suara nya,Beni hanya diam seribu bahasa.
setengah jam lamanya menunggu masih dengan suasana hening.akhirnya yang di tunggu tunggu datang juga.
pelayan di rumah Beni membawa dua orang. sepasang suami istri, yang terlihat sangat kelelahan karena harus segera sampai di kediaman keluarga Kusuma.
Rangga sangat mengetahui siapa yang datang dengan tergesa-gesa itu,dan tentu saja dia terkejut dengan kedatangan kedua orang dewasa itu.hanya Racka dan Ali lah yang memandang bingung dengan kedatangan kedua orang dewasa itu.
"glek!"Rangga kesusahan menelan Saliva nya.
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke 😘😘😘
Terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣Eaaaaa beneran langsung di suruh nikah tuh mereka berdua, buktinya orang tuanya Rangga sampe datang ke rumah keluarganya Ali🤣🤣🤣
2021-02-16
1
Yudi
waaaoowww mantap langsung ta'aruf aja 👍👍👍👍👍
2020-09-12
2
noname
langsung nikah hihi
2020-06-19
4