Ali dan Racka telah sampai di sekolah, mereka turun dari motor lalu membuka helm yang di pakai di kepala mereka.
Sejak kemunculan motor Racka di gerbang sekolah, itu sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi baik anak baru maupun anak murid yang lama.
Para siswa lama tentu saja mengenal siapa pemilik motor itu. Dia adalah siswa tampan yang masih menjabat sebagai ketua OSIS saat ini. Siwa laki laki yang di kenal ramah pada siapa pun. Tapi... jika sudah menyangkut tentang peraturan sekolah , apa lagi yang melanggar peraturan itu. Jangan pernah berharap mendapatkan sikap ramah yang biasa nya di tampilkan oleh Racka.
Racka sudah terbiasa menjadi pusat perhatian para siswa dan para guru, apalagi sekarang Racka bersama dengan gadis cantik yang memakai aksesoris MOS nya. Jika orang orang tidak mengetahui bahwa ia sedang menjalankan tugas nya pada masa orientasi siswa, mungkin saja dia akan di kira orang gila yang kabur dari rumah sakit.
Racka yang menjadi pusat perhatian para siswi sedang kan Ali menjadi pusat perhatian para siswa. Apa lagi jika bukan di karena wajah cantik nya yang alami tanpa make up, tidak seperti para siswi yang, yah... yang tebal bedak nya.
Ali hanya cuek bebek saja mendengar bisikan para penggemar kakak nya, dan... tentu calon para penggemar nya juga.
"Astaga... siapa perempuan yang sedang bersama pangeran ku?"
"Apa gadis cantik itu kekasih nya pacar ku?"
"Tidak! kenapa dia harus lebih cantik dari ku, huwaa... seperti nya level Racka adalah gadis cantik yang tidak bisa berdandan seperti itu!"
"Jika aku menghapus kan make up ku, apa Racka akan berpaling dari nya dan melihat diri ku?"
"Hei apa kau kira diri mu cantik jika bedak ini tidak menempel di wajah mu?"
Dan masih banyak lagi yang mereka ghibah kan ketika melihat Racka dan Ali melewati mereka. Dan tentu saja akan ada gosip yang segera beredar setelah ini.
Racka mengantarkan Ali ke aula besar sekolah. Karena sebentar lagi upacara bendera akan segera dimulai. Lalu setelah itu MOS juga akan segera di mulai, dan hari ini Racka akan menyampaikan beberapa patah kata untuk penyambutan murid murid baru.
" Tas kamu letakkan di situ aja! ayok ikut kakak bentar lagi upacara di mulai" Ajak Racka lalu merangkul pundak Ali.
Mereka meninggalkan aula yang sudah heboh seperti kedatangan idol saja, ketika melihat Racka dan Ali.
Mungkin para siswa yang melihat kejadian itu merasa bahwa telah terjadi adegan romantis di hadapan mereka seperti syuting film.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah.
"Kak gak usah rangkul rangkul! ketek mu bauk tauk" gerutu Ali melepaskan rangkulan yang di berikan Racka.
" Enak aja bilangin ketek kakak bauk , kakak tu udah mandi kembang tujuh rupa, terus pakai deodoran yang wangi nya gak bakal ilang ilang selama tujuh hari walaupun gak mandi" Ucap Racka kesal di bilang bau oleh adik nya.
Ali yang mendengar kata kata mutiara yang terlontar kan dari mulut Racka hanya bisa berekspresi jengah seakan mengatakan "Terus gue harus bilang wow gitu"
"Eh itu muka biasa aja Napa?" gerutu Racka menyentil kening Ali ketika melihat ekspresi Ali yang mengatakan bahwa ia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Racka.
"Aww shh sakit ogeb gak usah sentil sentil jidat orang!" Kesal Ali.
"Eh itu mulut mau di cabein? kata pak ustadz kagak boleh bilang ogeb ke kakak! boleh nya kakak yang boleh bilang ogeb ke Adek nya" seru Racka.
"Aah... terserah lah kak" Ucap Ali mengalah.
Ali berjalan duluan meninggalkan Racka di belakang nya. Dan tentu saja Racka harus berlari kecil mengejar sang adik, yang tengah menjadi pusat perhatian para lelaki.
Bertepatan dengan Racka dan Ali sampai di lapangan upacara, bel tanda upacara segera di mulai telah berbunyi.
Saat para OSIS yang bertugas sedang mengatur barisan para siswa baru. Datang lah seorang laki-laki seenaknya saja berdiri di salah satu barisan yang sudah tersusun rapi. Dan itu di lihat oleh Racka.
Karena upacara akan segera di mulai,Racka melepaskan siswa itu saat ini, tapi tidak dengan selesai upacara bendera.
Lalu mulai lah upacara bendera Senin sesuai dengan harapan Racka. Setelah upacara bendera selesai, Racka dan anggota OSIS lainnya mengumpulkan para siswa yang mengikuti MOS di lapangan.
Semua nya di suruh untuk berbaris, dengan barisan dua perempuan dan dua barisan laki laki.
Salah satu anggota OSIS melihat siswa laki-laki itu, dia mengernyitkan dahi nya menatap siswa baru itu yang tidak memakai aksesoris MOS nya. Tidak! bukan anggota OSIS yang melihat nya, tapi... ketua OSIS nya sendiri lah yang langsung melihat kejadian itu. Ya itu adalah Racka.
Dan laki laki yang dengan berani nya tidak memakai aksesoris MOS itu adalah Rangga.
"Mana aksesoris MOS kamu?" Tanya Racka menghampiri Rangga.
"Maaf kak, saya tidak bisa mempertahankan aksesoris yang saya pakai tadi" Jawab Rangga santai.
"Kenapa?" Tanya Racka.
" Tadi di jalan saya ketemu sama makbun dan anak kecil kak" Jawab nya lagi.
"Apa hubungannya aksesoris kamu dengan makbun dan anak kecil? dan... apa itu makbun?" Tanya Racka lagi.
"Kakak gak tau apa itu makbun?" Rangga malah balik bertanya pada Racka.
"tidak!" Jawab Racka cepat.
" Apa itu sejenis makanan?" Tanya Racka lagi lagi.
" Bukan! makbun itu adalah singkatan dari mamak bunting kak!" Ucap Rangga biasa saja, sedang kan para siswa yang lainnya harus menahan tawa mereka atas ketidak tahuan Racka tentang kata makbun yang di sebut Rangga tadi, dan Racka malah mengira bahwa makbun itu adalah nama makanan.
Tapi ada satu orang yang dengan berani nya
melepaskan tawa nya, sontak saja ketiga orang itu menjadi pusat perhatian para siswa.
Dan siswa yang dengan berani nya tertawa itu adalah Ali. Adik Racka sendiri yang menertawakan nya.
"Hei kamu kenapa tertawa?" Tanya Racka dengan mode garang nya.
"Ppfftt... ekhm... hmm... maaf kak" Jawab Ali yang masih dengan sisa tawa nya.
"Baiklah kamu saya maaf kan! dan kamu jawab dengan benar dan jujur pertanyaan ku" Seru Racka lantang bermaksud untuk menghentikan tawa adik nya.
"Jadi... kenapa kamu tidak memakai aksesoris MOS?" Tanya Racka lagi.
"Petai cina yang di jadikan kalung saya di minta oleh mamak bunting yang sedang ngidam. Dan untuk pita yang di semat kan di rambut saya dan sepatu saya, di minta oleh anak kecil yang menangis untuk di belikan pita itu, jadi dengan lapang dada dan dengan hati yang ikhlas saya memberikan pita saya pada adik itu, agar dia tidak menangis lagi" Ucap Rangga panjang lebar menjelaskan kronologi yang tidak pernah terjadi.
bersambung
Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke 😘😘😘
Terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Fitri Chan
pandai kali lah tuh si Rangga cari alasan🤣🤣
2021-06-26
0
🖤리카𝘌𝘓𝘍98🖤
🤣🤣🤣🤣🤣Jangan mau di kibulin sama Rangga, Rangga itu emang sengaja gk bawa aksesoris buat MOS dia malu mungkin kalo dikatain pasien RSJ kabur🤣🤣🤣
2021-02-16
3
Asih Widayanti
berarti ak maklap thorrrr...mamak lapar 😂😂😂😂
2021-02-16
2