Happy Reading and Enjoy 😊😊
****
"Tapi kita belum belajar sampai situ, Bu," protes Rani.
"Ada yang bisa menjelaskan, tolong maju ke depan soal nomor satu, silahkan?"
Nadhira memutar otak mencoba memecahkan soal matematika di hadapannya itu, namun tak lama kemudian, Nando sudah mengangkat tangan kanannya.
"Oh bagus, silahkan Nando." perintah Bu Susi.
Nando berhasil mengerjakan soal matematika mengenai algoritma itu dengan mudah.
"Wah... pintar, gak sia-sia kamu masuk ke sekolah ini, silahkan kembali nak." Senyum Bu Susi.
"Karena sudah ada yang paham, silahkan kerjakan sekarang!"
Semua murid saling menggerutu dan memandang ke arah Nando yang tersenyum bangga.
"Anak baru aja sombong," gumam Nadhira.
"Gue gak sombong, gue tuh pintar," bisik Nando meledek Nadhira.
"Awwwww."
Nadhira melempar Nando dengan pulpen namun tak sengaja malah mata kanan Nando yang terkena lalu memerah.
"Ada apa itu?" tanya Bu Susi.
"Mata saya Bu, di timpuk sama dia nih," tunjuk Nando pada Nadhira sambil mengucek matanya.
"Jangan dikucek ganteng, nanti iritasi! ayo Nadhira minta maaf!"
"Saya gak sengaja, Bu, kelempar tadi pulpennya pas saya lagi nulis."
"Minta maaf, apapun alasannya!"
"Iya Bu, maafin aku ya?" Nadhira memasang wajah memelas sambil tersenyum.
Manis juga nih cewek, eh apa-apaan nih, bisa-bisanya gue bilang dia manis, cih...
"Hoy! maafin aku ya." Nadhira mengulangi ucapannya.
"Iya," Jawab Nando datar.
"Ya sudah Nadhira kamu antar Nando ke UKS periksakan matanya sama Bu dokter Evi."
"Apa? kok saya Bu, kan dia bisa jalan sendiri?"
"Kan yang lempar pulpen ke dia kamu."
"Tapi gak sengaja, Bu." Rengek Nadhira.
"Tapi saya maunya kamu yang tanggung jawab, ada tapi lagi?" Bu Susi menatap tajam sambil membuka kaca matanya.
"Eng- enggak, Bu , baik saya laksanakan, ayo Nando saya tunjukan jalan ke UKS nya."
Nadhira menarik lengan Nando.
"Gue bisa jalan sendiri." Nando menepis .
"Bagus kalau gitu," bisik Nadhira.
Nadhira terpaksa mengantar Nando ke ruang UKS meninggalkan kan ruang kelas dimana para sahabatnya sedang menertawakan kelakuan Nadhira dan Nando.
"Siap-siap elo buat kartu kuning, Yun," bisik Rani yang di balas dengan acungan ibu jari dari Yuna.
****
Nadhira membawa Nando menuju ruang UKS. Di sana sudah berada Dokter Evi Kusuma selaku penanggung jawab kesehatan murid-murid SMA Harapan 1.
Nadhira mengetuk pintu ruang UKS, karena tak ada jawaban akhirnya dia langsung membuka pintunya.
“Pantesan aja gak denger dia asik karaoke online rupanya.”
Gumam Nadhira.
Masih belum sadar dengan keberadaan Nadhira dan Nando, Nadhira memegang kedua bahu Dokter Evi.
“Woooyyy…! Asik bener..!”
Dokter Evi terkejut dengan wajah langsung memerah karena malu.
“Eh Nadhira, ngagetin aja.” Ucapnya.
“Lagian diketok dari tadi gak nyaut.”
“Hehehe maaf, Nad, lagi asik nyanyi, eh siapa nih ganteng banget?”
“Idih, hueeeekkk.”
Nadhira memasang tampang mual.
“Wah songong nih cewek.”
Nando menoyor kepala Nadhira.
“Heh, sembarangan kepala gue nih main toyor aja!” sahut Nadhira kesal.
“Udah-udah stop ah, nanti jodoh lho berantem mulu, kamu siapa namanya?” Tanya Dokter Evi.
“Saya Nando, Bu.”
“Oh si ganteng ini namanya Nando toh, sakit apa ganteng?”
“Bu maaf ya aku balik ke kelas dulu, jijik banget denger dia dibilang ganteng wleeekkk.”
Nadhira menjulurkan lidahnya buru-buru keluar dari ruang UKS kembali ke kelas.
***
Bel istirahat sekolah berbunyi semua siswa serentak menuju ke kantin kecuali Nadhira di kelas itu.
“Elo gak ke kantin, Nad?” Tanya Yuna.
“Males ah.” Sahutnya.
Tiba-tiba sofi datang dari luar kelas menuju kursi nadhira namun tersandung tali sepatunya sendiri dan
Bruk….!! Sofi tersungkur dengan kepala membentur sisi meja Nadhira.
“Ya ampun sofi, benjol kan tuh kepala elo.” Nadhira dan Yuna membantu sofi berdiri.
“Gawat Nad, gawat.” Ucap Sofi panik.
“Tahan nafas, yak buang, tahan nafas, eh bentar ada wa masuk.” Ucap Yuna meraih ponselnya.
Sofi menepuk bahu Yuna, “Yun, gak bisa nafas nih.”
“Oh iya lupa gue, lagian tinggal buang nafas aja masih nunggu aba-aba gue.”
“Hahaha kalian ini lucu banget tapi garing, ada apaan sih Sof lari-larian kaya tadi?”
Tanya Nadhira.
“Ada apaan ya? Kok gue lupa ya?”
“Sofi…!”
Nadhira mengguncang bahu Sofi lalu mengguncang wajah Sofi.
“Gue kumpulin otak elo dulu nih biar inget.”
“Aduh sakit Nad, oh iya gue inget, si Eko sama Bagas berantem di kantin.”
“Apa???"
Yuna dan Nadhira berteriak bersamaan ala bintang sinetron yang wajahnya didekatkan ke lensa kamera.
"Ayo Yun, cepet kita ke kantin.” Ajak Nadhira menuju kantin segera.
***
Di kantin.
“Hei kalian pada ngapain sih?” Nadhira berusaha melerai Bagas dan Eko yang saling memukul.
“Lagi nari Nad, udah tau pada berantem pake nanya.”
Sahut Rina yang asik mengambil video perkelahian mereka.
“Rin, stop hapus gak videonya malu tau," ucap Nadhira.
“Oke gue stop.”
Belum tentu gue apus hehehehe.
“Nad emang elo jadian sama Bagas?” Tanya Eko.
“Iya tadi pagi dia nerima gue.” Sahut Bagas segera.
“Jawab gue, Nad?”
“Iya oke gue jadian sama dia tadi pagi.” Sahut Nadhira lirih.
"Apa? jadi elo mutusin gue cuma gara-gara si Bagas?"
"Enggak bukan gitu Ko, elo salah paham."
Nadhira mencoba menjelaskan pada Eko namun Eko sudah terlanjur emosi.
"Tapi elo jadian kan sama Bagas? terus apa yang mau elo jelasin, semua udah jelas kalo elo mutusin gue karena Bagas."
Nadhira menunduk.
Duh gue bingung mau jawab apa nih.
“Tuh elo denger kan? Nadhira sekarang milik gue.” Ucap Bagas bangga.
“Apa? Gue milik elo? Oke sekarang kita putus!”
Nadhira berlalu meninggalkan Eko dan Bagas yang melongo dengan perkataannya barusan.
“Nad..! Woy Nad..!” Bagas mengejar Nadhira.
“Hahahaha mampus elo belom sehari udah diputusin.”
Eko menertawakan Bagas yang mengejar Nadhira.
“Nad, please dong jangan putusin gue, salah gue apa?” pinta Bagas menahan lengan Nadhira.
“Salah elo?”
“Iya salah gue apa?” Tanya Bagas lagi.
“Salah elo karena udah bikin kegaduhan di kantin, bikin malu gue dan yang paling fatal, gue bukan milik elo!”
“Tapi elo pacar gue, wajar gue bilang elo milik gue?”
“Pacar iya oke, tapi gue bikin milik elo, karena kalo elo udah ngaku milikin gue, takutnya nanti elo bakal minta lebih dari gue, pegang-pegang gue dan segala macamnya dengan dalih gue milik elo, paham?”
“Cuma ngomong gitu doang elo langsung sensi? Gue gak ngerti cara pikir elo Nad?”
“Nah untung udah putus, coba kalo gue belum mutusin elo, itu aja elo gak ngerti cara pikir gue huh, lepasin tangan gue, please!”
Pinta Nadhira namun Bagas makin kuat menahan Nadhira dan menariknya menuju gudang sekolah.
Bruk…!
Bagas menghempaskan Nadhira jatuh ke lantai gudang.
“Elo tuh murahan Nad, sama siapa aja cowok yang nembak elo pasti elo terima, iya kan? Ngaku aja deh banyak kan cowok yang udah pegang-pegang elo bahkan lebih?”
Plak….
Nadhira menampar pipi Bagas.
“Jaga ucapan elo!”
Cuih… Bagas meludah ke lantai lalu menjambak ikatan rambut Nadhira.
********
Bersambung Guys ...
See you next chapter 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Rika93
ihhh kasar bnget deh si Bagas..untung udah diputusin
2021-04-02
0
ALICE💙💛
Idihhh si bagas ringan tangan nih, gak baik untung udah d putusin
2020-12-07
1
Wati Simangunsong
ad kah nando yg selamatin dia
2020-11-25
1